Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 2

Peran Kolaboratif tentangPeran Kolaboratif


tentang Pelanggaran Ketertiban Umum oleh
Pelajar dan Remaja

1. Iota Helena Arifin Hasan, SKM NDH 14


2. Mery Kana, S.Kep.,Ns NDH 21
3. Yusnita STr. Kes NDH 06
4. Nur Alamsyah, ST NDH 39
5. Arruan Deka Ariani, S.Kep., Ns NDH 01
6. Muh. Farras Disar, S.Kom NDH 29
7. Lenni, SKM NDH 11
8. Hasan N, S.Kep Ns NDH 25
BAGIAN I
Ketertiban umum serta ketenteraman warga ialah
gambaran sebuah kondisi dimana masyarakatnya
dapat melaksanakan kegiatan serta aktifitas sehari-
hari dengan tenteram, teratur, serta tertib sebagai
pendukung pelaksanaan pembangunan
di daerah secara berkelanjutan (Hatta, 2022)

Pembukaan UUD 1945 :


Melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
Latar tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

Belakang
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasakan perdamaian abadi dan keadilan sosial
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Kolaboratif tentang
Pelanggaran Ketertiban Umum oleh Pelajar dan Remaja
Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui Defenisi Kolaboratif
2.Untuk mengetahui cara meningkatkan kolaboratif ASN
dalam Pelanggaran Ketertiban Umum oleh Pelajar dan
Remaja
3.Untuk mengetahui kode etik dan prilaku ASN
4.Untuk mengetahui Nilai-nilai bela negara dalam peran
kolaboratif Pelanggaran Ketertiban Umum oleh Pelajar
dan Remaja
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2020
Pasal 6
Dalam melaksanakan kegiatan Penyelenggaraan Ketertiban
Umum dan Ketenteraman Masyarakat sebagaimana
1 dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Satpol PP dapat meminta
bantuan personil Kepolisian Negara, Tentara Nasional
Indonesia, dan/atau lembaga teknis terkait.

Dalam melaksanakan kegiatan Penyelenggaraan Ketertiban


Umum dan Ketenteraman Masyarakat sebagaimana
2 dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), Kepala Desa/Lurah
melalui camat dapat meminta bantuan personil Kepolisian
Negara, Tentara Nasional Indonesia dan/atau lembaga
teknis terkait.

Bantuan personil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan


3 ayat (2) dalam hal memiliki dampak sosial yang luas dan
risiko tinggi.
PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL
NOMOR 9 TAHUN 2018
BAGIAN II
DEFENISI
KOLABORATI
F
“Membangun Kerja
Sama Yang Sinergis”
Definisi
kolaborasi
menurut
modul:

Dyer and Singh


(1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi
adalah “ value generated from an alliance between two or more firms
aiming to become more competitive by developing shared routines”.
kolaboratif secara konseptual-teoritis

1. Gray (1989)
proses berpikir di mana pihak yang terlibat memandang
aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta
menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan
keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat
dilakukan.

2. Jonathan (2004)
proses interaksi di antara beberapa orang yang
berkesinambungan.

3. Camarihna-Matos dan Afsarmanesh (2008)


Pengertian kolaborasi adalah sebuah proses ketika
beberapa entitas atau kelompok saling berbagi
informasi, sumber daya, dan tanggung jawab atas
sebuah program kegiatan yang dirancang,
diimplementasikan, dan dievaluasi secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
bersama.
Cara meningkatkan kolaboratif ASN
Sesuai dengan Topik
Infographic
Style
kolaboratif antara satpol PP dan polri, dimana satpol PP
sebagai ASN memiliki tugas untuk menyelenggarakan
ketertiban, ketentraman, dan perlindungan masyarakat
sesuai tugasnya satpol PP dalam peraturan pemerintah
yakni pasal 1 no.16 tahun 2018
Kode etik dan kode perilaku ASN:

Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.

Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.

Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama


Nilai-Nilai Bela Negara
Cinta tanah air

01 05 Memiliki kemampuan awal bela negara

Kesadaran Berbangsa dan Bernegara


02 04 Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara

Setia pada Pancasila sebagai ideologi Negara 03


BAGIAN III

STUDI KASUS

“Mengganggu Ketertiban Umum,


Puluhan Kendaraan Berknalpot
Brong Ditindak Tegas”
Kami melaksanakan penindakan secara
langsung pelanggaran kasat mata terutama
knalpot brong atau tidak standar. Hal ini
merupakan atensi langsung dari Kapolda
melalui Dirlantas Polda Jawa Tengah,”
ungkap AKP Mustakim.
Pelanggaran Ketertiban umum yang dilakukan oleh Pelajar dan Remaja dengan menggunakan knalpot Brong
yang ditindak tegas Oleh Satlantas Polres Tegal dilakukan karena adanya aduan dari Masyarakat yang
merasa terganggu dengan suara yang timbul dari pengguna knalpot brong tersebut. Sehingga dilakukan
Langkah-Langkah kolaboratif dengan cara :

Yaitu dengan cara Memberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi serta melakukan kerjasama
1 antara Satlantas, Satpol PP dan juga masyarakat untuk mengatasi masalah ketertiban umum di jalanan.

Menggerakkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat seperti Organisasi pemuda (Karang Taruna)
agar turut serta menjaga ketertiban umum, yaitu dengan cara sosialisasi UU No. 22 pasal 285 tahun 2009
2 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan agar para pemuda dan remaja tahu bahwa menggunakan kendaraan
berknalpot brong akan dikenakan hukuman penjara satu bulan atau denda maksimal Rp. 250 ribu

Analisis kasus dari sisi konsep kolaboratif, kode etik dan kode perilaku
kolaboratif:
MATRIKS KOLABORATIF
NO KALIMAT KODE ETIK NILAI KOLABORATIF HUBUNGAN KALIMAT
AFIRMASI PERILAKU SESUAI TOPIK AFIRMASI
1. Kami Memberikan Masyarakat ikut berkontribusi dalam Masyarakat membangun
membangun kesempatan kepada menyampaikan pengaduan kepada Kerjasama yang sinergis
Kerjasama berbagai pihak untuk pihak Polantas Tegal dengan pihak Polantas
yang berkontribusi Tegal
sinergis
Terbuka dalam bekerja Pihak polantas bekerjasama dengan Pihak polantas
sama untuk pihak satpol PP dan tokoh masyarakat membangun Kerjasama
menghasilkan nilai yang sinergis dengan
tambah. pihak satpol PP dan
tokoh masyarakat

Menggerakkan Menggerakkan kominfo untuk Kominfo membangun


pemanfaatan berbagai melakukan sosialisasi kepada Kerjasama yang sinergis
sumberdaya untuk organisasi pemuda (karang taruna) dengan organisasi
tujuan bersama pemuda (karang taruna)
KESIMPULAN

Dalam menjaga ketertiban umum perlu membangun


Kerjasama yang sinergis antara semua pihak terkait
untuk berkontribusi menindaklanjuti secara
langsung pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar
dan remaja

SARAN

Diperlukan kolaborasi yang sinergis antara pihak


terkait untuk terwujudnya ketertiban umum
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai