Disusun oleh:
ii
I. KONSTRUKSI MOTOR BAKAR
A. Latar Belakang
Konstruksi motor bakar merupakan salah satu topik yang penting dalam dunia
teknik mesin, terutama dalam bidang otomotif. Motor bakar adalah jenis mesin
yang menggunakan bahan bakar minyak untuk menghasilkan energi mekanik yang
dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan, generator listrik, dan mesin-
mesin lainnya.
Pemahaman yang baik tentang konstruksi motor bakar sangat penting bagi
para insinyur, teknisi, dan mekanik untuk merancang, memproduksi, dan
memelihara mesin-mesin tersebut. Oleh karena itu, praktikum mengenai konstruksi
motor bakar menjadi salah satu kegiatan yang sering dilakukan di berbagai institusi
pendidikan tinggi atau pusat pelatihan otomotif.
Selain untuk menambah pemahaman teori, praktikum konstruksi motor bakar
juga memberikan kesempatan kepada peserta praktikum untuk mengenal lebih
dekat dengan komponen-komponen dan proses kerja mesin, serta mengasah
keterampilan praktis dalam memasang, mengoperasikan, dan merawat mesin
tersebut.
Dalam praktikum konstruksi motor bakar, peserta praktikum akan diajarkan
mengenai konstruksi mesin, mulai dari bagian-bagian utama seperti silinder, piston,
klep, sistem bahan bakar, sistem pengapian, hingga sistem pendingin. Selain itu,
peserta juga akan diajarkan mengenai teknik-teknik perakitan, pengaturan timing,
penyetelan komponen, dan cara-cara troubleshooting apabila terjadi masalah pada
mesin.
Dengan pemahaman yang baik mengenai konstruksi motor bakar dan
keterampilan praktis yang terasah melalui praktikum, peserta diharapkan dapat
menjadi tenaga ahli yang mampu merancang, memproduksi, atau memelihara
mesin-mesin tersebut dengan baik dan mengoptimalkan kinerjanya.
1
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Motor bakar adalah jenis mesin yang menggunakan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga mekanik yang digunakan untuk menggerakkan mesin atau
perangkat lain. Ada beberapa jenis motor bakar, seperti mesin bensin, mesin diesel,
dan mesin turbin gas.
Motor bakar adalah mesin yang bekerja dengan menghasilkan kekuatan
mekanik dari proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar, yang didukung
oleh bahan bakar dan udara yang tercampur (Heywood, 2018). Motor ini
menggunakan sistem termal yang mengubah energi kimia menjadi energi mekanik.
Mesin ini memiliki dua bagian utama, yaitu ruang bakar dan sistem penggerak.
Ruang bakar digunakan untuk mengubah energi kimia menjadi energi termal, dan
sistem penggerak digunakan untuk mengubah energi termal menjadi energi
mekanik (Taylor, 1894). Mesin Pembakaran ini membutuhkan bahan bakar, udara,
dan api untuk bekerja. Proses pembakaran ini menghasilkan gas panas yang
kemudian diubah menjadi energi mekanik melalui pergerakan piston (Pulkrabek,
2003).
Motor bakar adalah mesin yang mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik melalui proses pembakaran. Mesin ini terdiri dari beberapa bagian utama,
seperti ruang bakar dan sistem penggerak, yang bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan tenaga mekanik.
Motor bakar adalah mesin yang digunakan untuk mengubah energi kimia
bahan bakar menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk menggerakkan
kendaraan atau mesin lainnya. Ada dua jenis motor bakar utama, yaitu motor bensin
dan motor diesel. Meskipun keduanya memiliki prinsip kerja yang sama, namun
2
terdapat perbedaan dalam bagian-bagian konstruksinya. Berikut adalah bagian-
bagian konstruksi motor bakar:
1. Blok silinder (cylinder block)
Gambar 2. Piston.
3
Piston berfungsi sebagai komponen yang bergerak naik turun dalam
ruang bakar mesin motor bakar dan menerima tekanan dari gas hasil
pembakaran. Piston juga mentransfer tenaga yang dihasilkan oleh proses
pembakaran ke poros engkol dan sistem penggerak lainnya.
