Penulis:
Maisyarah, Salman, Efendi Sianturi, Dyah Widodo
Ganif Djuwadi, Rohani Retnauli Simanjuntak
Lusiana Gultom, Puji Laksmini, Niken Bayu Argaheni
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu terbitnya buku ini dan telah memotivasi, dan menginisiasi
terbitnya buku ini. Penulisa menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dari dalam penulisan buku ini. Kritik dan saran bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di bidang kesehatan.
Tim Penulis
vi Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Daftar Isi
Menurut Said & Thaha (2007) penelitian ini membuktikan bahwa sebelum
intervensi model pendidikan komunikasi informasi dilakukan,pengetahuan,
sikap dan praktik pencegahan dan pengendalian penyakit,setelah intervensi
informasi, pendidikan dan komunikasi model pencegahan penyakit, ada
perbaikan pengetahuan, sikap dan praktik pada peternak tentang pencegahan
penyakit. Artinya bahwa kelompok masyarakat tanggap terhadap pencegahan
penyakit yang didukung oleh peran petugas.
2.1 Pendahuluan
Dibutuhkan strategi dan kecerdasan dalam melaksanakan program kesehatan
menggunakan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran dalam
menerapkan perilaku yang diharapkan. Penyuluhan kesehatan diselenggarakan
untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup
sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Setiap jenis
kelompok sasaran masyarakat menggunakan media KIE yang berbeda satu
sama lain sesuai dengan karakteristik kelompok maupun individu. KIE
ditujukan untuk meningkatkan pemahaman bersama, kepedulian dan
mengubah sikap untuk menghasilkan perubahan perilaku yang spesifik, oleh
karena itu dalam mewujudkan perubahan perilaku maka media KIE harus
relevan dengan fakta atau kondisi kesehatan masyarakat dengan harapan dapat
merubah perilaku kesehatan sesuai dengan yang kita inginkan (Tindaon,
2018).
Prinsip dasar pelaksanaan KIE harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat
dan menggunakan metode maupun teknik yang familiar bagi Masyarakat.
Dengan demikian KIE mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung dan berperan penting dalam
perubahan perilaku kesehatan masyarakat.
10 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
3.1 Pendahuluan
Promosi dapat dilakukan melalui pendekatan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) dengan berbagai kategori kelompok sasaran. Setiap jenis
kelompok sasaran mensyaratkan cara KIE yang berbeda satu sama lain.
Kedalaman tujuan KIE pun berbeda-beda, mulai dari KIE yang hanya
mengubah pengetahuan sampai pada pengubahan sikap mental dan
keterampilan. Untuk mengubah pengetahuan, KIE dapat dilakukan dengan
komunikasi yang bersifat informatif saja. Sedangkan untuk mengubah sikap
mental dan keterampilan, KIE harus dilakukan dengan komunikasi yang terus-
menerus, terencana, dan dilaksanakan secara sistematis. Slamet (1980)
menyatakan bahwa proses komunikasi yang dilakukan secara sadar, terencana
dan sistematis untuk mengubah perilaku orang lain disebut pendidikan yang
merupakan bentuk konkrit kegiatan edukasi.
Menurut Notoatmodjo (2007)), penyampaian materi pada program KIE dapat
dilakukan melalui beberapa metode dan media. Media yang digunakan sangat
18 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Macam Media Ada beberapa cara untuk menggolongkan media. (Sitepu and
Anak), no date), misalnya, membagi media menjadi tiga macam yaitu:
a. Media yang dapat didengar (audio),
b. Media yang dapat dilihat (visual),
c. Media yang dapat bergerak. (Audio Visual)
Penyampaian pesan secara langsung atau pun tidak langsung melalui saluran
komunikasi kepada penerima pesan, untuk mendapatkan suatu efek (Depkes
RI, 1984). Menurut Effendy, (1998), komunikasi adalah pertukaran pikiran
atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling
percaya, demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan
orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi
antara dua orang atau lebih. Komunikasi kesehatan adalah usaha yang
sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat,
dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik
menggunakan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi massa
(Notoatmodjo et al., 2012).
b) Informasi
Pendidikan adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif (Depkes RI,
1990). Menurut (Effendy, 1998), pendidikan kesehatan merupakan salah satu
kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan, karena merupakan salah satu
peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan
kesehatan, baik itu terhadap individu, keluarga, kelompok atau pun
masyarakat.
Pesan adalah sebuah bentuk dari apa yang dikomunikasikan oleh sumber
kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan
mempunyai tiga komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk
menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting
adalah kata-kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda),
gagasan dan perasaan baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah)
24 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, pamflet). Pesan juga dapat
dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota
tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata), juga
melalui lukisan, patung, tarian dan sebagainya.
c) Saluran atau Media (Channel)
Saluran atau media adalah alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan
sumber untuk menyampaikan pesan pesannya kepada penerima. Media bisa
jadi menyesuaikan bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima bisa
berupa media verbal atau pun nonverbal.
d) Penerima (Receiver)
Efek adalah suatu hal yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan yang
telah disampaikan oleh sumber / pengirim. Efek bisa lihat dari personal
opinion, public opinion dan majority opinion. Melalui efek inilah, dapat
diketaui apakah ada perubahan seperti apa yang diharapkan atau diinginkan
oleh pengirim / komunikator.
Pada tahap ini, kegiatan pokoknya yang dilakukan adalah mengumpulkan data,
mengembangkan strategi, menguji coba dan memproduksi bahan-bahan
komunikasi, membuat rencana pelaksanaan, menyiapkan pelaksanaan tahap
intervensi (pelaksanaan).
2) Tahap intervensi
Tahap intervensi ini dibagi kedalam siklus-siklus pesan yang terpisah. Setiap
siklus pesan mencakup informasi yang serupa dengan pendekatan yang sedikit
berbeda disesuaikan dengan perubahan kebutuhan sasaran. Perubahan-
perubahan ini dilakukan secara periodik, dapat mengurangi kejenuhan sasaran
dan memungkinkan keterlibatan sasaran secara berkesinambungan. Cara ini
memungkinkan perencana program untuk memasukkan hasil-hasil tahap
sebelumnya kedalam perencanaan tahap-tahap berikutnya. Cara ini
memungkinkan perencana membuat beberapa kali perubahan-perubahan
26 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
3.6 Sasaran
Secara umum ada dua jenis sasaran informasi dan edukasi (MAKANAN,
2017), yaitu:
1. Sasaran yang langsung menggunakan perubahan perilaku untuk
dirinya sendiri, sebagai contoh adalah produsen atau penjaja pangan
dan para konsumen misalnya masyarakat umum, murid sekolah,
pasien dll.
2. Sasaran yang selain dapat menggunakan perubahan perilakunya
untuk diri sendiri, berpotensi atau berperan mengubah perilaku target
sasaran lain.
