Anda di halaman 1dari 33

EMULSI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa memahami teori dasar Emulsi

2. Mahasiswa memahami tekhnik peracikkan sediaan Emulsi

B. MATERI

Sediaan emulsi selain dikenal sebagai sediaan cair juga dapat berupa
sediaan setengah padat. Penggunaan sediaan ini pada saat ini makin populer
karena dapat digunakan untuk pemakaian dalam maupun untuk pemakaian luar.
Emulsi merupakan suatu sistem dua fase yang terdiri dari dua cairan yang tidak mau
bercampur, dimana cairan yang lain dalam bentuk butir-butir halus karena
distabilakan oleh komponen ketiga yaitu emulgator. Dalam pembuatan suatu emulsi,
pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu
dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan.
Metode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang ditambahkan
adalah metode HLB (Hydrophhilic-lipophilic Balance). Akan tetapi dalam
kenyataannya, jarang sekali ditemukan HLB dengan harga yang persia dibutuhkan
oleh semua emulsi. Oleh karena itu, sering digunakan emulgator kombinasi dengan
harga HLB rendah dan harga HLB tinggi.

Pengertian

⮚ Emulsi adalah sediaan yang homogen mengandung minyak atau lemak,


terdispersi dalam vehikulum, distabilkan dengan emulgator atau surfaktan
yang cocok.

⮚ Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispers terdiri dari bulatan bulatan
kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
⮚ Menurut F I ed. III Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair
atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

⮚ Menurut F I ed. IV Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil.

Komponen emulsi digolongkan menjadi 2 macam yaitu :


1. Komponen Dasar
Yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi, biasanya
terdiri dari :
a. Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair
lain. b. Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar
(pendukung) dari emulsi tersebut.

c. Emulgator
Adalah suatu zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
2. Komponen Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
Misalnya :

⮚ corrigen saporis,odoris, colouris,

⮚ preservatif (pengawet) : metil Paraben, propil paraben, Asam benoat,


Nipagin, benzalkonium klorida, dll

⮚ antoksidant.

Persyaratan Emulsi
Sediaan emulsi yang baik harus :
1. Stabil dan homogen
2. Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati
ukuran partikel koloid
3. Tidak terjadi creaming atau cracking
4. Warna, bau dan rasa menarik

Macam – Macam Emulsi


1. Menurut konsistensinya dan maksud pemakaiannya:

⮚ emulsi cair : pemakaian oral, topikal, parenteral mis : emulsi ol.iecoris aselli,
balsamum papilare, intralipid injeksi

⮚ emulsi semisolid : pemakaian topikal mis : vanishing cream

2. Menurut asal bahan pembuat emulsi

⮚ Emulsi alam / emulsi vera (emulsa naturalia) Dibuat dari bahan dasar biji bijian
yang mengandung emulgendum & emulgens, dengan penambahan air dari
luar akan terbentuk emulsi.

⮚ Emulsi buatan / emulsi spuria dibuat dari bahan cair yang umumnya berupa
minyak dengan penambahan emulgator dan air dari luar akan terbentuk
emulsi
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
3. Menurut tipe emulsi / jenis emulsi

⮚ Emulsi tipe O/W (oil in water)atau M/A (minyak dalam air). Emulsi yang

terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.Minyak sebagai fase
internal dan air fase eksternal.

⮚ Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak). Emulsi yang
terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak.Air sebagai fase internal
sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal.
Terbntknya emulsi tipe m/a atau a/m tergantung :
a. Kelarutan selektif emulgator yg digunakan.

⮚ bila emulgator larut dalam air maka terbentuk emulsi tipe m/a ⮚
bila emulgator larut dalam minyak maka terbentuk emulsitipe a/m b.
Perbandingan jumlah fase minyak dan fase air.

Pemakaian Sediaan Emulsi


Sediaan emulsi dapat dipergunakan untuk obat dalam maupun obat luar.

⮚ Untuk obat dalam,

lebih disukai emulsi tipe m/a karena : - rasa atau bau minyak yang tidak enak
dapat tertutup/dikurangi. - minyak dalam butir-butir halus lebih mudah
dicerna. Co: emulsi minyak ikan utuk penggunaan oral

Tujuan Pemberian Bentuk Sediaan Emulsi


Suatu bahan obat bentuk cair (minyak) yang tidak tercampurkan dengan pembawa
cair dibuat dalam bentuk sediaan emulsi dengan tujuan / alasan : 1. Untuk menutupi
rasa yang kurang enak
2. Untuk mempermudah proses pencernaan
3. Untuk memudahkan pemakaian
- memudahkan pengolesan : emulsi tipe a/m
- memudahkan pencucian : emulsi tipe m/a
4. Memberi efek emolient.
5. Memperlama khasiat

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
Cara Penentuan Tipe Emulsi :
1. Tes pengenceran = drop dilution test
Berdasarkan pengenceran fase luar emulsi dilakukan dengan cara : -
meneteskan air atau minyak pada sejumlah tertentu emulsi.
- bila emulsi dapat diencerkan dengan air (tetap homogen) : tipe emulsi adalah
m/a.
- bila emulsi dapat diencerkan dengan minyak (tetap homogen) : tipe emulsi
adalah a/m.

2. Tes kelarutan zat warna = Dye Solubility Test


Berdasarkan kelarutan zat warna dalam air atau minyak (fase pendispers).
dilakukan dengan cara: meneteskan larutan zat warna pada sejumlah tertentu
emulsi. bila larutan zat warna dalam air, ditambahkan pada suatu emulsi dan
didapat :
- warna yang homogen maka tipe emulsi minyak dalam air (m/a). -
warna yang heterogen maka tipe emulsi air dalam minyak (a/m).

