Anda di halaman 1dari 32

SUD KH.

DAUD ARIF
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEDOMAN PELAYANAN DARAH


RSUD K.H DAUD ARIF KAB. TANJUNG JABUNG BARAT
TAHUN 2022

JL. Syarif Hidayatullah No. 14 Kuala Tungkal


36514 Telp.0742-21621
www.rsudkhdaudarif.yahoo.co.id

PP
PENGKAJIAN PASIEN
i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis untuk

membuat pedoman ini dengan judul : “Pedoman Pelayanan Darah“.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

yang telah mengajar dan membimbing umatnya dari segala bentuk kejahilan

dan kebodohan menuju umat yang berbudi luhur dan bermoral serta

menjadikan umatnya agar senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT.

Pedoman ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Proses

Akreditasi RS KH. Daud Arif Kuala Tungkal Tahun 2022. Meskipun panduan ini

sudah dibuat semaksimal mungkin, namun dalam pelaksanaannya, kami

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita semua.

Kuala Tungkal, 2022

Tim Penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. TUJUAN PEDOMAN ........................................................................ 2
C. RUANG LINGKUP ............................................................................ 2
D. BATASAN OPERASIONAL .............................................................. 6
E. LANDASAN HUKUM ........................................................................ 6

BAB II STANDAR KETENAGAAN


A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA ....................................... 8
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN ............................................................ 8
C. PENGATURAN JAGA ...................................................................... 11

BAB III STANDAR FASILITAS


A. DENAH RUANGAN
B. STANDAR FASILITAS ..................................................................... 12
C. PERALATAN PENGAMBILAN DARAH ............................................ 13
D. PERALATAN PENYIMPANAN DARAH............................................ 13

BAB IV TATA LAKSANA


A. WAKTU PELAYANAN ...................................................................... 15
B. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN ............................................. 15
C. PENYIMPANAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH ...................... 15
D. PENYERAHAN DARAH YANG DIMINTA ........................................ 15
E. PENCOCOKAN DARAH SEBELUM DARAH DIKELUARKAN......... 16
F. KUALITAS DAN KEAMANAN DARAH ............................................. 16
G. CROSSMATCH DAN TES KECOCOKAN........................................ 16
H. IDENTIFIKASI PENDONOR DAN PENERIMA ................................ 17
I. PENGAMBILAN DARAH YANG TIDAK TERPAKAI ......................... 17
J. PENCATATAN DAN PELAPORAN DARI REAKSI .......................... 17
K. PENGELOLAAN LIMBAH ................................................................ 17
L. LAPORAN ........................................................................................ 18

BAB V LOGISTIK ................................................................................... 20

BAB VI KESELAMATAN KERJA ............................................................ 21

BAB VII PENGENDALIAN MUTU .......................................................... 23

BABVIII PENUTUP………………………………………………………… .. 25
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah
penerima (resipien). Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting
pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat
menyelamatkan jiwa pasien dan menigkatkan derajat kesehatan . Indikasi tepat
transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang
menyebabakan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan
cara lain.

Terselenggaranya pelayanan transfusi yang bermutu dan aman sangat


tergantung pada upaya perbaikan mutu yang dilakukan oleh rumah sakit atau unit
transfusi darah secara terus menerus. WHO dalam Guidelines for Quality Assurance
Programmes for Blood Transfusion Services (1993) memberikan definisi mutu
sebagai pemberian pelayanan atau produk yang teratur dan dapat dipercaya serta
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

WHO telah mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan
meminimalkan resiko transfusi. Strategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi
darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah hanya dari donor
sukarela dari populasi resiko rendah, pelaksanaan skrining terhadap semua darah
donor dari penyebab infeksi serta pelayanan laboratorium yang baik disemua aspek,
termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen darah,
mengurangi transfusi darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi
darah yang tepat.
2

B. Tujuan Pedoman.
Tujuan dari buku Pedoman Pelayanan Instalasi Unit Transfusi Darah Rumah
Sakit ini adalah :

1. Tujuan Umum Pelayanan Darah di RSUD KH DAUD ARIF


- Mendeskripsikan prosedur pelayanan transfusi darah di RSUD
KH.DAUD ARIF.
2. Khusus :
- Terlaksananya pelayanan unit transfusi darah yang bermutu, efektif,
dan efisien.
- Terpenuhinya kebutuhan darah yang aman dan berkualitas.
- Terwujudnya sistem informasi pengelolaan perbekalan unit tranfusi
darah yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan kebutuhan.
- Terlaksananya pengendalian mutu perbekalan unit transfusi darah.

