Anda di halaman 1dari 15

i

PANDUAN KEGIATAN

IN HOUSE TRAINING (IHT)


PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 TIWORO TENGAH
TAHUN 2019

i
ii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur sudah sepantasnya dipanjatkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Panduan
kegiatan pelaksanaan In House Training (IHT) Meningkatkan Kemampuan Guru
dalam Menyusun RPP K-13 Melalui IHT di SMA Negeri 1 Tiworo Tengah.
Panduan Kegiatan ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan
penyelenggaraan In House Training (IHT) Meningkatkan Kemampuan Guru
dalam Menyusun RPP Kurikulum 2013 Melalui IHT di SMA Negeri 1 Tiworo
Tengah, agar pelaksanaanya efisien dan efektf.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselenggaranya kegiatan ini, semoga segala bantuannya menjadi
ladang amaliah ibadah.
Penulis menyadari bahwa program ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis nantikan.

Labokolo, 01 Desember 2020


Penulis,

La Badi, S.Pd.
NIP. 19760315 200903 1 002

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i


KATA PENGANTAR ………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Dasar Hukum ………………………………………………………….. 4
C. Tujuan …………………………………………………………………. 5
D. Sasaran ………………………………………………………………… 5
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 6
A. Penanggung Jawab ………………………………………………….. 6
B. Narasumber ……………………………………………………………. 6
C. Kepanitiaan ……………………………………………………………. 6
D. Peserta …………………………………………………………………. 6
E. Waktu dan Tempat Kegiatan ………………………………………... 6
F. Struktur Program ……………………………………………………. 7
G. Jadwal Pelaksanaan …………………………………………………. 8
H. Evaluasi Penyelenggaraan …………………………………………... 9
BAB III PENUTUP 10
Lampiran 11

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber


daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan
imu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Hal tersebut dapat dicapai
dengan terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 Pasal 1 Tahun
2003 bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jennifers Nichols (Sudrajat, 2013-1) bahwa
ada 4 prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan yaitu (1)
fastruction should be student-center, (2) education should be collaborative, (3)
learning should have context, dan (4) school show be integrated with society. Hal
tersebut yang terkait implementasi Kurikulum 2013.
Pada dasarnya pembelajaran seharusnya berpusat pada peserta didik.
Peserta didik tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi yang
diberikan oleh guru, tetapi peserta didiklah yang mencari informasi dari materi
yang akan dipelajarinya. Selain itu pula peserta didik belajar sesuai dengan cara
dan gaya belajar masing-masing, bukan mengikuti aturan guru sepenuhnya. Hal
ini yang mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif dan bertanggung jawab
atas apa yang ia pelajari. Dengan demikian peserta didik dapat menemukan
jawaban atas persoalan dihadapi baik yang berkaitan dengan sekolah maupun
masalah yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat.
Pembelajaran yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat
memberikan keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri. Hal ini betul-betul

1
2

terjadi karena seorang guru akan memperoleh kepuasan apabila telah


melaksanakan tugas mengajar dengan baik dan akan dapat tercapai hasil belajar
secara optimal, apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik. Namun kenyataan di
lapangan proses pembelajaran masih cenderung menggunakan cara-cara
tradisional dengan model pembelajaran konvensional, yang memfokuskan pada
pemberian informasi dan pengetahuan kepada siswa dalam mentransfer
pengetahuan sebanyak mungkin.
Kurikulum 2013 pada tingkat pendidikan dasar dan menengah menuntut
peran guru bergeser dari “menentukan apa yang akan dipelajari“ menjadi
“bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.
Pengalaman belajar siswa diperoleh melalui serangkaian kegiatan yang telah
dirancang oleh guru dalam bentuk skenario pembelajaran. Untuk mencapai hal
tersebut di atas, maka sangat dibutuhkan guru yang memiliki kompetensi
menggunakan model-model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam
PBM di kelas, sehingga sasaran seperti yang tercantum dalam kurikulum dapat
tercapai dengan efektif dan efisien. Dengan demikian, pada akhirnya kualitas
belajar siswa meningkat. Dengan demikian, guru akan memiliki kompetensi
mengajar dengan menggunakan RPP K-13 yang diterapkan dalam model-model
pembelajaran, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas Proses Belajar
Mengajar.
Menurut pendapat oleh Peter Sheal (1989) sesuai dengan “Kerucut
Pengalaman Belajar” Dia menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang
hanya mengandalkan “penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses
pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 30%. Di sisi lain,
dalam melaksanakan proses belajar mengajar, kurang dari 20% guru yang
menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang selalu
mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga wajar apabila
evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang di harapkan. Dampak lain dari
proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton gurunya
mengajar dari pada memperhatikan guru mengajar. Sehingga guru yang “Jive”

2
3

apalagi memberi nilai “sera” akan menjadi favorit para siswa. Akankah hal seperti
ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan mendobrak dengan
langkah baru? Apa yang kita lakukan dalam menyikapi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) itu akan menentukan siapa diri kita sebenamya. Apakah kita
termasuk penganut status quo atau menjadi agent of change? Guru yang ingin
terjadi adanya perubahan yang lebih baik, memang bukan sesuatu yang mudah
untuk dilakukan.
Mencermati hal tersebut di atas, perlu adamya perubahan dan
pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian
tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya guna
mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan
memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting
dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu
pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain RPP K-13 yang
berguna dalam mencapai iklim PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan ) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan 1 kali pertemuan atau lebih.
Melihat penjelasan awal diatas, tentunya RPP harus dibuat dengan baik
dan benar untuk revisi terbaru sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 yang mana banyak komponen-komponen yang harus diterapkan dalam
pembuatan RPP terutama menyisipkan Literasi, PPK, HOTS dan 4C.

3
4

Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai


metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari penyusunan RPP
K-13 yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi
aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan
kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi;
dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-
ide.
Kegiatan In House Training (IHT) Meningkatkan Kemampuan Guru
dalam Menyusun RPP K-13 Melalui IHT merupakan suatu upaya meningkatkan
kemampuan guru dalam menerapkan cara berpikir pada level yang lebih tinggi
dalam proses pembelajaran. Untuk itu Kepala Sekolah bersama Panitia Pelaksana
In House Training (THT) menyusun panduan Pelaksanaan Kegiatan in House
Training (IHT) Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP K-13
Melalui IHT di SMA Negeri 1 Tiworo Tengah.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :


1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua dari
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

4
5

C. Tujuan

Secara umum panduan In House Training ini disusun bertujuan untuk


menambah pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada pendidik dalam
menyusun rencana pembelajaran.
Secara khusus, tujuan kegiatan ini adalah agar pendidik :
1. memahami komponen-komponen dalam RPP.
2. mampu merumuskan indikator-indikator KD.
3. memahami prosedur penyusunan RPP.
5. mampu mensimulasikan penyusunan RPP K-13 sesuai Permendikbud No. 22
Tahun 2016.
6. mampu menyusun instrument penilaian.

D. Sasaran

Sasaran IHT penyusunan RPP K-13 ini adalah 18 orang guru SMA Negeri
1 Tiworo Tengah.

5
6

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan IHT penyusunan RPP ini adalah Kepala SMA
Negeri 1 Tiworo Tengah,

B. Narasumber

Narasumber atau pengajar dalam kegiatan IHT penyusunan RPP K-13 ini
adalah narasumber yang berasal dari unsur dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tenggara, pengawas sekolah, dan Instruktur dari LPMP.

C. Kepanitiaan

Kepanitiaan dalam kegiatan IHT penyusunan RPP K-13 ini adalah guru
SMA Negeri 1 Tiworo Tengah.

D. Peserta

Peserta kegiatan IHT penyusunan RPP K-13 ini adalah guru-guru SMA
Negeri 1 Tiworo Tengah sejumlah 19 orang.

E. Sumber Dana

Sumber dana yang digunakan dalam kegiatan ini bersumber dari dana
pribadi kepala sekolah sebagai peserta Diklat Penguatan Kepala Sekolah.

F. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan IHT penyusunan RPP K-13 ini dilaksanakan pada tanggal 02


Desember di ruang guru SMA Negeri 1 Tiworo Tengah jalan KS. Tubun Desa
Labokolo, Kec. Tiworo Tengah, Kab. Muna Barat.

G. Struktur Program

6
7

1. IHT (1hari = 8 jam @ 45 menit)


Alokasi
No Materi Waktu
@45’
A. Umum
1. Pembukaan dan Pengarahan oleh Kepala Sekolah 1

B. Materi Pokok
2. Komponen dalam RPP K-13 1
3. Indikator Kompetensi Dasar K-13 1
4. Penyusunan RPP K-13 2
5. Simulasi penyusunan RPP K-13 2
6. Instrumen Penilaian K-13 1
Jumlah 8

Catatan:
a. Output IHT adalah penugasan untuk penyusunan RPP K-13 semua
mata pelajaran dilengkapi dengan bahan ajarnya, serta penugasan
lainnya yang diperlukan oleh sekolah.
b. Sekolah dapat mengembangkan Materi Pokok sesuai kebutuhan.
.

H. Jadwal Pelaksanaan
DIKLAT PENGUATAN KEPALA SEKOLAH TAHUN 2020

No. Waktu Hari/Tgl. Materi Pelaksana

A. Minggu, 29 September 2019


1. 07.30 – 08.30 Cek In peserta Panitia
2. 08.30 – 08.45 Pembukaan Panitia
3. 08.45 – 09.15 Sambutan dan pengarahan Kepala Sekolah
4. 09.15 – 10.00 Batasan RPP K-13 Drs. La Ode Mane Mbeu, M.Pd.
5. 10.00 – 10.45 Komponen dalam RPP Drs. La Ode Mane Mbeu, M.Pd.
5. 10.45 – 11.00 Istirahat
6. 11.00 – 11.45 Indikator KD K-13 Drs. La Ode Mane Mbeu, M.Pd.
7. 11.45 – 12.30 Indikator KD K-13 Drs. La Ode Mane Mbeu, M.Pd.
12.30 – 13.30 Ishoma
8. 13.30 – 14.15 Simulasi Penyusunan dan Drs. La Ode Mane Mbeu, M.Pd.
9. 14.15 – 17.00 Presentasi RPP K-13

Ketua,

7
8

Sunarti, S.Pd.
NIP. 19850327 201903 2 008

I. Evaluasi Penyelenggaraan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyelenggaraan kegiatan ini,
diadakan evaluasi penyelenggaraan dan evaluasi terhadap narasumber atau
fasilitator.
Evaluasi penyelenggaraan kegiatan meliputi :
Program kegiatan :
a. Kejelasan tujuan kegiatan
b. Kesesuaian materi dengan kebutuhan
c. Metode kegiatan yang digunakan
d. Alokasi waktu
Sedangkan evaluasi terhadap narasumber meliputi :
a. Penguasaan materi
b. Kesesuaian pokok bahasan/penugasan yang diberikan
c. Kehadiran/ketepatan waktu dalam penyajian materi
d. Pemberian kesempatan bertanya bagi peserta
e. Cara menjawab pertanyaan peserta
f. Penggunaan media pembelajaran
g. Penggunaan bahasa
h. Kemampuan memotivasi peserta
i. Kerapihan dalam berbusana

8
9

BAB IV
PENUTUP

In House Training (IHT) Peningkatan Kemampuan Guru Dalam


perancangan Pembelajaran Melalui : IHT penyusunan RPP K-13 merupakan suatu
kegiatan dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru khususnya dalam
kompetensi dalam memberikan pengalaman belajar yang menarik, inovatif, aktif
kreatif, dan menyenangkan bagi peserta didik di kelas.
Demikian panduan kegiatan ini dibuat agar dapat dijadikan pijakan dan
pedoman dalam pelaksanaan In House Training (IHT). Semoga kegiatan ini dapat
berjalan lancar sehingga mampu mewujudkan tujuan kita dalam peningkatan mutu
kemampuan guru dan mutu pendidikan di negeri tercinta ini.

