Anda di halaman 1dari 17

“Tugas Review Jurnal”

Metode Penelitian

Nama: Zevanya Angelica Putri Siagian

NPM: 221010013

Dosen Pembimbing: Yunisa Oktavia, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMUSOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2023/2024
Judul Artikel Perlindungan Hukum Terhadap Gelandangan dan Pengemis di Kota
Batam sebagai Akibat Implementasi Peraturan Daerah Kota Batam
Nomor 6 Tahun 2002 Tentang Ketertiban Sosial.
Penulis HUTAURUK, Rufinus Hotmaulana; PUTRI, Dian Eka.
Nama Jurnal Journal of Law and Policy Transformation
Nomor dan Volume, Volume 6, Number 1, Juni 2021.
Tahun Terbit
Masalah Penelitian Kurangnya efektivitas perlindungan hukum bagi gelandangan dan
pengemis di Kota Batam, Indonesia.
Kerangka Pemikiran Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
kita tentang kondisi sosial dan kesejahteraan masyarakat yang terkait
dengan kasus pengemis dan pengungsi di Kota Batam dan untuk
mempelajari upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat untuk
mengatasi masalah ini.
Metode Penelitian Studi ini menggunakan penelitian hukum empiris atau sosiologis. Ini
melibatkan wawancara dengan pejabat kesejahteraan sosial dan
komunitas, pengamatan langsung dari pengungsi dan pengemis di Batam
City, dan wawancaranya dengan pengungsi serta pengemis.
Hasil dan Bahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Peraturan Daerah
Kota Batam Nomor 6 Tahun 2020 tentang Keadilan Sosial belum mampu
sepenuhnya menangani masalah pengungsi dan pengemis di Batam.
Semua pihak yang terlibat harus bekerja sama lebih baik untuk memberi
mereka perlindungan hukum yang lebih baik.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa implementasi


Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2020 tentang Jaminan
Sosial di Batam, yang mengatur larangan perampokan dan pengusiran,
belum sepenuhnya berhasil dalam menangani masalah pemangsa dan
pengemis.
Judul Artikel PERAN DINAS SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KOTA BATAM DALAM
PEMBINAAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS
PADA TAHUN 2017-2019
Penulis Yudhanto Satyagraha Adiputra
Nama Jurnal Student Online Journal
Nomor dan Volume, Tahun Terbit VOL: 3, NO: 1, TAHUN: 2022
Masalah Penelitian Bagaimana peran Pemerintah Kota Batam melalui Dinas
Sosial dalam menertibkan gelandangan dan pengemis pada
tahun 2017-2019.