3. Tes Konduktivitas / Conductivity Test


Berdasarkan sifat air yg dapat menghantarkan aliran listrik. Test ini akan lebih
sensitif bila ditambah sedikit NaCl. dilakukan dengan cara :

⮚ dibuat suatu rangkaian listrik, media penghantar arus digunakan emulsi yang
ingin diketahui tipenya. adanya arus akan ditunjukkan dengan menyalanya
lampu yg dipasang pada rangkaian tersebut.
- Bila emulsi dapat menghantarkan listrik ditandai lampu menyala hal ini
menunjukkan fase luar emulsi adalah air dan tipe emulsi adalah minyak
dalam air (m/a)
- Bila emulsi tidak dapat menghantarkan aliran listrik ditandai lampu tidak
menyala maka fase luar emulsi adalah minyak sehingga tipe emulsi air
dalam minyak (a/m).

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
4. Tes Flouresensi / Flourescence test
Berdasarkan sifat beberapa minyak yang berflouresensi pada sinar ultraviolet.
dilakukan dengan cara :

emulsi yang ingin diketahui tipenya disinari dengan sinar ultraviolet. ⮚ bila
fluoresensi merata di seluruh bagian maka tipe emulsi adalah air dalam
minyak (a/m).

⮚ bila fluoresensi bintik-bintik maka tipe emulsi adalah minyak dalam air
(m/a).

Faktor2 Yang Dapat Mempengaruhi Stabilitas Fisika Sediaan Emulsi


1. Ukuran fase terdispersi/dalam
Suatu emulsi stabil, jika butir yang terdispersi berada dalam keadaan terbagi
halus dalam waktu yang lama, bila fase terdispersi makin mendekati keadaan
koloidal maka emulsi tersebut makin stabil.
2. konsentrasi fase dalam
hal ini adalah salah satu faktor penyebab terjadinya creaming.
Butir-butir yang besar dan dapat bergerak dengan cepat akan menubruk
butir-butir yang kecil dengan pergerakan yang lambat.
Bila konsentrasi fase dalam > , shg butir-butir yg berada pada dasar
sampai permukaan bersentuhan maka gerakan dari butirbutir tidak
memungkinkan lagi krn alasan ruang geometriknya.
3. Viskositas fase luar
Makin besar viskositas emulsi , maka makin kurang gerakan/tumbukan
butir-butir fase dalam, dengan demikian menghalangi bersatunya fase
dalam dan menghindari terjadinya creaming. Sesuai dengan hukum
Stoke’s
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
KETIDAKSTABLIAN EMULSI

1. Creaming
y/ terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung fase
dispers lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible
artinya bila kocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.

2. Koalesan dan cracking ( breaking )


y/ pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak
akan koalesan ( menyatu ). Sifatnya irreversible ( tidak bisa diperbaiki ). Hal ini
dapat terjadi karena: Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan
pH, penambahan CaO/CaCl2 exicatus. Peristiwa fisika, seperti pemanasan,
penyaringan, pendinginan, pengadukan.
Fase dalam dan fase luar cenderung memisah → adanya tegangan permukaan pada
kedua cairan. bila gaya ini tidak dihilangkan , butir-butir fase dalam akan bersatu dan
emulsi akan pecah.

Efek dari gaya ini dapat diatasi dg cara :


a) Menambah bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan /
surfaktan.
b) Menambah bahan yg dapat menempatkan diri pada permukaan antara
kedua fase dan mengikat kedua fase dengan kekuatan besar.
c) Menambah bahan yg membentuk suatu film / selaput tipis di sekeliling
butiran-butiran fase dalam yang secara mekanis mencegah kedua fase
tersebut bersatu.

3. Inversi
y/ peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe eulsi w/o menjadi o/w atau
sebaliknya. Sifatnya irreversible.
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
FORMULA UMUM SEDIAAN EMULSI

1. Bahan obat.
Bahan obat dalam sediaan emulsi dapat berasal dari minyak yang dikandung
dlm biji-bijian atau bahan cair yang umumnya berupa minyak atau yang
menyerupai minyak yang tidak dapat tercampurkan dengan pembawa umumnya
air.

2. Bhn pengemulsi
Untuk menstabilkan suatu emulsi, agar fase dalam dan fase luar tidak memisah
dapat ditambahkan bahan pengemulsi / surfaktan.

Bahan pengemulsi dibedakan berdsrkan


a. Kelarutan emulgator

⮚ emulgator larut air mis: gom arab (PGA), tragakan,tween

⮚ emulgator larut minyak mis: sabun kalsium stearat, span

b. Muatan emulgator

⮚ anionik mis : gom arab, sabun natrium stearat

⮚ kationik mis : benzalkonium klorida

⮚ Non ionik - bersifat

⮚ amphoter misal : protein

3. Bahan Tambahan / pembantu


Bahan-bahan pembantu / tambahan yang umumnya ditambahkan dalam
sediaan emulsi
a. Pengawet
Emulsi yang menggunakan emulgator gom atau zat organik lainnya ,mudah
sekali terurai baik oleh jamur, ragi atau bakteri . Emulsi yang disimpan
tanpa pendinginan, agar tidak rusak atau pecah harus ditambah pengawet.
Agar efektif, pengawet harus larut dalam air karena umumnya
mikroorganisme tsb tumbuh dalam fase air. Pengawet yang dapat
digunakan a.l. :
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
1) Alkohol, konsentrasi 12 – 15 % dari fase air
2) Asam benzoat, konsentrasi 0,2 %
3) Parahidroksi benzoat, konsentrasi 0,1 – 0,2 %
4) Asam sorbat, konsentrasi 0,2

b. Corrigens
Penambahan corrigens ditujukan untuk menutupi rasa dan bau dari minyak
agar emulsi menjadi lebih enak.
- Untuk minyak ikan dapat diberi : - ekstrak glicyrrhizae - kopi - vanili - coklat
- minyak atsiri
- Corigens sering ditambahkan pada fase minyak sebelum diemulsikan
untuk memberi rasa enak pada fase dalam.
- Umumnya corrigens ditambah ke fase dalam dan fase luar
- Konsentrasi minyak atsiri yang digunakan 0,1 – 0,5 %
- Sebagai pemanis dapat digunakan sirup, gula atau sakarin.

