Trimedika Ketapang
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan eveluasi sesuai dengan tujuan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga
kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil
bermain meliputi emosional, hubungan inter-personal, psikomotor
dan anjuan untuk anak dan keluarga.
Bagi anak yang sakit dan dirawat dirumah sakit, bermain tidak hanya
berfungsi untuk kesenangan anak tetapi dapat menjadi media yang dapat
mengekspresikan perasaan cemas, takut, nyeri dan rasa bersalah sehingga ada
anggapan bahwa permainan yang terapeutik adalah aktivitas yang sehat dan
diperlukan kelangsungan tumbuh kembang anak dan memungkinkan
menggali dan memungkinkan menggali dan mengekspresikan pikiran anak.
Hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan konsidi yang terjadi
diruang kelas III bangsal anak Rumah Sakit Trimedika Ketapag saat ini sudah
ada program terapi bermain dan sudah memiliki draft SOP yang dihasilkan
oleh mahasiswa praktika senior sebelumnya. Namun masih belum
dilaksanakan secara maksimal. Hal ini disebabkan banyaknya peralatan
permainan yang hilang.
Berdasarkan uraian tersebut maka terapi bermain sangat diperlukan bagi anak
yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Terapi bermain dapat
menunjang terapi-terapi lain yang diberikan pada anak, sehingga masa
perawatan pada anak dapat lebih efektif dan efisien serta mencegah
komplikasi yang mungkin muncul dapat dicegah. Paparan tersebut menjadi
landasan bahwa perlu realisasi ruang terapi bermain serta penjadwalan secara
terprogram diruang anak.
Pada ruang anak, dimana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam
atau menangis. Hal ini membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan
aktifitas sehingga kebutuhan bermainnya tidak terpenuhi.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum:
Anak menjadi aktif sehingga anak tidak merasa bosan atau jenuh.
b. Tujuan Khusus:
1. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
2. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi.
3. Anak dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan normal.
4. Anak dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak
terhadap suatu permainan.
5. Anak dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain
yang tepat.
6. Anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres karena sakit.
7. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti
dirumah
8. Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.
C. Sasaran
Peserta berjumlah .....
D. Waktu
Hari/tanggal :
Pukul :
E. Tempat
Di ruang bermain di .......
F. Prinsip kegiatan
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan.
3. Kelompok umur/usia klien sama.
4. Melibatkan orang tua.
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan.
G. Rancangan bermain
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1. Persiapan 20 menit Ruangan, alat,
a. Menyiapkan ruangan anak dan
b. Menyiapkan alat-alat keluarga siap.
c. Menyiapkan anak dan keluarga
2. Proses:
a. Membuka proses terapi
2 menit Menjawab
bermain dengan mengucapkan salam,
salam, memperkenalkan diri. memperkenalkan
b. Menjelaskan pada anak dan diri.
keluarga tentang tujuan dan
5 menit Memperhatikan
manfaat bermain, menjelaskan
cara permainan.
c. Mengajak anak bermain
d. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga. 10 menit Bermain
3 menit bersama dengan
antusias dan
mengungkapkan
perasaannya
3. Penutup 5 menit Memperhatikan
Menyimpulkan, mengucapkan dan menjawab
salam. salam
H. Bentuk-bentuk permainan
Usia 0-12 bulan
Tujuannya adalah:
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara
f. Melatih kepekaan perabaab.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Contoh kegiatan:
1. Mendesain tanda selamat datang.
2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.
3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.
4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit
5. Proaktif melakukan permainan.
Bermain Pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif antara lain dengan melihat dan mendengar
bermain pasif adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Pada anak
terdapat tingkat perkembangan motorik dan sensorik anak sesuai dengan usianya
adalah:
1. Umur 0-1 bulan
a. Motorik:
1) Mengangkat kepala dibantu.
2) Ditengkurapkan kepala menoleh kanan-kiri.
3) Refleks primiif; sucking, rooting, morrow, menelan, dan
menggenggam.
b. Sensorik:
1) Mengikuti sinar ke tengah
I. MEDIA
a. Benda yang aman untuk dimasukan dalam mulut/ dipegang
b. Alat permainan berupa bola plastik, balok-balok kayu.
c. Alat yang dapat dipegang dengantangan dan dapat disusun
d. Buku bergambar yang dapat diwarnai dengan krayon atau pensil
berwarana.