Piston terbuat dari bahan logam seperti aluminium, besi tuang, atau baja.
Piston umumnya memiliki bentuk silinder dengan ujung cembung atau
hemispherical yang disesuaikan dengan desain ruang bakar mesin. Piston juga
dilengkapi dengan cincin piston di sekitar tubuhnya untuk mencegah
kebocoran tekanan gas dari ruang bakar. Piston terdiri dari beberapa bagian
penting seperti badan piston, ujung piston, dan pin piston. Badan piston adalah
bagian utama piston yang menempati ruang bakar dan berfungsi sebagai
penggerak piston. Ujung piston adalah bagian cembung atau hemispherical
pada ujung atas piston yang berfungsi untuk mengarahkan tekanan gas ke arah
poros engkol. Pin piston adalah bagian yang menghubungkan badan piston dan
poros engkol.
3. Connecting rod
4
4. Poros engkol (crankshaft)
Kop silinder berfungsi sebagai tutup atas pada ruang bakar dan
mengontrol aliran bahan bakar dan udara ke dalam dan keluar mesin. Kop
silinder juga merupakan tempat dudukan katup, busi, dan injektor.
Bagian utama pada kop silinder adalah katup, busi, dan injektor. Katup
mengatur aliran bahan bakar dan udara ke dalam dan keluar ruang bakar,
sedangkan busi menghasilkan api yang digunakan untuk membakar bahan
bakar. Injektor pada sistem injeksi bahan bakar bertanggung jawab untuk
menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar.
5
6. Katup (valve)
Gambar 6. Katup.
Katup berfungsi sebagai pengatur aliran bahan bakar dan udara ke dalam
dan keluar ruang bakar pada mesin. Ketika piston bergerak ke atas, katup
pembuangan terbuka untuk mengeluarkan gas buang dari ruang bakar. Ketika
piston bergerak ke bawah, katup masuk terbuka untuk memasukkan campuran
bahan bakar dan udara ke dalam ruang bakar.
Katup terdiri dari bagian kepala (head) dan batang (stem) yang terhubung
ke mekanisme katup dan kemudian ke nok (cam) yang terhubung ke poros
engkol. Bagian kepala katup memiliki sisi atas (face) yang menempel pada
dudukan (seat) katup pada kepala silinder dan sisi bawah (tip) yang berfungsi
sebagai pengatur aliran bahan bakar dan udara. Katup biasanya terbuat dari
bahan paduan logam yang tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi, seperti
stainless steel atau titanium.
Terdapat dua jenis katup yang umum digunakan pada mesin motor bakar
yaitu katup masuk (intake valve) dan katup pembuangan (exhaust valve). Katup
masuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang
bakar, sedangkan katup pembuangan mengeluarkan gas buang dari ruang
bakar.
6
7. Busi (spark plug)
Gambar 7. Busi.
7
seperti periksa kopling dan sistem transmisi. Perawatan yang tepat akan
membantu memperpanjang umur roda gila dan mencegah kerusakan pada
sistem penggerak motor bakar.
9. Poros nok (camshaft)
8
D. Alat dan Bahan
9
II. SISTEM PENYALURAN BAHAN BAKAR MOTOR BAKAR
A. Latar Belakang
10
B. Tujuan
1. Praktikan dapat lebih memahami sistem penyaluran bahan bakar motor bakar.
2. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian utama sistem penyaluran bahan
bakar motor bakar beserta fungsi dan mekanisme kerjanya.
C. Dasar Teori
Sistem penyaluran bahan bakar pada motor bakar terdiri dari berbagai
komponen yang bekerja secara terpadu untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki
bahan bakar ke ruang bakar mesin. Sistem ini sangat penting karena bahan bakar
merupakan salah satu unsur krusial dalam pengoperasian motor bakar.