Bahan Pengemulsi Pada Pembuat an Sediaan Emulsi


1. Golongan karbohidrat : gom arab, tragakan, metilselulosa, karboksimetil
selulosa
2. Golongan protein : gelatin = pharmagel
3. Golongan sabun dan alkali :TEA
4. Golongan alkohol : setil alkohol, stearil alkohol, oleil alkohol, gliseril
monostearat, PEG
5. Golongan pembasah : Natrium lauril sulfat, Span, Tween

1. Gol. Karbohidrat :

⮚ Gom arab
⮚ dapat digunakan untuk mengemulsikan minyak lemak dan minyak
menguap - Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat
minum.

⮚ Emulsi denganby. Krisyanella, M.Farm.,Apt gom arab stabil pada pH 2-11


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
⮚ Dapat digunakan sebagai musilago atau dalam bentuk kering → hasil yang lebih
baik.

⮚ Emulsi dengan gom arab viskositasnya agak rendah → agak cepat terjadi

creaming atau sedimentasi.

⮚ Emulsi dengan gom arab OTT dengan:

- alkohol konsentrasi > 35%,


- larutan FeCl3
- larutan pekat Natrium borat

⮚ Jumlah Gom yang ditambahkan tergantung dari zat aktifnya sebagai


berikut :

Tabel . Jumlah Penambahan Gom Arab Atau PGA


No Zat Aktif Jumlah PGA

1 Lemak-lemak padat PGA = berat lemak padat.

2 Minyak lemak PGA=1/2 kali berat minyak.

3 Minyak lemak PGA = 1/3 kali berat minyak


kental (ex :
Oleum Ricini)

4 Parafin Liquid PGA = jumlah Parafin Liquid

5 Cera/lemak padat PGA = jumlah lemak padat


(membutuhkan bantuan suhu tinggi)

6 Ekstrak PGA = 2,5% berat sediaan (bila


jumlah ektstrak sedikit)
7 Ekstrak + Minyak PGA = jumlah ekstrak + ½ kali berat
Lemak minyak lemak (atau 1/3 kali berat
minyak lemak kental)

8 Balsam PGA = 2 x berat balsam

9 Balsam dan PGA = jumlah balsam + ½ kali berat


minyak lemak minyak lemak (atau 1/3 kali berat
minyak lemak kental)

10 Minyak Atsiri PGA = jumlah minyak atsiri


(khusus menggunakan metoda
botol)

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
⮚ Jumlah air yang digunakan untuk mengembangkan PGA = 1,5 kali
berat PGA

⮚ Tragakan

⮚ Sebagai emulgator, tragakan kurang efisien → tidak menurunkan tegangan antar


permukaan secara nyata.

⮚ Diameter butiran-butiran minyak agak besar

⮚ Pembuatan yang baik dengan homogenizer.

⮚ Jumlah tragakan yang dibutuhkan : 1/10 bagian dari Gom Arab

⮚ Stabil dalam media asam dan netral

⮚ Umumnya digunakan sebagai mucilago → tragakan digerus dengan air

20kalinya → ditambah bergantian sejumlah kecil minyak dan air. ⮚ Viskositas lebih
besar dari gom arab → sukar dituang.
⮚ Bila tragakan dikombinasi dengan gom arab (0,1 g tragakan ditambah 1 g gom arab)
→ - gom arab membuat diameter butir-butir minyak lebih kecil - tragakan
memperbesar viskositas.

⮚ Metilselulosa = MC

⮚ Merupakan semisintetis selulosa, jenis tergantung viskositasnya. ⮚ Jumlah


MC yang digunakan : umumnya dalam kadar 1 – 10%, tergantung jenisnya.

⮚ Stabil pada pH 2 – 12

⮚ Digunakan sebagai musilago, cara : mencampur minyak dengan musilago


MC

⮚ Karboksimetil selulosa = CMC

Sifat hampir sama dengan MC . Digunakan sebagai musilago, cara :


mencampur minyak dengan musilago CMC

⮚ Golongan Protein Gelatin = Pharmagel

Ada 2 jenis yaitu Gelatin A dan Gelatin B


by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
⮚ Gelatin A :

- mempunyai titik isoelektrik pada pH 8


- pada pH ± 3,2 : sangat mudah terhidrasi, bermuatan positif dan
berfungsi baik sebagai stabilitas emulsi.
- untuk membuat pH 3,2 ditambahkan asam tartrat.

⮚ Gelatin B

- mempunyai titik isoelektrik pada ph 4,7


- pada pH 8 : sangat mudah terhidrasi, bermuatan negatif.
- untuk membuat pH 8 ditambahkan natrium bikarbonat
Emulsi yg dibuat dg gelatin viskositasnya akan turun krn hidrolisa dari gelatin.
Perubahan ini dapat dikurangi sampai minimum menggunakan lar.gelatin yg
dipanaskan dekat dengan titik didihnya selama 15-20 menit untuk
menghidrolisa gelatin. Sebelum digunakan larutan gelatin didinginkan terlebih
dahulu sampai ± 50°C. Emulsi dengan gelatin akan didapat hasil yang baik
bila digunakan homogenizer.

⮚ Golongan Sabun Dan Alkali

Sabun jenis monovalen dari asam lemak tinggi menghasilkan emulsi yang baik
dalam sediaan lotion atau linimen.
Untuk obat luar → rasa tidak enak dan efek laxansnya shg dihindari penggunaannya
untuk emulgator obat dalam.
Emulsi dg sabun dari logam alkali polivalent menghasilkan emulsi type a/m.

⮚ Trietanolamin = TEA

Trietanolamin + asam lemak bebas membentuk sabun → bersifat basa lemah.


Menghasilkan emulsi stabil tipe m/a utk penggunaan luar. Bila kandungan asam lemak
dari suatu minyak terlalu rendah, dpt ditambahkan asam stearat / asam oleat tergantung
jumlah minyak yg diemulsikan.
Membuat emulsi dengan emulgator TEA + asam stearat dengan cara : 1) Asam
stearat dicairkan dengan minyaknya, TEA dilarutkan dalam air panas.

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
2) Tambahkan fase air pelan-pelan ke fase minyak pada suhu yg sama dengan
pengadukan konstan sampai dingin.

⮚ Golongan Alkohol

Sejumlah alkohol BM tinggi dlm sistem emulsi → utk daya stabilisasi. Yang umum
digunakan adalah setil alkohol, stearil alkohol, oleil alkohol dan gliseril monostearat.
Dalam pembuatan emulsi dikombinasi dg sabun-sabun atau zat pembasah utk
mendapatkan emulsi yg stabil.
⮚ Polietilen Glikol Ester = PEG

Umumnya digunakan untuk penggunaan luar (kulit)

⮚ Golongan Pembasah

Bahan surfaktan sintetis → mengurangi tegangan antar permukaan antara dua cairan yg
tidak tercampurkan.
Mengandung gugus hidrofil dan lipofil, dan dalam emulsi dapat digunakan
sebagai emulgator atau penstabil emulsi. Contoh : Natrium lauril sulfat, ester
sorbitol dan derivat polioksi etilen

⮚ Derivat Sorbitol Ester

⮚ Span : bersifat lipofilik, mempunyai harga HLB yg rendah dan merupakan


emulgator tipe a/m

⮚ Tween : bersifat hidrofilik, mempunyai harga HLB yang tinggi dan cenderung
membentuk emulsi tipe m/a

⮚ Kombinasi antar Span dan Twen untuk mendapatkan harga HLB tertentu dari
fase minyak akan menghasilkan emulsi yang mudah dan stabil baik emulsi
tipe m/a atau a/m

⮚ Pembuatan emulsi dengan emulgator span dan tween dilakukan dengan cara :
Span dilarutkan dalam fase minyak, Tween dilarutkan dalam fase air

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
kemudian Campur kedua fase dalam botol bermulut lebar, kemudian kocok
beberapa menit.

⮚ Setiap zat yang termasuk dalam kelompok ini memiliki nilai HLB, nilai HLB
akan menentukan Tipe sistem

Nilai HLB Tipe Sistem


3-6 A/M emulgator

7-9 Zat pembasah

8-18 M/A emulgator

13-15 Zat pembersih

15-18 Zat penambah pelarutan

⮚ Nilai HLB juga menentukan Tipe emulsi

a. HLB 1,8 – 8,6 → lipofil → tipe A/M


b) HLB 9,6 – 16,7 → hidrofil → tipe M/A

METODE DALAM PEMBUATAN EMULSI

1. Metode gom kering ( metode Kontinental) : Hasil Lebih Baik dan lebih cepat
dari Pada Gom Basah
Perbandingan Minyak: Air Gom :Gom = 4;2;1 (Literatur : Ansel) atau
2:1,5:1 (Literatur : Vanduin)
Cara pembuatan :
1) Pertama-tama masukkan gom kedalam lumpang, masukkan minyak
kedalam lumpang, aduk cepat hingga tercampur sempurna
2) lalu ditambahkan air gom seluruhnya , diaduk /digerus dengan cepat
dan searah hingga terbentuk korpus emulsi (ditandai dengan bunyi
yang khas) = corpus emulsi jadi
3) Tambahkan bahan formulatif lainnya (pengawet,penstabil, perasa, dll.
CATT : larutkan dulu dengan fase luar kemudian baru dicampur
dengan emulsi utama (no.1)

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
4) Zat yang mengganggu stabilitas ditambahkan terakhir (garam, logam,
alkohol)
5) Bila semua bahan sudah ditambahkan, pindahkan emulsi ke gelas ukur /
botol sediaan yang telah ditara. Tambahkan fasa luar, cukupkan
sampai dengan vol yang di inginkan

2. Metode gom basah (Metode Inggris)


Perbandingan Minyak: Air Gom :Gom = 4;2;1 (Literatur : Ansel) atau
2:1,5:1 (Literatur : Vanduin)
Cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan gum sebagai
emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom
kering.
Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan
terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa
Cara Pembuatan :
1) Emulgator dimasukkan kedalam lumpang, kemudian dimasukkan air
gom sekaligus, aduk cepat dan kuat sehingga terbentuk mucilago 2)
Tambahkan minyak sedikit demi sedikit kedalam mucilago, aduk cepat.
Setelah emulsi awal ini terbentuk, teruskan pengocokkan selama 1-3
menit)
3) Tambahkan bahan formulatif lainnya (pengawet,penstabil, perasa, dll.
CATT : larutkan dulu dengan fase luar kemudian baru dicampur
dengan emulsi utama (no.1)
4) Zat yang mengganggu stabilitas ditambahkan terakhir (garam, logam,
alkohol)
5) Sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk cepat, sampai
mencapai vol yang diinginkan.

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
3. Metode botol (Metoda Forbes)
Perbandingan Minyak: Air Gom :Gom = 2;2;1 (Literatur : Ansel) Metode
inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak minyak
dengan kekentalan yang rendah.Metode ini merrupakan variasi dari metode
gom kering atau metode gom basah
Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan
dengan fase luar.

Cara Pembuatan :
1) Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.
2) Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat,
3) Tambahkan airr yang sama banyak dengan minyak sedikit demi sedikit
sambil terus dikocok,
4) setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat.