4.1 Pendahuluan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan itu perlu diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan promosi kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.
Dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada
pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya kepada masyarakat. Tujuan
promosi kesehatan yang utama adalah memberikan informasi yang pada
tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai program
atau gerakan yang tengah dicanangkan oleh pemerintah. Program atau gerakan
kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan sebuah upaya untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat (RI, 2016).
28 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Penerima adalah orang yang menerima pesan atau untuk siapa pesan tersebut
dimaksudkan. Penerima mencoba memahami pesan dengan cara sebaik
mungkin dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
6. Decoding
Orang yang menerima pesan atau simbol dari komunikator mencoba untuk
mengubah yang sama sedemikian rupa sehingga dia dapat mengekstrak
maknanya menjadi pemahaman yang lengkap.
Bab 4 Strategi dalam Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) 31
7. Umpan balik
Umpan balik atau feedback adalah proses untuk memastikan bahwa penerima
telah menerima pesan dan memahami dalam pengertian yang sama seperti
yang dimaksudkan pengirim.
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain
tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam
konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat,
sehingga para penjabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita
inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat
berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang,
peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal
maupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan
seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan
dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya
sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan,
untuk secara informal meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau
mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian dapat disimpulkan
bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif,
32 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran
tertier).
b. Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan
sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal
maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh
masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.
Dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah
mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau
menerima dan mau berpartisipasi terhadap program-program tersebut. Oleh
sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan
dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada tokoh masyarakat. Dengan demikian maka sasaran utama
dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai
tingkat (sasaran sekunder).
c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
5.1 Pendahuluan
Kondisi sehat merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia, bahkan sehat
menjadi salah satu faktor penentu Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dipengaruhi oleh multifaktorial
dan kini berada pada masa transisi epidemiologis yang menyandang tiga beban
“triple burden” kelompok penyakit dengan masih tingginya insidensi dan
prevalensi penyakit menular, disusul tingginya insidensi dan prevalensi
penyakit tidak menular, dan munculnya “New Emerging Disease” seperti
SARS, HSN1, H1N, H7N9, Mers CoV, disamping masih tinggi angka
kematian ibu, bayi dan anak terkait persalinan (Kemenkes Republik Indonesia,
2014), bahkan di tahun 2019 Indonesia juga dihadapkan pada pandemic
Covid-19.
KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) merupakan salah satu bentuk kegiatan
yang penting dalam upaya promosi kesehatan perorangan, kelompok maupun
masyarakat yang dilaksanakan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.
Tujuan dari KIE adalah agar khalayak atau target/sasaran paham dan mampu
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes Republik Indonesia,
38 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah
pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Sasarannya adalah orang-orang
yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi
dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat. Tindakan ini dapat
mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakinya tidak tambah parah.
Semakin cepat pengobatan diberikan kepada penderita, maka semakin besar
pula kemungkinan untuk sembuh. Bentuk tingkat pelayanan survey pencarian
kasus. Manfaat diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat
40 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
4. Demonstrasi
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal
yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai
dan menganggap sesuatu yang terkait adat istiadat itu tidak boleh diabaikan.
4. Kepercayaan Masyarakat
berjalan dengan efektif dan efisien serta memperoleh hasil yang optimal untuk
kesehatan masyarakat.
Bab 6
Konseling dalam Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE)
Kesehatan
6.2 Konseling
Berdasarkan definisinya, ada banyak sumber yang memaparkan definisi
konseling (Sukraniti, 2018b). Konseling merupakan suatu proses komunikasi
dua arah atau interpersonal antara konselor dan klien untuk membantu klien
dalam mengenali, menyadari dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya merupakan
definisi konseling menurut I Dewa Gede Nyoman dalam buku Pendidikan dan
Konsultasi Gizi (Supariasa, 2012).
Dalam konseling kesehatan terjadi proses komunikasi dua arah memberikan
kesempatan konselor dan klien saling mengemukakan pendapat (Sukraniti,
2018b).
Tujuan dari langkah ini adalah melakukan evaluasi terhadap hasil konseling
dan akhirnya terminasi. Proses evaluasi harus memperhatikan beberapa
indikator seperti apakah proses konseling berhasil atau gagal dan apakah
kegiatan konseling sudah dapat membantu klien (Sukraniti, 2018a).
6.3 Konselor
Konselor adalah orang yang telah memiliki pendidikan dan pengalaman dalam
membantu orang lain dan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi
kliennya. Koselor kesehatan adalah seorang yang berprofesi dan bertugas
membantu klien dalam mengenali masalah, memberikan alternatif pemecahan
masalah dan membantu klien dalam mengambil keputusan untuk pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapi. Konselor juga dapat memberikan alternatif
pemecahan masalah kesehatan sesuai dengan usaha yang dapat dilakukan
klien. Konselor mempunyai beberapa peran dan fungsi berkaitan dengan
tugasnya membantu mengatasi masalah Kesehatan klien (Sukraniti, 2018b).
Sumber lain mendefinisikan konselor adalah tenaga kesehatan yang bekerja
membantu klien mengenali, menyadari, mendorong dan mencarikan dan
memilih solusi pemecahan masalah klien yang akhirnya klien mampu
menentukan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya (Supariasa,
2012). Konselor bertugas memberikan informasi dan arahan yang positif yang
dapat mengubah informasi negatif. Konselor juga mengarahkan klien untuk
mampu menentukan sikap dan keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang dialami (Sukraniti, 2018b).
Seorang konselor hendaknya dapat mengendalikan waktu, tidak terlalu singkat
dan tidak terlalu lama. Bila terlalu singkat atau cepat atau pendek, ada
kemungkinan klien belum puas menceritakan seluruh masalahnya. Sebaliknya
Bab 6 Konseling dalam Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan 55
bila terlalu lama, ada kemungkinan klien akan bosan. Waktu konseling yang
ideal adalah 30-60 menit. Tiga puluh menit pertama untuk menggali data dan
selanjutnya untuk mendiskusikan pemecahan masalah (Sukraniti, 2018b).
