Anda di halaman 1dari 23

BAB III

Faktor-faktor Yang Dapat


Menentukan Pengambilan
Keputusan

YUDHISTIRA PRADHIPTA
ARYOKO, SE., MM
ATRIBUT APA SAJA
YANG HARUS DIMILIKI
SEORANG PENGAMBIL
KEPUTUSAN?
Karakteristik Pengambil Keputusan
1. Rasionalitas: Pengambil keputusan yang efektif memiliki kemampuan untuk berpikir
secara logis dan rasional.

2. Kemampuan Analitis: Pengambil keputusan cenderung memiliki kemampuan analisis


yang baik. Mereka mampu mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis data serta
informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

3. Fleksibilitas: Karakteristik ini mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan


perubahan dan situasi yang berubah.

4. Kemampuan Menilai Risiko: Pengambil keputusan perlu memiliki kemampuan untuk


menilai risiko dan potensi konsekuensi dari keputusan yang diambil. Mereka harus dapat
mengidentifikasi potensi risiko dan mencari cara untuk mengelolanya.
Karakteristik Pengambil Keputusan
5. Kemampuan Berkomunikasi: Pengambil keputusan yang baik harus mampu
berkomunikasi dengan baik, baik dalam mengumpulkan informasi dari orang lain
maupun dalam menjelaskan dan mengkomunikasikan keputusan mereka kepada orang
lain.

6. Kesadaran Diri: Pengambil keputusan yang efektif harus dapat mengenali dan mengelola
bias pribadi mereka agar tidak memengaruhi keputusan mereka secara negatif.

7. Kemampuan Mengelola Waktu: Mereka harus dapat mengatur prioritas, menghindari


penundaan, dan bekerja dalam batas waktu yang diberikan.

8. Pengetahuan dan Pengalaman: Pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang


relevan dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang
baik. Pengalaman sebelumnya dapat memberikan wawasan yang berharga dalam
menilai situasi dan risiko.
Karakteristik Pengambil Keputusan
9. Kreativitas: Kadang-kadang, pengambilan keputusan memerlukan pemikiran kreatif
untuk menemukan solusi yang inovatif.

10. Etika dan Integritas: Pengambil keputusan yang baik harus bertindak dengan integritas
dan mempertimbangkan implikasi etis dari keputusan mereka. Mereka harus
berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral dan standar etika.
APA SAJA URUTAN
PROSES
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN?
Urutan Proses Pengambilan Keputusan

1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan dengan jelas masalah yang perlu


dipecahkan atau peluang yang perlu dieksplorasi.

2. Mengumpulkan data dan informasi yang relevan terkait dengan masalah atau
peluang tersebut. Ini mungkin melibatkan penelitian, pengamatan, atau
konsultasi dengan sumber daya yang tepat.

3. Membangun daftar alternatif atau solusi yang mungkin untuk mengatasi


masalah atau memanfaatkan peluang.

4. Menganalisis setiap alternatif dengan mempertimbangkan kriteria dan faktor


yang relevan. Ini bisa melibatkan teknik seperti analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats) atau analisis cost-benefit.
Urutan Proses Pengambilan Keputusan

5. Memilih alternatif yang dianggap paling sesuai berdasarkan hasil evaluasi.

6. Mengambil tindakan untuk menjalankan alternatif yang dipilih. Ini bisa


mencakup perencanaan, alokasi sumber daya, dan pelaksanaan tindakan.

7. Melacak dan mengevaluasi hasil dari keputusan yang diambil. Ini membantu
dalam menentukan apakah keputusan tersebut berhasil atau perlu
disesuaikan.

8. Jika hasil tidak memenuhi harapan atau ada perubahan dalam situasi, Anda
mungkin perlu menyesuaikan keputusan atau mencari alternatif baru.
KATEGORI
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Kategori Pengambilan Keputusan
1. Terstruktur vs Semi Terstruktur vs Tidak Terstruktur

• Terstruktur: diambil dengan menggunakan prosedur atau pedoman yang


sudah ada
Contoh: Perencanaan produksi berdasarkan pesanan yang sudah ada.

• Semi Terstruktur: sebagian besar informasi atau prosedur mungkin sudah


tersedia, tetapi beberapa aspek keputusan mungkin memerlukan
pertimbangan lebih lanjut
Contoh: Pemilihan vendor untuk proyek tertentu

• Tidak Terstruktur: tergantung pada penilaian, intuisi, dan pengalaman pribadi


Contoh: Keputusan untuk memasuki pasar baru atau menghadapi krisis yang
tidak terduga.
Kategori Pengambilan Keputusan
2. Keputusan Program vs Non-Program

• Program: keputusan yang telah diarahkan melalui prosedur atau aturan


tertentu yang sudah ada.
Contoh: Keputusan terkait bagaimana melaksanakan Program Kerja yang
sudah dibuat.

• Non-Program: keputusan yang tidak memiliki panduan atau prosedur yang


jelas dan seringkali memerlukan pemikiran kreatif.
Contoh: Keputusan terkait bagaimana melaksanakan hal incidental yang
tidak muncul / tidak dibuat dalam program kerja
Kategori Pengambilan Keputusan
3. Keputusan Operasional vs Strategis

• Operasional: keputusan sehari-hari yang berhubungan dengan operasi rutin


organisasi.
Contoh: Penjadwalan Shift Kerja, Pembelian Bahan Baku.

• Strategis: keputusan yang memiliki dampak jangka panjang dan


mempengaruhi arah strategis organisasi / perusahaan.
Contoh: Penetapan Visi & Misi, Penentuan Anggaran Perusahaan.
Kategori Pengambilan Keputusan
4. Keputusan Individual vs Kelompok

• Individual: dibuat oleh satu orang atau individu.