C. Ruang Lingkup Pelayananan


1. Administrasi
a. Formulir permintaan yang telah diisi lengkap oleh petugas ruangan dan
ditanda tangani oleh dokter, dimasukkan dalam pencatatan dan buku
pasien masuk.
b. Mengisi formulir pengiriman donor keluarga ke UTDRS, dan diberikan
kepada keluarga pasien.
c. Memberikan bukti pesanan darah pasien yang berisi identitas, jenis
darah dan waktu penyediaan darah.
d. Membuat laporan hasil pemeriksaan lengkap dan terdokumentasi
e. Mencatat identitas darah keluar di buku pasien keluar, dan meneliti
identitas darah yaitu, nomor kantong, jenis darah, golongan darah,
tanggal pengambilan darah, umur darah, tanggal kadaluarsa, hasil
pemeriksaasn
f. Membuat laporan stock darah.
g. Membuat pencatatan laporan harian jumlah darah yang masuk dan
keluar
h. Rekapitulasi laporan dan evaluasi secara berkala
3

2. Melayani permintaan darah


a. Permintaan darah rutin.
• Permintaan darah ke UTD sesuai kesepakatan dan tertuang dalam
ikatan Kerjasama ( IKS)
• Tersedia SPO
• Transportasi didistribusi darah dengan menggunakan coolbox
transportasi darah.
b. Permintaan darah dalam keadaan khusus
Permintaan dalam keadaan khusus adalah dalam keadaan darurat, jika
persediaan darah di UTDRS sudah habis sesuai kesepakatan dengan
UTD lain.
• Permintaan darah diluar perencanaan rutin, misalnya permintaan
dalam komponen darah seperti trombosit, FFP, AHF, WRC, LP,
Rhesus negatif dan darah langkah pada kejadian luar biasa.
• Formulir pendaftaran diisi lengkap dan ditandatangani oleh dokter.
• Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus.
3. Menyimpan persediaan darah.
a. Darah disimpan dalam bood bank refrigenerator pada suhu 2-6
celciuc. Batas 2 celcius sangat penting karena sel darah merah sangat
sensitive terhadap pembekuan. Dinding sel darah merah yang beku
akan pecah, hemoglobin akan keluar (hemolysis), dan ini dapat
berakibat fatal pada penerima transfusi.
b. Suhu refregenerator dijaga agar tidak melebihi 6 celcius karena akan
menyebabkan pertumbuhan bakteri yang sangat cepat dan
membahayakan penerima transfusi. Suhu juga dilengkapi dengan
alarm yang akan berbunyi jika suhu diluar batas yang ditentukan.
c. Blood bank refgenerator disertai termometer dan kipas untuk
mempertahankan suhu, juga dilengkapi dengan system alarm yang
akan berbunyi bila suhu diluar batas yang ditentukan.
d. Blood bank refgenerator dicatat pada blanko pencatatan suhu.
e. Blood bank refregenerator diberi tanda yang menunjukan tempat untuk
meletakan darah sesuai dengan golongan darah yang sudah dan
belum di crossmatch
f. Darah WB dengan antikoagulan dapat disimpan 35 hari.
4

4. Uji Cocok serasi ( Cross Match)


Uji cocok serasi adalah uji untuk mengetahui apakah sel darah merah
donor bisa hidup didalam tubuh pasien, dan untuk mengetahui ada dan
tidaknya antibodi komplet (tipe IgM) maupun antibodi inkomplet ( tipe IgG)
dalam serum pasien maupun dalam serum donor yang melawan pasien.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada antigen/antibodi
pada darah pasien yang akan bereaksi dengan donor bila ditransfusikan.

