Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI DALAM MEMBANTU

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLIEN


 

A. TUJUAN UMUM
UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI STRATEGI DALAM MEMBANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLIEN
TUJUAN KHUSUS
 
1) UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI TEORI INTI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLIEN
2) UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3) UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI ELEMEN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4) UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI PEMBERIAN INFORMASI KEPUTUSAN EFEKTIF
5) UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI SAAT-SAAT SULIT DALAM PENERAPAN KIP/K KESULITAN SAAT KONSELING
6) UNTUK MENGETAHUI DAN MEMAHAMI UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN
Empat strategi membantu klien dalam mengambil keputusan:
•  a. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. beri kesempatan klien untuk
melihat lagi beberapa alternatif pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap pilihannya.
• b. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan melihat kembali
keuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi negatif.
• c. Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan pilihan, bantu klien mencermati
pilihannya.
• d. Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan
Teori Inti Pengambilan Keputusan Klien
• Pola dasar berpikir dalam konteks organisasi meliputi:
• a. Penilaian situasi (Situational Approach): untuk menghadapi pertanyaan “apa yg
terjadi?”.
• b. Analisis persoalan (Problem Analysis): dari pola pikir sebab- akibat.
• c. Analisis keputusan (Decision Analysis): didasarkan pada pola berpikir mengambil pilihan.
• d. Analisis persoalan potensial (Potential Problem Analysis): didasarkan pada perhatian
peristiwa masa depan, yang mungkin &
HAL-HAL YANG PERLU DITEKANKAN KEPADA KLIEN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MENURUT FITRAMAYA (2003):

• a. Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena berkaitan dengan
masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas. Pengambilan keputusan dibuat setelah klien diberi
informasi secukupnya untuk menimbang pilihan sesuai dengan situasinya.
• b. Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang sesuai dengan
riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan situasi.
• c. Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
• d. Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor memperoleh data
atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai
dengan kondisi klien dan kebutuhannya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan

• b. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
• c. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain
• d. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
• e. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
• f. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
• g. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik
• h. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul;
• i. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
KEMUDIAN TERDAPAT ENAM FAKTOR LAIN YANG JUGA IKUT
•  
MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN:
•a. Fisik
•Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah
laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
•b. Emosional 
•Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjektif.
•c. Rasional
•Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
•d. Praktikal
•Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya
melalui kemampuannya dalam bertindak.
•e. Interpersonal
•Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual
•f. Struktural
•Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu
tingkah laku tertentu. Selanjutnya, John D. Miller dalam Imam Murtono menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan
dalam pengambilan risiko.
ADA 5 ELEMEN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENURUT
LESTARI (2010), YAITU

1. Menetapkan Tujuan
 mengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya,
apakah spesifik yang dapat diukur hasilnya ataupun sasaran yang bersifat umum.
Tanpa penetapan tujuan, pengambil keputusan tidak bisa menilai alternatif atau memilih
suatu tindakan
2 Mengidentifikasi Permasalahan
• Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi. Permasalahan
merupakan kondisi adanya ketidaksamaan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.
Permasalahan dalam organisasi dapat berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya
operasional yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan lain-lain. Pengambilan keputusan
yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas penyebab permasalahan. Jika penyebab
timbulnya permasalahan tidak dapat diidentifikasi dengan tepat, maka permasalahannya yang ada tidak
dapat diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam mengidentifikasi permasalahan,
yaitu mengabaikan permasalahan yang ada, pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab
permasalahan yang sebenarnya, serta melindungi diri karena informasi dianggap mengancan harga diri
3. Mengembangkan sejumlah alternatif Setelah permasalahan diidentifikasi,
kemudian dikembangkan serangkaian alternatif untuk menyelesaikan permasalahan.
Organisasi harus mengkaji memecahkan permasalahan yang terjadi. Pengembangan
sejumlah alternatif memungkinkan seseorang menolak untuk membuat keputusan yang
terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. Proses
pengambilan keputusan yang rasional mengharuskan pengambil keputusan untuk mengkaji
semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam kenyataannya
seringkali terjadi bahwa
• 4. Penilaian dan pemilihan alternatif Setelah berbagai alternatif diidentifikasi,
kemudian dilakukan evaluasi terhadap masing- masing alternatif yang telah
dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif-alternatif tindakan
dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang ditentukan, apakah dapat memenuhi
keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan
sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi
merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan.
• 5. Melaksanakan keputusan jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka
keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi
sering kali keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan
benar. Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata
tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya juga
memegang peranan yang penting. Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan
seharusnya juga mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun
baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak
ada artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan
hanya sedikit mempertimbangkan penerapan operasionalnya.
PEMBERIAN INFORMASI KEPUTUSAN EFEKTIF

kita sebagai pemberi informasi mengharapkan informasi yang kita sampaikan kepada seseorang itu efektif dan
efesien. Pemberian informasi dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria sabagai berikut:
• a.Informasi yg diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam mengambil keputusan.
• b. Informasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti
• c. Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Singkat dan tepat (pilih hal-hal penting yg perlu diingat klien) 
Menggunakan bahasa sederhana
 Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan
 Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting.
TIGA LANGKAH DASAR DALAM MEMBERIKAN NASIHAT
ATAU PENYULUHAN PADA KLIEN MENURUT PRIYANTO (2009):

• a. memberi penjelasan, misalnya cara memberi salep mata, mengeringkan telinga, mengobati luka di mulut,
menyiapkan larutan oralit, atau melegakan tenggorok.
• b. Memberi contoh, misalnya cara memegang anak pada saat di beri salep mata, menyiapkan sumbu untuk
mengeringfkan telinga, cara mencampur satu bungkus oralit dalam air yang benar, cara membubuhi gention
violet di mulut anak, cara melegakan tenggorok dengan  bahan atau obat yang aman dan dapat dibuat sendiri di rumah.
• c. Memberi kesempatan untuk mempraktikan, misalnya cara membubuhi salep pada mata bayi, mencampur dan
melarutkan oralit, memberi dosis pertama anti biotik.
• . Saat-saat Sulit dalam Penerapan KIP/K Kesulitan saat Konseling

Saat proses komunikasi berlangsung tentunya harapan kita adalah menginginkan proses komunikasi
berjalan dengan baik, tanpa ada kendala. Tetapi ada saja saat-saat sulit dalam penerapan KIP/K
mengalami kesulitan saat memberikan konseling menurut Wiryanto (2006) sebagai berikut:
a. Diam, makna “diam” (tidak bersuara) antara lain:
Penolakan atau kebingungan klien.
Klien dan konselor telah mencapai akhir suatu ide dan semata- mata ragu mengatakan apa
selanjutnya.
Kebingungan karena kecemasan atau kebencian.
Klien mengalami sakit dan tidak siap untuk bicara.
 Klien mengharapkan sesuatu dari konselor.
Klien sedang memikirkan apa yang dikatakan.
• b. Klien Menangis, tenangkan klien dengan menyentuh badan
(menepuk-nepuk bahu atau memegang tangan klien) secara hati-hati. c. Konselor meyakini
bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien,
C. biasa terjadi jika konselor tidak dapat memecahkan atau membantu menyelesaikan
masalah seperti harapan klien. Misalnya pada kasus remaja putri yang ingin aborsi.
Konselor dapat mengatakan pada klien

Anda mungkin juga menyukai