Peran konselor sebagai konselor adalah untuk mencapai sasaran inter personal
dan intrapersonal, mengatasi devisit pribadi dan kesulitan perkembangan,
membuat keputusan dan memikirkan rencana tindakan untuk perubahan dan
pertumbuhan serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan (Lubis, 2014)
Konselor berperan dalam membantu klien mengungkapkan masalahnya,
membantu klien dalam menegakkan diagnosis, membantu klien merencanakan
56 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Peran konselor sebagai agen pengubah adalah agar klien dapat memiliki
pengaruh di lingkungan sekitar sehingga derajat kesehatan meningkat (Lubis,
2014). Peran sebagai agen perubahan berarti bahwa keseluruhan lingkungan
dari klien harus dapat berfungsi sehingga dapat memengaruhi kesehatan
Bab 6 Konseling dalam Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan 57
e. Sebagai Manager
7.1 Pendahuluan
Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) pada periode-periode yang
telah lalu mengantar kita kepada kebijaksanaan yang lebih tinggi sasarannya
seperti yang tertuang dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Pengembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Dalam Undang-undang
ini jelas dinyatakan bahwa pengembangan kependudukan diarahkan pada
pengendalian jumlah penduduk, pengembangan kualitas penduduk dan
pengarahan mobilitas penududuk sebagai sumber daya manusia agar menjadi
kekuatan pembangunan bangsa yang handal. Pengembangan kependudukan
yang demikian hanya dapat dicapai melalui Pengembangan Keluarga
Sejahtera yang pada gilirannya akan melahirkan manusia manusia Indonesia
berkualitas. Pembangunan keluarga sejahtera melalui gerakan KB
Nasional.Dalam pembangunan jangka panjang pertama diarahkan pada
pengembangan kualitas berhasil meletakkan landaan bagi proses Pelembagaan
dan pembudayaan Normal Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) KB yang dilakukan dengan pendekatan
multimedia dengan pesan-pessan yang disampaikan sesuai dengan keinginan
sasaran dan melibatkan secara intensif unsur- unsur potensial lainnya adalah
dalam usaha untuk meningkatakan, memantapkan penerimaan masyarakat,
dalam gerakan KB Nasional.
62 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di
dalam lingkungan sosialny,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya.
2. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
3. Masyarakat
Pada tahap ini, kegiatan pokoknya yang dilakukan adalah mengumpulkan data,
mengembangkan strategi, menguji coba dan memproduksi bahan-bahan
komunikasi, membuat rencana pelaksanaan, menyiapkan pelaksanaan tahap
intervensi (pelaksanaan).
Tahapan dalam perancangan sebuah desain dijabarkan kedalam 6 proses,
yaitu:
a. Konsep Konsep adalah pijakan awal dalam sebuah desain, dan
merupakan hasil dari brainstorming seorang desainer dengan klien.
Hasil dari pemikiran ini menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan
segment / audience yang dituju. Konsep tidak mesti berasal dari
bidang desain tapi merupakan gabungan dari beberapa bidang lain
tergantung experience dan observasi seorang desainer. Konsep bisa
didapatkan dari bidang lain, seperti : ekonomi, politik, hukum,
budaya, dll.
b. Media Untuk mencapai hasil dari tujuan kita terutama mengenai
sasaran / segment yang dituju dari desain tersebut, diperlukan studi
kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapainya. Media
bisa berupa cetak, elektronik, outdoor, Internet, neon sign, mural dll.
c. Ide/gagasan Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding,
literatur, wawasan yang luas, diskusi, wawancara, dll. Agar desain
Bab 7 Desain Media KIE 67
Tahap intervensi ini dibagi ke dalam siklus-siklus pesan yang terpisah. Setiap
siklus pesan mencakup informasi yang serupa dengan pendekatan yang sedikit
berbeda disesuaikan dengan perubahan kebutuhan sasaran. Perubahan-
perubahan ini dilakukan secara periodik, dapat mengurangi kejenuhan sasaran
dan memungkinkan keterlibatan sasaran secara berkesinambungan. Cara ini
memungkinkan perencana program untuk memasukkan hasil-hasil tahap
sebelumnya ke dalam perencanaan tahap-tahap berikutnya. Cara ini
memungkinkan perencana membuat beberapa kali perubahan-perubahan
penting. dalam strategi yang ditempuh. Perubahan-perubahan ini harus
dilakukan sebagai jawaban terhadap informasi-informasi tentang penerimaan
sasaran terhadap program dan efektivitas kegiatan yang dilaksanakan
3. Tahap monitoring dan evaluasi (pemantauan dan penilaian)
Modul
Dalam kegiatan mengajar, tenaga pendidik
memiliki banyak pilihan media mengajar.
Media ini sebagai alat bantu bagi para pengajar
untuk bisa menyampaikan materi dengan baik
dan benar. Yakni runtut, mudah dipahami,dan
juga disampaikan sejelas-jelasnya. Modul
disusun oleh sebuah kelompok maupun
individu pembelajaran, yang kemudian disusun
dengan sistematika yang rapi. Selanjutnya akan
dicetak, hasil cetakan ini kemudian dijadikan
pegangan tenaga pengajar sekaligus kepada
para siswa.
Poster
Adalah salah satu bentuk dari media dengan
penerbitan yang menggabungkan berbagai
bentuk tulisan, gambar, dan kombinasi dengan
memberikan informasi kepada publik atau
secara umum.
Dengan kata lain poster juga merupakan bentuk
dari kabar berita dengan memberikan beberapa
rambu-rambu yang akan pemberitahuan.
Buku Panduan
Buku pedoman atau buku panduan adalah buku
atau pamflet yang menyajikan informasi untuk
memandu atau memberikan tuntunan kepada
pembacanya untuk melakukan apa yang
disampaikan dalam buku tersebut.
Bab 7 Desain Media KIE 71
Komik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Depdiknas,2005: 583) komik diartikan sebagai
cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau
bentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan
lucu.
Stiker
Stiker adalah jenis label:selembar kertas
cetak, plastik, vinil, atau bahan lain
dengan perekat peka tekanan di satu sisi.
Mereka dapat digunakan untuk dekorasi
atau untuk tujuan fungsional, tergantung
pada situasinya.
Stiker dapat datang dalam berbagai bentuk
dan ukuran dan juga sangat bervariasi
dalam warna dan desain. Mereka sering
melekat pada barang-barang seperti kotak
makan siang, kertas, loker, notebook, dinding, mobil, jendela, dan sebagainya.
Tag nama sementara misalnya sering stiker.
Brosur
Pengertian brosur. Mengutip dari situs MerriamWebster,
brosur atau brochure merupakan alat promosi cetak yang
berisikan iklan atau pengumuman deskriptif. Brosur
terdiri atas beberapa halaman yang dilipat dan tidak
dijilid. Biasanya digunakan untuk memberi informasi
suatu perusahaan atau organisasi
72 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Banner
Banner adalah media informasi yang hampir sama
persis dengan spanduk. Yaitu rentangan yang berisi
slogan, propaganda, atau berita yang perlu
diketahui oleh masyarakat umum. Perbedaan
antara spanduk dan banner hanya ada pada bahan
pembuatan dan cara mencetaknya saja, untuk
spanduk terbuat dari bahan kain dengan cara
disablon dan untuk banner terbuat dari bahan
banner dengancara di print (cetak), sehingga
tampilan banner biasanya lebih halus dan lebih
bagus dibandingkan dengan spanduk.