Persiapan alat dan reagen

• Alat : Centrifuge, ID incubator, micropipet 5 ul, 25 ul dan 50 ul, tabung


reaksi, rak tabung, pipet pasteur, tempat limbah, spidol.
• Sampel darah dengan Anti koagulan EDTA, heparin.
• Reagen ID Lisscoombs, ID Diluent.
Prosedur kerja
1. Pemisahan plasma dari sel darah merah
- Darah dimasukan dalam tabung sentrifuge
- Putar 3.000-3300 rpm selama 2 menit
- Supernatan diambil dengan menggunakan pipet pastuer plastik
dan dipindahkan kedalam tabung lain.
- Sel darah merah terdapat dibagian bawah tabung.
2. Buat suspensi sel pasien dan suspensi sel donor dengan konsetrasi 5
%
- ID Diluent dimasukan kedalam tabung sebanyak 0,5 ml
- Sel darah merah pekat diambil dengan menggunakan micropipet
5 ul, dicampurkan ke dalam tabung berisi ID diluent tadi.
- Campurkan dan homogenkan, terbentuk suspensi 5 %
3. Uji silang serasi
- Lisscoombs card ditandai dengan identitas pasien dan tempat tes
mayor, minor dan auto control.
- Buka penutup lisscoombs
- Dengan bantuan micropipet masukan :
✓ Mayor : 50 ul suspensi sel donor + 25 ul serum pasien
✓ Minor : 50 ul suspensi sel pasien + 25 ul serum donor
5

✓ Auto control: 50 ul suspensi sel pasien + 25 ul serum


pasien
- Masukan lisscoombs card kedalam ID incubator, tekan tombol
timer ( 15 menit suhu 37 celcius)
- Lisscoombs card dipindahkan ke ID sentrifuge setelah alarm
waktu incubator berbunyi, tekan tombol start pada ID sentrifuge (
10 menit)
- Interprestasi Hasil:
• Bila mayor, minor dan auto control (-) darah dapat diberikan
(combatibel)
• Bila reaksi mayor (+), minor (-), autocontrol (-) berarti darah
tidak cocok untuk pasien, ganti darah donor dan lakukan
kembali crossmatch dengan donor yang baru.
• Bila hasil pada mayor (-), minor (+), autocontrol (-) bearti ada
irregular antibody pada serum donor. Ganti darah donor dan
lakukan crossmatch lagi.
• Bila reaksi mayor (-), minor (+), autocontrol (+), lakukan DCT
( direct comb test dengan cara memasukkan : 50 ul suspensi
sel pada pasien kedalam liss coombs card , kemudian putar
dengan ID sentrifue. Bandingkan derajat (+) pada minor
dengan (+) pada autocontrol / DCT, maka darah dapat
diberikan. Tapi bila derajat (+) pada minor lebih besar darah
tidak boleh dikeluarakan, dan donor harus diganti. Misalnya
hasil pada minor +1, autocontrol +1 maka hasil DCT harus
lebih tinggi daripada autocontrol yaitu +2 atau +3 maka darah
boleh dikeluarkan.
• Bila reaksi pada mayor (+), minor (+), autocontrol(+) pastikan
tidak ada kesalahan pemeriksaan golongan darah, Bila
sudah benar bearti donor darah dan pasien tidak cocok.
Ganti donor dan dan lakukan crossmatch lagi sampai
ditemukan hasil mayor (-). Crossmatch maksimal dilakukan 3
kali, kalau tidak juga ditemukan hasil yang compatible maka
pasien boleh dirujuk.
6

4. Uji Saring ( Blood Screening)


Uji saring penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD)
yaitu shypilis, Hepatitis B, Hepatitis C, HIV. Kantong darah yang telah
dinyatakan non reaktif terhadap penyakit (IMLTD) tersebut baik
dalam bentuk komponen ataupun masih dalam bentuk Whole Blood.

D. Batasan Operasional
• Menyimpan darah dan memantau persediaan darah
• Melakukan uji silang serasi darah pendonor dan darah pasien.
• Melakukan rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi pendonor
darah ABO/rhesus secara berjenjang
• Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien dirumah sakit
• Melacak penyebab terjadi reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat
transfusi darah yang dilaporkan dokter rumah sakit, dan
mengembalikan darah yang tidak layak untuk dimusnahkan.

