Anda di halaman 1dari 9

IN 4

LK-08 FORMAT CATATAN REFLEKSI

Tujuan

1. Peserta melakukan refleksi untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan salama
melakukan OJL
2. Reviuw RPP Unit ke 2
3. Penyusunan Laporan Best Practice

Petunjuk:

1. Melakukanrefleksi untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan salama


melakukan OJL dengan langkah sebagai berikut:

a. Peserta dibagi kedalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang


dalam satu kelompok.
b. Secara mandiri peserta melakukan refleksi dengan menggunakan LK-8,
c. Peserta melakukan Curah Pendapat dan membuat kesimpulan di kelompok
masing-masing terkait LK-8 ,
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dari kesimpulan ke depan kelas.
2. Reviu RPP Unit ke 2 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peserta dan Guru Inti berdiskusi tentang teknik melakukan Reviu RPP
berorientasi HOTS
b. Peserta dibagi dalam kelompok dengan jumlah anggota maksimal 4 orang
dan saling bertukar RPP antara satu kelompok ke kelompok lain
berdasarkan pembagian dari Guru Inti untuk melakukan Reviu RPP dengan
menggunakan LK-6.
c. Peserta memberikan saran perbaikan dan mendiskusikan dengan Guru Inti
terkait RPP yang di-Reviu
d. Peserta melakukan perbaikan RPP berdasarkan hasil Reviu LK-6
3. Penyusunan Laporan Best Practice
a. Peserta dan Guru Inti berdiskusi tentang teknik melakukan Reviu RPP
berorientasi HOTS
b. Peserta secara mandiri melakukan identifikasi terhadapat kegiatan-kegiatan
yang dilakukan selama In dan On untuk dijadikan dasar dalam penyusunan
laporan Best Practice
c. Peserta menyusun laporan Best Practice sesuai dengan rambu-rambu
pelaporan

LK-8 FORMAT CATATAN REFLEKSI

1. Bagaimanakah penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan


Abad 21 di dalam RPP yang disusun?

2. Bagaimanakah penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan


Abad 21 di dalam proses pembelajaran di kelas?

3. Apa kendala yang ditemui selama menerapkan pembelajaran beriorientasi HOTS?

JAWABAN :

1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad


21 di dalam RPP yang disusun :

Sudah disusun dengan baik tetapi belum begitu sempurna, sehingga perlu
perbaikan dengan bimbingan.
2. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad
21 di dalam proses pembelajaran di kelas :

Sudah di implementasikan akan tetapi masih ada kekurangan di dalam proses


belajar mengajar di kelas.

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru


yang harus semakin berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran.
Mengapa demikian? Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan
saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran
guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order
Thinking Skills).

Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan
secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik
sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran
tercapai.

Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang


memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi:
(1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem
solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang
telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai
siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui)
dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3
(mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan
sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-
6 (mengkreasi).

Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan


integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal
dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu
globalisasi.

Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki


keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses
dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran
yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan
menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa (student
center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru
dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.

Menurut Mulyasa, (2006:70-92) ada 8 (delapan) keterampilan yang harus


dimiliki oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan, antara lain (1) keterampilan bertanya, (2) memberikan
penguatan, (3mengadakan variasi, (4) menjelaskan, (5) membuka dan
menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7) mengelola
kelas, dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Keterampilan bertanya, antara lain keterampilan guru dalam menyampaikan


pertanyaan kepada siswa. Tujuannya untuk melakuan menguji pengetahuan
dan pemahaman terhadap materi tertentu, melakukan pendalaman,
penelusuran, mengklarifikasi, menguji kemampuan berpikir kritis siswa, serta
kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Pertanyaan bisa disampaikan baik
secara lisan ataupun tertulis.

