Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL

“PENGERTIAN FTZ DAN CONTOH PERUSAHAAN YANG


MENGGUNAKAN FASILITAS FTZ DAN PERBEDAANNYA DENGAN
DAERAH LAIN”

DOSEN Dr. H. GUSTIAN RIAU, B,Sc, S.E, M.Si


7A INDUSTRI

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :

Adhitya Muhammad Razak 201061201041

Ega Aditya Putra 201061201217

Hidayat Raziq 201061201157

Naufal Rizky 191061201355

Nurul Hasanah Hasan 201061201265

Rizah Molandha 201061201195

Salsa Zahara 201061201144

Siti Zahara 201061201152

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS IBNU SINA BATAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENGERTIAN
FTZ DAN CONTOH PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN FASILITAS
FTZ DAN PERBEDAANNYA DENGAN DAERAH LAIN” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perdagangan
Internasional. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Gustian Riau,


B.Sc, S.E., M.Si selaku dosen Mata Kuliah Perdagangan Internasional. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Batam, 02 Oktober 2023

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3

BAB II Pembahasan ....................................................................................... 4


A. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade
Zone (FTZ) ............................................................................................. 4
B. Dasar Hukum Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas atau
Free Trade Zone ......................................................................................... 8
C. CONTOH PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN FASILITAS
FTZ DAN BEDANYA DENGAN DAERAH LAIN ................................ 10
D. Contoh Perusahaan yang menggunakan Fasilitas FTZ .............................. 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15


A. KESIMPULAN ........................................................................................... 15
B. SARAN ............................................................................................. 15

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Free Trade Zone atau Kawasan Perdagangan Bebas merupakan
pengembangan konsep Special Economic Zone (SEZ), dimana SEZ atau kawasan
ekonomi khusus sebagai sebuah terminologi makro untuk kawasan yang
ditetapkan untuk menyediakan lingkungan yang secara internasional kompetitif
serta bebas dari berbagai hambatan berusaha dalam rangka memacu peningkatan
ekspor nasional (Muzwardi, 2017). Free Trade Zone adalah wilayah dimana ada
beberapa hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota dihapuskan dan
mempermudah urusan birokrasi dengan harapan menarik bisnis baru dan investasi
asing (Rade, 2014). Penggunaan konsep Free Trade Zone merupakan
pengembangan dari SEZ yang dipersiapkan untuk memaksimalkan kegiatan
industri, ekspor, impor, kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi
adalah usaha pengembangan tata kelola pemerintahan dengan memanfaatkan
potensi yang ada (Muzwardi, 2017).

Menurut Torres A. Raul tujuan pengadaan kawasan perdagangan bebas


ialah untuk memberikan kemudahan di kawasan bebas dengan menyiapkan
keuntungan-keuntungan dan pengelolaan pengusahaan di dalam kawasan tersebut
(dalam Muzwardy, 2017). Dengan tujuan penerapan Free Trade Zone tersebut,
maka fungsi pelaksanaannya ialah untuk memberikan kesempatan bagi area
domestik atau kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas
untuk melakukan hubungan kerjasama dengan negara luar dalam rangka
mempercepat perkembangan ekonomi domestik dan negara.

Indonesia mempunyai empat kawasan Free Trade Zone yaitu Sabang,


Batam, Bintan, dan Karimun. Keempat kawasan ini dibentuk atas pertimbangan
pentingnya pengembangan wilayah regional untuk mendorong lalu lintas
perdagangan internasional yang dapat memberikan manfaat bagi negara dalam
bentuk penyediaan lapangan kerja, pariwisata, dan menarik penanaman modal dari
dalam dan luar negeri (Pradhipta, 2016). Penetapan kawasan perdagangan bebas

1
tersebut diharapkan mampu memberikan peningkatan terhadap perekonomian di
Indonesia.

Kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan, dan Karimun merupakan


kawasan FTZ yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Letak geografis provinsi
Kepulauan Riau terbentang dari selat malaka sampai dengan laut (Natuna) cina
selatan dan berbatasan langsung dengan Vietnam, Malaysia, Kamboja, dan
Singapore sebagai pusat perdagangan dunia menjadikan provinsi Kepulauan Riau
memiliki peran strategis dalam lalu lintas perdagangan dunia (Bappeda Kepri,
2016). Peran provinsi kepulauan Riau sebagai wilayah lalu lintas perdagangan
dunia memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan
penetapan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone)
oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 44 Tahun 2007 dapat memperbesar
peluang bagi wilayah FTZ yaitu Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) untuk
meningkatkan hubungan perdagangan internasional.

Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di kawasan Batam,


Bintan, dan Karimun diperkuat secara konstitusional melalui Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas (KPBPB) dan diikuti Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang
Kawasan 3 Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Peraturan
Pemerintah Nomor 47 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Bintan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Taun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun.

Penetapan kawasan Batam, Bintan, dan Karimun sebagai kawasan


perdagangan bebas karena merupakan kawasan strategis nasional yang penataan
ruangnya diprioriskan karena mempunyai pengaruh penting secara nasional
terhadap ekonomi nasional (Muzwardi, 2017). Penetapan ketiga Kawasan BBK
sebagai kawasan ekonomi khusus didukung dengan letak wilayah yang berbatasan
langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura sehingga
mempunyai peluang besar dan sangat efektif dalam melakukan hubungan dan
aktivitas perdagangan internasional.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat di latar belakang adapun rumusan masalah
dari penelitian ini adalah :
1. Masalah apa yang muncul akibat dari Kawasan perdagangan bebas dan
Pelabuhan bebas ?
2. Faktor apa saja yang menjadi kendala pemerintah Kawasan Perdagangan Bebas
dan pelabuhan Bebas dalam meningkatkan perekonomian di Batam ?

C. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu FTZ atau Kawasan perdagangan bebas dan
Pelabuhan bebas
2. Untuk mengetahui contoh Perusahaan yang menggunakan fasilitas FTZ atau
Kawasan perdagangan bebas dan Pelabuhan bebas

3
BAB II
Pembahasan

A. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade


Zone (FTZ)

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone
(FTZ) didefinisikan sebagai suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean, sehingga
bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai (PPN), PPnBM, dan
cukai. Pengembangan atau Free Trade Zone (FTZ) di desain untuk
mengembangkan beberapa sektor perekonomian, seperti perdagangan, jasa, dan
manufaktur, dan di tujukan untuk meningkatkan daya saing produk ekspor
Indonesia di pasar internasional. Pada tahun 1970 Pelabuhan Sabang dan Batam di
tetapkan oleh undang-undang sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebasatau Free Trade Zone (FTZ). Sementara itu, pada Tahun 2007 Pulau Batam,
Bintan, dan Karimun di Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ).

Free Trade Zone (FTZ) juga dapat didefinisikan sebagai suatu kawasan
dengan batas-batas fisik yang jelas sehingga berakses terbatas di dalam wilayah
atau suatu negara, yang terkecuali dari peraturan pabean setempat dan fungsi
sebagai sarana perdagangan bebas, bongkar muat, dan penyimpanan barang, serta
manufacturing dengan atau tanpa pagar pembatas, dengan akses terbatas yang di
jaga petugas bea dan cukai.

Kawasan Perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone
(FTZ) dapat didefinisikan sebagai suatu konsep ekonomi dimana lalu lintas
transaksi perdagangan antar bangsa dilakukan secara bebas tanpa hambatan, tidak
lagi dibatasi dan dibebani dengan yang disebut dinding tarif, bea masuk, sistem
kuota maupun prosedur pabean yang rumit dan berbelit-belit.

Perdagangan bebas juga bisa diartikan sebagai perdagangan internasional


yang bebas dari campur tangan pemerintah pusat maupunbirokrasi setempat.
Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone (FTZ)
adalah kawasan tertentu dimana diberlakukan ketentuan khusus di bidang
kepabeanan, perpejakan, perizinan, keimigrasian, dan ketenagakerjaan (PP No. 48
Tahun 2007).

