Anda di halaman 1dari 10

PILAR-PILAR ORGANISASI

-Resume-

1. Sejarah Islam dalam Politik


Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaaan Islam yang berkembang di
Indonesia pada tahun 1.300an. dibuktikan adanya walisongo, dll. Pada masa
penjajahan, pejuang islam yang mengambil peran dalam politik adalah Imam
Bonjol, Diponegoro, Cut Nyak Dien, Fatahillah, dll.
Pra kemerdekaan muncul Gerakan atau organisasi islam diantaranya
adalah SDI, SI, Muhammadiyah, NU, Al Irsyad, PERSIS, dll. Pada masa
kemerdekaan RI tahun 1945 pejuang yang berkontribusi dalam kemerdekaan
diantaranya adalah KH. Agus Salim, Syafruddin Prawiranegara, Kasman
Singodimejo. Pasca kemerdekaan muncul partai-partai islam, diantaranya
Masyumi, NU, PSII, dll. Muncul juga organisasi islaminya yaitu PII, HMI,
PMII, dll. Dan tokoh Islami pada saat itu ada M. Natsir, Hamka, dll.
Pada tahun 1965 partai islam menumpas komunitas KAMI dan KAPPI.
Pasca 1965 umat islam mendapatkan tekanan sehingga pada tahun 1969
partai masyumi bubar. Fusi partai-partai islam menjadi satu partai PP.
2. Sejarah PK-PK Sejahtera
Partai Keadilan (PK) didirikan di Jakarta di Aula Masjid Al Azhar,
Kebayoran Baru, Jakarta pada 20 Juli 1998. Presiden pertama partai PK
adalah Dr Ir Nurmahmudi Isma’il.
Pendirian Partai Keadilan merupakan upaya memasuki dimensi politik
sebagai bagian dari dimensi-dimensi kehidupan manusia dan sekaligus
menjadi cermin aktualisasi dari universalitas Islam dalam rangka
mewujudkan keseimbangan hidup.
Partai politik merupakan alternatif, wadah dan sarana efektif dalam upaya
mewujudkan sebuah struktur masyarakat muslim.
Beberapa capaian yang telah dilakukan partai PK dari tahun ke tahun:

a. Tahun 1999
 19 Februari 1999: KH Didin Hafidhudin ditetapkan sebagai Capres
RI dari Partai Keadilan.
 30 Mei 1999: 8 parpol Islam (PPP, Partai Keadilan, Partai
Kebangkitan Ummat, Partai Ummat Islam, PPII Masyumi, PNU,
PBB dan PSII 1905) berasaskan Islam menyatakan bersatu dan
menyepakati penggabungan sisa suara (stembus accord) hasil
Pemilu 1999.
 3 Juni 1999: Ribuan kader dan simpatisan Partai Keadilan
memenuhi janji mereka untuk "memutihkan" Ibukota serta
berkumpul di Bundaran HI menandai berakhirnya kampanye partai
tersebut di Jakarta.
 2 Agustus 1999 : Partai Keadilan (PK) menandatangani hasil
penghitungan suara pemilu dengan catatan pemilu relatif luber dan
tidak jujur dan adil (jurdil). Keputusan ini diambil PK dengan
pertimbangan adanya reaksi positip berupa pengakuan dari panitia
Pengawas Pemilu (Panwaslu) bahwa Pemilu 1999 yang baru lalu
masih jauh dari jurdil. Penandatanganan hasil pemilu dilakukan di
kantor KPU, Senin sore (2/8).
 20 Oktober 1999PK menerima tawaran kursi kementerian
Kehutanan dan perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan
KH Abdurrahman Wahid. 21 Oktober 1999 PK menunjuk Dr Ir
Nurmahmudi Isma’il MSc sebagai calon menteri yang diajukan
karena memiliki kapasitas, kapabilitas dan akseptabilitas.
b. Tahun 2000
 16 April 2000 : Dr Ir Nurmahmudi Isma’il mengundurkan diri dari
jabatan Presiden Partai dan selanjutnya akan berkonsentrasi di
kementerian Kehutanan dan Perkebunan.
 18-21 Mei 2000 : PK menggelar Musyawarah Nasional I di hotel
Bumiwiyata, Depok.
 21 Mei 2000 : Dr Hidayat Nurwahid, MA terpilih sebagai Presiden
kedua Partai Keadilan menggantikan Dr. Ir. Nurmahmudi Isma’il
dalam Musyawarah Nasional I PK di hotel Bumiwiyata, Depok.
 Agustus 2000 : 8 Parpol Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU,
PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara Sarasehan dan Silaturahim
Partai-partai Islam di masjid Al Azhar dan meminta Piagam Jakarta
masuk dalam Amandemen UUD 1945.
 12 Oktober 2000 : DPP Partai Keadilan (PK) menemui Wakil
Ketua DPR Ri Soetardjo Soerjogoeritno dan meminta delegasi IPU
DPR RI untuk mengusahakan resolusi yang di dalamnya tidak
hanya mengecam keras Israel, tapi sekaligus mengeluarkan Israel
dari keanggotaan IPU.
 13 Oktober 2000 : Puluhan ribu massa Partai Keadilan (PK) yang
berunjuk rasa, di bawah tangga gedung paripurna mereka
membakar bendera Israel. PK meminta agar RI konsisten dengan
sikap menyesalkan, menolak dan mengecam Israel menyusul
penyerangan ke Palestina.
 9 November 2000 : Partai Keadilan menggelar acara Gelar Sambut
Ramadhan. Masyarakat dan pemimpin bangsa diingatkan untuk
menjaga kesucian bulan Ramadhan. Ribuan massa Partai Keadilan
(PK) dari Jabotabek menghadiri acara tsb Tablik akbar ini digelar
di Bumi Perkemahan Ragunan - Jakarta Selatan, Ahad (19/11)
pagi.
c. Tahun 2001
 20 Januari 2001 : PK menggelar Silaturahim dan Halal Bihalal di
Silang Monas, Jakarta. Hidayat Nur Wahid menyatakan PK
berlepas diri dari segala efek negatif pola dan produk
kepemimpinan kontroversial kontraproduktif yang dilakukan
Presiden Abdurrahman Wahid.
 2 Maret 2001 : DPP PK mengadakan bakti sosial di propinsi
Banten yang terkena musibah banjir dan tanah longsor.
 8 Oktober 2001 : Lebih dari 150 anggota legislatif dari Partai
Keadilan (PK) dari seluruh Indonesia, Senin (8/10) mendatangi
Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Barat dan bergabung
dengan massa yang sudah lebih dulu melakukan aksi menentang
terorisme AS.
 19 Oktober 2001 : PK gelar demo besar menentang agresi militer
AS ke Afghanistan. Aksi besar ini diikuti 40.000 orang dan
mendapat pujian dari berbagai pihak. Dalam aksi itu dibentuk
Komite Indonesia untuk Solidaritas Afghanistan (KISA) yang
diketuai oleh Dr Salim Segaf Al Djufri.
d. Tahun 2002
 7 April 2002 : PK gelar aksi keadilan untuk Palestina menentang
aksi terorisme Israel atas bangsa Palestina di Silang Monas,
Jakarta. PK juga membentuk Komite Keadilan untuk Pembebasan
Al Aqsha (KKPA) yang diketuai oleh Dr Ahzami Zami’un Jazuli.
 25 Mei 2002 : PK gelar acara Gerak Jalan Keluarga (GJK)
menyambut Maulid Nabi 1423 H dari Silang Monas – MH
Thamrin – Bundaran HI – Silang Monas.
 8 Juni 2002 : 15 pimpinan parpol yang tidak memenuhi ketentuan
electoral threshold dua persen berdasar Undang-Undang (UU)
Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 sepakat menandatangani dokumen
bersama di Hotel Sahid, Jakarta, untuk menolak pemberlakuan
ketentuan tersebut. Mereka juga menuntut agar semua parpol
peserta Pemilu 1999 diikutkan lagi dalam Pemilu 2004 walaupun
ada parpol yang sama sekali tidak mempunyai perolehan kursi di
DPR/DPRD.
e. Tahun 2003
 9 Februari 2003 : Ratusan ribu massa PK berunjuk rasa menolak
serangan AS ke Irak di sepanjang Jl. MH Thamrin hingga kedubes
AS. Aksi ini diulang lagi pd tgl 20 Maret 2003 dgn massa PK-PKS.
 30 Maret 2003 : PKS bersama (KISRA) serta seluruh
elemen ,masy menggelar aksi ‘Sejuta Umat’ dari Bunderan HI
hingga kedubes AS. Aksi ini merupakan aksi terbesar sepanjang
massa dan mengusik pemimpin dunia.
 17 April 2003 : Musyawarah Majelis Syuro XIII Partai Keadilan
yang berlangsung di Wisma Haji Jawa Barat, Bekasi,
merekomendasikan PK untuk bergabung dengan PKS.
 20 April 2003 : Deklarasi DPP PKS di Silang Monas, Jakarta, yang
dihadiri oleh 40.000 massa.
 26 Mei 2003 : PK dan PKS mendeklarasikan Crisis Centre untuk
Rakyat Aceh (CCRA) di Jakarta. CCRA dimaksudkan untuk
membantu rakyat Aceh yang tengah dilanda konflik.
 4 Juni 2003 : DPP PKS dinyatakan lulus verifikasi oleh
Depkehham. Verifikasi dilakukan di kantor sekretariat Jl.
Mampang Prapatan VIII No. R-2, Jakarta.
 5 Juni 2003 : PK selenggarakan acara ‘Silaturahim Nasional
Anggota Legislatif Partai Keadilan’ di Wisma DPR, Cikupa,
Cisarua, Bogor, yang diikuti oleh 180 anggota dewan dari seluruh
Indonesia.
 8 Juni 2003 : PKS gelar ‘Dzikir dan Doa untuk Rakyat Aceh’ di
halaman Masjid Agung Al Azhar, Jl. Pattimura, Kebayoran Baru,
Jakarta, diikuti oleh ribuan massa.
 10 Juni 2003 : PK bersama PKS melakukan aksi demonstrasi di
depan Gedung MPR/DPR Jl. Gatot Subroto, Jakarta, untuk
mendukung disahkannya RUU Sisdiknas oleh DPR RI.
 2 Juli 2003 : Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) telah
menyelesaikan seluruh proses verifikasi (Depkehham) di tingkat
Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan
Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Ini berarti PK
Sejahtera telah melengkapi 100% persyaratan verifikasi
Depkehham.
 3 Juli 2003 : PK bergabung dengan PKS yang dilakukan di kantor
pengacara Tri Sulistyowarni di Pamulang, Tangerang. Dengan
penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS,
termasuk anggota dewan dan para kadernya.
 20 Juli 2003 : Musyawarah Majelis Syuro I PKS yang berlangsung
di Kompleks Bidakara, Jakarta, menetapkan delapan kriteria Calon
Presiden (Capres) RI versi PKS. Selain itu dicanangkan juga
mekanisme pemilihan capres melalui Jaring Capres Emas.
 22 Juli 2003 : Ribuan massa PKS melakukan aksi unjuk rasa di
depan kantor Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog).
PKS menolak kebijakan Bulog seperti beras impor dan dana
talangan Sukhoi yang dinilai menyengsarakan ribuan petani.
 8 Agustus 2003 : DPP PKS mencanangkan program Safari ‘Aam
Intikhobi (Tahun Pemenangan Pemilu), yaitu program safari tokoh-
tokoh partai ke berbagai daerah untuk mensosialisasikan dan
mensukseskan pemilu 2004.

3. Keterkaitan PK dan PKS


PK-Sejahtera didirikan di Jakarta pada hari Sabtu, tanggal 20 April 2002
M (7 Shafar 1423 H).
PK-Sejahtera merupakan penerus perjuangan Partai Keadilan (PK) karena
memiliki kesamaan tujuan dan cita-cita. Hal ini dinyatakan oleh pimpinan
kedua partai - Dr Hidayat Nur Wahid (Presiden PK) dan Drs Almuzzammil
Yusuf (Ketua Umum PK-Sejahtera) - saat mereka bersepakat dihadapan
notaris pada 3 Juli 2003 untuk menggabungkan diri dalam sebuah partai
yang disepakati bernama Partai Keadilan Sejahtera.
4. Sejarah perkembangan PK-PKS
Rentetan para pejuang PK-PKS pada saat itu, berikut ini:
1. H. Hilmi Aminuddin
2. KH. Rahmat Abdullah
3. Dr . H Salim Segaf Al-Jufri
4. Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA
5. H. Muhammad Sohibul Imam, Ph.D
6. H. Akhmad Syauki

Capaian Politik:

Visi:
Menjadi partai islam rahmatan lil ‘alamin yang kokoh dan terdepan dalam
melayani rakyat dan NKRI

Misi:
1. Meningkatkan pertumbuhan jumlah Anggota partai dan mengokohkan
integritas, solidaritas, profesionalitas untuk menghadirkan kepemimpinan
bangsa yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia.
2. Mengokohkan solidaritas Partai berskala nasional, mandiri dan terbuka agar
mampu menjalankan fungsi edukasi, advokasi, kaderisasi kepemimpinan serta
menerapkan sistem manajemen partai modern untuk meningkatkan sinergi,
kinerja dan kredibilitas.
3. Meningkatkan kepeloporan Partai dalam pelayanan, pemberdayaan dan
pembelaan terhadap ketahanan keluarga, pemuda, kepentingan Masyarakat
dan lingkungan hidup serta memperkuat kemitraan strategis di berbagai
sektor pengabdian untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang produktif,
inovatif dan patriotic.
4. Memenangkan pemilu 2024 dan meningkatkan kontribusi partai dalam
menggagas dan memperjuangkan kebijakan public yang berpihak kepada
kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara yang bersih dari korupsi, kolusi dan
nepotisme serta turut berperan dalam pengembangan demokratisasi di
Kawasan dan pengembangan Kerjasama internasional untuk memperkokoh
posisi di Indonesia.
5. Paradigma Islam
“Wahai Ikhwah sekalian! Kalian bukanlah sekedar perkumpulan sosial,
bukan pula sekedar partai politik, dan bukan pula sebuah organisasi
temporer yang berorientasi untuk meraih tujuan-tujuan pragmatis tertentu.
Namun, kalian adalah RUH BARU yang mengalir di hati umat ini, maka ia
pun akan menghidupkannya dengan Al-Qur'an. Kalian adalah CAHAYA
BARU yang tengah merekah.”
Paradigma islam menurut Imam Syahid Hasan Al-Banna;
"Islam adalah nidzam (aturan) komprehensif yang memuat seluruh
dimensi kehidupan. Ia adalah daulah dan tanah air atau pemerintahan dan
ummat, ia adalah akhlak dan kekuatan atau rahmat dan keadilan. Ia adalah
tsaqafah (wawasan) dan qanun (perundang-undangan) atau keilmuan dan
peradilan, ia adalah materi dan kesejahteraan atau profesi dan kekayaan. Ia
adalah jihad dan dakwah atau militer dan fikrah, sebagaimana ia adalah
aqidah yang benar dan ibadah yang shohih (benar)."
Fikrah Kita Melingkupi Seluruh Aspek Ishlahul Ummah;
• Sebagai hasil dari pemahaman yang komprehensif dan utuh tentang
Islam dalam diri Kita adalah fikrah Kita melingkupi seluruh aspek
ishlahul ummah (perbaikan masyarakat) dan tercermin di dalamnya setiap
unsur dari berbagai pemikiran dalam rangka perbaikan.
• Setiap mushlih (pembaharu) yang ikhlas dan bersemangat tinggi akan
mendapatkan semua impiannya dalam fikrah ini.
• Dalam fikrah ini juga bertemu angan-angan para pecinta ishlah yang
mengerti dan memahami tujuan-tujuannya.

Politik menurut Imam Hasan Al-Banna ialah:


“Politik adalah hal memikirkan tentang persoalan-persoalan internal
maupun eksternal umat.”
• Persoalan internal adalah “mengurus persoalan pemerintahan, menjelaskan
fungsi-fungsinya, merinci kewajiban dan hak-haknya, melakukan
pengawasan terhadap para penguasa untuk kemudian dipatuhi jika mereka
melakukan kebaikan, dan dikritik jika mereka melakukan kekeliruan.”
• Persoalan eksternal adalah “memelihara kemerdekaan dan kebebasan
bangsa, mengantarkannya mencapai tujuan yang akan menempatkan
kedudukannya di tengah-tengah bangsa lain, serta membebaskannya dari
penindasan dan intervensi pihak lain dalam urusan-urusannya.”

“Sesungguhnya seorang muslim belum sempurna keislamannya kecuali jika


ia mempunyai pandangan jauh ke depan, dan memberikan perhatian penuh
kepada persoalan bangsanya.”

6. Dakwah Berkelanjutan
Dakwah ini memang harus berkelanjutan dan dilanjutkan dengan adanya kita
ataupun tidak. Beberapa Langkah yang harus dilakukan agar dakwah ini terus
berlanjut:
1. Menyiapkan Para Dai Qudwah Yang Memiliki Komitmen Tinggi
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari
engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan
Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (QS. Al Ahzab :
7)
2. Ditegaskan Dalam Iqrar
3. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi,
“Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang
kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu,
niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan
menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu setuju dan menerima
perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami
setuju.” Allah berfirman,”Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan
Aku menjadi saksi bersama kamu.” (QS. AL Imran : 81)
4. Para Nabi Membangun Organisasi Yang Solid Dan Menyiapkan Kader-
Kader Militan (Nuqaba’)
“Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel
dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika
kamu mendirikan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-
rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu.
Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang
mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di
antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang
lurus". (al-Maidah: 12)

Anda mungkin juga menyukai