Wadah, Label Dan Penyimpanan Sediaan Emulsi

⮚ Sediaan Emulsi, kecuali dinyatakan lain, disimpan dalam wadah tertutup baik
di tempat sejuk, dalam botol atau pot sesuai dengan viskositas
emulsi/sediaan.

⮚ Sediaan emulsi harus diberi label “kocok dahulu “ karena sebelum digunakan
sediaan harus dikocok untuk menjamin distribusi fase dalam yang merata
dalam pembawa.

Evaluasi Sediaan Emulsi


1. Organoleptik (tidak boleh ada perubahan organoleptik selama
penyimpanan)
2. Efektifitas pengawet
3. Penentuan Tipe Emulsi
a. Pengenceran Fase

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase externalnya. Dengan prinsip
tersebut, emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe
w/o dapat diencerkan dengan minyak.
b. pengecatan/pemberian warna.
Zat warna akan tersebar dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase
external dari emulsi tersebut. Misalnya ( dilihat dibawah mikroskop ). Emulsi
W/O : pewarna :Larutan Sudan III, karena Sudan III larut dalam minyak.
Emulsi O/W : Pewarna Metilen blue karena metilen blue larut dalam air.

4. Menentukan ukuran globul


untuk menentukan ukuran droplet dan distribusinya pada setiap waktu
penyimpanan.

5. Menentukan sifat alir dan viskositas


• makin cepat terjadi perubahan viskositas = makin sebentar masa simpan •
Sifat alir yg baik = sediaan mudah dituang.
6. Penentuan BJ
7. Volume terpindahkan
8. Tinggi Sedimentasi
9. Stabilitas dipercepat

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
CONTOH RESEP

RESEP 1 : Emulsi dengan Minyak Lemak


Keyword : jumlah gom arab (PGA) = ½ x jumlah minyak lemak Ingat syarat
perbandingan minyak : air :gom (digunakan pada tekhnik pembuatan
corpus emulsi harus terpenuhi / tidak boleh melebihi

Resep :
Penyelesaian Resep :
Praktek Umum
Dr.yyyyyyy ⮚ Usul :
Jl. Raya Bengkulu, No. I, kota Bengkulu
No. Tlp. 081xxxxxxxxx 1) Air PGA = 1,5 kali berat PGA
SIP. 123456/2019
Penyelesaian Resep :
Bengkulu, ...............
R/ ⮚ Penimbangan Bahan
Olivae 20 1) Olivae = 20 gram = 20.000 mg
Pulvis Gum Arabicum 10
Syrp simplex 20
Aqua 200
m.f.la emulsi
s.4dd.C1
Pro : Ardian (15 thn), Bengkulu
Zat Aktif

Emulgator C. Saporis

2) Pulvis gum arabicum (PGA) = 10 gram =10.000 gram 3) Air


PGA =1,5 x Σ PGA = 1,5 x 10 gram = 15 gram ~ 15 mL

Nb : Lihat perbandingan Minyak : Air Gom : Gom, apakah sudah ( 4 : 2 : 1 )


atau (2 : 1,5 : 1) ??
Olivae : Air PGA : PGA = 20 gram : 15 gram : 10 gram = 2:1,5:1 (PAS)
Hal ini menandakan formula untuk pembuatan corpus emulsi sudah OK
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
4) Syrup syimplek = 20 gram
5) Aqua = Berat Aqua di resep – berat Air PGA
= 200 gram – 15 gram
= 185 gram
Nb : lihat resep. Di resep tertulis Aqua 200. Ini menunjukkan bahwa untuk
formula ini = TAMBAHKAN AQUA 200 gram. Bukan 200 mL. Ok

⮚ Cara Kerja

1) Siapkan alat dan bahan


2) Timbangan ditara terlebih dahulu
3) Buat Corpus Emulsi (Gom kering)
Siapkan lumpang kering dan kasar, masukkan olivae (20 gram),
masukkan PGA (10 gram), gerus cepat dan kuat sampai tercampur,
Kemudian tambahkan air PGA seluruhnya (15 mL), gerus cepat dan
kuat sampai terbentuk corpus emulsi (M1)
4) Tambahkan syrup simplek (20 gram) kedalam M1, gerus
5) Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit, gerus homogen
6) Tara Botol kosong
Catt :
dilakukan sesaat sebelum anda memasukkan sediaan akhir kedalam
botol. Letakkan botol kosong di lengan timbangan sebelah kanan, dan
letakkan beban pada lengan kiri. Lakukan sedemikian rupa sehingga
lengan kiri dan lengan kanan seimbang.
Setelah lengan timbangan seimbang, letakkan anak timbangan 250
gram pada lengan timbangan sebelah kiri, kemudian lakukan langkah
No 7 berikut ini
7) Masukkan Sediaan kedalam botol sebanyak 250 gram , tutup mulut botol
. beri etiket putih,tandai “empat kali sehari satu sendok makan)
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
RESEP 2 : Emulsi dengan Minyak Lemak Kental (contoh : Ol. Ricini) Keyword
: jumlah gom arab = 1/3 x jumlah minyak lemak Ingat syarat perbandingan
minyak : air :gom (digunakan pada tekhnik pembuatan corpus emulsi
Resep :
Praktek Umum
Dr.yyyyyyy
Jl. Raya Bengkulu, No. I, kota Bengkulu
No. Tlp. 081xxxxxxxxx
SIP. 123456/2019

Bengkulu, ...............
R/
Oleum Ricini 30
Pulvis Gum Arabicum Qs
Sach Album 15
Aqua ad 250 mL
m.f.la emulsi
s.u.n
Pro : sisi,bengkulu

Penyelesaian Resep :

⮚ Usul :

1) Jumlah PGA = 1/3 x Σ Minyak Lemak


2) Air PGA = 1,5 Kali berat PGA
3) Tambahkan pengawet : Nipagin (0,12% b/v)