Film Film Pendek
Film-film yang dibuat dengan durasi
pendek yang tujuannya untuk
memberikan informasi singkat kepada
konsumen/ masyarakat terkait
permasalahan tertentu
Surat Kabar
Surat kabar bisa digunakan sebagai media KIE ketika
kita bisa memanfaatkan ruang/space tertentu dan pada
waktu tertentu untuk mempromosikan isu perlindungan
anak
Medsos
Media sosial juga bisa digunakan sebagai alat KIE untuk bisa menyampaikan
pesanpesan informasi dan edukasi untuk isu perlindungan anak baik itu
melalui facebook, twiter, instagram, line, atau milistgroup,dll.
Bab 7 Desain Media KIE 73
Spanduk
Spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang
perlu diketahui oleh masyarakat umum.
TV
TV bisa digunakan sebagai media KIE di
saat kita bisa memanfaatkan space-space
tertentu dengan waktu tertentu untuk
membahas isu-isu perlindungan anak.
8.1 Pendahuluan
Definisi dari model adalah sebuah cara untuk menunjukkan sebuah objek,
yang mana dijelaskan kompleksitas dari suatu mekanisme, pemikiran, dan
interkasi di antara komponen-komponen yang membangunnya. Sedangkan
media adalah alat atau sarana yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari
pengirim pesan kepada masyarakat (Cangara, 2018).
Penggunaan media yang tepat dalam KIE kepada masyarakat menentukan
keberhasilan KIE. Hal ini dikarenakan pancaindra merupakan media yang
paling dominan dalam berkomunikasi yang selanjutnya akan diteruskan ke
dalam pemikiran manusia yang berfungsi untuk mengontrol dan menentukan
sikapnya terhadap sesuatu, hingga akhirnya dibuktikan dalam sebuah perilaku.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika masyarakat/sasaran KIE
mendapatkan media yang sesuai maka perubahan pengetahuan/sikap/perilaku
kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Menurut (Sisparyadi, Antik and
76 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
dkk, 2018) terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan dalam memilih media
KIE yang tepat yaitu :
a. Identifikasi masalah yang sedang ditelaah
b. Memetakan kategori-kategori yang ada di dalam masyarakat
c. Menentukan kelompok sasaran yang menjadi target KIE
d. Melakukan studi lanjut untuk memperjelas masalah yang akan
diangkat
e. Menyusun strategi dan informasi yang akan disajikan
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi, hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sarana KIE yang dikembangkan telah sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan untuk melihat
sejauh mana manfaat dan dampaknya terhadap perubahan perilaku
pada kelompok sasaran tersebut.
Pemilihan media komunikasi yang tepat tergantung dari berbagai hal, salah
satunya adalah sifat media itu sendiri dan kepemilikan media oleh sasaran.
Maksudnya adalah sebaik apapun media namun sebagian besar masyarakat
tidak memilikinya maka informasi yang akan disampaikan tidak akan
mencapai sasaran. Media satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi
kelemahan, hal ini menyebabkan penggunakan lebih dari satu bentuk media
(multimedia) akan lebih baik daripada penggunaan satu media (single media)
saja (Cangara, 2018).
Apabila dalam berkomunikasi dengan lebih dari 15 orang maka media yang
cocok digunakan adalah berupa rapat, konferensi, ataupun seminar.
3. Media publik
Media publik digunakan apabila komunikasi dilakukan lebih dari 200 orang.
Bentuk yang paling umum dilakukan adalah rapat akbar di mana
tokoh/pembicara menggunakan podium agar dapat dilihat oleh masyarakat
atau massa yang menghadiri.
4. Media massa
Selain dari empat jenis media di atas, ada media komunikasi lain berupa
poster, leaflet, selebaran, poster, stiker, dan pamflet. Biasanya media ini
digunakan pada masyarakat yang terbatas misal di pameran, seminar,
kampanye, dan semacamnya.
6. Outdoor Media
Buku adalah media untuk mengirimkan pesan kesehatan yang disajikan berupa
tulisan ataupun gambar. Buku memiliki beberapa keterbatasan yakni tidak
semua orang senang membaca buku, karena buku dipersepsikan cenderung
monoton dan padat tulisan. Namun buku dapat mengemas banyak informasi
yang ingin disampaikan. Banyak bentuk buku yang dapat dimanfaatkan dalam
KIE seperti buku saku, buku panduan, modul, dan booklet.
Bab 8 Model / Jenis Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan 79
Leaflet adalah salah satu jenis bentuk penyampaian informasi berupa lembaran
kertas yang dilipat, biasanya terdiri dari tulisan/ gambar atau berupa gabungan
keduanya. Leaflet memiliki ukuran sekitar 20 x 30 cm, dan tersusun dari 200 –
400 kata. Pembaca hendaknya dapat memahami maksud leaflet dalam sekali
baca (Widyawati, 2020).
Gambar 8.3: Leaflet Kesehatan Gigi dan Mulut (Dinkes Lampung, 2016)
80 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
c. Flyer (selebaran)
Jenis media cetak yang berupa poster ini biasanya ditempel di dinding, tempat
umum, ataupun di kendaraan umum dengan pertimbangan tempat-tempat
tersebut sering didatangi oleh masyarakat luas dan banyak orang yang akan
membacanya.
Bab 8 Model / Jenis Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan 81
Komik adalah suatu jenis seni berupa gambar tidak bergerak yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah cerita. Biasanya di dalam rangkaian
gambar tersebut diberikan juga teks percakapan di antara tokoh-tokohnya.
82 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Komik juga dikategorikan ke dalam sastra anak karena komik tersebut berisi
cerita yang diminati oleh anak-anak. Komik berisi panel-panel gambar yang
lebih banyak teks verbal dan bahkan banyak panel gambar yang mampu
berbicara walaupun tidak ada komponen bahasa (Sisparyadi, Antik and dkk,
2018).
Gambar 8.6: Komik tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (Rokom,
2021)
Komik memiliki beberapa jenis, beberapa di antaranya adalah :
• Komik kartun/komik gambar
• Komik potongan
• Komik tahunan
• Komik web online
• Buku komik
g. Stiker
Stiker adalah sebuah media informasi gambar berbentuk lembaran kertas kecil
atau plastik yang dapat ditempelkan di suatu tempat (Sisparyadi, Antik and
dkk, 2018).
Stiker memiliki beberapa fungsi, yaitu :
• Label suatu kegiatan
• Meningkatkan nilai jual suatu kegiatan
Bab 8 Model / Jenis Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan 83
Gambar 8.7: Stiker Mudik Sehat 2019 (Kementrian Kesehatan RI, 2019)
h. Surat Kabar
Surat kabar merupakan salah satu media massa tertua sebelum ditemukan
televisi, radio, dan internet. Menurut Agee dalam (Ardianto, Lukiati and
Karlinah, 2007), surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan sekunder. Fungsi
utama tersebut adalah : to inform (menginformasikan pembaca tentang sesuatu
yang terjadi di dalam masyarakat), to comment (memberikan komentar
terhadap suatu berita dan mengembangkannya), dan to provide (memberikan
tempat kepada pembaca dalam mencari suatu barang atau jasa karena adanya
iklan). Sedangkan fungsisekundernya adalah untuk kampanye yang diperlukan
guna membantu masyarakat menghadapi situasi tertentu; memberikan hiburan
berupa komik, cerita, karikatur kepada masyarakat; memberikan pelayanan
kepada pembaca sebagai konselor dan pemberi informasi.