E. Landasan Hukum
a. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
b. Peraturan pemerintah No. 18 tahun 1980 tentang transfusi darah.
c. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 478/Menkes/Peraturan
/X/1990 tentang upaya kesehatan swasta dibidang transfusi darah.
d. Permenkes No. 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Darah.
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 83 Tahun 2014 Unit Transfusi
Darah, Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring Pelayanan Transfusi
Darah.
f. Kepmenkes No.423/Menkes/SK/IV/2007 tentang kebijakan
peningkatan kualitas dan akses pelayanan darah
g. Peraturan menteri kesehatan Nomor 1178/Menkes peraturan
tentang upaya kesehatan swasta di bidang pelayanan medik.
h. Keputusan Dirjen Pelayanan medik No. 1147/Yanmed/RSKS/1991
Tentang petunjuk pelaksanaan upaya kesehatan dibidang transfusi
darah.
i. UU.No. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
j. UU.No. 36 Tahun2009 tentang kesehatan
7

k. UU. No. 44 Tahun 2009 teantang rumah sakit.


l. PP Nomor 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah.
m. Kepmenkes no 622/1992 Tentang Kewajiban Pemeriksaan HIV
pada donor darah.
8

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


➢ Standar Jenis Tenaga:
1. Dokter Spesialis patologi klinik atau dokter yang mempunyai sertifikat
pelatihan Bank Darah Rumah Sakit.
2. Tenaga Laboratorium : Minimal memiliki 5 orang pelaksana teknis
laboratorium yaitu Teknis Transfusi Darah (TTD) atau analis yang telah
mendapat pelatihan Bank Darah Rumah Sakit.
3. Tenaga Administrasi : Minimal 1 orang tenaga administrasi.
➢ Standar Kompetensi:
1. Kompetensi kepala UTDRS: Mempunyai pengetahuan tentang managerial
pengelolahan transfusi darah dan UTDRS
2. Kompetensi petugas teknis UTD mempunyai sertifikat pengetahuan dan
keterampilan tentang:
• Transportasi darah.
• Penerimaan darah dan mengetahui tanda-tanda darah rusak.
• Penyimpanan darah.
• Pemeriksaan golongan darah.
• Pemeriksaan uji silang serasi
• Pemantapan mutu internal.
• Penyerahan kepada dokter yang diminta atau perawat yang telah
diberi wewenang.
• Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi.
• Kewaspadaan Universal

B. Distribusi Ketenagaan
Setiap Shift pelayanan dilakukan oleh 2 orang tenaga analis terlatih.
9

Struktur Organisasi Tugas Pokok Dan Fungsi UTDRS

Kepala
Ruangan

ADM

PJ PJ
Pj. Rekrutmen PJ Pelestari PJ Seleksi PJ Screning PJ Uji Cocok
PJ Aptap Donor Pemusnahan Penyimpanan
donor Donor Donor Donor Serasi
Darah Darah
10

Tugas Pokok dan Fungsi UTDRS

1. Kepala unit transfusi darah


• Menetapkan kebijakan teknis dan rencana kerja UTD
• Menentukan pola dan tata cara kerja
• Memimpin pelaksanaan kegiatan teknis UTD
• Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan UTD
• Melakukan koordinasi teknis dengan lintas sektor
• Memberikan konsultasi kepada tim medik lain
2. ADM
• Melaksanakan kegiatan teknis administrasi
• Melakukan fungsi koordinasi
• Melaksanakan pengawasan, pengandalian dan evaluasi administrasi
3. PJ Rekrutmen Donor
• Memberikan informasi manfaat dari donor
• Memberikan informasi darah yang tidak boleh didonorkan
• Merekrut atau mengajak masyarakat untuk mau mendonorkan darah
dengan sukarela
• Mengajak pendonor untuk menjadi pendonor tetap
4. PJ Pelestari Donor
• Melestarikan pendonor tetap
5. PJ Seleksi Donor
• Menyeleksi atau memeriksa golongan darah pendonor
• Memeriksa kadar haemoglobin pendonor
• Memberikan penjelasan cara pengisian infokounsen
• Memeriksa tekanan/tensi darah pendonor
6. PJ Aptap Donor
• Mengambil atau penyadapan darah donor
7. PJ Screning Donor
• Memeriksa darah donor terhadap penyakit IMLTD (Infeksi Menular
Lewat Tranfusi Darah) :
a) Penyakit Hepatitis B (HBsAg)
b) Penyakit Sipilis
c) Penyakit Hepatitis C (HCV)
11

d) Penyakit HIV
e) Penyakit Malaria
8. PJ Pemusnahan Darah
• Memisahkan darah donor yang rusak atau expire
• Mencatat darah donor yang rusak atau expire
• Memusnahkan darah donor yang rusak atau expire
9. PJ Uji Cocok Serasi
• Mencocokan darah pendonor dengan darah pasien
• Mengecek atau memeriksa ulang darah pendonor dan darah pasien
10. PJ Penyimpanan Darah
• Menyimpan darah aptap pendonor darah sukarela ke blood bank
• Menyimpan darah aptap pendonor darah tetap ke blood bank