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasatau Free Trade Zone


ialah suatu wilayah yang luas tanpa pembatas yang jelas (pagar) yang di dalamnya
terdapat wilayah-wilayah tertentu untuk kegiatan perekonomian. Batas Wilayah

4
dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas ditetapkan dalam
Peraturan Presiden. Pengaturan Free Trade Zone dilakukan oleh Undang-undang
No. 44 Tahun 2007 Tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free
Trade Zone (FTZ).

Pada tanggal 25 Juni 2006, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


melakukan penandatanganan kerja sama pembentukan Kawasan perdaganngan
bebas dan pelabuhan bebas bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong
di Turi Beach Resort. Wilayah Free Trade Zone yang diterapkan di pulau Batam,
pulau Bintan dan pulau Karimun tentu akan menjadi pilot project bagi daerah lain
di Indonesia. Payung hukum bagi wilayah atau Free Trade Zone (FTZ) ialah
Undang-undangNo. 44 Tahun 2007 sebagai Perubahan Atas Undang-Undang No.
36Tahun 2000 tentang Penetapan Perppu No.1 Tahun 2000 tentang Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ)

Menurut Wendi Aritonang, manfaat langsung dari perdagangan bebas


adalah: 16 “Penanaman modal asing, terciptanya lapangan kerja, penyediaan
sarana industri berkualitas dengan biaya murah karena terkonsentrasi di suatu
kawasan, dan peningkatan pendapatan devisa negara.”

Michael P. Todora berpendapat, ada tiga manfaat perdagangan bagi suatu


negara, yaitu : 1

1. Perdagangan merupakan pengerak pertumbuhan ekonomi penting.

2. Perdagangan cenderung untuk mendorong keadilan internasional dan domestik


secara lebih merata dengan meningkat pendapatan riil negaranegara yang
berdagang dan menjadikan penguna persediaan sumber daya di setiap negara
menjadi lebih efesien.

3. Perdagangan membantu negara untuk mencapai tujuan pembangunan dengan


meningkatkan peranan sektor ekonomi yang mempunyai keunggulan komparatif,
baik efesiensi pengunaan tenaga kerja maupun karena faktor produksi.

Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau Free Trade


Zone (FTZ) meliputi wilayah pulau Batam, pulau Bintan dan Pulau Karimun.
Tujuan dari pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau
Free Trade Zone (FTZ) di wilayah ini ialah untuk :

a. Peningkatan investasi.

b. Penyerapan tenaga kerja.

c. Peningkatan penerimaan devisa dari ekspor.

d. Peningkatan daya saing.

5
e. Peningkatan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan kapital bagi
peningkatan ekspor.

f. Untuk mendorong terjadinya alih teknologi.

Fasilitas bebas yang diberikan di Kawasan perdagangan bebas dan


pelabuhan bebas atau Free Trade Zone (FTZ):

a. Bea Masuk.

b. PPN dan PPnBM.

c. Cukai.

d. Bagi pengusaha yang telah mendapat izin dari Badan Pengusahaan.

e. Untuk kebutuhan penduduk di kawasan.

Prinsip dan Syarat pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas dan


Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ):

a. Kawasan merupakan wilayah hukum NKRI.

b. Jangka waktu kawasan 70 tahun.

c. Fasilitas diberikan kepada pengusaha yang telah mendapat izin dari Badan
Pengusahaan.

d. Pengusaha hanya dapat memasukan barang ke kawasan yang berhubungan


dengan kegiatan usahanya.

e. Jumlah dan jenis barang yang diberikan fasilitas ditetapkan oleh Badan
Pengusahaan.

f. Kawasan berfungi sebagai tempat mengembangkan usaha usaha dibidang :

1. Perdagangan. 7. Pos dan Telekomunikasi.

2. Jasa. 8. Perbankan.

3. Industri. 9. Asuransi.

4. Pertambangan dan Energi. 10.Pariwisata.

5. Transportasi. 11.Bidang-Bidang Lainnya.

6. Maritim dan Perikanan.

6
g. Fungsi Tersebut Meliputi:

1. Kegiatan manufaktur; rancang bangun; perekayasaan; penyortiran; pemeriksaan


awal; pemeriksaan akhir; pengepakan dan pengepakan ulang atas barang dan
bahan baku dari dalam dan luar negeri; pelayanan perbaikan atau rekondisi
permesinan dan peningkatan mutu.

2. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana air dan sumber air;
prasarana dan sarana perhubungan, termasuk pelabuhan laut danbandar udara;
bangunan dan jaringan listrik; pos dan telekomunikasi, serta prasarana dan sarana
lainnya.

Karimun telah melakukan berbagai upaya persiapan yakni:

a. Penyediaan Lahan untuk kawasan Industri dan beberapa kawasan untuk


pariwisata, pertanian dan perikanan.

b. Membentuk Pelayanan Badan Terpadu, di bidang Perizinan untuk mempercepat


proses dan prosedur berinvestasi dengan persyaratan tarif dan jangka waktu
perizinan yang jelas (Cheaper, Clear, Faster).

c. Membangun Infrastruktur Pendukung (Listrik, Air, Telekomunikasi, Jalan)


untuk memudahkan Investor melakukan Investasi.

Karimun memiliki total 251 pulau, yang hanya 54 yang di diami dan 197
menunggu pengembangan lebih lanjut. Pulau ini memiliki kepentingan geografis
yang strategis karena terletak di barat daya Singpore dan barat Batam sepanjang
selat malaka, jalur pelayaran Internasional. Dengan kebijakan pembangunan
Nasional. Karimun sekarang diposisikan sebagai sebuah pulau dengan potensi
tinggi untuk investasi, terutama di galangan kapal, manufaktur, pariwisata,
pertanian, perdagangan dan kegiatan komersial lainnya.

Pengertian Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasatau Free Trade


Zone (FTZ) adalah suatu kawasan yang berada di wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas
dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang
mewah dan cukai.

Di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasatau Free Trade


Zone (FTZ) dilakukan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi, seperti sektor
perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata dan bidang-

7
bidang lain yang ditetapkan dalam Undang-undang Pembentukan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.48 Tahun 2007 Kawasan


Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) adalah
kawasan tertentu dimana diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan,
perpejakan, perizinan, keimigrasian, dan ketenagakerjaan.

Sedangkan Kawasan Berikat dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah dengan


batasan tertentu yang digunakan untuk menimbun barang impor dan/atau barang
yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, yang akan digunakan sebagai
input dalam proses produksi barang ekspor. Fokus dari Kawasan Berikat adalah
untuk mendorong ekspor melalui peningkatan daya saing ekspor karena efisiensi
produksi. Pulau Batam adalah contoh dari baikatau Free Trade Zone (FTZ)
maupun Kawasan Berikat. Bagian berikutnya dalam laporan ini akan memberikan
penjelasan yang lebih mendalam mengenai Kawasan Berikat dan pengalaman
pengembangan Batam sebagai Kawasan Khusus.

B. Dasar Hukum Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas atau


Free Trade Zone
Dasar hukum Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade
Zone (FTZ) adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun
2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan atau Free Trade Zone
(FTZ) sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang-undang melalui Undang-
undang No. 36 Tahun 2000.

1. Undang-Undang No. 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 36 Tahun 2000 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2000
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebasatau Free Trade
Zone (FTZ) menjadi undang-undang.

2. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan


Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun atau Free Trade Zone (FTZ).

8
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 2012 tentang
Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan dan Cukai Serta Tata Laksana
Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta Berada di Kawasan
yang Telah ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ).

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang


Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun Free
Trade Zone (FTZ).

5. Peraturan Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau


Free Trade Zone (FTZ) Karimun No. 02 Tahun 2008 tentang Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
Free Trade Zone (FTZ)

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2012 Tentang Tata


laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Yang
Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan
Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) dan Pembebasan Cukai

Dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang


No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) sebagaimana telah ditetapkan menjadi
Undangundang melalui Undang-undang No. 36 Tahun 2000 disebutkan
bahwa jangka waktu suatu Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
bebasatau Free Trade Zone (FTZ) adalah 70 (tujuh puluh) tahun terhitung
sejak ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas atau Free Trade Zone (FTZ). Jangka waktu 70 tahun ini
dimaksudkan untuk memberikan rangsangan kepada para penanam modal
luar negeri maupun dalam negeri untuk melakukan kegiatan ekonomi dan
perdagangan di Kawasan Perdagangan Bebasatau Free Trade Zone (FTZ),
dan untuk meningkatkan persaingan sehat dalam rangka meningkatkan

9
pendapatan nasional melalui peningkatan devisa dari Penanaman Modal
Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri.