Surat kabar menjadi sebuah pilihan dalam bidang kesehatan ketika dihadapkan
masalah atau isu yang patut diketahui oleh masyarakat luas.Surat kabar
memiliki salah satu kelebihan yakni tidak tergantung dengan teknologi
informasi, sehingga tidak memerlukan perangkat canggih / gadget untuk dapat
menggunakannya. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri ketika seorang tenaga
84 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Gambar 8.8: Berita Kematian akibat Covid-19 di “The New York Times”
(Wijaya, 2020)
a. Pemirsa
Durasi adalah jumlah menit dalam setiap tayangan. Hal yang penting adalah
tujuan dari penayangan di TV mencapai sasaran karena telah dipastikan
durasinya tidak terlalu singkat ataupun terlalu lama. Misalnya iklan masyarakat
tentang menjaga protokol kesehatan 5M yang berdurasi 3 menit.
d. Metode penyajian
3. Video
Video merupakan salah satu sarana yang tepat dalam pengiriman pesan
kesehatan karena menarik masyarakat dan dapat dikemas dengan berbagai
bentuk. Saat ini channel video seperti youtube dan tiktok menjadi salah satu
pilihan yang paling diminati untuk KIE, bahkan lembaga-lembaga pemerintah
memiliki akun-akun tersendiri dalam platform tersebut.
4. Film
Film memiliki definisi penyajian gambar melalui layar lebar /televisi. Seperti
halnya televisi, tujuan masyarakat menonton film biasanya ingin memperolah
hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif dan
edukatif, maupun persuasif. Seperti dikutip dari (Dian, 2014) misalnya
sebelum film utama ditayangkan di bioskop, disisipkan di awal tentang iklan
layanan masyarakat tentang bahaya rokok. Hal ini dilakukan dengan asumsi
banyak penikmat bioskop yang merupakan anak-anak muda yang sebagian di
antaranya merupakan perokok aktif.
Banner adalah media informasi yang mirip dengan spanduk yakni berupa
rentangan sejenis kain yang berisi slogan, himbauan, informasi, atau berita
yang perlu diketahui oleh masyarakat luas (Sisparyadi, Antik and dkk, 2018).
Spanduk dan banner memiliki perbedaan pada bahan baku produksi dan cara
mencetaknya. Spanduk terbuat dari kain dan dicetak dengan cara disablon,
sedangkan banner terbuat dari bahan banner dengan cara diprint, sehingga
tampilan banner biasanya relatif lebih halus dan lebih baik jika dibandingkan
dengan spanduk.
Spanduk merupakan salah satu media KIE yang bertujuan jangka pendek atau
mempromosikan suatu kegiatan yang bersifat satu waktu dengan menggunaka
bahan baku berupa kain, termasuk plastik atau bahan sejenisnya.
88 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Billboard adalah salah satu media reklame yang bersifat permanen (tidak dapat
dipindahkan) dan terbuat dari bahan papan, kayu, aluminium, fiberglass, kaca,
batu, tembok, logam atau bahan lain yang sejenis. Media ini biasanya
ditempatkan di tempat tersendiri atau digantung / dilekatkan pada bangunan
tembok, pagar ataupun tiang. Media ini memiliki karakteristik ada yang
disinari dengan lampu khusus ada pula yang tidak menggunakan lampu.
d. Baliho
Baliho adalah media penyampaian informasi yang berbahan dasar papan kayu
atau bahan lain serta dipasang pada bangunan temporer serta di lingkungan
yang ramai. Baliho ini biasanya bertujuan mempromosikan suatu produk pada
acara atau kegiatan yang bersifat sesaat.
9.1 Pendahuluan
Sudah selayaknya, setiap individu memperhatikan faktor kesehatan sebagai
kebutuhan primer dalam kehidupannya. Hal inilah yang menuntut manusia
mencari berbagai macam informasi kesehatan yang dibutuhkannya. Dulu,
nenek moyang kita mampu bertahan hidup tanpa adanya terpaan informasi
dari media. Cara tradisional dan alami pun menjadi pilihan utama untuk
menunjang faktor kesehatan anggota keluarga. Namun fenomena ini belum
tentu terjadi di era sekarang. Realita yang terjadi saat ini memperlihatkan
perkembangan informasi yang menyebar kian cepat begitu saja ke ranah
publik. Penyebaran informasi yang cepat ini pun terjadi karena adanya
beragam media informasi yang dapat diakses oleh siapapun secara online.
Informasi kesehatan pun bisa diakses dengan mudah, tidak hanya melalui
media cetak dan media elektronik, melainkan juga dalam media baru. Namun,
permasalahannya ialah akurasi kebenaran dari informasi kesehatan tersebut
dan fakta yang menunjukkan apakah benar bahwa masyarakat urban saat ini
dapat dengan mudah menggunakan media informasi kesehatan tersebut. Pada
zaman dahulu, informasi hanya bisa didapatkan jika kita bertemu dengan
orang yang akan memberikan informasi. Dewasa ini, informasi sangat mudah
92 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Berikut ini disajikan metode pendidikan massa yang digunakan pada jaman
dahulu. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung.
Biasanya menggunakan atau melalui media massa.
Contoh:
a. Ceramah umum (public speaking)
Media penyuluhan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu. Dalam proses
pendidikan seseorang atau masyarakat memperoleh pengalaman atau
pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan, tetapi masing-
masing memiliki intensitas yang berbeda-beda dalam membantu persepsi
seseorang. Penyampaian materi pada program KIE dapat dilakukan melalui
beberapa metode dan media. Media yang digunakan sangat bervariasi, mulai
dari yang tradisional yaitu mulut (lisan), bunyi-bunyian (kentongan), tulisan
(cetak), sampai dengan elektronik yang modern yaitu televisi dan internet.
Warna digunakan sebagai alat penutun dan penarik perhatian pada informasi
penting contohnya pemberian warna merah pada kata kunci. Kemudian huruf
dicetak tebal atau miring dengan tujuan memberikan penekanan pada kata
kunci atau judul. Informasi-informasi penting juga dapat diberi tekanan dengan
cara menggunakan kotak, sedangkan penggunaan garis bawah sebagai alat
penuntun dapat dihindari karena membuat kata sulit dibaca.