Metode Penelitian Metode Penelitian: Metode deskriptif kualitatif digunakan


untuk menilai peran sosial layanan dalam menangani
masalah pendatang dan penduduk miskin Kota Batam.
Hasil dan Bahasan Peran layanan sosial dalam menangani migran dan
pengemis di Batam City sangat penting untuk
pertumbuhan pariwisata dan kenyamanan wisatawan lokal
dan internasional. Dengan dukungan dan peran
pemerintah, kebijakan untuk pengungsi dan pengemis
dapat dibuat. Ini dapat dilakukan berkat intervensi
pemerintah, terutama layanan sosial, yang bertanggung
jawab untuk mengatur, memantau, dan memajukan
berbagai masalah yang muncul. Pemerintah Kota Batam
Kesimpulan Sebagai hasil dari studi yang dilakukan antara tahun 2017
dan 2019 tentang peran layanan sosial dan
memberdayakan masyarakat kota Batam dalam pembuatan
tempat tinggal dan pengemis, ditunjukkan bahwa
komunitas kota batam telah melakukan cukup banyak.
Namun, ada beberapa tantangan di lapangan, seperti
keyakinan masyarakat bahwa "tangan di atas lebih baik
daripada tangan di bawah" dan belas kasihan bagi mereka
yang tinggal di jalanan, terlepas dari apakah mereka dibuat
atau tidak. Oleh karena itu, layanan sosial dan
empowerment diminta untuk melakukan upaya yang lebih
besar dalam hal ini karena masalah ini dianggap trivial
oleh masyarakat.
Judul Artikel PENEGAKAN HUKUM PASAL 504 KITAB UNDANG-
UNDANG HUKUM PIDANA TERHADAP PENGEMIS
DI MUKA UMUM KOTA BATAM
Penulis Isfandir Hutasoit, Febby De Putri
Nama Jurnal LAW ENFORCEMENT ARTICLE 504 CRIMINAL
CODE AGAINST BEGGARS IN BATAM
Nomor dan Volume, Tahun Terbit VOL. 9, NO. 1, Tahun 2020
Masalah Penelitian Menyelidiki penegakan hukum terhadap pengemis di muka
umum berdasarkan Pasal 504 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana di Kota Batam dan kendala penegakan
hukum tersebut.
JMetode Penelitian Dalam penelitian yang bertujuan untuk menemukan
kebenaran, metode penelitian sangat penting. Dalam hal
ini, penelitian ini menggunakan metode seperti wawancara,
observasi, dan studi perpustakaan untuk mengumpulkan
data.
Hasil dan Bahasan Pemerintah Kota Batam, melalui Batam City Service, telah
melakukan raids dan memberikan pelatihan sosial untuk
pengemis sehingga mereka tidak lagi mengganggu
masyarakat. Pada tahun 2018, jumlah pengemis dan
pelarian meningkat, tetapi Layanan Sosial tidak
menyebutkan jumlah pelarian.
Kesimpulan Karena tidak ada tumpang tindih antara Pasal 504 dan
Perda, penegakan hukum dapat dilakukan. Polisi Polresta
Barelang belum berusaha mematuhi ketentuan Pasal 504
Kode Prosedur Pidana mengenai kejahatan pelecehan
publik. Oleh karena itu, layanan sosial dan kepolisian tidak
boleh bertanggung jawab satu sama lain atas pelanggaran
petisi publik.
Judul Artikel Implementasi Kebijakan Penertiban Gelandangan
dan Pengemis oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Badung
Penulis I Nyoman Hadi Suharyana
Nama Jurnal Journal of Contemporary Public
Administration
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Volume 2, Nomor 1, Mei 2022
Masalah Penelitian Salah satu hambatan untuk pelaksanaan hukum
adalah ketidakmampuan penegak hukum untuk
memahami hukum. Akibatnya, undang-undang
yang mengatur para pengungsi dan tahanan di
distrik Badung tidak sesuai dengan tujuan
Perda Nomor 7 tahun 2016 tentang keamanan
dan ketertiban publik.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif.

