Anda di halaman 1dari 2

Nama : Elisa Fitria

NIM : 044373173

LOGIKA

Teknologi Pendidikan

Jawaban:

a. Pengertian nilai kebenaran bukan hanya nilai benar saja yang dimaksudkan, tetapi
nilai salah juga termasuk ke dalam kebenaran karena yang dimaksudkan adalah
kebenaran nilai salah bagi yang tidak sesuai dengan hal yang dikandungnya. Jadi
benar bagi nilai benar untuk yang sesuai, dan benar juga bagi nilai salah untuk bagi
yang tidak sesuai juga benar. Jadi, untuk nilai benar bagi yang sesuai adalah benar
yang sehingga keduanya diberi nama nilai kebenaran baik nilai salah maupun nilai
benar.
Perlu ditegaskan kembali yaitu setiap pernyataan baik pernyataan tunggal maupun
pernyataan majemuk hanya mengandung dua nilai tersebut, nilai benar atau salah,
dan pengertian salah maupun nilai benar, jadi saling berlawanan. Contohnya:
“semua rakyat Indonesia berketuhanan Yang Maha Esa”. Pernyataan tersebut jika
memang semua rakyat Indonesia berketuhanan Yang Maha Esa, dalam arti tidak
ada rakyat Indonesia yang tidak berketuhanan Yang Maha Esa maka pernyataan
tersebut dinilai benar. Jika ada saja satu rakyat Indonesia yang tidak berketuhanan
Yang Maha Esa, berarti pernyataan tersebut dinilai salah. Jadi jelas hanya dua
kemungkinan nilai kebenarannya, benar atau salah saja, tidak ada setengah benar
atau setengah salah saja. Dalam logika nilai benar disimbolkan dengan angka “1”,
nilai salh disimbolkan dengan angka “0”, dan ada yang menggunakan “T” (True) dan
“F” (False). Atau “B” dan “S”. Pernyataan yang sebagai unsur dari proposisi
majemuk, disebut dengan pernyataan tunggal yang berupa bagian. Jadi, suatu
pernyataan tunggal hanya mempunyai dua kemungkinan nialinya, benar atau salah
saja. Kemungkinan benar atau salah disebut dengan nilai logika.
Nilai logika dari suatu pernyataan tunggal p:
p = adalah 1 (benar)
p = adalah 0 (salah)
Dua macam penilaian 1 atau 0 untuk satu pernyataan tunggal dapat dirumuskan 21
(dua penilaian untuk satu pernyataan) = 2 (yaitu dua kemungkinan nilai logikanya).
Nilai logika ini dapat disusun dalam bentuk tabel yang disebut dengan tabel nilai
kebenaran atau disebut juga tabel kebenaran, yaitu suatu bentuk dengan matriks
dari nilai logika suatu pernyataan hanya benar atau salah.
p adalah benar : p1
p adalah salah : p2
nilai logika : 21 = 2
Pernyataan majemuk dapat diuraikan dalam bentuk nilai logika dengan tiga
komponen, yaitu:
1. Nilai dua komponen: pernyataan majemuk A dan B memiliki nilai kebenaran yang
dapat diwakili dalam bentuk tabel kebenaran. Contoh:
 A: “hari ini hujan”
 B: “saya membawa payung”
 Pernyataan majemuk A dan B benar jika keduanya benar dan salah jika
salah.
2. Nilai beberapa komponen: Pernyataan majemuk yang melibatkan lebih dari dua
komponen. Contoh:
 A: “ saya suka matematika “
 B: “ saya rajin belajar”
 C: “saya mendapat nilai tinggi”
 Pernyataan majemuk A, B dan C benar jika semua benar dan salah jika
salah.
3. Nilai Negasi: Pernyataan majemuk yang melibatkan negasi dari suatu pernyataan
tunggal. Contoh:
 A: “ hari ini cerah”
 Negasi dari A: “ hari ini tidak cerah”
 Pernyataan negasi memiliki nilai kebenaran yang berlawanan dengan
pernyataan aslinya.
b. Nilai kebenaran disjungsi adalah nilai yang diberikan pada suatu pernyataan
disjungsi berdasarkan kebenaran pernyataan-pernyataan yang membentuknya.
Disjungsi dibedakan atas disjungsi eksklusif, disjungsi inklusif, dan disjungsi
alternatif.
 Disjungsi Eksklusif (XOR): Pernyataan disjungsi eksklusif bernilai benar jika
salah satu pernyataan tunggal bernilai benar, tetapi tidak keduanya. Jika
kedua pernyataan tunggal bernilai benar atau salah, maka pernyataan
disjungsi eksklusif bernilai salah.
 Disjungsi Inklusif (OR): pernyataan disjungsi inklusif bernilai benar jika salah
satu atau keduanya pernyataan tunggal bernilai benar. Pernyataan ini hanya
bernilai salah jika kedua pernyataan tunggal bernilai salah.
 Disjungsi Alternatif (XNOR): Pernyataan disjungsi alternatif bernilai benar jika
pernyataan tunggal bernilai benar atau keduanya bernilai salah. Pernyataan
ini hanya bernilai salah jika salah suatu pernyataan tunggal bernilai benar dan
yang lainnya bernilai salah.

Contoh:

 Disjungsi Eksklusif: “Maya dapat memilih jurusan teknik fisika atau teknik
geologi”
 Disjungsi Inklusif: “cuaca cerah” atau “saya pergi bermain”
 Disjungsi Alternatif: “Cuaca cerah” dan “saya pergi bermain”

Anda mungkin juga menyukai