C. Pengaturan Jaga
Pelayanan di UTDRS dilakukan 24 jam. Penjagaan diatur dalam 3 shift yaitu:
• Pagi : 07:30 wib - 14:00 wib
• Siang : 14:00 wib – 21:00 wib
• Malam : 21:00 wib -07:30 wib
12

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
• Terlampir
B. Standar Fasilitas
1. Standar Ruangan
• Lokasi mudah dijangkau dari berbagai unit pelayanan di rumah sakit.
• Cahaya dan ventilasi yang cukup serba AC.
• Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, generator atau UPS
yang mampu mem backup refgenerator agar stabilitas suhu tetap
terjaga.
• Tersedia 1 wastafel cuci tangan
• Lantai ruangan ada tampa sambungan, sudut lantai melengkung.
2. Standar Peralatan Kerja Dan Kantor
• Meja UTD yang dilapisi dengan beton untuk sentrifuge
• Kursi UTD terbuat dari plastik
• Meja tulis dan kursi
• Komputer + printer
• Lemari Arsip
• Telepon
3. Standar Alat dan Bahan Habis Pakai
➢ Peralatan
• Timbangan Badan
• Tensimeter
• Stetoskop
• Haemoglobinmeter
• Baker Glass ukuran 100ml,wadah CuSO4
➢ Bahan Habis Pakai

• Blood Lancet,Alkohol Swab


• Kapas Steril,Secukupnya
• Blood Grouping Plate Capilary Tube Heparin
13

• Tempat Limbah Infeksius


• Tempat Limbah Padat Infeksius (Tajam)
➢ Reagensia
• Larutan CuSO4 BJ 1.053
• Antisera Anti A, Anti B monoclonal
• Anti D monoclonal IgM

C. Peralatan Pengambilan darah


1. Peralatan :
• Tempat tidur statis
• Tensimeter
• Cool Box
• Kleam Arteri
• Pinset
• Haemoscale Otomatic
• Hand Sealer
• Gunting
• Tempat Kapas steril
• Tempat Kasa Steril
• Rak Tabung
• Tempat Alkohol swab
a. Bahan Habis Pakai
• Kantong Darah
• Spidol
• Sarung tangan
• Alkohol swab
• Kasa Steril
• Tabung Reaksi
• Handsaplast
• Tempat Limbah Infeksius
• Tempat Limbah Padat Infeksius (Tajam)

D. Peralatan Penyimpanan Darah


14

• Blood Refrigerator
• Peti pendingin darah (Cool Box)
1. Pengelolahan Komponen darah
Peralatan:
• Electric Tube Sealer
• Arteri Klem
• Transfer bag
15

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Waktu Pelayanan
Pelayanan di UTDRS dilakukan 24 jam. Penjagaan diatur dalam 3 shift yaitu :
Pagi : Jam 07:30 wib -14:00 wib
Sore : Jam 14:00 wib – 21:00 wib
Malam : Jam 21:00 wib – 07:30 wib

B. Pendaftaran dan Pencatatan


Pencatatan dilakukan pada setiap tahap kegiatan secara lengkap, yaitu:
a. Penerimaan darah rutin dan khusus
b. Dokumentasi permintaan darah para klinis lengkap dengan indikasi, jenis,
dan jumlah darah beserta identitas pasien.
c. Pemeriksaan golongan darah pasien / darah donor, uji cocok serasi dalam
lembar kerja.
d. Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah.
e. Tentang kebutuhan darah yang tidak terpenuhi.
f. Hasil monotoring dan evaluasi
g. Validasi reagen, kalibrasi alat, pencatatan, suhu, alat simpan darah.
h. Reaksi transfusi.