Hasil dan Bahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa


penegakan hukum gagal mengontrol pendatang
dan penagih di distrik Badung dan menghadapi
tantangan. Hukuman tidak digunakan, dan
tidak cukup sumber daya manusia, fasilitas,
dan bahan mentah.
Kesimpulan Tidak semua langkah-langkah yang diambil
untuk menerapkan undang-undang yang
berkaitan dengan pengendalian pelarian dan
penahanan di distrik Badung telah dilakukan
dengan baik. Ada beberapa tantangan yang
dihadapi, seperti kekurangan penegakan
hukum, kekurangan sumber daya manusia, dan
kekurangan fasilitas dan fasilitas.
Juudul Artikel KEBIJAKAN PENANGANAN
GELANDANGAN PENGEMIS BERBASIS
PANTI UNTUK KEBERFUNGSIAN SOSIAL
PEMERLUPELAYANAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL (PPKS)(STUDI
PADA PANTI PELAYANAN SOSIAL
PENGEMIS GELANDANGAN ORANG
TERLANTAR MARDI UTOMO
SEMARANG)
Penulis Santoso Tri Raharjo
Nama Jurnal Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Volume 13, Nomor 2, Juni 2022
Masalah Penelitian Untuk meningkatkan efektivitas intervensi,
identifikasi elemen yang mendukung dan
menghalangi perawatan orang miskin tanpa
rumah di wilayah tersebut.
Metode Penelitian Studi ini menggunakan pendekatan
komprehensif untuk mempelajari implementasi
kebijakan menangani pengemis tanpa rumah di
PGOT Mardi Utomo Semarang. Ini
menempatkan penekanan khusus pada
fungsionalitas sosial dari Social Welfare
Service Controller (PSC) di setiap tahap
pelayanan.
Hasil dan Bahasan Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan untuk
merawat pengemis tanpa rumah
diimplementasikan melalui berbagai kegiatan
intervensi yang mengikuti tahap bantuan kerja
sosial: pendekatan awal, pengungkapan dan
pemahaman masalah, penciptaan rencana
pemecahan masalah, penyelesaian masalah,
resosialisasi, dan penghentian.
Kesimpulan Untuk menangani pengemis migran dan orang-
orang yang dilarikan, tempat-tempat
perlindungan sosial membutuhkan dukungan
dan inovasi dari petugas perlindungannya
untuk meningkatkan layanan; kerjasama antara
PPKS dan petugas PGOT dalam implementasi
layanan sosial untuk fungsi sosial mereka;
dukungan serta kerjasama untuk memperkuat
jaringan dan kondisi geografis hostel yang
mempromosikan pariwisata.
Judul Artikel PERAN PEMERINTAH KOTA PALU
DALAM PENANGANAN GELANDANGAN
DAN PENGEMIS
Penulis Nadya Alief Urbaningrum
Nama Jurnal Jurnal Civic Hukum
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Volume 7, Nomor 1, Mei 2022
Masalah Penelitian Pada 2016, 63 pengungsi dan pengemis, 71
pada 2017, 83 pada 2018, dan 2019 masing-
masing, dan 70 pada 2020. Peningkatan jumlah
pengungsi dan pengemis di Palu adalah
kekhawatiran besar bagi masyarakat karena
aktivitas tempat-tempat penampungan dan
pengungsi di jalanan sangat mengganggu
masyarakat pengguna jalan karena pengemis
tidak hanya mengelilingi jalanan tetapi juga
melakukan hal-hal dengan berbagai cara
Metode Penelitian Peneliti dalam penelitian ini menggunakan
metodologi penelitian kualitatif yang berbasis
pada neopositivisme.
Hasil dan Bahasan Ada kemungkinan bahwa seseorang memilih
untuk tinggal di luar rumah karena faktor-
faktor ekonomi yang tidak dibantu oleh
keluarga, serta teman-teman dan komunitas di
sekitarnya. Pencegahan, penindasan,
rehabilitasi sosial, dan reintegrasi sosial adalah
empat tahap di mana pengasingan dan
pengemis diperlakukan.
Kesimpulan Aturan No. 3 dari Distrik Palu tahun 2018
tentang Pengolahan Pengembara dan Pengemis
menguraikan tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Kota Palu untuk memerangi
aktivitas geng. Menurut Pasal 5 Konvensi Kota
Palu tahun 2018, perlakuan terhadap pengungsi
dan pengemis dapat dilakukan dengan empat
cara: pencegahan, penindasan, rehabilitasi
sosial, dan reintegrasi sosial. Peran layanan
sosial sangat penting dalam Konvensi ini.
Judul Artikel Penanganan Gelandangan dan Pengemis di Dinas Sosial
Kabupaten Karawang
Penulis Maman Mulya Karnama
Nama Jurnal Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Vol. 6, No. 3 Juli 2022
Masalah Penelitian Dalam sebuah organisasi, selalu ada masalah yang harus
diselesaikan agar tidak mengganggu pencapaian tujuan
organisasi. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Social
Services, khususnya dalam bidang Rehabilitasi Sosial,
adalah banyaknya wanderers dan beggars yang melarikan
