Makalah 1
Makalah 1
196307161992031003
Jurusan Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Politeknik Negeri Medan
2022-2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan sehingga saya mampu
menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila yang berjudul “BAGAIMANA
PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA?” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu pada mata kuliah “Pendidikan Pancasila”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang alasan Pancasila menjadi ideologi negara bagi para
pembaca dan tentunya juga bagi saya sendiri yang menulis.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua
dapat bertambah. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pembaca.
Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf
karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling
sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak. Saya juga menyadari, makalah yang
saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 4
B. Saran ........................................................................................................................ 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena sama-sama
mengajarkan tentang nilai-nilai yang mengandung kebaikan. Nilai nilai Pancasila merupakan
nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan
dalam realitas kehidupan. Nilai-nilai Pancasila apabila benar-benar dipahami, dihayati dan
diamalkan, tentu mampu menurunkan tingkat kejahatan dan pelanggaran dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Namun dalam praksisnya, penerapan Pancasila sebagai Sistem Etika tidak berjalan lurus saja,
tetapi Pancasila mengalami perjalanan panjang serta adanya berbagai macam tantangan yang
dihadapi baik dari pemerintahan maupun dari rakyatnya sendiri yang terjadi pada setiap era
pemerintahan seperti sikap otoriter dari pemerintah pada masa pemerintahan orde lama,
banyaknya kasus korupsi yang terjadi pada masa pemerintahan orde baru, adanya gerakan
separatisme pada era reformasi, serta maraknya perilaku masyarakat yang mulai menyimpang
dari nilai-nilai Pancasila.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan memaparkan bagaimana Dinamika dan
Tantangan yang dialami Pancasila sebagai Sistem Etika di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika?
2. Bagaimana Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika?
C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui bagaimana dinamika dan tantangan yang dialami Pancasila sebagai Sistem
Etika.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kedua, pada zaman Orde Baru sistem etika Pancasila diletakkan dalam bentuk penataran P-
4. Pada zaman Orde Baru itu pula muncul konsep manusia Indonesia seutuhnya sebagai
cerminan manusia yang berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Manusia Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru, artinya manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang secara kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk
rohani sekaligus makhluk jasmani, dan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia
sebagai makhluk pribadi memiliki emosi yang memiliki pengertian, kasih sayang, harga diri,
pengakuan, dan tanggapan emosional dari manusia lain dalam kebersamaan hidup. Manusia
sebagai makhluk sosial, memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera.
tuntutan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain, baik langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itulah, sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan sosial harus dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang (Martodihardjo, 1993:
171).
Manusia Indonesia seutuhnya (adalah makhluk mono-pluralis yang terdiri atas susunan
kodrat: jiwa dan raga; Kedudukan kodrat: makhluk Tuhan dan makhluk berdiri sendiri; sifat
kodrat: makhluk sosial dan makhluk individual. keenam unsur manusia tersebut saling
melengkapi satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang bulat. Manusia Indonesia
menjadi pusat persoalan, pokok dan pelaku utama dalam budaya Pancasila. (Notonagoro
dalam Asdi, 2003: 17-18).
2
Ketiga, sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam eforia demokrasi. Namun
seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa dilandasi sistem etika
politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta machiavelisme (menghalalkan
segala cara untuk mencapi tujuan). Sofian Effendi, Rektor Universitas Gadjah Mada dalam
sambutan pembukaan Simposium Nasional Pengembangan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Nasional (2006: xiv) mengatakan sebagai berikut:
“Bahwa moral bangsa semakin hari semakin merosot dan semakin hanyut dalam arus
konsumerisme, hedonisme, eksklusivisme, dan ketamakan karena bangsa Indonesia tidak
mengembangkan blueprint yang berakar pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kedua, tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Baru terkait dengan
masalah NKK (Nepotisme, Kolusi, dan Korupsi) yang merugikan penyelenggaraan negara.
Hal tersebut tidak sesuai dengan keadilan sosial karena nepotisme, kolusi, dan korupsi hanya
menguntungkan segelintir orang atau kelompok tertentu.
Ketiga, tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada era Reformasi berupa euforia
kebebasan berpolitik sehingga mengabaikan norma-norma moral. Misalnya, munculnya
anarkisme yang memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan kebebasan berdemokrasi.
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai sistem etika merupakan cabang dari filsafat yang dijabarkan dari kelimu ila
Pancasila untuk mengatur dan menjadi pedoman dalam perilaku bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara di Indonesia.
Pancasila sebagai sistem etika juga merupakan satu kesatuan yang utul dan menyeluruh yang
tidak dapat dipisah-usahkan dari masing-masing sila dan menjadi norma dasar di dalam
masyarakat dan bangsa Indonesia dalam berperilaku, Etika Pancasila merupakan tata
kelakuan yang bersumber dan nilai-nilai Pancasila yang terkristalisasi dari norma-norma pada
kehidupan di nusantara.
Perjalanan Pancasila sebagai sistem etika tidak selalu berjalan mudah dan lurus di setiap era
pemerintahan Indonesia, selalu ada tantangan baik itu dari perilaku masyarakatnya maupun
dari pemerintahannya. Namun, semoga bangsa Indonesia lebih menyadari bahwasanya kunci
utama bangsa ini adalah Pancasila.
B. Saran
Pancasila hendaknya menjadi pedoman pegangan bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam
bersikap dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar cita-cita bangsa dalam mewujudkan
masyarakat yang adil, makmur, dan menjunjung tinggi milai moralitas sebagai ciri dan
kepribadian bangsa dapat tercapai
4
DAFTAR PUSTAKA
Paristiyanti Nurwardani, dkk. 2016. “Bagaimana Pancasila Menjadi Sistem Etika” dalam
Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Jakarta, Juni 2016
iii