Anda di halaman 1dari 3

FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

No. Mutu/Manrisk/3
:
Dokumen
SOP No. Revisi : 00
Tanggal
: 2 Februari 2023
Terbit
Halaman
: 1/3

UPT. dr. Mety Ariyatmi


PUSKESMAS NIP.
KECAMATAN 198505132014082002
LAPE

1. Pengertian Suatu alat manjemen risiko untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci,
dan mengenali model-model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu
prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap model
kesalahan/kegagalan, dengan mencari penyebab terjadinya, mengenali
akibat dari kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan disain/prosedur
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Failure
Mode Effect Analysis (FMEA)
3. Kebijakan SK Kepala UPT. Puskesmas Kecamatan Lape Nomor Tahun 2023
tentang manajemen resiko di Puskesmas Kecamatan Lape
4. Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2019 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Di
LingkunganKementerian Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasyankes
5. Prosedur a. Kepala Puskesmas membentuk Tim FME k Tim FMEA yang terdiri
dari orang-orang yang terlibat dalam suatu proses/petugas pada
ruangan prioritas yang telah ditentukan.
b. Tim FMEA menggambarkan alur yang ada sekarang kemudian
mengenali modus kegagalan pada proses tersebut.
c. Tim FMEA mengenali penyebab terjadinya modus kegagalan untuk
tiap model kesalahan.
d. Tim FMEA mengenali akibat dari adanya modus kegagalan untuk
tiap model kesalahan.
e. Tim FMEA melakukan penilaian untuk tiap model
kesalahan/kegagalan berdasarkan :
f. Sering tidaknya terjadi (occurrence): (O)
1 : tidak pernah, 10: sangat sering
g. Kegawatannya (severity): (S)
1 : tidak gawat, 10: sangat gawat
h. Kemudahan untuk terdeteksi (detectability): (D)
1 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi
Kemudian menghitung Risk Priority Number (RPN) deengan
mengalikan
:OxSxD
j. Tim FMEA menentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk
prioritas
k. Tim FMEA menentukan kegiatan untuk mengatasi (design
action/solution)
l. Tim FMEA menentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut
berhasil
m. Tim FMEA menggambarkan alur yang baru dengan adanya solusi
tersebut
n. Tim FMEA menghitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi
6. Diagram Alir

Keselamatan pasien (KP)


membentuk TIM Fmea

Tim FMEA menetapkan tujuan, keterbatasan dan jadwal tim


serta menetapkan peran dan tiap petugas

Tim FMEA menggambarkan alur yang ada sekarang


kemudian mengenali failure modes pada proses tersebut

Tim FMEA mengenali penyebab terjadinya failure untuk tiap model


kesalahan/kegagalan

Tim FMEA mengenali akibat dari adanya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan

Tim FMEA melakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan


kemudian menghitung Risk Priority Number (RPN)

Tim FMEA menentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk


prioritas

Tim FMEA menentukan kegiatan untuk mengatasi (design


action/solusi)

Tim FMEA menentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut


berhasil

Keselamatan pasien (KP)


membentuk TIM Fmea
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
Semua unit pelayanan di Puskesmas Kecamatan Lape
8. Unit terkait
9. Dokumen 1. Register risiko
terkait
10. Rekaman No Yang diubah No Perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan 1. - - -
2.

Anda mungkin juga menyukai