diri dari daerah Karawang. Selain itu, ada masalah dalam
menangani wanderers dan beggars. Penduduk dan beggar
merasa sulit untuk mengikuti kursus atau program
pelatihan karena mereka percaya bahwa jika mereka tidak
mengikuti kursus, mereka tidak akan mendapatkan uang
karena mereka begging secara teratur. Akibatnya, banyak
dari mereka sekarang menjadi beggers.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan.
Menurut Sugiyono (2013:29), deskriptif adalah metode
yang menggunakan data atau sampel untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang objek
yang diteliti.
Hasil dan Bahasan Untuk menghindari mengganggu tujuan organisasi,
masalah selalu perlu diselesaikan. Salah satu masalah yang
dihadapi oleh fasilitas sosial, terutama di wilayah
rehabilitasi sosial, adalah jumlah orang yang melarikan diri
dari wilayah Karawang. Orang-orang ini menghadapi
kesulitan untuk mengikuti kursus atau program pelatihan
karena mereka percaya bahwa jika mereka tidak mengikuti
kursus, mereka tidak akan mendapatkan uang karena
mereka meminta secara teratur. Banyak dari mereka
sekarang menjadi pengemis.
Kesimpulan Sementara Layanan Sosial distrik Karawang melakukan
konstruksi dan bimbingan, PP Satpol distrik karawang
melakukan raids dari pelarian dan pengemis. Namun,
dalam kasus ini, P.P. oleh karena itu membutuhkan
penilaian ulang untuk mendukung pengolahan pengungsi
dan pengemis.
Judul Artikel Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis
Penulis Hasan Sah Putra Napitupulu
Nama Jurnal Jurnal EL-THAWALIB
Nomor dan Volume, Tahun Terbit VOL. 3 NO. 2. APRIL 2022
Masalah Penelitan Tidak ada satu cara untuk melihat masalah
pendeta dan pengemis dari satu sudut pandang;
itu bukan hanya masalah keamanan,
keteraturan, dan keindahan kota; lebih dari itu,
masalah pengemis dan penginjil adalah
masalah sistemik yang mencakup keadilan,
pemerasan, hak asasi manusia, dan beberapa
masalah kemanusiaan. Ada banyak faktor yang
berkontribusi pada bencana pengemis dan
pengemis, dan dampaknya terjadi di berbagai
tempat.
Metode Penelitian Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian
lapangan ini. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 31 Tahun 1980, Bagian 2
tentang pencegahan pengemis dan
pengangguran, penelitian ini mengumpulkan
data melalui wawancara dan dokumentasi..
Hasil dan Bahasan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1980
tentang Pencegahan Pengungsi dan Pengemis
di Kota Padangsidimpuan. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah pengungsi dan pengemis di
Layanan Sosial Kota Padangsidimpuan selama
tiga tahun terakhir. Dari sudut pandang hukum
sipil, upaya pemerintah untuk menangani
pengemis dan orang tanpa rumah di
Padangsidimpuan masih tidak efektif. Tidak
ada undang-undang yang melarang hal ini.
Kesimpulan Implementasi Pasal 2 Peraturan Pemerintah
No. 31 Tahun 1980 tentang Pengungsi dan
Pengemis di Kota Padangsidun telah berjalan
dengan baik dengan upaya pencegahan seperti
konsultasi dan sosialisasi, konsultasi sosial,
dan dukungan melalui kartu sosial, baik tunai
maupun non tunai.
Judul Artikel Peran Dinas Sosial PPPA Dalam Menangani
Gelandangan Pengemis (GEPENG) di Kota
Probolinggo
Penulis Veronica Sri Astuti N
Nama Jurnal Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)
Nomor dan Volume, dan Tahun Terbit Vol. 7 No. 1 Januari 2023
Masalah Penelitian Kemiskinan adalah kondisi yang menunjukkan
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan budaya, ekonomi, dan sosial dasar
sementara memiliki jumlah pekerjaan yang terbatas
dan menjadi bagian dari masyarakat. Orang yang
tidak mengerti akan menciptakan kemiskinan.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan deskriptif kualitatif
digunakan, dan pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi yang sangat baik digunakan untuk
mengumpulkan data. Informasi penelitian ini
mencakup pengemis dan pelarian jalanan, serta
layanan sosial yang berfungsi sebagai kontainer
untuk menangani masalah GEPENG di kota
Probolinggo. Sebuah pendekatan yang bertujuan
digunakan dalam pemilihan informant.
Hasil dan Bahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan sosial
memiliki beberapa fungsi dalam menangani pencuri
dan pelarian (GEPENG). Menurut teori peran yang
diusulkan oleh J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto
(2010:160), beberapa indikator dapat digunakan
untuk menentukan fungsi tersebut. Mereka termasuk
memimpin proses sosialisasi, menyebarkan tradisi,
keyakinan, nilai, norma, dan pengetahuan,
menyatukan kelompok atau masyarakat, dan
mengaktifkan sistem kontrol.
Kesimpulan Dekret No. 38 Walikota Probolingo pada tahun 2019
mengatur operasi Layanan Sosial PPPA di kota
Probolinggo dalam menangani pengemis
(GEPENG). Selama jabatan mereka, layanan sosial
telah menerima beberapa dukungan dari pemerintah
dan publik. Ketersediaan tempat perlindungan, yang
dioperasikan oleh pemiliknya sebagai tempat
konstruksi untuk tempat penampungan pengemis
(GEPENG), adalah salah satu contoh. Hal ini
dilakukan dalam kerjasama dengan Satpol PP.
Judul Artikel IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN ANAK JALANAN
GELANDANGAN DAN PENGEMIS OLEH
DINAS SOSIAL DAN POLISI PAMONG
PRAJA KOTA MALANG
Penulis Eri Yusnita Arvianti
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial
Humaniora
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Vol. 3, No. 3 (2023)
Masalah Penelitian Tentang anak jalanan, kemiskinan, dan
pengemis di Kota Malang serta upaya
pemerintah dalam menangani masalah tersebut.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam
jurnal tersebut adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif dan data dikumpulkan
melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi (triangulasi teknik). Sedangkan
teknik analisis data yang digunakan adalah
kondensasi data, tampilan data, serta penarikan
kesimpulan/verifikasi.
Hasil dan Bahasan Pemerintah telah melakukan upaya untuk
memberdayakan dan mengatasi kehadiran
anak-anak jalanan di Kota Miskin. Pemerintah
kota memiliki sumber daya manusia yang
cukup, infrastruktur yang baik, dan koordinasi
antara Departemen Publik dan PP Satpol, yang
merupakan faktor pendukung dalam
implementasi kebijakan pencegahan anak-anak
jalanan dan pengemis di Kota Miskin.
Kesimpulan Sejauh ini, kebijakan pencegahan anak-anak
jalanan dan pengemis di Kota Miskin sedang
diterapkan cukup baik, terlepas dari beberapa
hambatan. Pemerintah telah melakukan upaya
untuk memberdayakan dan mengatasi
kehadiran anak-anak jalanan di kota.
Pemerintah Kota Malang memiliki sumber
daya manusia yang cukup, infrastruktur yang
baik, dan koordinasi antara Departemen Public
Affairs dan PP Satpol, yang membantu
menerapkan kebijakan.
Judul Artikel Evaluasi Program Penanggulangan
Gelandangan Dan Pengemis (GEPENG) di
Kabupaten Demak
Penulis Nindya Khasna A, Tri Yuniningsih, Ida Hayu
D
Nama Jurnal Jurnal Administrasi Publikasi
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Vol 11, No 1, 2022
Masalah Penelitian Kemiskinan, kurangnya keterampilan kerja,
pendidikan yang buruk, masalah lingkungan,
sosial, budaya, dan kesehatan adalah beberapa
faktor yang terkait dengan peningkatan
pengangguran dan pengemis.
Metode Penelitian Penelitian ini digambarkan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif untuk
memeriksa implementasi program dan
mengevaluasi efektivitasnya dan peneliti
mengumpulkan data melalui pengamatan,
wawancara, dan analisis dokumen untuk
menilai pelaksanaan program dan dampaknya
terhadap pengurangan tunawisma dan
pengemis di Kabupaten Demak.
Hasil dan Bahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa program
yang dilaksanakan untuk mengurangi
tunawisma dan pengemis di Kabupaten Demak
belum berhasil. Ada kurangnya kompatibilitas
antara program dan organisasi pelaksana, serta
manfaat terbatas yang dirasakan oleh penerima
manfaat.
Kesimpulan Program yang dilaksanakan untuk mengatasi
tunawisma dan pengemis di Kabupaten Demak
belum berhasil karena berbagai faktor seperti
kurangnya kompatibilitas antara program dan
organisasi pelaksana, manfaat terbatas yang
dirasakan oleh penerima manfaat, dan
kurangnya sumber daya dan kapasitas.
Judul Artikel Peran Dinas Sosial Dalam Menanggulangi
Gelandangan Dan Pengemis Di Kota Tanjung
Pinang
Penulis Selvia Evayanti Saragih
Nama Jurnal Jurnal JAPS
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Volume 3, Nomor 3 Desember 2022
Masalah Penelitian keberadaan tunawisma dan pengemis di
Tanjung Pinang dan efektivitas Dinas Soal
dalam mengatasi masalah sosial ini.
Metode Penelitian Untuk melakukan penelitian ini, metode
