Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Atas Rahmat dan HikmatNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman
Penyelenggaraan Program Gizi UPTD Puskesmas Langa Kabupaten Ngada.
Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan
kemudahan dalam pelaksanaan pelayanan Program Gizi di Puskesmas Langa
Kabupaten Ngada.

Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi didalam


gedung dan diluar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Sedangkan pelayanan gizi diluar gedung umumnya pelayanan gizi pada kelompok
dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas
bimbingan, bantuan, kerjasama dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Program Gizi di Puskesmas
Langa Kabupaten Ngada.

Nutrisionis
UPTD Puskesmas Langa

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada
balita di Indonesia yaitu 19,6 % gizi kurang diantaranya 5,7 % gizi buruk; gizi lebih
11,9 %, Stanting ( Pendek ) 37,2 %. Data masalah Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survey nasional tahun 2003 sebesar 11,1 % dan
menurut hasil Riskesdes 2013, Anemia pada ibu hamil sebesar 37,1 %
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan.
Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di
Puskesmas baik puskesmas rawat inap maupun puskesmas non rawat inap.
Puskesmas dan jejaringnya harus membina Upaya Kesehatan yang Berbasis
Masyarakat
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama. Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi
didalam gedung dan diluar gedung. Pelayanan gizi didalam gedungumumnya
bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Sedangkan pelayanan gizi diluar gedung umumnya pelayanan gizi
pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelaksanaanya pelayanan gizi di Puskesmas Langa berperan strategis
mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan
berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Kegiatan pelayanan gizi
dilakukan sesuai Visi puskesmas yaitu Terwujudnya Masyarakat Langa yang
Sehat dan unggul berbasis kemandirian menuju kesejahteraan yang optimal
serta Misi yaitu meningkatkan kompetensi sumber daya kesehatan,
meningkatkan Upaya preventif dan promotive melalui germas dan
mendorong keluarga dalam memanfaatkan pangan local untuk pemenuhan
gizi keluarga. Juga dilakukan dengan membudayakan Gemilang: Gesit dalam
pelayanan terutama pelayanan darurat, Empati: dalam pelayanan harus turut

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 2


merasakan apa yang dirasakan pasien, Inovatif : Meningkatkan inovasi terbaru
yang memudahkan dalam pelayanan, Loyal: Patuh terhadap semua aturan
yang berlaku, Akuntabel: Semua pelayanan dapat dipertanggungjawabkan,
Tanggap: Cepat merespon terhadap semua situasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan
jejaringnya.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi
ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya;
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya
c. Tersedianya acuan bagi tenaga gizi puskesmas untuk bekerja secara
profesional memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/
klien di Puskesmas dan jejaringnya;
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di puskesmas
dan jejaringnya
C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga gizi Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
3. Pengambil kebijakan tingkat Kabupaten

D. Ruang Lingkup
1. Kebijakan Pelayanan gizi di Puskesmas
2. Pelayanan Gizi di dalam gedung
3. Pelayanan gizi di luar gedung
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Monitoring dan Evaluasi

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 3


E. Batasan Operasional
1. Di dalam Gedung
- konseling gizi terkait penyakit dan faktor resikonya,
- konseling ASI eklusif,
- konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),
- Konseling faktor resiko penyakit tidak menular (PTM).
2. Di luar Gedung
- Edukasi Gizi/Penyuluhan dan Pembinaan,
- Konseling ASI Eklusif dan PMBA,
- Konseling Gizi di Posbindu pada penyakit tidak menular ( Posbindu
PTM )
- Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu,
- Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A,
- Pengelolaan Tablet tambah darah (TTD) untuk ibu hamil dan Nifas,
- Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada remaja putri dan WUS,
- Pengelolaan MP-ASI dan PMT Pemulihan ,
- Survailans Gizi,
- Pembinaan Gizi di Institusi,
- Kerja sama Lintas Dektor dan lintas Program
Beberapa ketentuan perundang- undangan yang digunakan sebagai dasar
Penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang kesehatan
3. Peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Asi Eklusif
4. Peraturan presiden nomer 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
percepatan Perbaikan Gizi
5. Peraturan menteri Kesehatan RI nomor 75 tahun 2013 tentang angka
kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 26 tahun 2013 tentang Praktik
Tenaga Gizi