⮚ Penimbangan Bahan

1) PGA = 1/3 x 30 gram = 10 gram


2) Air PGA =1,5 x Σ PGA = 1,5 x 10 gram = 15 gram ~ 15 mL
3) Oleum Ricini = 30 gram
Catt :
Perbandingan Minyak:Air:Gom harus = 2:1,5:1 , namun pada formula
ini perbandingan Minyak:Air:Gom = 30 :15 : 10 atau 3 : 1,5 : 1 = Tidak
sesuai dengan aturan pembuatan corpus emulsi.
Maka oelum ricini dibagi 2 agar perbandingan sesuai dengan
aturan. by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
Oleum ditimbang 2 bagian : 20 gram (untuk pembuatan corpus emulsi)
dan 10 gram *lihat cara kerja dibawah

4) Sacharum Album = 15 gram


Air untuk saccharum = 15 gram x 0,5 = 7,5 mL air
Catt : kelarutan saccharum album = larut dalam 0,5 bagian air
Karena sacharum album berbentuk padat,maka harus dilarutkan
dulu. Jumlah air yang digunakan sesuai dengan data kelarutan
zat dalam air didalam farmakope

5) Nipagin = 0,12
100x 250 mL = 0,3 gram
Air nipagin = 0,3 gram x 20 = 6 gram ~ 6 mL air panas
Catt : kelarutan nipagin = larut dalam 20 bagian air panas

6) Agua = 250 – (30+10+15+15+7,5+0,3+6) = 166,2 gram ~ 166,2 mL


Catt :
Asal perhitungan =
Aqua = Berat sediaan yg diminta – (berat minyak + berat PGA + berat
air PGA + Berat Saccharum album + berat air saccharum + berat
nipagin + berat air nipagin)

⮚ Cara Kerja

1) Siapkan alat dan bahan


2) Timbangan di tara
3) Kalibrasi botol 250 mL
dengan cara : ambil 250 mL akuadest dengan menggunakan gelas
ukur, masukkan kedalam wadah botol sediaan, beri tanda pada batas
atas air, buang air tersebut dan keringkan botol.
4) Masukkan sacharum album (15 gram) kedalam beaker glass, tambahkan
7,5 mL aquades, aduk sampai larut (M1)
5) Masukkan nipagin (0,3 gram) kedalam beaker glass, tambahkan dalam 6
mL air panas, aduk sampai larut (M2)

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
6) Pembuatan Corpus Emulsi (M3)
Siapkan lumpang kering dan kasar, masukkan oleum ricini (20 gram)
kedalam lumpang, lalu masukkan PGA (10 gram), gerus , tambahkan
air PGA (15 mL), gerus kuat sampai terbentuk corpus emulsi
7) Tambahkan sisa oleum ricini (10 gram) kedalam M3, gerus kuat
8) Masukkan M1 dan M2 kedalam campuran, gerus homogen 9)
Tambahkan sisa aqua kedalam campuran (166,2 gram),gerus
homogen
10) Masukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi, tutup mulut botol, beri
etiket putih, tandai “Pemakaian Diketahui”

RESEP 3 : Emulsi dengan Minyak Lemak (jumlah kurang dari 10%


Keyword : jumlah gom arab = 2,5% dari total larutan
Cara Kerja : seperti diatas

RESEP 4 : Emulsi dengan Paraffin Liquid


Keyword : jumlah gom arab = Σ Paraffin Liquid
Cara Kerja : seperti diatas

RESEP 5: Emulsi dengan Cera flava / Lemak padat


Keyword :

⮚ Pembuatan emulsi dengan lemak padat harus dilakukan pada suhu


tinggi sehingga lemak padatnya mencair.

⮚ Jumlah gom arab yang digunakan sama banyak dengan jumlah


lemak padatnya.
Cara Kerja :
1) Cera dilebur diatas penangas air, setelah meleleh masukkan kedalam
lumpang
2) Segera Tambahkan PGA, gerus, tambahkan air gom (panas) 1,5 x Σ
PGA,gerus kuat sampai terbentuk Corpus emulsi
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
3) Tambahkan zat lainnya
4) Tambahkan sisa air (harus panas), masukkan kedalam botol, gojog sampai
emulsi dingin.

RESEP 6: Emulsi dengan Ekstrak


Keyword :

⮚ jumlah gom arab = 2,5% x berat total sediaan akhir

⮚ Bila resep ada : Ektsrak + Minyak lemak, maka :

Jumlah PGA = Σ ekstrak + ½ x Σ M.lemak


Cara kerja : campurkan ektstrak dengan minyak lemak,kemudian dibuat
corpus emulsi dengan PGA

⮚ Air yang digunakan harus air panas

⮚ Air untuk melarutkan gom : menggunakan air panas

Cara Kerja :
1) Ekstrak dicampurkan dengan minyak lemak, kemudian ditambahkan PGA,
gerus,tambahkan air PGA, gerus kuat sampai terbentuk Corpus emulsi.
Tambahkan sisa airnya

RESEP 7: Emulsi dengan Balsam


Keyword :

⮚ Jumlah Gom = 2 x Σ balsem

⮚ Balsam + Minyak lemak kental = Σ balsem + 1/3 x (Σ M.Lemak) ⮚

Balsam + Minyak lemak tidak kental = Σ balsem + 1/2 x (Σ M.Lemak) ⮚


Balsam Peruvianum TIDAK DAPAT DICAMPUR dengan minyak lemak
lain, KECUALI Oleum Ricini.
Cara Kerja :
1) Buat corpus empulsi :campurkan bagian minyak lemak dengan PGA,gerus ,
tambahkan air PGA, gerus kuat sampai terbentuk corpus emulsi 2) Kedalam
corpus emulsi di Tambahkan bagian balsam, gerus homogen (JANGAN
DIGERUS KUAT,karena balsam dapat pecah sehingga emulsi
tidak homogen)
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
3) Tambahan zat lainnya (yang sudah dilarutkan terlebih dahulu), gerus
4) Tambahkan sisa air.