Berikut adalah komponen-komponen utama dalam sistem penyaluran bahan
bakar pada motor bakar:
1. Tangki bahan bakar (fuel tank)
Tangki bahan bakar adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk
menyimpan bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin kendaraan bermotor atau
alat berat yang menggunakan mesin pembakaran dalam. Tangki bahan bakar
umumnya terbuat dari bahan yang tahan korosi dan kuat, seperti logam (seperti
baja atau aluminium) atau plastik (seperti polietilena).
11
2. Pompa bahan bakar (fuel pump)
12
Filter bahan bakar berfungsi untuk menyaring partikel-partikel kotoran
atau debu yang terdapat pada bahan bakar sebelum bahan bakar tersebut masuk
ke dalam mesin.
Filter bahan bakar dapat terbuat dari beberapa jenis material, seperti
kertas, wol, saringan logam atau plastik. Beberapa kendaraan modern
menggunakan filter bahan bakar dengan teknologi yang lebih canggih, seperti
filter bahan bakar dengan media filter elektrostatis yang dapat menangkap
partikel yang lebih halus dan lebih efektif.
4. Injektor
Injektor bahan bakar adalah salah satu komponen penting dalam sistem
injeksi bahan bakar pada mesin kendaraan bermotor modern. Fungsinya adalah
untuk menyuntikkan bahan bakar ke dalam ruang bakar mesin pada saat yang
tepat dan dalam jumlah yang sesuai untuk menghasilkan pembakaran.
Injektor bahan bakar bekerja dengan cara mengubah sinyal listrik dari
sistem kendali mesin menjadi pulsa-pulsa listrik yang memicu mekanisme
injeksi. Saat pulsa listrik ini terkirim, injektor akan membuka klep injeksi dan
menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan tekanan yang tepat.
Injektor bahan bakar terdiri dari beberapa komponen utama, seperti katup
injeksi, nozzle atau ujung injektor, coil elektromagnetik, dan sensor tekanan
bahan bakar. Beberapa injektor modern juga dilengkapi dengan teknologi yang
lebih canggih, seperti injektor dengan multiple injection atau injektor dengan
teknologi common rail. Berikut jenis-jenis injektor bahan bakar motor bakar:
13
a. Tipe throttle body
Injektor tipe throttle body adalah jenis injektor yang ditempatkan di
dalam throttle body atau sistem throttle pada mesin kendaraan. Injektor ini
biasanya digunakan pada sistem injeksi bahan bakar tipe multipoint atau
single point, di mana injektor ditempatkan di dalam intake manifold.
b. Tipe port fuel injection
Injektor tipe PFI adalah jenis injektor yang paling umum digunakan
pada mesin kendaraan modern. Injektor ini ditempatkan di dalam intake
manifold, dan menyuntikkan bahan bakar langsung ke dalam tiap-tiap
lubang intake port pada silinder mesin.
c. Tipe direct fuel injection
Injektor tipe DFI adalah jenis injektor yang menyuntikkan bahan
bakar langsung ke dalam ruang bakar mesin, sehingga menghasilkan
pembakaran yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Injektor tipe DFI
biasanya digunakan pada mesin kendaraan bermotor yang lebih modern
dan canggih.
d. Tipe common rail
Injektor tipe common rail adalah jenis injektor yang menggunakan
sistem tekanan tinggi untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang
bakar mesin. Bahan bakar di-suplai ke injektor melalui suatu pipa berisi
bahan bakar (common rail) dengan tekanan tinggi. Tekanan tinggi tersebut
dihasilkan oleh pompa bahan bakar yang mengalirkan bahan bakar ke
dalam common rail.
5. Karburator
14
Karburator adalah perangkat yang digunakan untuk mencampurkan
bahan bakar dengan udara di dalam mesin bensin. Karburator bekerja dengan
prinsip vakum yang dihasilkan oleh mesin untuk menarik bahan bakar dari
tangki melalui pipa bahan bakar dan mencampurkannya dengan udara di dalam
karburator. Karburator kemudian memasok campuran bahan bakar-udara ke
ruang bakar mesin melalui intake manifold. Komponen-komponen karburator
yaitu:
a. Venturi
Venturi adalah leher karburator yang menyempit dan kemudian
melebar lagi. Pada bagian yang menyempit inilah udara disedot masuk dan
menyebabkan tekanan udara menurun sehingga menyebabkan vakum.