J. PEMBAGIAN TUGAS
Leader :
Co. Leader :
Notulen :
Fasiliator :
Observer :
K. STRATEGI
Strategi pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Leader membuka acara terapi dan memperkenalkan diri
b. Leader menjelaskan tujuan dan teknik permainan dan aturan permainan
c. Co leader membantu melakukan melakukan peragaan permainan dengan
alat yang dimaksud
d. Fasilitator membagikan alat permainan sesuai dengan usia anak
e. Co leader dan fasilitator membantu anak bermain
f. Observer mengamati dan mencatat respon anak selama bermain
g. Leader memberi informasi saat bermain telah selesai
h. Fasilitastor membereskan alat bermain dan mengembalikannya ke tempat
semula
i. Observer menyerahkan hasil observasi ke leader
j. Leader memberikan umpan balik positif atas pelaksanaan dan hasil
permainan gambar yang sudah diwarnai dikembalikan kepada klien oleh
fasilitator
k. Leader menyampaikan terima kasih dan menyampaikan jadwal kegiatan
berikutnya
l. Leader menutup acara terapi.
Bagi anak yang sakit dan dirawt di rumah sakit, bermain tidak hanya berfungsi
untuk kesenangan anak tetapi dapat menjadi media yang dapat mengekspresikan
perasaan cemas, takut, nyeri dan rasa bersalah sehingga ada anggapan bahwa
permainan yang terapeutik adalah aktivitas yang sehat dan diperlukan
kelangsungan tumbuh kembang anak dan memungkinkan menggali dan
mengekspresikan fikiran anak. Dengan demikian, kegiatan bermain harus menjadi
bagian integral dan pelayanan kesehatan anak di rumah sakit, sehingga kondisi
tersebut mendorong rumah sakit untuk menyediakan ruangan khusus untuk terapi
bermain serta melakukan terapi bermain.
Hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan kondisi yang terjadi di
ruangan kelas III bangsal anak RSD .............. saat ini adalah belum adanya
program terapi bermain secara terstruktur dan juga belum adanya ruangan khusus
terapi bermain, akan tetapi bangsal anak sudah memiliki draft SOP yang dihasilkan
oleh mahasiswa praktika senior sebelumnya. Situasi tersebut ditunjang oleh adanya
ruangan yang dapat digunakan untuk terapi bermain juga tersedianya SDM yang
mencukupi merupakan modal untuk merealisasikan ruangan terapi bermain.
Berdasarkan uraian tersebut maka terapi bermain sangat diperlukan bagi anak
yangs edang sakit dan dirawat dirumah sakit. Terapi bermain dapat menunjang
terapi-terapi lain yang diberikan pada anak, sehingga masa perawatan pada anak
dapat lebih efektif dan efisien serta mencegah komplikasi yang mungkin muncul
dapat dicegah. Paparan tersebut menjadi landasan bahwa perlu realisasi ruang
terapi bermain serta penjadwalan secara terprogram di ruang bangsal anak
Hal di atas ditemukn juga pada Ruang kelas III, dimana anak terlihat bosan, takut
dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak
hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak
terpenuhi. Dari latar belakang di atas menurut kelompok perlu diadakan suatu
tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan
ketakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Anak menjadi aktif sehingga anak tidak akan merasa bosan atau jenuh dirawat di
Rumah Sakit.
Tujuan Khusus :
1. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
2. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
3. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
4. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap
suatu permainan
5. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat
6. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres karena sakit
7. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
8. Sebagian alat komunikasi antara perawat – klien.
C. Sasaran
Anak yang di rawat di ruang anak yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kesadaran kompos mentis
2. Kondisi stabil
3. TTV stabil
4. Umur 2-4 tahun
F. Pengorganisasian
1. Leader : .............
2. Co. Leader : .............
3. Notulen : .............
4. Fasilitator : .............
5. Observasi : .............
G. Strategi
Strategi pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Leader membuka acara dan memperkenalkan diri
2. Leader menjelaskan tujuan dan tehnik permainan dan aturan permainan
3. CO Leader membantu melakukan peragaan tehnik permainan dengan alat
yang dimaksud
4. Fasilitator membagikan alat permainan sesuai dengan usia anak
5. CO Leader dan fasilitator membantu anak bermain
6. Observasi mengamati dan mencatat respon anak selama bermain
7. Leader member informasi waktu bermain telah selesai
8. Fasilitator membereskan alat permainan dan mengembangkan ke tempat
semula
9. Observasi menyerahkan hasil observasinya kepada leader.
10. leader menyampaikan umpan balik positif atas pelaksanaan dan
permainan
11. leader menyampaikan terimakasih dan menyampaikan jadwal berikutnya
12. leader menutup acara terapi
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain sudah di susun.
b. Program sudah direncanakan sebelumnya
c. Semua anak yang memenuhi criteria dapat mengikuti terapi bermain
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusian mengikuti terapi bermain (Berhasil jika 80% peserta)
Hasil diperoleh dari terapi yang diberikan 4 dari 5 anak (80%)
antusia dalam mengikuti permainan
b. Tidak ada peserta yang bosan dan drop out (Berhasil jika 80%
peserta)
Tidak ada anak yang drop out selama terapi diberikan (100%)
c. Keluarga dapat bekerja sama dengan baik (berhasil jika mencapai
80%)
Dari 5 keluarga, 4 keluarga dapat bekerjasama dengan baik
(mencapai 80)
3. Evaluasi Hasil
a. Anak merasa sengan dan terhibur
b. Permainan dapat diselesaikan dengan baik
I. Setting Tempat
B. Tujuan
a. Tujuan umum:
Anak menjadi aktif sehingga anak tidak merasa bosan atau jenuh dirawat di
Rumah Sakit.