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 4


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia TanagaGizi


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi Tenaga Gizi yang ada di Puskesmas
ABC I :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Pelayanan kesehatan Gizi Diampu oleh 3 orang
- Dalam gedung Pendidikan minimal dengan latar belakang
- Luar Gedung DIII Gizi pendidikan DIII Gizi dan S1
Gizi

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab Pelayanan Kesehatan Gizi dibagi menjadi dalam gedung
puskesmas dan pelayanan kesehatan Gizi Luar gedung. Adapun petugasnya adalah
sebagai berikut :
Kegiatan Petugas Unit terkait
Pelayanan kesehatan Gizi Kepala Puskesmas
- Dalam gedung Lidwina Pele A.Md. Gz UKP
- Luar Gedung Yunita Rihi S.Gz UKM

B. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan program gizi dilakukan Bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tiga bulanan/lintas
sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan program gizi dibuat untuk jangka waktu satu tahun dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan program gizi di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Langa.

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 5


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

A PARKIR
HALAMAN DEPAN MOBIL/
L MOTOR
A

N VK RUANG TUNGGU FARMASI


RUANG Tindakan
UGD

E POLI
UMUM
LOKET
A AULA R. KIA
Ta
U m
an
L POLI GIGI RUANG
PROGRAM
A GIZI,P,KESL
ING,PROMK
ES
IMUNISASI
TAMAN

LABORATORIUM TATA
USAHA

RUANG GUDANG

RUANG
TOILET KAPUS

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 6


B. Standar Fasilitas

Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan pelayanan gizi Puskesmas Langa


memiliki penunjang yang harus dipenuhi

Kegiatan pelayanan kesehatan Gizi Sarana Prasana


- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan
- Timbangan Dewasa, dan Bayi
Dalam Gedung - Microtoice/ Pengukur tinggi badan
- Leaflet
- alat peraga/ Foot Model
- buku panduan : penuntun diet, pedoman
pelayanan anak gizi buruk, tata laksana
balita gizi buruk,Pedoman pelayanan gizi
pada pasien tuberkulosis
- Leaflet, Lembar balik, Materi Materi
Penyuluhan : Ini siasi Menyusui Dini,
Strategi peningkatan Penimbangan Balita
Di posyandu, Angka Kecukupan Gizi
- Tabel Antropometri
Luar Gedung - Timbangan : Dacin, Timbanan Injak,
Timbangan bayi
- Microtoice/ Pengukur Tinggi badan
- Meja, Kursi, ATK, F 2 Gizi, F3 Gizi, dan
Blanko-blanko laporan lain
- Vit. A, Fe
- pita Lila

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 7


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI

A. Lingkup Kegiatan
1.Kegiatan pelayanan gizi dilakukan di dalam gedung, antara lain :
- penyelenggaraan makan pasien Rawat inap yaitu di dapur puskesmas,
- Ruang Perawatan pasien,
- Konseling Gizi dan ASI Eklusif di ruang konsultasi gizi

2. Kegiatan pelayanan gizi luar gedung, antara lain :


- Posyandu,
- Posbindu,
- Pustu,
- Polindes

1. Kegiatan di Dalam Gedung


a. Persiapan Ruangan
b. Pelayanan dengan alur
❖ Pasien datang sendiri atau dirujuk dari struktural Puskesmas ( Pustu,
Posbindu atau sarana kesehatan lain).
❖ Pasien mendaftar diloket pendaftaran Puskesmas
❖ Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatannya Di poli umum/BP, Poli KIA, poli Gigi oleh petugas medis
atau para medis
❖ Pasien Rawat jalan yang beresiko/ tidak resiko mengalami masalah gizi
akan Akan mendapatkan konseling gizi atas permintaan pasien atau
dari tenaga Medis yang sudah disertai dengan pemeriksaan penunjang
( Laborat,Radiologi)
c. Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang dihadapi
pasien :
❖ Klinik Gizi (Pojok gizi)
❖ Konsultasi Gizi