Acuannya dan etikanya antara lain, pertanyaan yang disampaikan harus


singkat, padat, dan jelas, redaksinya dapat dipahami oleh siswa, dan mampu
menarik perhatian siswa. Pertanyaan harus menyebar, semua siswa diberi hak
yang sama untuk menerima dan menjawab pertanyaan guru, jangan diberikan
kepada siswa-siswa tertentu saja.

Pertanyaan harus bersifat terbuka, jangan langsung ditujukan kepada siswa


tertentu, pastikan bahwa siswa siap menjawabnya, karena kalau diberikan
kepada siswa yang tidak atau belum siap, berpotensi akan mempermalukan
siswa di hadapan teman-temannya. Pertanyaan juga bukan diberikan untuk
memberikan sanksi kepada siswa yang kurang memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan respon guru terhadap suatu


perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali
perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal atau non verbal.
Secara verbal misalnya melalui kalimat "...oleh karena itu, bapak/ibu ingin
tegaskan kepada kalian bahwa...", "bapak/ibu akan ingin menggarisbawahi
bahwa...", "bapak/ibu ingin menekankan bahwa...", "tepat sekali apa yang
disampaikan oleh teman kalian tadi bahwa...", dan sebagainya.

Penguatan non verbal antara lain melaui gerakan mendekati peserta didik,
acungan jempol, raut wajah yang ikut meyakinkan penjelasan atau jawaban
siswa, dan sebagainya. Penguatan dapat dilakukan kepada individu, kelom
Keterampilan melakukan variasi bertujuan agar pembelajaran berjalan
menyenangkan dan para siswa tetap memperhatikan penjelasan dari guru, dan
agar tujuan pembelajaran. Bentuknya, antara lain, variasi penggunaan model,
srategi, metode dan teknik mengajar, variasi alat raga/ media pembelajaran,
variasi sumber belajar, variasi lokasi meja guru dan siswa, variasi kelompok
belajar, variasi nada suara (rendah, sedang tinggi), gerakan tubuh, mimik
wajah, tatapan mata, dan sebagainya. Untuk mengusir kebosanan,
memusatkan atau menarik perhatian siswa, guru juga sewaktu-waktu boleh
melakuan ice breaker yang tetap memiliki pesan pendidikan.

Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan guru dalam mendeskripsikan


secara lisan tentang sebuah benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan
waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Kemampuan menjelaskan sangat
penting bagi guru, karena PBM biasanya didominasi oleh penjelasan, baik
menjelaskan materi pelajaran atau penjelasan instruksi kerja yang harus
dikerjaka oleh siswa.

Penjelasan guru yang baik antara lain; suaranya dapat didengar oleh siswa,
nada suaranya proporsional, tidak terlalu rendah, dan tidak terlalu tinggi, tidak
berbelit-belit, menyampaian ilustrasi dan penguatan yang tepat dan relevan
dengan materi yang disampaikan. Menggunakan alat peraga atau media
pembelajaran untuk membantu memperjelas materi, dan penggunaan bahasa
tubuh yang tepat untuk membantu menegaskan sebuah penjelasan.

Kemampuan membuka dan menutup pembelajaran akan terlihat mulai dari


gaya dan sikap guru ketika mengajar. Kemampuan ini akan berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Porsinya biasanya 10% kegiatan awal, 80% kegiatan inti, dan 10% kegiatan
penutup. Deskripsi kegiatan pembelajaran sebelumnya sudah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dilaksanakan pada saat tatap
muka dengan siswa di kelas.

Langkah-langkah kegiatan awal antara lain; guru mengucap salam, guru


mengajak siswa untuk berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan
belajar siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan
apersepsi atau mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari saat itu.

Langkah-langkah kegiatan inti antara lain; guru menjelaskan materi, guru


menerapkan model, strategi, metode, dan teknik mengajar yang telah
ditetapkan dalam RPP. Kegiatan inti merupakan jantungnya pembelajaran.
Disitulah pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21, HOTS, integrasi literasi
dan PPK diterapkan. Walau skenarionya telah disusun dalam RPP, tetapi
dalam prakteknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Oleh
karena itu, guru harus memiliki kepekaan dan cepat mengambil keputusan
untuk menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Langkah-langkah kegiatan penutup antara lain; guru mengajak siswa untuk


menyimpulkan materi, melakukan refleksi, dan menyusun program tindak
lanjut.