Semakin kecil diameter venturi maka tekanan udara semakin turun dan
vakum yang dihasilkan semakin besar.
b. Jeruji udara
Berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk ke karburator.
c. Ember pengapian
Ember ini berfungsi sebagai pengatur campuran udara dan bahan
bakar. Semakin banyak campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke
ruang bakar maka semakin kaya campuran bahan bakar dan udara yang
masuk ke ruang bakar.
d. Jeruji bahan bakar
Berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke
karburator.
e. Akselerator
Berfungsi untuk mengatur jumlah campuran bahan bakar dan udara
yang masuk ke ruang bakar mesin. Semakin dalam kita menekan pedal
gas, maka semakin banyak campuran bahan bakar dan udara yang masuk
ke ruang bakar sehingga menyebabkan putaran mesin semakin meningkat.
15
6. Selang bahan bakar (fuel hose)
Selang bahan bakar adalah komponen yang menghubungkan antara
tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, filter bahan bakar, dan injektor bahan
bakar.
7. Sensor bahan bakar (fuel sensor)
Sensor bahan bakar adalah komponen yang berfungsi untuk mengukur
jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang bakar mesin. Informasi dari sensor
ini digunakan oleh komputer kendaraan untuk mengatur jumlah bahan bakar
yang disuntikkan oleh injektor bahan bakar.
1. Motor bakar
2. Karburator
3. Bensin dan oli
4. Kunci pas dan kunci ring
5. Tang dan obeng
E. Prosedur Kerja
16
III. SISTEM PEMBAKARAN PADA MOTOR BAKAR
A. Latar Belakang
17
B. Tujuan
C. Dasar Teori
18
menghasilkan gerakan mekanis pada kendaraan yang dihasilkan dari pembakaran
tersebut.
Energi panas yang dihasilkan dalam proses pembakaran tersebut
menghasilkan gas panas yang mendesak piston turun dan menggerakkan poros
engkol. Kemudian, gas hasil pembakaran tersebut dikeluarkan dari ruang bakar
melalui katup buang. Siklus ini terus berulang dengan cepat untuk menghasilkan
tenaga yang cukup untuk menggerakkan mesin.
Dalam mesin diesel, proses pembakaran terjadi sedikit berbeda dari mesin
bensin karena bahan bakar diesel dibakar dengan suhu yang lebih tinggi daripada
mesin bensin. Suhu yang lebih tinggi ini memungkinkan diesel fuel(solar) untuk
terbakar secara spontan saat disemprotkan ke dalam ruang bakar yang sudah
dipanaskan dan dikompresi, tanpa perlu bantuan api dari busi.
Motor bakar memiliki 2 jenis menurut kerjanya, yaitu:
1. Motor bakar 2 tak
Motor bakar 2 tak bekerja dengan prinsip dasar pembakaran bahan bakar
dalam ruang bakar untuk menghasilkan tenaga mekanik yang digunakan untuk
menggerakkan roda pada kendaraan. Motor bakar 2 tak memiliki langkah kerja
yang berbeda dengan motor bakar 4 tak, di mana proses pembakaran terjadi
dalam dua siklus langkah piston.
19
Gambar 16. Langkah pembakaran 2 tak.
20
Gambar 17. Motor bakar 4 tak.
21
D. Alat dan Bahan
1. Motor bakar
2. Bahan bakar
3. Tang dan obeng
4. Kunci pas dan kunci ring
E. Prosedur Kerja
22
IV. SISTEM PENYARING UDARA MOTOR BAKAR
A. Latar Belakang
Sistem penyaring udara pada motor bakar sangat penting untuk menjaga
kinerja mesin tetap optimal dan melindungi komponen mesin dari kerusakan. Udara
yang masuk ke dalam mesin mengandung partikel-partikel debu, kotoran, dan
serangga yang dapat menyumbat jalur udara dan mengurangi kinerja mesin.