Bab 9 Perkembangan Media KIE Dalam Kesehatan 97
2. Leaflet
Flyer bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat. Flyer lebih umum disebut
selebaran oleh masyarakat, biasanya sering ditemukan di jalan atau tempat-
tempat umum untuk mempromosikan acara, pelayanan, produk atau ide. Flyer
biasanya hanya digunakan secara manual saja, dari tangan satu ke tangan yang
lain. Karena kegunaan flyer sebagai media promosi praktis yang digunakan
secara manual, maka tidak banyak masyarakat yang menyimpannya. Ada
beberapa pembaca yang kemudian membuang flyer setelah membacanya. Hal
100 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
ini yang menyebabkan selebaran tersebut disebut fly-er yang berarti terbang
atau beterbangan.
Leaflet memiliki beberapa karakteristik, di antaranya yaitu
a. Dapat dibaca di mana pun dan kapan pun
b. Dapat dibaca berulang-ulang
c. Biaya operasional relative lebih murah
d. Daya jangkau populasi terbatas
e. Daya pengaruh kurang atau rendah
h. Flip chart dapat diletakkan pada papan tulis yang terbuat dari kayu
dan tidak menempel di dinding
5. Rubrik
Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas
suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu
pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah
lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Penggunaan Buku sebagai
sumber bacaan bagi semua kalangan tetapi tidak semua orang tertarik untuk
membaca buku kalau tidak dibiasakan untuk membaca. Karena isinya yang
cendrung lebih padat, monoton tulisan.
7. Modul
Penggunaan modul harus dilalui dengan pelatihan yang lebih sistimatis agar
bisa memahami isi dan subtansi yang akan dikembangkan di komunitas.
Modul lebih difokuskan pada isi dan substansi.
104 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
8. Buku panduan
Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan,
yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di
kendaraan umum. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambarr
dengan tujuan untuk memengaruhi sesorang agar tertarik pada sesuatu, atau
memengaruhi agar seseorang bertindak akan sesuatu hal. Poster tidak dapat
member pelajaran dengan sendirinya, karena keterbatasan kata-kata. Poster
lebih cocok kalau diperuntukan sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang
sudah disampaikan beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian poster
bertujuan untuk mengingat kembali dan mengarahkan pembaca kearah
tindakan tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat poster:
a. Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar
warna yang mencolok
b. Dapat dibaca (eye cacher) orang yang lewat
c. Kata-kata tidak lebih dari 7 kata
d. Menggunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian
e. Dapat dibaca dari jarak 6 meter
f. Harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan factor
IRI, BANGGA, dll
g. Ukuran yang besar (50X70) cm, kecil (35X50) cm
Kegunaan Poster
a. Memberikan peringatan, misalnya tentang peringatan untuk selalu
mencuci tangan dengan sabun setelah BAB dan sebelum makan
b. Memberikan informasi, misalnya tentang pengolahan air di rumah
tangga
c. Memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan mentah
dan buah-buahan dengan air bersih sebelum di makan
d. Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar
Bab 9 Perkembangan Media KIE Dalam Kesehatan 105
Head line, harus dapat dibaca jelas dari jarak 6 meter, mudah dimengerti,
mudah diingat dan mudah. Body copy harus menjelaskan head line,
106 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
melengkapi head line dan menerangkan secara singkat. Dalam membuat poster
juga perlu adanya Illustrasi. Illustrasi ini harus atraktif berhubungan dengan
warna, bentuk, format dan jenis gambar. Illustrasi harus berhubungan erat
dengan head line, dan terpadu dengan penampilan secara keseluruhan.
10. Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan
Cerita bergambar merupakan salah satu dari sastra anak. Sastra anak adalah
sastra yang ditulis untuk anak. Pada sastra anak berisi cerita mengenai
kehidupan di sekeliling mereka. Ciri khas dari cerita anak yaitu adanya fantasi
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kreatif pada anak tersebut.
Maka dari itu karya sastra yang diberikan kepada anak harus dapat
membangkitkan imajinasi, menawarkan sebuah pemikiran dan penyelesaian
dengan cara yang menyenangkan. Pada cerita anak menggunakan dua tipe alur
kronologis, yaitu progresif dan episodik. Alur progresif terdiri dari bab pertama
yang berupa eksposisi, tempat tokoh-tokoh, latar, dan konflik dasar
diperkenalkan. Kemudian cerita dibangun hingga gawatan dan klimaks.
Setelah cerita mencapai klimaks kemudian cerita berakhir dengan kesimpulan
yang memuaskan (biasa disebut leraian). Sementara itu, alur episodik berupa
cerita pendek atau episode, dan masing-masing bagian dari alur episode
merupakan sebuah kebulatan dengan konflik dan penyelesaiannya.
Episode pada cerita anak dipersatukan dengan tokoh dan latar belakang yang
sama. Sebuah episode akan membentuk kronologis yang menghubungkan
antara waktu dan episode. Karena alur episodik tidak rumit, maka ia akan
mudah dibaca dan dipahami. Itulah sebabnya, banyak anak yang baru naik
kelas dari buku bacaan bergambar ke buku berbab, menganggap alur ini sangat
menarik dan menyenangkan. Sorot balik pada cerita anak digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.
Sorot digunakan agar penulis mampu memulai cerita di tengah lakuKan yang
seru, tetapi kemudian mengisinya dengan latar belakang untuk pemahaman
penuh atas peristiwa yang sedang terjadi. Umumnya, sorot dapat ditemukan
pada bacaan untuk anak yang lebih tua, karena alur seperti itu dapat
membingungkan anak dibawah usia 9 tahun.
Alat yang menarik adalah foreshadowing, yaitu alat yang menyiapkan
pembaca untuk peristiwa yang akan datang dalam cerita. Alat ini merupakan
petunjuk yang dapat mengarahkan pembaca pada sesuatu yang akan terjadi.
108 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Waktu/latar merupakan petunjuk sebuah kisah terjadi pada latar sebuah cerita.
Latar memiliki fungsi, lebih atau kurang, bergantung pada ceritanya. Misalnya,
dalam fiksi kesejarahan, penciptaan kembali masa yang otentik sangatlah
penting untuk dapat memahami peristiwa-peristiwa dalam cerita. Dalam hal
ini, penggambaran latar waktu dan tempat secara penuh disebut latar integral.
Ceritanya tak akan sama ditepatkan pada latar yang lain.
c. Tema
menggunakan dialek atau bukan. Kata-kata itu haruslah tepat digunakan untuk
cerita itu. Kita pasti bisa merasakan bahwa pilihan kata tertentu menimbulkan
efek tertentu pula.
Kelebihan dari media cerita bergambar adalah:
a. Mudah dibawa kemanapun
b. Memiliki desain media yang menarik sehingga banyak diminati anak-
anak
c. Memengaruhi emosional anak sehingga memudahkan anak untuk
menerima pesan yang disampaikan pada cerita
Media Elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk
dalam media iniadalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD, internet
(computer dan modem), SMS (telepon seluler). Seperti halnya media cetak,
media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami,
lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan
seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta
jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih
tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu
persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu
keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya, antara lain:
1. Televisi
Televisi sering kali menampilkan berbagai acara hiburan, seperti acara komedi.
Umumnya penonton yang hoby menonton televisi akan memiliki banyak acara
fovorit yang biasa ia tonton, salah satunya acara komedi.
d. Sebagai sarana yang membujuk
Pada media masa satu dengan yang lain, ada perbedaan mendasar yang
membedakan media satu dengan yang lainnya yaitu melalui stimulasi alat
indra yang disajikan oleh media tersebut. Radio memiliki beberapa
karakteristik, di antaranya yaitu radio siaran dinikmati dengan cara mendengar.
Pesan yang disajikan melalui surat kabar akan sangat tidak cocok jika disajikan
dalam bentuk suara atau radio siaran. Hal ini karena radio memiliki cara
sendiri dalam penyajiannya.
Bab 9 Perkembangan Media KIE Dalam Kesehatan 113
Jika dilihat dari segi aktualisasi berita, radio memiliki siaran yang paling actual
dibandingkan dengan televisi. Siaran pada radio dapat disiarkan hanya dengan
hitungan detik, dengan penyampaian yang sangat simple.
c. Imajinatif
Sifat penyiar kepada pendengar haruslah akrab dan intim. Seolah-olah penyiar
sedang menemani pendengar di kamar, seperti mengingatkan jangan lupa
berdoa terlebih dahulu sebelum tidur, mencuci kaki dan menggosok gigi. Jenis
keakraban sangat bervariasi, mulai dari acara yang informatif hingga yang
bersifat hiburan.
e. Gaya percakapan
Saat mendengarkan radio, kita jarang sekali mendengarkan dengan cara duduk
atau mendekatkan telingan dengan radio. Pada umumnya kita mengguanakan
radio dengan cara melakukan aktivitas lain. Contohnya seperti dengan
mengendarai mobil atau saat membersihkan rumah. Pada proses
114 Dasar Media Komunikasi, informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Faktor – faktor yang dapat menjadi karakter film di antaranya yaitu seperti
a. Layar yang lebar atau luas
b. Pengambilan gambar
c. Konsentrasi Penuh
d. Identifikasi psikologis
e. Media Lain
1. Iklan di bus.
2. Mengadakan event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang diadakan
di pusat perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian
pengunjung
a. Road Show, suatu kegiatan yang diadakan dibeberapa tempat /
kota.
b. Sampling, contoh produk yang diberikan kepada sasaran secara
gratis.
c. Pameran, suatu kegiatan untuk menunjukkan informasi program
dan pesan-pesan promosi.
3. Media berbasis kearifan lokal merupakan media sederhana yang ada
disekitar kita atau menjadi ciri khas pada suatu daerah. Salah satu
media kearifan lokal adalah permainan tradisional dan lagu. Kedua
hal ini umumnya memiliki ciri-ciri dan karater yang berbeda dari
setiap daaerah di Indonesia. Permainan dapat digunakan sebagi media
terapi karena selama bermain, perilaku pemain akan bertambah
cerdas. Untuk melakukan terapi ini perlu dilakukan oleh ahlinya dan
tidak dilakukan sembarangan.
irama, lagu dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat
yang disebut menghasilkan bunyi-bunyian.
Salah satu riset penggunaan media berbasis kearifan lokal adalah “Kearifan
Lokal Komunitas Adat Adat Terpencil Suku Taburta Dalam Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Berbasis Rumah Tangga” oleh Marthen Segrim, Nur Nasry
Noor, Ridwan M Thaha dan Alimin Maidin tahun 2016. Penelitian ini
bertujuan mengkaji kearifan lokal yang dapat memengaruhi perubahan dan
pemahaman suku Taburta di Megambilis Kabupaten Memberamo Tengah.
Hasil penelitian ini menunjukan suku Taburta sangat menjunjung tinggi adat
istiadat terkait nilai-nilai kesehatan yang mereka pahami. Terdapat nilai yang
berkenaan dengan PHBS, yakni menimbang bayi dan balita, JPKM, olahraga
dan aktivitas fisik, penggunan air bersih dan memberantas jentik nyamuk.
Kebijakan program intervensi PHBS sebaginya merujuk pada kearifan lokal
masyarakat suku setempat.
Penelitian selanjutnya yaitu penelitian oleh Sitti Nur Djannah, Herti Maryani,
dan Septian Emma Dwi Jatmika pada tahun 2017 dengan judul Seni Jathilan
Modifikasi Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam Peningkatan Pengetahuan
Dan Sikap Pada Remaja Jathilan Turonggo Wiro Budoyo Kota Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Jathilan modifikasi KRR
sebagai media promosi kesehatan berbasis budaya lokal terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap remaja TWB di Wirobrajan, Yogyakarta.
Penelitian selanjutnya yaitu Pengaruh Media Permainan Engklek Dalam
Meningkatkan Perilaku Pencegahan Diare Di SDN 2 Laeya Kabupaten
Konawe Selatan Tahun 2017 oleh Muslimin La Dupai dan Fikki Prasetya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh media permainan engklek dalam
meningkatkan perilaku pencegahan diare. Penelitian ini menggunakan desain
one group pre test and post test design, dengan populasi 53 siswa.
Pada pengembangan media promosi kesehatan memiliki banyak inovasi.
Inovasi tersebut di antaranya berupa: SMS broadcast, Media sosial, Permainan,
seperti permainan engklek, ular tangga, puzzle, kartu bergambar, Seni
contohnya lagu, jathilan, wayang gantung, besutan.
Daftar Pustaka
detikhealth/d-2715536/iklan-bahaya-rokok-muncul-di-bioskop-
menkes-optimistis-anak-muda-enggan-ngebul (Accessed: 19 October
2021).
Dinkes Lampung (2016) Leaflet Kesehatan Gigi & Mulut. Available at:
https://dinkes.lampungprov.go.id/leaflet-kesehatan-gigi-mulut/
(Accessed: 19 October 2021).
Dinkes Luwu Utara (2020) Spanduk Novel Coronavirus. Available at:
https://dinkes.luwuutarakab.go.id/index.php?/berita/90/pasang-
spanduk-cegah-covid19-dinkes-lutra-terus-bergerak-beri-edukasi.html
(Accessed: 19 October 2021).
Disperindag Blitar (2021) pemasangan baliho ppkm darurat covid-19. Available
at: https://disperindag.blitarkab.go.id/pemasangan-baliho-ppkm-
darurat-covid-19/ (Accessed: 19 October 2021).
dr. Lily S Sulistyawati, M., (2012). Pengertian KIE. [Online] (1) melalui:
https://123dok.com/document/q75k5kdz-buku-petunjuk-penggunaan-
media-kie-versi- pekerja-mahasiswa.html?utm_source=search_v3
[diakses pada 29 september 2021].
Dr. Muhammad Yaumi, M.H..A., (2018). Media dan Teknologi Pembelajaran.
1st ed. Jakarta, Indonesia: Prenada Media.
dspace.uii.ac.id, (2016). GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN.
[Online] melalui:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10442/05.2%20ba
b%202.pdf?seq uence=6&isAllowed=y [diakses pada 29 september
2021].
Dwi Susilowati, M. K. (2016) Promosi Kesehatan. Jakarta: PPSDM Kesehatan
Kemenkes RI. Available at:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Promkes-Komprehensif.pdf.
Efendi, N. (1998) ‘Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat’, Jakarta.
EGC.
Effendy, N. (1998) ‘Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat’, in. EGC.
Evianasari, N. & Anggraini, 2017. Pengaruh Media Kie “Aku Bangga Aku
Tahu” Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Hiv&Aids Di Sma “P”
Bandar Lampung Tahun 2017. Jurnal Kebidanan, 3(3), pp.144–148.
Daftar Pustaka 121
pengawasan-keamanan-pangan-dan- bahan-berbahaya-untuk-pelaku-
usaha-irtp-dan-tp-pkk [diakses pada 20 september 2021].
Leavell, H.R., & Clark, E. . (1965) ‘Preventive Medicine for Doctor in his
Community’. New York: McGraw-Hill Book Company, p. 689.
Lubis, N. L. (2014) Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan
Praktik. 1st edn. Jakarta: Kencana.
Madiun, D. (2020) Poster Kesehatan. Available at:
http://dinkes.madiunkota.go.id/?cat=37 (Accessed: 19 October 2021).
MAKANAN, B. P. O. D. (2017) MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN
MAKANAN DARI TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI
SIPIL (PNS) BADAN POM.
Malahayati, U., (2016). Buku Adalah Jendela Dunia. [Online] melalui:
http://malahayati.ac.id/?p=26001 [diakses pada 29 september 2021].
Maudiarti, S., (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. 1st ed. Jakarta:
PRENADAMEDIA GRUP.
Mubarak, W. I. et al. (2012) ‘Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar
mengajar dalam pendidikan’. Yogyakarta: Graha Ilmu, p. 414.
Mubarak, W. I. et al. (2012) ‘Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar
mengajar dalam pendidikan’. Yogyakarta: Graha Ilmu, p. 414.
Mulyana, D., (2015). Ilmu komunikasi: suatu pengantar. Bandung, Indonesia:
PT Remaja Rosdakarya.
Nasrul Effendy (2003) ‘Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat’.
Jakarta: EGC, p. edisi ke-2.
Notoatmodjo S. (2005) Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka
Cipta.
Notoatmodjo S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. et al. (2012) ‘Promosi kesehatan di sekolah’, Jakarta: rineka
cipta, pp. 21–23.
Daftar Pustaka 123
https://www.merdeka.com/dunia/halaman-depan-koran-new-york-
times-dipenuhi-nama-korban-meninggal-karena-covid-19.html
(Accessed: 19 October 2021).
Wikipedia (2021) Media Massa. Available at:
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa (Accessed: 18 October
2021).
wikipedia, (2020). Media Komunikasi. [Online] melalui:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Media_komunikasi [diakses pada 1
oktober 2021].
Biodata Penulis
Maisyarah.M.SKM.M.Kes,
Lahir di Aceh Tengah tanggal 19 Juni 1975.
Lulusan S1 FKM Universitas Muhammdiyah Aceh
dan S2 Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Fort De Kock Bukittinggi Sumatera
Barat, sejak tahun 2010 sampai sekarang menjadi
dosen tetap dan ka. UPT Mutu pada program studi
ilmu kesehatan masyarakat fakultas kesehatan
universitas fort de kock Bukittinggi. Kepakaran
bidang ilmu promosi kesehatan dan ilmu perilaku
serta aktif menulis.
Dyah Widodo
Lahir di Malang pada tanggal 07 Juli 1966, terlahir
dari ibu bernama Supiyah (almarhumah) dan bapak
Pardi. Telah menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar Negeri Ngaglik 1 Batu tahun 1979, Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Batu tahun 1982, SMA
PPSP IKIP Malang tahun 1984, Akademi
Keperawatan Depkes Malang tahun 1987, Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Jakarta
tahun 1998, Magister Kesehatan Minat Jiwa
Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya tahun
Biodata Penulis 129
Ganif Djuwadi
Lahir di Malang, pada 22 November 1963. Lulus
Diploma IIII Keperawatan dari Akper Depkes
Malang tahun 1987, S1 Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Konseling dari IKIP PGRI Malang tahun
1998, S2 Kesehatan Masyarakat peminatan Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku dari Universitas
Airlangga Surabaya tahun 2001, Diploma IV
Keperawatan Universitas Airlangga pada tahun 2002
dan S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Airlangga tahun 2014.
Aktivitas mengajar dimulai dari guru tidak tetap pada SPK Pemda Ponorogo,
AKPER Muhammadiyah Ponorogo, SPK Spesialis Jiwa Lawang, AKPER
Lawang dan terakhir sebagai dosen tetap pada Poltekkes Kemenkes Malang
dan terdaftar sebagai anggota ADI (Asosiasi Dosen Indonesia). Dalam bidang
organisasi saat ini sebagai Ketua PPPKMI (Perkumpulan Promotor dan
Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia) Kota Malang; Ketua IAKMI
(Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonsia) Kota Malang; Pembina
Komunitas Ahli K3 RS; Pembina FOPVI (Forum Perawat Vokasi Indonesia
Jawa Timur); Wakil Ketua PMI Kota Batu; Ketua Rescue Bela Negara Malang
Raya; Pelatih Bela Negara Kemenhan RI; Pelatih Pembina Pramuka Kota
Malang.
130 Dasar Media Komunikasi, Informasi, Edukasi ( KIE ) Kesehatan
Puji Laksmini
Lahir di Sragen pada tanggal 17 Juni 1984,
menyelesaikan Sarjana dan Profesi Ners pada
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Gadjah Mada pada tahun
2008. Tahun 2015 penulis menyelesaikan program
pendidikan Magister Kesehatan Masyarakat dari
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia. Penulis memiliki pengalaman sebagai
dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayakarta,
Jakarta dari tahun 2008-2019 dan saat ini penulis merupakan dosen/staff
pengajar pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Siliwangi. Penulis aktif dalam melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat serta mempublikasikan hasil kegiatan tersebut
di berbagai jurnal.
Industri 4.0 dalam Reformasi Sosial Budaya di Negara ASEAN (2020), Asuhan
Kebidanan Komplementer Berbasis Bukti (2020), Mempunyai HAKI: Aplikasi
Simulasi Uji Kompetensi Kebidanan Alter Indonesia (2019), Kumpulan Soal
Latihan Uji Kompetensi Bidan (2020). Dapat dihubungi di kontak:
+6285740888008, email: kinantiniken@gmail.com.