RESEP 8: Emulsi dengan Minyak Atsiri


Keyword :

⮚ Jumlah Gom = Σ Minyak Atsiri

⮚ Dibuat dengan tekhnik Forbes.

⮚ Emulgator yang digunakan = ¼ x jumlah minyak.

Cara Kerja :
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.
Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang
sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat.

RESEP 9: Emulsi dengan Minyak Lemak+ MinyakAtsiri + zat padat larut


dalam Minyak Lemak
Keyword :

⮚ Jumlah Gom =1/2 x Σ M.lemak + Σ M.Atsiri + Σ zat Padat

Cara Kerja :
1) Larutkan Zat padat kedalam fasa minyak yang sesuai
Contoh : dalam R/ yang mengandung champora dan oleum olivae, maka
champora dilarutkan terlebih dahulu dalam olium olivae
2) Buat corpus empulsi : campurkan bagian minyak lemak dengan
PGA,gerus , tambahkan air PGA, gerus kuat sampai terbentuk corpus emulsi
3) Bila dalam resep terdapat M.Atsiri,maka ditambahkan paling akhir langsung
dimasukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
RESEP 10 : Emulsi Dengan Benzil Alkohol (pemakaian luar)
Keyword :

⮚ Diformula dengan TEA + As .Stearat = 1:4

⮚ TEA Dilarutkan dalam air, Asam stearat dilelehkan diatas tangas air

RESEP 11: Emulsi dengan Emulgator Tragakant


Keyword :

⮚ Tragakan mengembang dalam air, sehingga emulsi yang dihasilkan


kurang halus dan tidak stabil.oleh karena itu ditambahkan PGA untuk
menaikkan viskositas

⮚ Jumlah air untuk mengembangkan Tragakant = 20 x Σ tragakan


Cara Kerja :
Tragakan ditambahkan air (20 kali berat tragakan),gerus, kemudian
tambahkan sedikit demi sedikit air dan minyak secara bergantian

RESEP 12: Emulsi dengan Emulgator Pulvis Gumous (Jarang digunakakan


pada R/ emulsi
Keyword :

⮚ Jumlah air untuk mengembangkan Pulvis Gummous = 7 x Σ pulvis


gumous
Cara Kerja :
Pulvis gummous ditambahkan air terlebih dahulu, gerus, kemudian tambahkan
minyak (setetes demi setetes) sambil digerus.

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
RESEP 13: Emulsi DENGAN SEDIAAN YANG BEREDAR DI PASARAN
Resep :

Praktek Umum
Dr.yyyyyyy
Jl. Raya Bengkulu, No. I, kota Bengkulu
No. Tlp. 081xxxxxxxxx
SIP. 123456/2019

Bengkulu, ...............
R/
Laxadine emulsion 100 mL
s. bdd. 1 Cp. Oh. Prn
Pro : sisi 10 tahun , Bengkulu

Penyelesaian Resep :

⮚ FO :

Laxdine
Tiap 5 mL emulsi mengandung
Parafin likuid 1,2 gram
Phenolftalein 55 mg
Gliserin 378 mg
⮚ Usul :

1) Jumlah PGA = Σ parafin


2) Air PGA = 1,5 Kali berat PGA

⮚ Penimbangan Bahan
1,2 ��������
1) Paraffin likuid =
5 ����x 100 mL = 24 gram
55 ����
2) Phenolftalein =
5 ����x 100 mL = 1100 mg = 1,1 gram
Karena bentuk serbuk, harus dilarutkan dulu. Sifat fenolftalein sangat
mudah larut dalam air
3) Gliserin = 378 ����
5 ����x 100 mL= 7560 mg = 7,56 gram
4) PGA = Σ parafin = 24 gram
5) Air PGA =1,5 x Σ PGA = 1,5 x 24 gram = 36 gram ~36
���� by. Krisyanella, M.Farm.,Apt D3 Farmasi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
2021
6) Agua = 100 – (30+ 1,5 + 20 + 30 + 45 ) =
Artinya : tidak ada penambahan air di formula selain untuk pembuatan
PGA saja

⮚ Cara Kerja

1) Siapkan alat dan bahan


2) Timbangan di tara
3) Kalibrasi botol dengan cara
ambil 100 mL akuadest dengan menggunakan gelas ukur, masukkan
kedalam wadah botol sediaan, beri tanda pada batas atas air, buang air
tersebut dan keringkan botol.
4) Pembuatan Corpus Emulsi (M1) – Gom kering
Siapkan lumpang kering dan kasar, masukkan parafin (30 gram)
kedalam lumpang, lalu masukkan PGA (30 gram), gerus , tambahkan
air PGA (45 mL), gerus kuat sampai terbentuk corpus emulsi
5) Tambahkan sisa oleum ricini (10 gram) kedalam M3, gerus kuat
6) Masukkan M1 dan M2 kedalam campuran, gerus homogen 7)
Tambahkan sisa aqua kedalam campuran (166,2 gram),gerus
homogen
8) Masukkan kedalam botol, beri etiket putih, tandai “Pemakaian Diketahui”

by. Krisyanella, M.Farm.,Apt


D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
PEMBUATAN EMULSI DENGAN EMULGATOR TWEEN DAN SPAN

Nilai HLB suatu emulsifier adalah angka yang menunjukkan ukuran


keseimbangan dan regangan gugus hidrofilik (menyukai air atau polar) dan gugus
lipofilik (menyukai minyak atau non-polar), yang merupakan sistem dua fase yang
diemulsikan.