Contoh: Pilihan Karir, Pengelolaan Keuangan Pribadi.

• Kelompok: melibatkan kolaborasi antara beberapa individu dalam organisasi


atau tim.
Contoh: Perencanaan Acara Besar, Resolusi Konflik.
Kategori Pengambilan Keputusan
5. Keputusan Program vs Kebijakan

• Program: keputusan yang berhubungan dengan tindakan konkret yang harus


diambil.
Contoh: Mengadopsi program perlindungan lingkungan seperti pengurangan
emisi karbon, pengelolaan limbah, atau pelestarian habitat alam.

• Kebijakan: kebijakan adalah panduan umum yang mengarahkan pengambilan


keputusan di tingkat tertentu dalam organisasi.
Contoh: Mengatur kebijakan perlindungan lingkungan, seperti peraturan
emisi, perlindungan satwa liar, atau pengelolaan sumber daya alam.
GAYA
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Gaya Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan Rasional: Dalam gaya ini, keputusan diambil
berdasarkan analisis logis dan pemikiran yang rasional.

2. Pengambilan Keputusan Intuitif: Gaya ini melibatkan pengambilan


keputusan berdasarkan intuisi, perasaan, atau pengalaman pribadi.

3. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai: Keputusan diambil dengan


mempertimbangkan nilai-nilai pribadi atau prinsip etika.

4. Pengambilan Keputusan Berbasis Tim: Dalam pengambilan


keputusan kelompok, anggota tim bekerja bersama untuk mencapai
konsensus atau mengambil keputusan bersama.
Gaya Pengambilan Keputusan
5. Pengambilan Keputusan Intoleran Risiko: Orang yang cenderung menghindari risiko dan
memilih tindakan yang paling aman dan teruji. Mereka cenderung memilih opsi dengan
risiko minimal bahkan jika itu mungkin mengurangi peluang imbal hasil yang lebih besar.

6. Pengambilan Keputusan Toleran Risiko: Sebaliknya, orang yang cenderung toleran


terhadap risiko mungkin lebih suka mengambil risiko yang lebih besar dalam harapan
imbal hasil yang lebih besar. Mereka mungkin lebih bersedia mencoba hal-hal baru dan
inovatif.

7. Pengambilan Keputusan Langsung: Orang yang cenderung mengambil keputusan


dengan cepat tanpa banyak pemikiran atau analisis yang mendalam. Mereka sering
mengandalkan intuisi atau pengalaman sebelumnya.

8. Pengambilan Keputusan Lambat: Sebaliknya, orang yang cenderung lambat dalam


pengambilan keputusan mungkin mengumpulkan banyak informasi, mempertimbangkan
pilihan dengan hati-hati, dan menghindari membuat keputusan tergesa-gesa.
Gaya Pengambilan Keputusan
9. Pengambilan Keputusan Adaptif: Dalam pengambilan keputusan ini, individu atau
kelompok fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan dan ketidakpastian.
Mereka mungkin mempertimbangkan opsi alternatif dan siap untuk mengubah
keputusan jika situasi berubah.

10. Pengambilan Keputusan Kompromi: Dalam situasi konflik atau perselisihan, individu
atau kelompok mungkin memilih solusi yang merupakan kompromi antara berbagai
kepentingan yang berbeda.
ETIKA
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Etika Pengambilan Keputusan
1. Keadilan: Keputusan harus adil dan setiap individu atau kelompok harus
diperlakukan dengan sama tanpa diskriminasi. Prinsip ini menghindari
perlakuan yang tidak adil, diskriminatif, atau bias.

2. Integritas: Keputusan harus diambil dengan integritas, jujur, dan kejujuran.


Individu atau organisasi harus berpegang pada nilai-nilai moral dan prinsip
etika mereka, bahkan jika itu sulit atau tidak menguntungkan.

3. Pertanggungjawaban: Individu atau organisasi harus bertanggung jawab atas


konsekuensi dari keputusan mereka. Mereka harus siap menerima tanggung
jawab atas tindakan mereka, baik itu positif atau negatif.
Etika Pengambilan Keputusan

4. Transparansi: Keputusan harus diambil secara terbuka dan transparan. Informasi yang
relevan harus tersedia untuk semua pihak yang terpengaruh oleh keputusan tersebut.

5. Kepentingan Bersama: Keputusan harus memperhatikan kepentingan bersama dan


kesejahteraan semua pihak yang terlibat. Prinsip ini menghindari tindakan yang hanya
menguntungkan satu pihak sementara merugikan yang lain.

6. Konsultasi dan Partisipasi: Dalam konteks pengambilan keputusan kelompok, penting


untuk memberikan kesempatan bagi semua anggota kelompok untuk berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan dan berkontribusi dengan sudut pandang mereka.

7. Hak Asasi Manusia: Keputusan harus menghormati dan melindungi hak asasi manusia,
seperti hak hidup, kebebasan, dan martabat manusia.
Etika Pengambilan Keputusan

8. Prinsip Etika Profesional: Dalam beberapa konteks, seperti dalam praktik bisnis atau
profesi tertentu, terdapat kode etik dan prinsip etika profesional yang harus diikuti.

9. Pertimbangan Terhadap Lingkungan: Keputusan harus mempertimbangkan dampaknya


terhadap lingkungan alam dan berusaha untuk menjaga dan melindungi lingkungan.

10. Kerja Sama dan Kepentingan Publik: Keputusan yang diambil oleh pemerintah atau
organisasi harus memperhatikan kepentingan masyarakat umum dan mengutamakan
kesejahteraan publik.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai