Teologi Sosial 1
Teologi Sosial 1
Teologi sosial selalu berhubungan denga pendidikan dan bagaimana perubahan sosial
terjadi. Di mana iman, pendidikan dari penulis memanin perubahan sosial yang dimuat
dalam buku ini. Demikian halnya dengan pengalam dan pendidikan yang selalu
berhubungan dengan kondisi sosial yang nyata membuat perspektif perubahan teologi
sosial muncul melalui iman dan pendidikan. Ulasan yang dibahas mengenai perubahan
teologi sosial ragam teologi masa kini yang harus mana masyarakat harus ada dalam
keadilan sebagai bentuk penghayatan iman kepada Yesus untuk menghadirkan kerajaan
Allah Pembaca dapat memperoleh gambaran yang ringkas mengenai wacana persoalan
pendidikan yang cerendu tidak adil dan berpihak kepada yang berkuasa mengatur atau
menata aturan-aturan. Dan kerajaan Allah hadir melalui Yesus untuk membawa perubahan
sosial.
Dalam sosok F. Van Lith kita melihat peranan sentral Visi mengenai kerajaan Allah yang
mendasari penghayatan hidup beriman kristiani dalam memperjuangkan perubahan sosial
yang membela rakyat. Bertolak dari hal ini, perubahan sosial apa yang harusnya
diperjuanngkan? Kemudian hal ini dapat di lihat dalam dua point penting yaitu 1) inti warka
Yesus Kristus : Kerajaan Allah, yang mana kerajaan Allah termanifestasi dalam diri Yesus
Kristus. Kerajaan Allah merupan simbol relasional di mana relasi Allah dengan manusia,
dimana Allah meraja di dalam diri manusia dan menyelamatkan manusia dan dari pihak
manusia menerima Allah secara pribadi dan sosial. Kemudia kerajaan Allah nyata di dalam
diri Yesus Kristus. Dimana kita melihat relasi antara manusia dan Allah bapa, berkaitan erat
dengan relasi manusia dengan Yesus. Di mana Allah yang dalah Bapa, menyatu di dalam
diri Yesus Kristus. Maka perubahan sosial dapat terjadi ketika manusia hidup mengikuti
teladan dari Yesus Kristus, yang tidak haya berfokus pada pertumbuhan rohani saja, Naum
juga secara Jesmai, Yesus memperhatikan orang-orang miskin, buta, lumpuh. Dan juga
tidak melihat latar belakang sekarang, terlihat dari bagaimana Yesus memilih murid-murid.
2) Dua paradigma perubahan sosial: Kerajaan Allah dan anti kerajaan Allah.
Untuk mencapai suatu perubahan sosial pasti berhubungan dengan kontek religius dan
sosio-pilitis yang ada. Di mana selalu ada pradiga Kerajaan Allah dan anti kerajaan Allah di
mana pradigma Anti kerjaan Allah selalu menolak pradigma kerjaan Allah yang Yesus bawa,
hal itu yang terjadi dalam kontek dahulu hingga sekarang. Namun perubahan sosial selalu
berhubungan dengan hal ini. Bahwa Kera jaan Allah seharusnya adalah suatu dunia nyata
tempat keadilan berlaku dan orang miskin dan lapar tidak hanya diberi makan melainkan
ikut menikmati sumber berlimpah bumi ini. Untuk mencapai ini semu dibutuhkan,
kepemimpinan manusiawi dan kerja sama Ini jelas, mempunyai konsekuensi politik.
BAB 5
Pendidikan merupakan hal penting dalam perubahan sosial. Dalam bab 2 ini secara khusus
mau menyoroti bagaimana orientasi pendidikan berdasar cita-cita yang muncul dari iman.
Yang ikut mengerakkan perubahan sosial yang positif, yang menguntungkan kaum positif
dan terlantar. Iman dihatari dalam situasi yang konkret, dihayati secara kontekstual. makan
diperlukan pendiri dalam bentuk learning (belajar). Pendidikan dan pengajaran bukanlah
paket informasi yang disampaikan dengan pretensi dapat ditangkap terlepas dari konteks,
melainkan komunikasi dalam konteks masya- rakat, komunikasi dengan dan di tengah-
tengah situasi hi- dup nyata. Melalaikan hal itu, kegiatan dan lembaga pen- didikan akan
menghambat seluruh proses learning.
Dalam konteks hidup beriman kita yang ditandai dengan kemiskinan dan ketidakadilan karya
dana lapangan pendidikan tidak dapat bersikap netral. Bagian ini mau melihat bagaimana
pendidikan dapat mengatakan kita untuk memperhatikan kaum miskin dan tertindas
sekaligus memastikan dengan pendidikan tidak ada kamu miskin dan tertindas pada saat
yang sama melalui pendidikan tidak ada lagi ketidakadilan dengan melihat beberapa hal ini.
Melalui pendidikan kita dapat melihat sertakan menentukan sikap analisis Sosio-politiks,
Sosio-ekonomi, analisis kultural, analisis history, analisis personal.
Berkaitan dengan pendidikan secara Sadar di terang dalam buku ini bahwa Konteks
masyarakat kita juga ditandai dengan krisis tata nilai dan human gap. Dalam situasi
semacam itu cita-cita dan arah pendidikan sebagaimana digambarkan di atas (5.1. dan 5.2.)
semakin menuntut pribadi-pribadi maupun kelompok yang mandiri dan kreatif, yang
sanggup menentukan pilihan di tengah perubahan-perubahan dengan bermacam- macam
tawaran.
BAB 6
berawal dengan penekanan pada pentingnya iman Kristiani dalam memahami makna hidup
yang ditentukan oleh Yesus Kristus. Iman ini mengarah pada perubahan sosial yang
didasari oleh paradigma Kerajaan Allah, yang bertentangan dengan paradigma Anti
Kerajaan Allah.
Selanjutnya, bab ini menjelaskan bahwa lembaga pendidikan memiliki peran politis yang
penting dalam perubahan sosial dengan paradigma Kerajaan Allah. Namun, lembaga
pendidikan juga bisa cenderung mendukung kekuatan Anti Kerajaan Allah.
Pendidikan kontekstual menjadi fokus, di mana unsur-unsur pendidikan informal dan non-
formal diintegrasikan. Pembinaan kepedulian dan ketrampilan analisis sosial diperlukan, dan
pendidikan semacam ini dapat disebut sebagai pendidikan partisipatif.
Pendekatan ini menekankan peran kritis dari berbagai pihak, termasuk politik, masyarakat,
staf, dan peserta didik dalam dunia pendidikan. Kreativitas dan antisipasi terhadap
perubahan dari luar juga disoroti.
Kesimpulan