kualitatif digunakan. Beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan termasuk:
mengumpulkan data dari publikasi pemerintah
kota Tanjung Pinang; menggunakan data dari
sumber-sumber pemerintah, seperti Strategic
Plan of Issues dari Departemen; dan
mengumulkan data terbaru yang dirilis oleh
pemerintah lokal.
Hasil dan Bahasan Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dan keterampilan PSKS dalam pengelolaan
kesejahteraan sosial, peningkatan partisipasi
PSKS di pengelolaans sosial bertujuan untuk
meningkatkan pendidikan dan upaya
keterampilan, usaha bantu melalui KUBe,
usaha Bantuan melalui UEP, dan pelatihan
untuk upaya yang sedang berjalan dari
kelompok-kelompok miskin.
Kesimpulan Hal ini dapat dilihat dari rintangan yang
ditampilkan. Meskipun visi, misi, sasaran,
tujuan, strategi, dan program telah dibuat,
masih ada banyak hal yang tidak dioptimalkan
atau bahkan tidak terwujud sama sekali,
misalnya, fasilitas dan persediaan yang sama
sekali tidak tersedia untuk rehabilitasi. Oleh
karena itu, peran sosial layanan Tanjung
Pinang terhadap pencuri dan pelarian dinilai
sangat tidak maksimal, bahkan sangat minimal.
Judul Artikel Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis
oleh Pemerintah Kabupaten Badung
Penulis Komang Edy Dharma Saputra
Nama Jurnal Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Hukum
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Vol. 1, No. 3, November 2023
Masalah Penelitian Permasalahan gepeng atau gelandangan dan
pengemis di Kabupaten Badung, Indonesia,
serta upaya pemerintah setempat dalam
menangani masalah tersebut.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam
artikel ini adalah penelitian hukum empiris dan
data yang digunakan adalah studi dokumen
atau data sekunder, serta wawancara dengan
pihak dan instansi yang terkait dengan
permasalahan penelitian.
Hasil dan Bahasan Upaya pemerintah Kabupaten Badung dalam
menangani permasalahan gepeng atau
gelandangan dan pengemis di wilayah tersebut.
Artikel ini juga membahas tentang peraturan
daerah yang diterbitkan oleh pemerintah
setempat untuk meningkatkan ketertiban
umum dan ketenteraman masyarakat. Selain
itu, artikel ini juga membahas tentang
tantangan yang dihadapi oleh pemerintah
dalam menangani permasalahan gepeng dan
rekomendasi untuk meningkatkan
implementasi peraturan daerah tersebut.
Kesimpulan Bahwa permasalahan gepeng atau gelandangan
dan pengemis merupakan masalah sosial yang
kompleks dan sulit untuk diselesaikan.
Pemerintah Kabupaten Badung telah
menerbitkan peraturan daerah untuk
meningkatkan pengawasan dan pengendalian
gepeng, namun implementasi peraturan
tersebut masih menghadapi berbagai tantangan.
Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari
berbagai pihak terkait, seluruh lapisan
masyarakat di Kabupaten Badung, serta
wisatawan yang datang ke kawasan Badung itu
sendiri untuk meningkatkan kesadaran dan
partisipasi dalam menangani permasalahan
gepeng.
Judul Artikel UPAYA PENANGGULANGAN GELANDANGAN DI KOTA
MEDAN
Penulis Sri Rahayu Marpaung
Nama Jurnal UNP JOURNALS
Nomor dan Volume, Tahun Vol. 2 No. 2, 2021
Terbit
Masalah Penelitian Sekarang, masalah kesejahteraan sosial yang semakin meningkat
menunjukkan bahwa beberapa warga negara tidak memenuhi
kebutuhan dasar mereka karena mereka belum menerima
layanan sosial dari pemerintah. Masih ada warga negara yang
terhalang untuk melakukan fungsi sosial sehingga mereka tidak
dapat menjalani hidup dengan dignitas dan kehormatan. (Aturan
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Sosial Welfare).
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode peneletian
kuantitaif dan pengumpulan data dapat dengan melakukaan
penelaahan terhadap buku, literatur, catatatan, serta berbagai
laporan yang mana berkaitan dengan masalah yang ingin
dipecahkan berdasarkan uraian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa proses pengumpulan data dalam kajian ini
dilakukan dengan menelaah atau mengeksplorasi beberapa
buku, jurnal, maupun dokumen baik cetak maupun elektronik
yang dianggap revelan dengan kajian yang dilakukan.
Hasil dan Bahasan Salah satu upaya pemerintah Medan untuk mencapai tujuan Kota
Medan sebagai Kota Bestari adalah meningkatkan prosedur
pencegahan pelarian dan pencurian serta penerapan susila tuna
yang telah diintegrasikan ke dalam kota.