C. Penyimpanan Darah Dan Komponen Darah


No Jenis Darah Tempat Suhu
1. Whole Blood Blood Refrigenarator 2 - 6o Celcius
2. PRC Blood Refrigenarator 2 – 6o Celcius
3. Trombosit Platelet refrigenarator 20 -24o Celcius

D. Penyerahan Darah Yang Diminta


1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter disertai
dengan formulir permintaan.
2. Petugas UTDRS meneliti formulir permintaan darah/ pengeluaran darah
dan table kantung darah.
16

E. Pencocokan data sebelum darah dikeluarkan:


1. Identitas pasien dan darah donor
Identitas pasien dan darah donor seperti Nomor kantong darah dan nomor
pada selang yang sudah terpotong dicocokan dengan label kantong, data
darah keluar dan data pasien.
2. Hasil pencocokan semua data diatas harus sesuai dan dilakukan oleh
setiap petugas yang mengeluarkan darah.

F. Kualitas Dan Keamanan Darah.


1. Darah dilengkapi label identitas yang jelas, meliputi
▪ Nomor kantong darah
▪ Jenis darah
▪ Golongan darah
▪ Tanggal pengambilan darah
▪ Tanggal kadarluarsa
▪ Jenis antikoagulan
▪ Suhu Penyimpanan
▪ Hasil pemeriksaan HbsAg, HIV, HCV, VDRL negative
▪ Memeriksa darah secara makroskopis
▪ Warna tidak berubah, tidak hemolisa
▪ Darah berada pada suhu optimal tidak lebih kurang dari 30 menit.
▪ Kantong darah masih utuh, tidak bocor, selang msaih panjang.
Sebelum darah dikeluarkan petugas harus memeriksa darah dalam kantong
apakah darah disimpan dalam refregenartor suhu 2-6 celcius.
▪ Melakukan proses penerimaan, pemeriksaan dan penyerahan darah
menurut prosedur yang ditetapkan, penampilan abnormal, warna yang
berbeda dan kemungkinan lisis.
▪ Kantong ada yang bocor dan tanggal kadarluarsa serta kecocokan
data-data
▪ Kemungkinan adanya kontaminasi bakteri.

G. Crossmatch dan Tes Kecocokan


Tujuan dilakukan crossmatch :
▪ Mencegah reaksi transfusi
17

▪ Mengetahui reaksi darah donor dengan dengan darah pasien.


▪ Double cek untuk pemeriksaan ABO
▪ Metode lain untuk pemeriksaan antibody.

H. Identifikasi Donor Dan Penerima ( Jika Ada)


Adalah Tahapan:
▪ Pemberian label kecocokan
▪ Pengamatan /pemeriksaan kualitas darah donor
▪ Distribusi darah.
Pada label kecocokan harus tercantum
▪ Nama pasien lengkap
▪ No. MR
▪ Gol. ABO/komponen darah dan penyimpanan
▪ Hasil skrining antibodi

I. Pengambilan Darah Yang Tidak Terpakai


Darah dapat dikembalikan ke UTDRS bila dinyatakan tidak digunkan untuk
transfusi darah dengan persyaratan :
▪ Seblum dibuka dan ditusuk dengan selang transfusi
▪ Disimpan pada suhu ( 1-10 celcius)
▪ Bila tidak sesuai dengan suhu penyimpanannya maka tidak bisa lagi
digunakan bila suda berada lebih dari 30 menit dari pengeluaran blood
bank.

J. Pencatatan Dan Pelaporan Dari Reaksi Yang Timbul Dari Transfusi


Darah.
Perawat ruangan harus melakukan pemantauan reaksi transfusi, minimal 15
menit pertama pada setiap pemberian kantong darah yang ditransfusikan,
bila terjadi reaksi transfusi darah maka harus dilakukan penanganan sesuai
dengan SPO dan pelaporan kepada UTDRS sebagai feedback.

K. Pengelolahan Limbah
UTDRS dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan
gas yang berbahaya bila tidak ditanganin secara benar.
18

Penanganan dan penampungan limbah terdiri dari:


▪ Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai,
diletakan pada tempat yang tepat, aman, dan hygienis.
▪ Pemisahan limbah untuk mengenal berbagai jenis limbah yang akan
dibuang dengan cara menggunakan kantong berkode (Kode warna).
▪ Pengelolahan limbah efektif dengan cara desinfeksi, dekontaminasi,
sterilisasi, atau insinerasi.