Kotoran dan partikel-partikel tersebut juga dapat merusak komponen mesin seperti
piston, klep, dan busi. Oleh karena itu, penyaring udara harus dilakukan secara
berkala untuk menjaga kualitas udara yang masuk ke dalam mesin tetap bersih.
Praktikum sistem penyaring udara motor bakar bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang pentingnya sistem penyaring udara dalam menjaga kinerja
mesin dan cara melakukan perawatan pada sistem tersebut. Praktikum ini akan
mengajarkan cara memeriksa kondisi filter udara, membersihkan filter udara, dan
mengganti filter udara yang sudah aus atau rusak.
Melalui praktikum ini, diharapkan peserta praktikum dapat memahami
pentingnya menjaga kualitas udara yang masuk ke dalam mesin, serta mampu
melakukan perawatan pada sistem penyaring udara motor bakar dengan tepat dan
efektif. Hal ini akan membantu meningkatkan kinerja mesin, memperpanjang umur
mesin, dan menghemat biaya perawatan.
B. Tujuan
1. Praktikan dapat lebih memahami tentang sistem penyaring udara pada motor
bakar.
2. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian utama sistem penyaring udara pada
motor bakar beserta fungsi dan mekanisme kerjanya.
23
C. Dasar Teori
Sistem penyaring udara pada motor bakar adalah komponen yang berfungsi
untuk menyaring udara sebelum masuk ke dalam mesin. Udara yang masuk ke
dalam mesin harus bersih dan bebas dari partikel debu, kotoran, serangga, dan
benda asing lainnya, karena partikel-partikel tersebut dapat menyumbat jalur udara
dan merusak komponen mesin seperti piston, klep, dan busi.
Sistem penyaring udara terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:
1. Filter udara (air filter)
Komponen utama dari sistem penyaring udara, berfungsi untuk
menyaring partikel-partikel debu dan kotoran yang terbawa oleh udara. Filter
udara terbuat dari bahan kain atau kertas yang dilipat-lipat untuk meningkatkan
luas permukaan penyaringan. Ada dua jenis filter udara, yaitu filter udara
kering dan filter udara basah.
24
3. Ducting
Saluran udara yang menghubungkan housing filter udara dengan ruang
bakar. Ducting terbuat dari bahan karet atau plastik yang fleksibel dan tahan
terhadap panas.
25
Terdapat beberapa jenis penyaring udara yang digunakan pada motor bakar,
di antaranya:
1. Filter udara kering
Jenis filter udara ini paling umum digunakan pada motor bakar. Filter
udara kering terbuat dari bahan kertas atau kain yang dapat menyaring partikel
debu dan kotoran yang terbawa oleh udara. Filter udara kering mudah dipasang
dan perawatannya lebih mudah dibandingkan dengan jenis filter udara lainnya.
2. Filter udara basah
Jenis filter udara ini digunakan pada beberapa tipe mesin seperti mesin
motor balap. Filter udara basah terdiri dari bahan kain atau busa yang direndam
dalam minyak atau pelumas khusus. Filter udara basah lebih efektif menyaring
partikel kotoran dan debu dibandingkan dengan filter udara kering. Namun,
perawatan dan pembersihan filter udara basah lebih sulit dibandingkan dengan
filter udara kering.
3. Filter udara berteknologi tinggi
Jenis filter udara ini biasanya digunakan pada mesin mobil dengan
performa tinggi atau mesin balap. Filter udara berteknologi tinggi
menggunakan bahan filter khusus yang dapat menyaring partikel kotoran dan
debu lebih efektif dibandingkan dengan filter udara kering atau basah. Filter
udara berteknologi tinggi juga memiliki ukuran dan bentuk yang disesuaikan
dengan karakteristik mesin, sehingga dapat meningkatkan performa mesin.
4. Filter udara permanen
Jenis filter udara ini terbuat dari bahan yang tahan lama dan dapat
digunakan secara berulang-ulang. Filter udara permanen biasanya terdiri dari
bahan kain atau busa yang dapat dicuci dan dipasang kembali setelah dicuci.