C. CONTOH PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN FASILITAS FTZ


DAN BEDANYA DENGAN DAERAH LAIN

Adapun manfaat melakukan bisnis di Batam yaitu:

1. Keuntungan pertama adalah lokasi itu sendiri. Batam merupakan daerah


industri strategis yang berkembang cukup pesat. Secara geografis
berbatasan dengan Malaysia dan Singapura dan terletak di Selat Malaka,
yang merupakan jalur pelayaran global sibuk.

2. Aturan pajak yang ditawarkan kepada investor dan pengusaha yang


sangat menarik. Daerah ini dibebaskan dari bea masuk, pajak penjualan,
PPN, pajak atas barang mewah, divergensi, dan adat istiadat. Apalagi jika
seorang pengusaha membuat produk di wilayah tersebut, mereka akan
memiliki banyak insentif ekspor.

3. infrastruktur Batam adalah lebih modern daripada daerah lain di


Indonesia. Sebuah jalan beraspal menghubungkan semua kegiatan ke
pusat dan memiliki fasilitas industri lengkap dan bahkan pabrik-pabrik
yang dapat disesuaikan. Hal ini membuat lebih mudah bagi investor dan
pengusaha untuk menjalankan bisnis.

4. Faktor-faktor lain termasuk tenaga kerja kota. peningkatan pertumbuhan


ekonomi yang dihasilkan dari pelaksanaan FTZ akan diikuti oleh
pertumbuhan penduduk yang tinggi. pertumbuhan penduduk ini adalah
karena jumlah warga yang ingin mencari pekerjaan di Batam. Faktor-
faktor ini meningkatkan nilai lokasi bisnis di Batam, dari mana bisnis
dapat mencapai ribuan perusahaan.

10
5. Batam memiliki kebijakan satu atap untuk prosedur investasi,
memungkinkan perusahaan untuk melakukan semua transaksi bisnis
melalui satu kantor. Batam menjamin bahwa proses persetujuan aplikasi
tidak akan memakan waktu lebih lama dari 20 hari kerja.

6. Tempat wisata menarik. Salah satu tempat yang menarik banyak


pengunjung adalah pantai Nongsa. Sebuah pantai berpasir dan air jernih
putih terletak sebelah timur laut dari pusat kota. Nama ini diambil dari
angka Melayu Nongsa yang pertama kali dikembangkan wilayah pesisir
ini. Kampung Nongsa adalah lebih dikenal sebagai Kampung Nongsa
lama oleh masyarakat setempat. Sekitar 30% dari wisatawan asing juga
mengunjungi Indonesia. Tidak heran Batam menjadi pintu gerbang kedua
bagi wisatawan asing ke Indonesia setelah Denpasar, Bali.

Berdasarkan manfaat dan peluang yang terdapat di Batam FTZ yang telah
disebutkan di atas, ini merupakan peluang bagi investor untuk
mulai mempertimbangkan Batam. Sebagai Free Trade Zone di daerah yang
sangat strategis dan menjanjikan, Batam memiliki banyak kesempatan lain di
berbagai sektor untuk dikembangkan.

Mengingat Batam berada diposisi wilayah maritim yang menguntungkan


dan strategis, pulau Batam melihat dirinya sebagai pasar berkembang bagi
industri galangan kapal dan sekarang telah menjadi situs galangan kapal
terbesar di Indonesia. Lebih dari 150 perusahaan galangan kapal telah
menyiapkan bisnis di sana, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional
terkenal seperti McDermott International, Drydocks World, dan Keppel
Corporation. industri ini lebih didorong oleh pelaksanaan hukum cabotage di
perairan Indonesia pada tahun 2011 yang telah memicu permintaan untuk
kapal lokal. pengiriman domestik khususnya telah melihat armada komersial
di Indonesia dua kali lipat dalam ukuran 2005-2013, dari 6.041 kapal untuk
12.536 kapal.