L. Laporan.
Ketentuan tentang cara pencacatan dan pelaporan yang dimaksud
ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan menteri.
1. Permintaan rutin dan darurat.
Laporan permintaan rutin dan darurat dibuat berdasarkan:
• Golongan darah
• Jenis darah (komponen darah)
• Jumlah (kantong/unit/cc)
2. Stock darah perhari
Laporan stock darah dibuat perhari dan didokumentasikan dengan baik.
Laporan bisa dibuat tertulis atau dientrikan ke komputer dan tersimpan.
3. Pengembalian darah yang tidak terpakai.
Laporan pengembalian darah yang tidak terpakai dibuat berdasarkan
• Golongan darah
• Jenis darah (komponen darah)
• Jumlah
• Nomor kantong
4. Jumlah darah rusak/ Expired.
Laporan jumlah darah rusak dibuat tertulis atau dientrikan ke komputer dan
tersimpan.
5. Jumlah pemakaian darah dibuat berdasarkan
• Golongan darah
• Jenis darah ( komponen darah)
• Jumlah( kantong/unit)
6. Jumlah pemeriksaan
Laporan jumlah pemeriksaan dibuat berdasarkan:
19

• Golongan darah
• Crossmatching
• Uji saring( screning)
7. Kejadian reaksi transfusi darah.
Laporan kejadian reaksi transfusi darah berdasarkan :
• Jumlah
• Nomor Kantong/unit darah.
• Tanggal.
8. Response time (penyerahan) permintaan darah dicatat mulai dari jam
sampel diantarkan, kemudian sampel diproses, sampai darah siap untuk
diberikan ke pasien
20

BAB V

LOGISTIK

Alur Donor Darah

Donor

Registrasi Donor

Pemeriksaan Medis (Dokter)

Boleh Donor Lagi Setelah 3 Bulan


Boleh Donor Lagi
Beberapa Hari

Tolak
Hasil
EBE
Terima

Pemeriksaan HB,Gol Darah

Tolak
Hasil

Terima

Pengambilan Darah 350 ± 10% ml

Ambil Gagal
Darah
Berhasil

Donor Istirahat

Unit Tranfusi Darah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.


21

BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja terhadap ancaman bahaya yang mengakibatkan resiko gangguan


kesehatan dan keselamatan bagi petugas UTD perlu diidentifikasi dan dilakukan
pencegahan yaitu:
1. Ruangan
a. Kebersihan ruangan selalu terjaga.
b. Permukaan meja kerja selalu dibersihkan setelah selesai bekerja dan
ketika terjadi tumpahan bahan.
c. Lantai bersih, kering, tidak licin dan ada saluran pembuangan.
d. Suhu ruangan anatar 22-27 celcius dengan kelebaban nisbi 50-70%.
e. Udara dalam ruangan dibuat mengalir searah (dari ruang bersih ke ruang
kotor).
f. Dinding dicat dengan bahan epoksi, permukaan rata, mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan dan tahan terhadap desigfektan
g. Pintu ruangan harus selalu tertutup jika petugas sedang bekerja, mereka
yang tidak berkepetingan dilarang masuk.
2. Peralatan
a. Sarung tangan dilepas bila menerima telepon.
b. Penyimpanan jas UTD tidak dalam satu lemari dengan pakaina lain yang
dipakai diluar ruangan UTDRS.
c. Diwajibkan memakai sarung tangan plastik karet tipis selama bekerja.
d. Penyimpanan peralatan sesuai dengan standar prosedur operasional.
3. Sistem atau prosedur.
a. Penggunaan bahan-bahan sesuai dengan ukuran.
b. Semua SPO yang tersedia harus dilaksanakan dan diperhatikan untuk
mencegah atau meminimalisasi bahaya atau kecelakaan akibat kerja
c. Limbah infeksius dimasukkan kedalam kantung plastik sesuai dengan
kode dan warnanya untuk dikelola.
d. Seluruh petugas UTD harus mencuci tangan setelah menangani bahan
infeksius, dan sebelum meninggalkan ruangan UTD.
e. Jas UTD hanya boleh dipakai di ruang UTD.
22