Filter udara permanen lebih ramah lingkungan dan dapat menghemat biaya
perawatan dalam jangka panjang.
Agar dapat bekerja secara optimal alat penyaring udara harus memenuhi
beberapa persyaratan. Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk
memastikan bahwa penyaring udara berfungsi secara optimal:
26
1. Tingkat filtrasi yang baik
Penyaring udara harus memiliki kemampuan untuk menyaring partikel
udara yang kecil, termasuk debu, kotoran, dan serbuk. Semakin tinggi
kemampuan penyaringan partikel udara, semakin optimal penyaring udara
tersebut.
2. Aliran udara yang baik
Penyaring udara harus memungkinkan udara mengalir dengan mudah
melalui filter tanpa menimbulkan hambatan atau membatasi aliran udara. Hal
ini sangat penting untuk menjaga aliran udara yang seimbang ke mesin,
sehingga tidak mengurangi performa mesin.
3. Kuat dan awet
Penyaring udara harus tahan lama dan mampu menahan tekanan udara
yang tinggi selama penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Penyaring
udara yang lemah atau rusak dapat menyebabkan kerusakan pada mesin.
4. Mudah dipasang dan diperiksa
Penyaring udara yang optimal harus mudah dipasang dan diperiksa. Ini
memungkinkan pengguna untuk dengan mudah mengganti atau membersihkan
filter saat diperlukan dan memastikan kualitas udara yang masuk ke mesin
selalu optimal.
5. Sesuai dengan spesifikasi mesin
Penting untuk memilih penyaring udara yang sesuai dengan spesifikasi
mesin dan kondisi penggunaan motor. Jenis filter udara yang salah atau tidak
sesuai dapat menurunkan kinerja mesin dan mengurangi masa pakai filter itu
sendiri.
27
E. Prosedur Kerja
28
V. SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR BAKAR
A. Latar Belakang
Pelumasan adalah salah satu aspek penting dalam perawatan motor bakar.
Sistem pelumasan bertujuan untuk mengurangi gesekan antara komponen mesin
yang bergerak, sehingga memperpanjang umur mesin dan meningkatkan performa
mesin. Tanpa sistem pelumasan yang baik, komponen mesin dapat cepat rusak dan
mengakibatkan kerusakan yang serius pada mesin.
Seiring dengan penggunaan mesin, bagian-bagian mesin yang bergerak akan
mengalami aus atau korosi, dan partikel kecil dapat terkikis dan masuk ke dalam
sistem pelumasan. Oleh karena itu, diperlukan perawatan rutin dan penggantian
minyak pelumas untuk menjaga sistem pelumasan tetap berfungsi dengan baik.
Dalam praktikum sistem pelumasan motor bakar, praktikan akan mempelajari
bagaimana sistem pelumasan bekerja dan bagaimana cara melakukan perawatan
sistem pelumasan. Praktikan akan belajar tentang jenis pelumas yang digunakan,
cara mengecek dan mengganti minyak pelumas, serta cara memperbaiki kerusakan
pada sistem pelumasan.
Dengan praktikum sistem pelumasan motor bakar, diharapkan praktikan
dapat memahami pentingnya sistem pelumasan dalam menjaga kinerja dan masa
pakai mesin, serta mampu melakukan perawatan dan perbaikan sistem pelumasan
dengan benar.
B. Tujuan
29
C. Dasar Teori
Pelumasan adalah salah satu aspek penting dalam menjaga kinerja dan umur
mesin motor bakar. Pelumasan bertujuan untuk mengurangi gesekan antara bagian-
bagian mesin yang bergerak, sehingga mencegah keausan dan kerusakan pada
mesin. Tanpa sistem pelumasan yang baik, mesin akan berisiko mengalami
kerusakan yang serius dan mengurangi masa pakai mesin. Pelumasan pada mesin
motor bakar dapat dilakukan dengan cara melumasi bagian-bagian mesin seperti
poros engkol, poros nok, piston dan cylinder liner, serta klep dan camshaft.
