Teori Dan Resep Emulsi 2020
Teori Dan Resep Emulsi 2020
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. MATERI
Sediaan emulsi selain dikenal sebagai sediaan cair juga dapat berupa
sediaan setengah padat. Penggunaan sediaan ini pada saat ini makin populer
karena dapat digunakan untuk pemakaian dalam maupun untuk pemakaian luar.
Emulsi merupakan suatu sistem dua fase yang terdiri dari dua cairan yang tidak mau
bercampur, dimana cairan yang lain dalam bentuk butir-butir halus karena
distabilakan oleh komponen ketiga yaitu emulgator. Dalam pembuatan suatu emulsi,
pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu
dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan.
Metode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang ditambahkan
adalah metode HLB (Hydrophhilic-lipophilic Balance). Akan tetapi dalam
kenyataannya, jarang sekali ditemukan HLB dengan harga yang persia dibutuhkan
oleh semua emulsi. Oleh karena itu, sering digunakan emulgator kombinasi dengan
harga HLB rendah dan harga HLB tinggi.
Pengertian
⮚ Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispers terdiri dari bulatan bulatan
kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
⮚ Menurut F I ed. IV Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil.
c. Emulgator
Adalah suatu zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi
⮚ antoksidant.
Persyaratan Emulsi
Sediaan emulsi yang baik harus :
1. Stabil dan homogen
2. Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati
ukuran partikel koloid
3. Tidak terjadi creaming atau cracking
4. Warna, bau dan rasa menarik
⮚ emulsi cair : pemakaian oral, topikal, parenteral mis : emulsi ol.iecoris aselli,
balsamum papilare, intralipid injeksi
⮚ Emulsi alam / emulsi vera (emulsa naturalia) Dibuat dari bahan dasar biji bijian
yang mengandung emulgendum & emulgens, dengan penambahan air dari
luar akan terbentuk emulsi.
⮚ Emulsi buatan / emulsi spuria dibuat dari bahan cair yang umumnya berupa
minyak dengan penambahan emulgator dan air dari luar akan terbentuk
emulsi
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
3. Menurut tipe emulsi / jenis emulsi
⮚ Emulsi tipe O/W (oil in water)atau M/A (minyak dalam air). Emulsi yang
terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.Minyak sebagai fase
internal dan air fase eksternal.
⮚ Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak). Emulsi yang
terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak.Air sebagai fase internal
sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal.
Terbntknya emulsi tipe m/a atau a/m tergantung :
a. Kelarutan selektif emulgator yg digunakan.
⮚ bila emulgator larut dalam air maka terbentuk emulsi tipe m/a ⮚
bila emulgator larut dalam minyak maka terbentuk emulsitipe a/m b.
Perbandingan jumlah fase minyak dan fase air.
lebih disukai emulsi tipe m/a karena : - rasa atau bau minyak yang tidak enak
dapat tertutup/dikurangi. - minyak dalam butir-butir halus lebih mudah
dicerna. Co: emulsi minyak ikan utuk penggunaan oral
⮚ dibuat suatu rangkaian listrik, media penghantar arus digunakan emulsi yang
ingin diketahui tipenya. adanya arus akan ditunjukkan dengan menyalanya
lampu yg dipasang pada rangkaian tersebut.
- Bila emulsi dapat menghantarkan listrik ditandai lampu menyala hal ini
menunjukkan fase luar emulsi adalah air dan tipe emulsi adalah minyak
dalam air (m/a)
- Bila emulsi tidak dapat menghantarkan aliran listrik ditandai lampu tidak
menyala maka fase luar emulsi adalah minyak sehingga tipe emulsi air
dalam minyak (a/m).
emulsi yang ingin diketahui tipenya disinari dengan sinar ultraviolet. ⮚ bila
fluoresensi merata di seluruh bagian maka tipe emulsi adalah air dalam
minyak (a/m).
⮚ bila fluoresensi bintik-bintik maka tipe emulsi adalah minyak dalam air
(m/a).
1. Creaming
y/ terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung fase
dispers lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible
artinya bila kocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
3. Inversi
y/ peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe eulsi w/o menjadi o/w atau
sebaliknya. Sifatnya irreversible.
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
FORMULA UMUM SEDIAAN EMULSI
1. Bahan obat.
Bahan obat dalam sediaan emulsi dapat berasal dari minyak yang dikandung
dlm biji-bijian atau bahan cair yang umumnya berupa minyak atau yang
menyerupai minyak yang tidak dapat tercampurkan dengan pembawa umumnya
air.
2. Bhn pengemulsi
Untuk menstabilkan suatu emulsi, agar fase dalam dan fase luar tidak memisah
dapat ditambahkan bahan pengemulsi / surfaktan.
b. Muatan emulgator
b. Corrigens
Penambahan corrigens ditujukan untuk menutupi rasa dan bau dari minyak
agar emulsi menjadi lebih enak.
- Untuk minyak ikan dapat diberi : - ekstrak glicyrrhizae - kopi - vanili - coklat
- minyak atsiri
- Corigens sering ditambahkan pada fase minyak sebelum diemulsikan
untuk memberi rasa enak pada fase dalam.