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 8


❖ Melaksanakan program kesehatan gizi masyarakat dengan sasaran ibu
hamil,
Ibu nifas, bayi dan balita
❖ Bayi baru lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini ) dan dengan
Promosi, motivasi ASI Eklusif
❖ Pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk ibu hamil
❖ Pengukuran Lingkar Lengan atas (LILA) ibu hamil
❖ Pemberian kapsul VIT A untuk bayi, Balita dan Bufas
❖ Perawatan Gizi buruk yang ditemukan.
2. Kegiatan di luar gedung
a. Persiapan
Penjadwalan Kegiatan
Penjadwalan kegiatan penyuluhan, pembinaan kader kesehatan
b. Pelaksanaan :
❖ Pelayanan Gizi Balita, Bumil, Bufas, PUS ( Sasaran Posyandu ) berupa
:
❖ Penimbangan/ Pemantauan tumbuh kembang Bayi anak balita dan
penyuluhan
Sesuai masalah yang dihadapi
❖ Promosi dan motivasi ASI Eklusif
❖ Pemantauan pemberian Kapsul Vitamin A
❖ Pengukuran Tinggi badan / panjang badan bayi, balita terutama yang
dicurigai
Bermasalah
❖ Penyuluhan, Pemantauan Status Gizi dan konsultasi gizi
❖ Monitoring Garam beryodium
❖ Penyuluhan kelompok di posyandu
❖ Penyuluhan makanan Pendamping ASI pada usia 6-24 bln dan
penyuluhan
❖ pola makan yang benar pada anak balita terutama yang bermasalah (
Gizi kurang atau gizi lebih )
❖ Pemberian PMT Pemulihan Bagi prioritas Gizi buruk/kurang dari
keluarga Miskin (Gakin)

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 9


❖ Pemantaun pemberian Tablet tambah darah (TTD) pada Bumil dan
Bufas
❖ Pemberian PMT pemulihan Bumil KEK dari Keluarga Miskin (Gakin)
❖ Pelacakan kasus gizi buruk

B. Strategi / Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan upaya
kesehatan lingkungan. Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pejabat
pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang
akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan
kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat
instruksi, dana atau fasilitas lain..
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat)
yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi
ini dapat dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat,
seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan
utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 10


penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan
meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat,
terbentuk pos obat desa, dan sebagainya.

C. Langkah Kegiatan
a. Perencanaan ( P1)
1) Petugas merencanakan kegiatan gizi pada RKA, JKN (yang bersumber
dari dana JKN) dan atau melalui RKA,BOK yang bersumber dari dana
bantuan operasional kesehatan
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
- Membuat jadwal kegiatan
- Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN/Bendahara BOK
- Mengkoordinasikan dengan linats program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
- Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan, Pengendalian Penilaian ( P3 )
- Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
- Petugas menganalisa hasil kegiatan
- Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 11


BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatanprogram gizi
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer
2. Kegiatan di luargedungPuskesmasmembutuhkan sarana dan prasarana yang
meliputi :
- Leaflet
- Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program gizi
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini
lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator program gizi berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan
kegiatan ( POA – Plan Of Action ).

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 12


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan
maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan
pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran
satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya.
Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 13


Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau
ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera
dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan
Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah
tercapai.

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 14


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan
kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan,
bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait
pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin
meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap
masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan
tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan
desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius
dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 15


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang


untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat
berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu
merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 16


BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan program gizi ini dibuat untuk memberikan petunjuk


dalam pelaksanaan kegiatan program gizi di Puskesmas Langa, penyusunan
pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara
nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan
kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan program gizi di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Nutrisionis
UPTD Puskesmas Langa

Pedoman Gizi UPTD Puskesmas Langa Page 17

Anda mungkin juga menyukai