Pelumasan juga dilakukan pada sistem transmisi untuk melumasi bagian-bagian
seperti gigi dan bearing. Penggunaan pelumas yang tepat dan penggantian pelumas
secara teratur sangat penting untuk menjaga sistem pelumasan berfungsi dengan
baik dan memperpanjang umur mesin.
Terdapat beberapa jenis sistem pelumasan yang dapat digunakan, di antaranya
adalah pelumasan simple circulating splash (pelumasan percikan sirkulasi
sederhana), internal forced feed (pelumasan dalam paksa), dan full internal forced
feed (pelumasan penuh dalam paksa). Berikut penjelasan singkat mengenai ketiga
jenis pelumasan tersebut:
1. Simple circulating splash lubrication
Jenis pelumasan ini memanfaatkan suatu reservoir pelumas yang berada
di dalam mesin. Pelumas di dalam reservoir akan dipompa ke bagian atas
mesin menggunakan suatu pompa. Ketika pelumas sudah mencapai bagian atas
mesin, pelumas akan jatuh kembali ke bawah mesin melalui suatu saluran yang
disebut dengan saluran percikan (splash). Dalam perjalanan turun, pelumas
akan mencapai bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Pelumasan
jenis ini sederhana, namun tidak cukup efektif jika digunakan pada mesin yang
memerlukan pelumasan yang lebih kompleks.
2. Internal force feed lubrication
Pelumasan internal forced feed adalah sistem pelumasan yang memaksa
aliran oli melalui suatu sistem atau bagian mesin dengan menggunakan pompa
atau tekanan oli. Sistem ini umumnya digunakan pada mesin-mesin dengan
30
beban atau suhu tinggi yang membutuhkan pelumasan yang lebih efektif dan
cepat.
Prinsip kerja pelumasan internal forced feed adalah oli dipompa dari
tangki oli menuju sistem pelumasan pada mesin dengan tekanan yang lebih
tinggi. Tekanan ini membuat oli mengalir ke seluruh bagian mesin yang
membutuhkan pelumasan dengan lebih cepat dan efektif, sehingga mengurangi
gesekan dan keausan pada komponen mesin.
Sistem pelumasan internal forced feed biasanya terdiri dari pompa oli,
filter oli, katup kontrol tekanan, dan pipa-pipa pelumasan yang mengalirkan oli
ke seluruh bagian mesin yang membutuhkan pelumasan. Penting untuk
menjaga tekanan oli yang stabil dan memastikan oli tetap bersih untuk menjaga
efektivitas sistem pelumasan ini.
3. Full internal force feed lubrication
Sistem pelumasan full internal force feed adalah jenis sistem pelumasan
internal forced feed yang memaksa aliran oli ke seluruh bagian mesin tanpa
terkecuali. Sistem ini umumnya digunakan pada mesin-mesin besar dan
kompleks yang memiliki banyak bagian yang membutuhkan pelumasan.
Dalam sistem pelumasan full internal force feed, oli dipompa dari tangki
oli menuju sistem pelumasan pada mesin dengan tekanan yang lebih tinggi.
Tekanan ini membuat oli mengalir ke seluruh bagian mesin yang
membutuhkan pelumasan, termasuk bagian-bagian yang sulit dijangkau oleh
sistem pelumasan lainnya.
Sistem pelumasan full internal force feed biasanya terdiri dari pompa oli
yang kuat, filter oli yang besar, pipa-pipa pelumasan yang mengalirkan oli ke
seluruh bagian mesin, serta katup kontrol tekanan dan katup kontrol aliran yang
dapat mengatur tekanan dan aliran oli. Sistem ini juga dapat dilengkapi dengan
sensor dan pengukur tekanan dan suhu untuk memantau kinerja sistem
pelumasan.
Kelebihan dari sistem pelumasan full internal force feed adalah
pelumasan yang lebih merata dan efektif pada seluruh bagian mesin, sehingga
dapat meningkatkan umur mesin dan mengurangi biaya perawatan dan
31
perbaikan. Namun, sistem ini juga memerlukan perawatan dan penggantian oli
secara teratur untuk menjaga kinerjanya.