Kedua, karena jumlah pengungsi dan pengemis meningkat serta


praktek tuna susila. Susila tuna adalah kegiatan pembersihan di
bidang jalan, lampu lalu lintas, masjid, jembatan menyeberangi,
hotel, losmen, dan tempat-tempat lain di kota medan.

Ketiga, harus dibuat ketentuan yang melarang pelarian dan


pengemis dan menetapkan tuna susila di kota medan dan dalam
peraturan regional.
Kesimpulan Masyarakat memiliki penyebab budaya dan struktural untuk
pengungsi dan pengemis. Kemiskinan struktural disebabkan oleh
struktur masyarakat, tetapi mentalitas budaya disebabkan oleh
kebosanan dan keinginan untuk hidup dengan baik tanpa kerja.
Pendeta adalah orang-orang yang menghasilkan uang dengan
meminta belas kasihan dari orang lain dalam berbagai cara.
Ini bukan hanya penyakit mental untuk memiliki pengungsi,
pengemis, dan tuna susila di kota Medan; lebih mungkin untuk
mengatakan bahwa kelompok-kelompok orang ini telah menjadi
migran, pendeta, dan tunas susila sebagai hasil dari
perkembangan sosial-ekonomi dan politik di tengah masyarakat.
Judul Artikel UPAYA PENANGANAN
PERMASALAHAN GELANDANGAN DAN
PENGEMIS
Penulis Santoso Tri Raharjo
Nama Jurnal Kesejahteraan Sosial
Nomor dan Volume, Tahun Terbit Vol. 8 No. 01, Januari – April, Tahun 2022
Masalah Penelitian Penanganan melalui pemukiman masyarakat
dengan menyediakan akses pemenuhan
kebutuhan hidup dan dampingan dari pekerja
sosial.
Metode Penelitian Sajian data ini didasarkan pada studi literatur
atau dokumentasi dari berbagai sumber, seperti
buku, artikel berita, dan artikel ilmiah yang
dapat diandalkan.
Hasil dan Bahasan Imigran dan pengemis dapat hidup seperti
warga pada umumnya dengan layanan
rehabilitasi menggunakan model pemukiman
orang, tetapi itu membutuhkan anggaran besar
di awal program. Selain itu, ada beberapa
daerah yang lebih berfokus pada penegakan
hukum dan penegak hukum dalam melawan
pelarian dan pelarian.
Kesimpulan Permensos RI No. 90 tahun 2018 tentang
Standar Teknis Layanan Dasar tentang
Standard Layanan Sosial Minimum di Provinsi
dan di Distrik/Kota menyatakan bahwa
rehabilitasi sosial di asrama sosial ini adalah
pilihan terakhir, karena upaya untuk
merefunctionalisasi keluarga dan masyarakat
memberikan prioritas layanan dasar bagi para
pengungsi dan pengemis.
Hasil Turnitin 22%

Anda mungkin juga menyukai