9
10

Lampiran 1.

TATA TERTIB PESERTA


IHT PENYUSUNAN RPP K-13

Selama mengikuti kegiatan belajar dalam kegiatan ini, peserta diwajibkan :


1. Mengikuti senua kegiatan sesuai dengan jadwal yang ada.
2. Hadir diruang kegiatan 10 menit sebelum sesi dimulai.
3. Mengisi daftar hadir (pagi dan siang hari) sebelum kegiatan dimulai.
4. Tidak menggunakan sandal dan kaos ketika mengikuti sesi.
5. Aktifitas menelpon dan SMS dilakukan diluar ruang kegiatan.
6. Mengaktifkan HP pada mode getar dan/atau sunyi ketika berada di dalam
ruang kegiatan.
7. Jika karena suatu hal tidak mengikuti sesi mohon melapor kepada panitia.

10
11

Lampiran 2.
DAFTAR NAMA PESERTA
IHT PENYUSUNAN RPP K-13
PADA SMA NEGERI 1 TIWORO TENGAH
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TANGGAL 29 SEPTEMBER DAN 6 OKTOBER 2019

No. Nama Peserta NIP Mata Pelajaran

1. Sunarti, S.Pd. 19850327 201903 2 008 Bhs. Indonesia


2. Bakarudin, S.Pd. 19880513 201903 1 008 Matematika
3. La Ode Imba, S.Pd. 19900326 201903 1 010 Biologi
4. Wa Ode Iswarawati, S.Pd. 19921111 201903 2 020 Fisika
5. Alirman, S.Pd. - Ekonomi
6. Ahmad Syarif, S.Pd. - Sejarah
7. Sabarudin, S.Pd. - PKn
8. Sri Harmawati, S.Pd. - Fisika
9. Siti Julaekah, S.Ag. - Agama Islam
10. Wa Karniati, S.Pd. - Biologi
11. Rosmini, S.Pd - Bhs. Indonesia
12. Alfa Srianti, S.Pd - Geografi
13. Nurlia Wati, S.Pd. - Bhs. Inggris
14. Nur Insana, S.Pd. - Sosiologi
15. Ici Nur Aifan, S.Pd. - Matematika
16. Muhid Setiawan, S.Pd. - Penjasorkes
17. Wa Ode Yuni Astika, S.Pd. - Kimia
18. Febri Asmaul Saleh, S.Pd. - Prakarya
Wulan Suci Kriyaningsih,
19. - Seni Budaya
S.Pd.

11
12

Lampiran 3.
DAFTAR NAMA NARA SUMBER/FASILITATOR/PANITIA
IHT PENYUSUNAN RPP K-13
PADA SMA NEGERI 1 TIWORO TENGAH

PROVINSI SULAWESI TENGGARA


TANGGAL 29 SEPTEMBER DAN 6 OKTOBER 2019

No Narasumber / Fasilitator /
Jabatan / Institusi Keterangan
. Panitia

A. Narasumber / Fasilitator
Ka. SMAN 1 Peserta Diklat
La Badi, S.Pd.
Tiworo Tengah Penguatan KS
Drs. La Ode Mane Mbeu,
LPMP Narasumber
M.Pd

B. Panitia

Guru SMAN 1
Sunarti, S.Pd. Ketua
Tiworo Tengah
Guru SMAN 1
Wa Ode Iswarawati, S.Pd. Sekretaris
Tiworo Tengah
Guru SMAN 1
Sri Harmawati, S.Pd. Bendahara
Tiworo Tengah
Guru SMAN 1
Alirman, S.Pd. Sie Acara
Tiworo Tengah
Guru SMAN 1
La Ode Imba, S.Pd. Sie Dokumentasi
Tiworo Tengah
Guru SMAN 1
Siti Julaekah, S.Ag Sie Konsumsi
Tiworo Tengah

12

Anda mungkin juga menyukai