Metode ini dilakukan apabila emulsi yang dibuat menggunakan suatu


surfaktan yang memiliki nilai HLB. Sebelum dilakukan pencampuran terlebih dahulu
dilakukan perhitungan harga HLB dari fase internal kemudian dilakukan pemilihan
emulgator yang memiliki nilai HLB yang sesuai dengan HLB fase internal. Setelah
diperoleh suatu emulgator yang cocok, maka selanjutnya dilakukan pencampuran
untuk memperoleh suatu emulsi yang diharapkan. Umumnya emulsi akan berbantuk
tipe M/A bila nilai HLB emulgator diantara 9 – 12 dan emulsi tipe A/M bila nilai HLB

HLB rendah biasanya lebih lipofilik begitu juga sebaliknya. untuk menentukan
suatu emulsifier biasanya digunakan nilai HLB yang optimum, sehingga tercapai
sistem emulsi yang stabil. Metode eksperimen lebih sering digunakan untuk
menentukan HLB yang optimum, yaitu dengan cara membuat beberapa variasi
konsentrasi emulsifier dalam suatu sistem, kemudian di uji stability emulsinnya pada
0 , 0,5 jam , 2 jam, 24 jam dan 24,5 jam.

Setiap agen pengemulsi mempunyai nilai HLB (hydrophilic lyophobic


balance). Semakin tinggi nilai HLB semakin mudah ia larut dalam air. Emulsi w/o
distabilkan oleh agen pengemulsi yang mempunyai nilai HLB rendah yaitu di antara
3 hingga 6. Contoh agen pengemulsi yang menstabilkan emusi w/o ialah gliseril
monostearat

Emulsi disediakan secara mengacau fasa serakan dalam media serakan dengan
penambahan agen pengemulsi secara kuat untuk memecahkan fasa serakan. Untuk
mengekalkan kestabilan emulsi bahan penstabil seperti makromolekul juga
ditambah. Bahan penstabil akan membentuk lapisan pada permukaan titisan
minyak. Titisan akan terhalang dari bertemu kerana faktor sterik. Bahan penstabil
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
juga boleh larut dalam media serakan dan meningkatkan kelikatan emulsi.•Emulsi

o/w distabilkan agen pengemulsi yang mempunyai nilai HLB besar yaitu diantara 8
hingga 18. Contoh agen pengemulsi yang mempunyai nilai HLB 8-18 ialah acacia,
metilselulosa, gelatin dan xanthan.

Diperlukan nilai HLB yang cocok agar emulsi menjadi stabil, oleh sebab itu
diperlukan perhitungan HLB. cara perhitungan HBL : yaitu melalui persamaan dan
aligasi

Contoh Soal :

R/ Parafin Liquid 30% (HLB 12)


Emulgator 5%
Aqua ad 100 gram
Pertanyaan : berapakah jumlah tween 80 dan span 80 yang dibutuhkan pada resep
ini ?
Penyelesaian Soal
1. Perhitungan emulgator
Span 80 : HLB = 15
Tween 80 : HLB = 4,3

⮚ Menggunakan persamaan

Tween 80 = A
Span 80 = 12-A

Rumus persamaan :
( WA x HLB A) + (WB x HLB B) = (W campuran x HLB Campuran)

( A x 15) + ( (12 – A)x 4,3) = ( 5 x 12)


15A + 21,5 – 4,3A = 60
10,7 A = 60 – 21,5
A = 38,5 : 10,7 = 3,598 gram ~ 3,6 gram
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
Berat Tween 80 = 3,6 Gram HLB Tween
Berat Span 80 = berat total emulgator –
berat tween 80 = 5 gram – 3,6 gram = 1,4
gram

⮚ Menggunakan metoda aligasi


tween

15 15 – 12 = 3 3, 598
+

HLB Span 4,3


7,7 + 3 = 10,7 3
7,7
10,7�� 5 �������� =
HLB campuran 12 – 4,3 = 7,7 12 10,7�� 5 �������� =
1,4 span

Jadi berat tween 80 = 3,6 gram dan Span 80 = 1,4 gram


2. Penimbangan Bahan
- Parafin Liquid = 30% x 100 gram = 30 gram’ -
Emulgator = 5% x 100 gram = 5 gram
- Tween 80 = 3,6 gram
- Span 80 = 1,4 gram
- Aqua = 100 gram – (30 + 5 + 3,6 + 1,4)
= 100 gram – 40
= 60 gram
3. Cara kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Tara botol coklat 100 gram
3) Panaskan akuadest
4) Siapkan Lumpang panas
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
Cara :
Panaskan akuadest sampai mendidih, tuang kedalam lumpang +
stamfer. Biarkan sampai dinding luar lumpang terasa panas. Buang
akuadest, lap bahagian dalam lumpang dan stamfer sampai kering
5) Masukkan Parafin likuid (30 gram) kedalam beaker glss, tambahkan
span 80. Panaskan sambil diaduk hingga suhu 70oC (M1) = Fasa
Minyak
6) Masukkan Tween 80 (3,6 gram) kedalam beaker glass, tambahan air. ,
Panaskan sambil diaduk hingga suhu 70oC (M2) = Fasa Air 7) Masukkan
Fasa Minyak (M1) kedalam Fasa Air (M2) sambil diaduk / dengan
menggunakan pengaduk listrik
Atau bila tidak ada pengaduk listrik
Masukkan Fasa air (M2) kedalam lumpang panas, lalu masukkan
fasa minyak (M1) kedalam lumpang. Aduk dengan stamfer sampai
campuran dingin. Tambahkan sisa akuadest (bila ada)
8) Masukkan emulsi dalam botol coklat sebanyak 100 gram
9) Tutup botol
10) Beri etiket sesuai aturan pakai di resep
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2021
by. Krisyanella, M.Farm.,Apt
D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes
Bengkulu 2021

Anda mungkin juga menyukai