Anda di halaman 1dari 2

MENJAGA KEBERSIHAN HATI

Setiap kita kadang atau bahkan sering merasakan malas beribadah, malas bangun sholat shubuh,
berat untuk bershodaqoh, malas membaca Qur’an, malas mendengarkan pengajian, namun
sebaliknya suka melakukan hal-hal yang tidak berguna bahkan hal-hal yang haram. Ketahuilah
keadaan seperti ini adalah tanda bahwa hati kita sedang sakit. Padahal badan kita sehat,
makannya banyak, energinya berlebih, terbukti ketika melakukan perbuatan tidak berguna untuk
dunia dan akheratnya bisa tahan lama, sementara sekedar baca Qur’an terasa berat, sholat
shubuh terasa susah, shodaqoh sedikit saja terasa berat, melihat orang lain senang malah susah,
dan masih banyak lagi gejala – gejala penyakit hati yang jarang kita sadari.
Imam Ibnul Qoyyim al-Zaujiyah membagi hati menjadi 3 kondisi :
Qolbun salim – qolbun maridh – qolbun mayyit.
Qolbun salim :

 Hati yang bersih dari penyakit hati : kesyirikan, sombong, ‘ujub, riya, hasad, iri dengki,
pendedam, amarah, bakhil, tidak sabar, egois, malas, kasar, dan segala sifat buruk lainnya.
 Taat kepada Allah dan Rasul-nya, beribadah dengan ikhlash dan benar, berakhlaq mulia,
semangat beramal sholeh,
 Takut, raja’, mahabbah, hanya kepada Allah.
 Menyesal jika satu kebaikan lewat darinya tidak dapat melaksanakannya.
 Jika sesekali terpeleset berbuat maksiat ia langsung ingat Allah dan bertaubat.
 Inilah hati yang selamat. QS. Asy-Syu’ara : 88 – 89.

Qolbun maridh

 Berat melakukan ketaatan kepada Allah namun tetap berupaya malaksanakan kewajiban
ibadah.
 Amalnya sering kali tercampur dengan niat – niat duniawi, tidak ikhlash, ujub , riya.
 Sering cenderung kepada keburukan namun sesekali pula cenderung kepada kebaikan
Qolbun mayyit

 Sama sekali tidak dapat melihat kebenaran, bahkan bisa terbalik kebeneran dianggap
kebathilan, sedang kebathilan dianggap sebagai kebenaran.
 Suka menolak kebenaran yang datang kepadanya.
 Benci kepada orang-orang yang beriman.
 Akhlaqnya buruk adalah kebiasaannya.
 Merasa aman dan nyaman dengan kebathilan.
TERAPI HATI :
1. Jauhi kemaksiatan

‫ِإَّن اْلَع ْبَد ِإَذ ا َأْخ َط َأ َخ ِط يَئ ًة ُنِك َتْت ِفى َقْلِبِه ُنْك َت ٌة َس ْو َد اُء َفِإَذ ا ُه َو َنَز َع‬
‫َو اْس َتْغ َفَر َو َت اَب ُس ِقَل َقْلُبُه َو ِإْن َع اَد ِز يَد ِفيَه ا َح َّت ى َت ْع ُلَو َقْلَب ُه َو ُه َو الَّر اُن‬
‫اَّلِذى َذ َك َر ُهَّللا ( َك َّال َب ْل َر اَن َع َلى ُقُلوِبِه ْم َم ا َك اُنوا َي ْك ِس ُبوَن‬
“Jika seorang hamba berbuat sebuah dosa, maka akan ditorehkan sebuah
noktah hitam di dalam hatinya. Tapi jika ia meninggalkannya dan beristigfar
niscaya hatinya akan dibersihkan dari noktah hitam itu. Sebaliknya jika ia terus
berbuat dosa, noktah-noktah hitam akan terus bertambah hingga menutup
hatinya. Itulah dinding penutup yang Allah sebutkan dalam ayat, ‘Sekali-kali
tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutup hati
mereka.’ (QS.al-Muthaffifin: 14).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

2. Tutupi / ikuti kemaksiatan dengan kebaikan

‫ َو َخ اِلِق الَّن اَس ِبُخ ُلٍق َح َس ٍن‬،‫ِاَّت ِق َهللا َح ْي ُثَم ا ُكْن َت َو َأْت ِبِع الَّسِّي َئ َة اْلَح َس َن َة َت ْم ُح َه ا‬

“Bertakwalah kamu kepada Allah, iringilah keburukan dengan kebaikan dan


berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik!” (H.R. Ahmad dan
Tirmidzi).

3. Bergaul dengan orang sholeh


4. Banyak membaca Al-Qur’an

‫ِإَّن هَذ ِه اْل ُقُلْو َب َت ْص َد ُأ َك َم ا َي ْص َد ُأ اْلَح ِد ْي ُد ِقْي َل َفَم ا َج َالُؤ َه ا َي ا َر ُسْو َل ِهللا َقاَل‬
‫ِتَالَو ُة اْل ُقْر آِن‬
“Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi.
Ditanyakan, ‘Apa pembersihnya wahai Rasulallah?’ Rasul menjawab,
‘Membaca al-Quran’.” (H.R. al-Qadlā’iy).

5. Berdo’a

‫ِإَّن ُقُلوَب َب ِني آَد َم ُك َّلَه ا َب ْي َن ِإْص َبَع ْي ِن ِم ْن َأَص اِبِع الَّر ْح َم ِن َكَقْلٍب َو اِحٍد‬
‫ُيَص ِّر ُفُه َح ْي ُث َي َش اُء ُثَّم َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم الَّلُهَّم ُم َص ِّر َف‬
‫اْل ُقُلوِب َص ِّر ْف ُقُلوَب َن ا َع َلى َط اَع ِتَك‬
“Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian
jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memalingkan
hati manusia menurut kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala
tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada
ketaatan beribadah kepada-Mu] (HR. Muslim no. 2654).

Anda mungkin juga menyukai