Fungsi pelumasan pada mesin dan peralatan adalah untuk memperpanjang
umur mesin, mengurangi gesekan dan keausan, mencegah kebisingan, menjaga
kestabilan suhu, dan mengurangi konsumsi bahan bakar. Berikut fungsi pelumasan
menurut Timings (2017):
1. Mengurangi gesekan dan keausan pada permukaan yang bergerak. Pelumasan
yang efektif dapat mengurangi gesekan dan keausan pada permukaan yang
bergerak, sehingga meningkatkan umur mesin dan peralatan.
2. Menjaga kestabilan suhu. Pelumas dapat membantu menyerap panas dan
menjaga suhu mesin agar tetap stabil, sehingga mencegah terjadinya kerusakan
akibat suhu yang berlebihan.
3. Mencegah korosi. Pelumas dapat melindungi permukaan mesin dan peralatan
dari korosi atau karat akibat paparan lingkungan yang berlebihan.
4. Meningkatkan efisiensi. Pelumas yang baik dapat mengurangi gesekan dan
keausan pada permukaan mesin, sehingga meningkatkan efisiensi dan
mengurangi konsumsi bahan bakar.
5. Mencegah kebisingan. Pelumas dapat mengurangi kebisingan pada mesin dan
peralatan dengan membantu meredam suara yang dihasilkan oleh gesekan
permukaan yang bergerak.
Sistem pelumasan pada mesin terdiri dari beberapa komponen utama yang
berperan penting dalam menyediakan pelumas dan mendistribusikannya ke seluruh
bagian mesin yang membutuhkan pelumasan. Beberapa komponen pada sistem
pelumasan antara lain:
1. Tangki oli (oil tank)
32
Tempat penyimpanan oli pelumas untuk mesin.
2. Pompa oli (oil pump)
Membersihkan oli dari partikel kotoran dan debu yang dapat merusak mesin.
4. Katup kontrol tekanan
33
Setiap mesin memiliki spesifikasi pelumas yang berbeda-beda. Spesifikasi
pelumas mencakup beberapa parameter kunci yang harus dipertimbangkan dalam
memilih pelumas yang tepat untuk mesin atau peralatan. Beberapa parameter
penting yang perlu dipertimbangkan dalam spesifikasi pelumas mesin antara lain:
1. Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan pelumas dan harus dipilih sesuai
dengan suhu operasi mesin. Pelumas dengan viskositas yang terlalu rendah
tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup pada suhu tinggi, sedangkan
pelumas dengan viskositas yang terlalu tinggi dapat mengurangi efisiensi dan
meningkatkan beban gesekan.
2. Indeks viskositas
Indeks viskositas mengukur perubahan viskositas pelumas pada suhu
yang berbeda. Pelumas dengan indeks viskositas yang tinggi akan lebih stabil
pada suhu yang berbeda dan memberikan perlindungan yang lebih baik pada
mesin.
3. Titik nyala
Titik nyala adalah suhu terendah di mana pelumas dapat mengeluarkan
uap yang dapat terbakar. Pelumas dengan titik nyala yang tinggi lebih cocok
digunakan pada mesin yang bekerja pada suhu tinggi.
4. Sifat anti-karat
Sifat anti-karat pada pelumas membantu mencegah terbentuknya karat
pada permukaan mesin yang dapat mengurangi kinerja mesin dan
memperpendek umur mesin.
5. Sifat anti-busuk
Sifat anti-busuk pada pelumas membantu mencegah pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin.
6. Sifat anti-buih
Sifat anti-buih pada pelumas membantu mencegah terbentuknya busa
yang dapat mengurangi kinerja pelumas dan menyebabkan keausan pada
mesin.
34
7. Sifat pelarut
Sifat pelarut pada pelumas dapat mempengaruhi kemampuan pelumas
untuk membersihkan dan melumasi permukaan mesin.
1. Motor bakar
2. Traktor roda dua
3. Oli pelumas dengan viskositas berbeda
4. Tang dan obeng
5. Bak penampung
E. Prosedur Kerja
35