- Umumnya corrigens ditambah ke fase dalam dan fase luar
- Konsentrasi minyak atsiri yang digunakan 0,1 – 0,5 %
- Sebagai pemanis dapat digunakan sirup, gula atau sakarin.
1. Gol. Karbohidrat :
⮚ Gom arab
⮚ dapat digunakan untuk mengemulsikan minyak lemak dan minyak
menguap - Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat
minum.
⮚ Emulsi dengan gom arab viskositasnya agak rendah → agak cepat terjadi
⮚ Tragakan
20kalinya → ditambah bergantian sejumlah kecil minyak dan air. ⮚ Viskositas lebih
besar dari gom arab → sukar dituang.
⮚ Bila tragakan dikombinasi dengan gom arab (0,1 g tragakan ditambah 1 g gom arab)
→ - gom arab membuat diameter butir-butir minyak lebih kecil - tragakan
memperbesar viskositas.
⮚ Metilselulosa = MC
⮚ Stabil pada pH 2 – 12
⮚ Gelatin B
Sabun jenis monovalen dari asam lemak tinggi menghasilkan emulsi yang baik
dalam sediaan lotion atau linimen.
Untuk obat luar → rasa tidak enak dan efek laxansnya shg dihindari penggunaannya
untuk emulgator obat dalam.
Emulsi dg sabun dari logam alkali polivalent menghasilkan emulsi type a/m.
⮚ Trietanolamin = TEA
⮚ Golongan Alkohol
Sejumlah alkohol BM tinggi dlm sistem emulsi → utk daya stabilisasi. Yang umum
digunakan adalah setil alkohol, stearil alkohol, oleil alkohol dan gliseril monostearat.
Dalam pembuatan emulsi dikombinasi dg sabun-sabun atau zat pembasah utk
mendapatkan emulsi yg stabil.
⮚ Polietilen Glikol Ester = PEG
⮚ Golongan Pembasah
Bahan surfaktan sintetis → mengurangi tegangan antar permukaan antara dua cairan yg
tidak tercampurkan.
Mengandung gugus hidrofil dan lipofil, dan dalam emulsi dapat digunakan
sebagai emulgator atau penstabil emulsi. Contoh : Natrium lauril sulfat, ester
sorbitol dan derivat polioksi etilen
⮚ Tween : bersifat hidrofilik, mempunyai harga HLB yang tinggi dan cenderung
membentuk emulsi tipe m/a
⮚ Kombinasi antar Span dan Twen untuk mendapatkan harga HLB tertentu dari
fase minyak akan menghasilkan emulsi yang mudah dan stabil baik emulsi
tipe m/a atau a/m
⮚ Pembuatan emulsi dengan emulgator span dan tween dilakukan dengan cara :
Span dilarutkan dalam fase minyak, Tween dilarutkan dalam fase air
⮚ Setiap zat yang termasuk dalam kelompok ini memiliki nilai HLB, nilai HLB
akan menentukan Tipe sistem
1. Metode gom kering ( metode Kontinental) : Hasil Lebih Baik dan lebih cepat
dari Pada Gom Basah
Perbandingan Minyak: Air Gom :Gom = 4;2;1 (Literatur : Ansel) atau
2:1,5:1 (Literatur : Vanduin)
Cara pembuatan :
1) Pertama-tama masukkan gom kedalam lumpang, masukkan minyak
kedalam lumpang, aduk cepat hingga tercampur sempurna
2) lalu ditambahkan air gom seluruhnya , diaduk /digerus dengan cepat
dan searah hingga terbentuk korpus emulsi (ditandai dengan bunyi
yang khas) = corpus emulsi jadi
3) Tambahkan bahan formulatif lainnya (pengawet,penstabil, perasa, dll.
CATT : larutkan dulu dengan fase luar kemudian baru dicampur
dengan emulsi utama (no.1)
Cara Pembuatan :
1) Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.
2) Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat,
3) Tambahkan airr yang sama banyak dengan minyak sedikit demi sedikit
sambil terus dikocok,
4) setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat.
⮚ Sediaan Emulsi, kecuali dinyatakan lain, disimpan dalam wadah tertutup baik
di tempat sejuk, dalam botol atau pot sesuai dengan viskositas
emulsi/sediaan.
⮚ Sediaan emulsi harus diberi label “kocok dahulu “ karena sebelum digunakan
sediaan harus dikocok untuk menjamin distribusi fase dalam yang merata
dalam pembawa.
Resep :
Penyelesaian Resep :
Praktek Umum
Dr.yyyyyyy ⮚ Usul :
Jl. Raya Bengkulu, No. I, kota Bengkulu
No. Tlp. 081xxxxxxxxx 1) Air PGA = 1,5 kali berat PGA
SIP. 123456/2019
Penyelesaian Resep :
Bengkulu, ...............