b. Tujuan Khusus:
1. Anak menjadi kooperarif pada perawat dan tindakan keperawatan
2. Kebutuhan beramain anak dapat terpenuhi
3. Anak dapat melanjutkan pertumbuhan perkembangan yang normal
4. Anak dapat mengekspresikana keinginan, perasaan, dan fantasi anak
terhadap sesusatu permainan
5. Anak dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalamanan
bermain yang tepat
6. Anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
7. Anak dapat merasakan susasana yang nyaman dan aman seperti
dirumah
8. Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien
C. Sasaran
Peserta berjumlah .... yaitu pasien Ruang .........................(5 – 7 tahun)
D. Waktu :
Hari/tanggal :
Pukul :
E. Tempat
Di ruang bermain Ruang .............................
F. Prinsip kegiatan
1. Tidak banyak mengeluarkan energy, singkat, dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan
3. Kelompok umur / usia klien sama
4. Melibatkan orang tua
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan
G. Rancangan bermain
1. Membuat kontrak pertemuan dengan pasien untuk acara terapi bermain
(menyusun balok dan gambar)
2. Mengkoordinasi peserta yang diajak dalam proses terapi, klien dan
keluarga klien
3. Mengatur tempat dan tempat duduk antara terapi, klien dan keluarga
klien
4. Leader menberikan salam terapeutik pada peserta yang hadir
5. Leader memperkenalkan diri dan anggota anggotanya kepada peserta
6. Leader mengajak peserta untuk memperkenalkan diri (nama panggilan),
hobi dan cita-cita peserta
7. Leader memberikan petunjuk kepada peserta tentang cara bermain atau
kegiatan yang akan dilakukan
a. Leader membersihkan cerita tentang anak yang masuk RS dan
takut kalau mau disuntik
b. Kemudian mengajak dialog dengan salah satu peserta
c. Setelah itu leader bercerita ada seorang anak yang selalu menangis
ketika akan disuntik sambil leader memainkan boneka tangan dan
seolah-olah boneka tangan tersebut adalah anak yang sakit tadi
d. Setelah cerita selesai masing-masing peserta yang tidak takut
waktu disuntik akan dikasih hadiah boneka tangan
8. Permainan diakhiri
9. Setelah leader melakukan terminasi dengan memberikan tepuk tangan,
ucapan terimakasih dan hadiah kepada peserta yang lebih acara bermain
selesai..
10. Para peserta diantar kembali keruangan masing-masing
11. Leader dan anggota kelompok mendokumentasikan hasil kegiatan
12. Merapikan alat dan lingkungan
13. Acara terapi bermain berakhir
I. Media
1. Boneka tangan
2. Bentas boneka tangan
3. Hadiah sebagai reinforcement bagi anak
J. Pembagian tuigas
Leader : .....
Co. Leader : .....
Notulen : .....
Observasion : .....
K. Evalusai
1. Evaluasi struktur organisasi
a. leader
1) memimpin jalannya acara
2) membuka dan menutup permainan
3) mengatur tempat
b. co. Leader
1) membantu tugas leader
2) mengganti posisi leader bila diperlukan
c. fasilitator
1) mempersiapkan peralatan dan bahan yang di butuhkan dalam
kegiatan
2) menata dan menyeting tempat kegiatan
d. notulen
1) mencatat dan melaporkan jalannya acara
2) mencatat dan melaporkan hasil kegiatan
e. observer
1) mengobservasion jalannya acara
2) memberikan penilaian
3) memberikan kritik dan saran setelah kegiatannya terselesaikan
4) mengevaluasi dan memberi umpan balik kepada leader dan
anggotanya
2. evaluasi proses
a. terminasi
1) memberikan pujian kepada peserta yang tidak takut dan tidak
menangis saat tindakan medis maupun keperawatan.
2) memberikan motivasi untuk kooperatif dalam semua tindakan
keperawatan dan terhadap suasana baru di rumah sakit
b. kriteria hasil
no Kriteria hasil Ya tidak
1. Setiap anak mampu menerima perawat dan kehadiran orang
2. baru di ruangan.
Setiap anak merasa aman dan nyaman di rumah sakit
L. Setting tempat
Putra, D.S.H., Prasetyo, H., Santuso, H., Muhsi, F.I., Anwar, H.C., Alfian,
Tiarningsih, N.F.,Rustyana, A.R., Prastiyani, D.R. (2014). Keperawatan
Anak dan Tumbuh Kembang (Pengkajian dan Pengukuran). Yogyakarta:
Nuha Medika.