Kemampuan membimbing kelompok diskusi kelompok kecil maksudnya


adalah kemampuan guru dalam menyusun kelompok diskusi, mengatur dan
mengendalikan jalannya diskusi. Jumlah siswa dalam sebuah kelompok diskusi
harus proporsional. Jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak (antara 3-
5 orang setiap kelompok), diupayakan jangan ada penumpukan jenis kelamin
siswa atau tingkat kemampuan siswa tertentu dalam sebuah kelompok.
Bentuklah kelompok secara variatif. Dipuayakan seorang siswa jangan hanya
bergabung dengan kelompok itu-itu lagi, supaya tidak terkesan ekslusif,
melatih kemampuannya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-
teman yang beragam latar belakang dan karakter.

Saat diskusi berlangsung, guru mengamati tiap kelompok, berkeliling,


mendekati, dan membimbing diskusi kelompok. Siapa tahu ada kelompok yang
memerlukan bantuan atau penjelasan dari guru. Guru pun harus cermat dalam
mengatur waktu diskusi kelompok baik ketika menyusun kelompok,
mengerjakan tugas, dan presentasi kelompok.

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru dalam


menciptakan dan mengendalikan suasana pembelajaran yang kondusif, baik
pada aspek psikologis maupun pada aspek lingkungan fisik. Pada aspek
psikologis seperti mengecek kesiapan belajar siswa, dan berkomunikasi serta
berinteraksi dengan siswa, mengendalikan emosi, dan sebagainya. Sedangkan
pada aspek lingkungan, seperti menata ruang kelas, menata tempat duduk
siswa, dan memperhatikan kebersihan ruang kelas.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan maksudnya adalah


harus mampu mengajar siswa baik secara kelompok atau pun perseorangan
serta menentukan strategi yang tepat untuk melakukannya agar tujuan
pembelajaran tercapai. Dalam hal menyampaikan materi pelajaran, guru
memperhatikan tingkat kemampuan berpikir siswa, dan memiliki kepekaan
terhadap kebutuhan dan keinginan siswa, karena pada dasarnya guru adalah
pelayanan dan fasilitator bagi siswa untuk menguasai sejumlah kompetensi
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah
dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga
meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik,
pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan
pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara
sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-
13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan
melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi
siswa.

3. Kendala yang ditemui selama menerapkan pembelajaran beriorientasi


HOTS :

Kendalanya siswa masih belum bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, karena
dituntut untuk berpikir dan mencari sumber belajar sendiri dimana di tempat kami
masih banyak kekurangan baik mencari sumber belajar maupun proses keinginan
untuk berpikir. Peserta didik masih begitu perlu bimbingan dari guru.
R-8 Rubrik Catatan Refleksi
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.

A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-8!


2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil kerja
peserta sesuai rubrik berikut!

B. Kegiatan Praktik

1. Penggunaan Aspek HOTS, 5M, dimensi pengetahuan dan kecakapan abad 21, sesuai
RPP yang disusun.
2. Penggunaan Aspek HOTS dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik.
3. Penggunaan 5M dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik.
4. Penggunaan dimensi pengetahuan dalam proses pembelajaran dilaksanakan secara
runut dan baik.
5. Penggunaan kecakapan abad 21 dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan
baik.
6. Menguraikan kendala selama menerapkan pembelajaran HOTS secara jelas.

Rubrik Penilaian:

Nilai Rubrik

90  nilai 100 Enam aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai 90 Lima aspek sesuai dengan kriteria, satu aspek kurang sesuai

70  nilai 80 Empat sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai

60  nilai 70 Tiga sesuai dengan kriteria, tiga aspek kurang sesuai

<60 Dua aspek sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

Anda mungkin juga menyukai