R/ ⮚ Penimbangan Bahan
Olivae 20 1) Olivae = 20 gram = 20.000 mg
Pulvis Gum Arabicum 10
Syrp simplex 20
Aqua 200
m.f.la emulsi
s.4dd.C1
Pro : Ardian (15 thn), Bengkulu
Zat Aktif
Emulgator C. Saporis
⮚ Cara Kerja
Bengkulu, ...............
R/
Oleum Ricini 30
Pulvis Gum Arabicum Qs
Sach Album 15
Aqua ad 250 mL
m.f.la emulsi
s.u.n
Pro : sisi,bengkulu
Penyelesaian Resep :
⮚ Usul :
⮚ Penimbangan Bahan
5) Nipagin = 0,12
100x 250 mL = 0,3 gram
Air nipagin = 0,3 gram x 20 = 6 gram ~ 6 mL air panas
Catt : kelarutan nipagin = larut dalam 20 bagian air panas
⮚ Cara Kerja
Cara Kerja :
1) Ekstrak dicampurkan dengan minyak lemak, kemudian ditambahkan PGA,
gerus,tambahkan air PGA, gerus kuat sampai terbentuk Corpus emulsi.
Tambahkan sisa airnya
Cara Kerja :
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.
Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang
sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat.
Cara Kerja :
1) Larutkan Zat padat kedalam fasa minyak yang sesuai
Contoh : dalam R/ yang mengandung champora dan oleum olivae, maka
champora dilarutkan terlebih dahulu dalam olium olivae
2) Buat corpus empulsi : campurkan bagian minyak lemak dengan
PGA,gerus , tambahkan air PGA, gerus kuat sampai terbentuk corpus emulsi
3) Bila dalam resep terdapat M.Atsiri,maka ditambahkan paling akhir langsung
dimasukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi
⮚ TEA Dilarutkan dalam air, Asam stearat dilelehkan diatas tangas air
Praktek Umum
Dr.yyyyyyy
Jl. Raya Bengkulu, No. I, kota Bengkulu
No. Tlp. 081xxxxxxxxx
SIP. 123456/2019
Bengkulu, ...............
R/
Laxadine emulsion 100 mL
s. bdd. 1 Cp. Oh. Prn
Pro : sisi 10 tahun , Bengkulu
Penyelesaian Resep :
⮚ FO :
Laxdine
Tiap 5 mL emulsi mengandung
Parafin likuid 1,2 gram
Phenolftalein 55 mg
Gliserin 378 mg
⮚ Usul :
⮚ Penimbangan Bahan
1,2 ��������
1) Paraffin likuid =
5 ����x 100 mL = 24 gram
55 ����
2) Phenolftalein =
5 ����x 100 mL = 1100 mg = 1,1 gram
Karena bentuk serbuk, harus dilarutkan dulu. Sifat fenolftalein sangat
mudah larut dalam air
3) Gliserin = 378 ����
5 ����x 100 mL= 7560 mg = 7,56 gram
4) PGA = Σ parafin = 24 gram
5) Air PGA =1,5 x Σ PGA = 1,5 x 24 gram = 36 gram ~36
���� by. Krisyanella, M.Farm.,Apt D3 Farmasi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
2021
6) Agua = 100 – (30+ 1,5 + 20 + 30 + 45 ) =
Artinya : tidak ada penambahan air di formula selain untuk pembuatan
PGA saja
⮚ Cara Kerja
HLB rendah biasanya lebih lipofilik begitu juga sebaliknya. untuk menentukan
suatu emulsifier biasanya digunakan nilai HLB yang optimum, sehingga tercapai
sistem emulsi yang stabil. Metode eksperimen lebih sering digunakan untuk
menentukan HLB yang optimum, yaitu dengan cara membuat beberapa variasi
konsentrasi emulsifier dalam suatu sistem, kemudian di uji stability emulsinnya pada
0 , 0,5 jam , 2 jam, 24 jam dan 24,5 jam.
Emulsi disediakan secara mengacau fasa serakan dalam media serakan dengan
penambahan agen pengemulsi secara kuat untuk memecahkan fasa serakan. Untuk
mengekalkan kestabilan emulsi bahan penstabil seperti makromolekul juga
ditambah. Bahan penstabil akan membentuk lapisan pada permukaan titisan
minyak. Titisan akan terhalang dari bertemu kerana faktor sterik. Bahan penstabil
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
juga boleh larut dalam media serakan dan meningkatkan kelikatan emulsi.•Emulsi
o/w distabilkan agen pengemulsi yang mempunyai nilai HLB besar yaitu diantara 8
hingga 18. Contoh agen pengemulsi yang mempunyai nilai HLB 8-18 ialah acacia,
metilselulosa, gelatin dan xanthan.
Diperlukan nilai HLB yang cocok agar emulsi menjadi stabil, oleh sebab itu
diperlukan perhitungan HLB. cara perhitungan HBL : yaitu melalui persamaan dan
aligasi
Contoh Soal :
⮚ Menggunakan persamaan
Tween 80 = A
Span 80 = 12-A
Rumus persamaan :
( WA x HLB A) + (WB x HLB B) = (W campuran x HLB Campuran)
15 15 – 12 = 3 3, 598
+