4. Petugas.
a. Makan, minum, merokok, menyimpan makanan serta menggunakan
kosmetik didalam ruangan UTD tidak diperkenankan.
b. Seluruh petugas yang menanganin bahan infeksius harus memakai sarung
tangan untuk menghindari penularan melalui kontak langsung dengan
spesimen darah.
Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja jika terjadi bahaya di UTDRS. Jika
terjadi kecelakaan atau kedaruratan, harus dilakukan tindakan segera (Emergency
respon) dan melakukan P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) agar tidak
terjadi akibat yang fatal baik bagi petugas, tempat dan lingkungan kerja.
23

BAB VII

Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu terhadap kualitas dan keamanan darah ditentukan oleh proses
mulia dari seleksi donor, pengambilan darah, skrining, infeksi, preparasi komponen,
penyimpanan, transportasi dan identifikasi pasien.
1. Seleksi donor dan pengambilan darah.
• Usia minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun dengan
mempertimbangkan medis kondisi kesehatan
• Darah diambil dari donor dengan berat badan minimal 45 kg.
• Tekanan darah : Sistolik 90 hingga 160 mm Hg
Diastolik 60 hingga 100 mm Hg
Dan perbedaaan antara sistolik dan diastolik lebih 20 mm Hg
• Volume pengambilan darah 350 ± 10% ml.
• Suhu tubuh 36,5 – 37,5 oC
• Donasi pertama 4 kali untuk pria dan 3 kali untuk wanita dengan interval
per 3 bulan.
• Batas minimal kadar Hb 12,5 – 17 g/dL
• Faktor yang mempegaruhi pengambilan darah:
- Antikoagulan : CPDA -1
- Kecepatan aliran darah : 40-80 ml/mnt
- Mixing: setiap 30-60 detik.
- Lama waktu pengambilan maksimal 12 menit.
- Suhu 18-35 celcius
2. Skrining infeksi.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan Kit dan metoda pemeriksaan
yang direkomendasikan, Pemeriksaan dilakukan 4 jenis penyakit penular
yaitu:
- HIV
- HbsAg
- HCV
- Sifilis
24

3. Prepasi Komponen.
Penyiapan komponen darah dapat dilakukan post donasi atau selama
pengambilan . Jenis komponen yang dibuat adalah Whole blood , Packed
Red Cell ( PRC)
Pada penyiapan komponen post donasi harus diperhatiakan.:
- Kantong sesuai dengan kebutuhan
- Antikoagulan
- Proses sentrifuge (suhu dan kecepatan)
- volume
4. Penyimpan darah.
- Prinsip penyimpanan: produk integral/clsoed system dapat disimpan
batas waktu expired (± 35 hari). Apabila dimanipulasi /opened batas
waktu penyimpanan menjadi 24 jam suhu 2-6 celcius atau 4 jam 20-24
celcius
- Penyimpanan pada suhu refrigenarator suhu 2-6 celcius
a. Monitor suhu tiap hari.
b. Interior terang, bersih, dan teratur.
c. Label jelas
5. Transportasi
Transportasi darah harus menggunakan coolbox.
6. Identifikasi pasien.
Penyerahan darah ke pasien harus sesuai dengan identifikasi pasien yang
tepat.
7. Evaluasi terhadap :
1. Identifikasi donor dan pasien
2. Penyimpanan darah dan komponen darah.
3. Penyerahan darah yang diminta pasien
4. Kualitas dan keamanan darah.
5. Crossmatching dan tes kecocokan.
6. Pengambilan darah yang tidak terpakai.
7. Skrining darah terhadap beberapa penyakit tertentu.
8. Pencatatan, pelaporan, dan reaksi transfusi
9. Pengadaan darah rutin dan darurat
10. Penanganan limbah.
25

BAB VIII

PENUTUP

1. Penyusunan system pelayanan darah yang terorganisasi dan


terkoordinasi secara nasional dengan baik harus di inisiasi oleh
Kementrian Kesehatan.
2. Dengan PP Pelayanan Darah di harapkan ada kejelasan dan tanggung
jawab antara UTD dan pemerintahn dalam pelayanan darah.
3. Pembiayaan darah oleh pemerintah perlu di tindak lanjuti dengan
petunjuk pelaksanaanya.
4. Diperlukan adanya aturan perlindungan hukum bagi pelaksana
penyediaan darah.
26

Denah Ruangan UTD

Anda mungkin juga menyukai