11
Zona perdagangan bebas Batam, Bintan dan Pulau Karimun, dimulai
dengan melalui penghapusan pajak pada bagian-bagian kapal impor yang
belum menjadi sumber pemasukan dalam negeri, Zona perdagangan tersebut
berada sebagai lokasi yang paling menguntungkan untuk mengatur operasi
pembuatan kapal. Hal ini tidak hanya untuk pasar domestik yang berkembang
tetapi juga pasar regional yang akan segera mengalami kenaikan dalam
perdagangan internasional sebagai akibat dari integrasi ekonomi yang akan
mendatang di wilayah ASEAN.

Selanjutnya, Batam FTZ juga mengambil peran sebagai tempat yang


menjanjikan untuk industri manufaktur elektronik sejak telah ada
pertumbuhan konstan dalam permintaan untuk peralatan listrik dan peralatan /
audio video rumah tangga di kalangan konsumen Asia. Hal ini telah
mendorong perusahaan multinasional besar untuk meningkatkan kehadiran
mereka di wilayah tersebut. Dengan demikian, Batam telah menarik banyak
raksasa industri elektronik termasuk Sanyo, Panasonic, Siemens, Philips dan
Sony untuk mendirikan bisnis di wilayah tersebut.

Dengan daya tarik fondasi yang kuat dari konsumen teknologi yang
didorong oleh Singapura dan Cina di dekatnya yang telah insentif untuk
menyiapkan operasi manufaktur di Batam, produsen barang-barang elektronik
kini juga mengambil keuntungan dari meningkatnya daya beli konsumen
Indonesia.

Sebagai zona perdagangan bebas yang berkembang, yang masih mencari


sebuah perkembangan besar di masa depan, Batam telah mulai meningkatkan
pembangunan infrastruktur. Untuk menjadikan FTZ sukses dan kompetitif
dengan negara-negara lain seperti Singapura atau Malaysia, Batam akan perlu
fokus pada pembangunan infrastruktur untuk mendukung statusnya tumbuh
sebagai FTZ. perusahaan asing juga harus berusaha untuk meminjamkan
keahlian mereka dalam membangun proyek-proyek infrastruktur secara besar-
besaran untuk mengatasi masalah yang berlaku dalam zona ekonomi khusus di
Indonesia.

12
Sehingga, ada ruang yang cukup untuk badan-badan pembangunan
internasional untuk berpartisipasi dalam peluang untuk proyek-proyek
infrastruktur yang akan datang. Ini termasuk proyek-proyek konstruksi untuk
membangun jalan baru, kereta api, jembatan dan jaringan pipa transmisi,
belum lagi proyek-proyek lain seperti galangan kapal dan pelabuhan
internasional, atau bahkan peremajaan bandara.

Sebagai Zona Perdagangan Bebas, pulau ini memiliki sumber daya dan
peluang investasi banyak di berbagai bidang. FTZ di Batam merupakan bagian
dari strategi pembangunan ekonomi Indonesia untuk dapat berinteraksi secara
produktif di tempat kejadian ekonomi regional dan internasional.

Pelaksanaan FTZ merupakan kepentingan nasional dalam meningkatkan


daya saing perekonomian Indonesia di tengah globalisasi ekonomi dunia.
Sistem FTZ akan memiliki efek positif, terutama untuk daerah setempat,
dengan perbaikan seperti penyederhanaan sistem birokrasi dan penciptaan
lapangan kerja, serta peningkatan investasi, penghapusan bea cukai dan tarif
ekspor, peningkatan devisa dan ekspor , dan pertumbuhan ekonomi yang
ditingkatkan dari masyarakat.

D. Contoh Perusahaan yang menggunakan Fasilitas FTZ

1. PT. McDermott

PT. McDermott Indonesia secara resmi mulai beroperasi di Batam pada tahun
1972, yang berlokasi di Batu Ampar, Batam. Bidang kerja PT. McDermott
Indonesia jasa konstruksi minyak lepas pantai dimana di dalamnya ada 5 sub-
bidang yaitu:

1. Management proyek
2. Engineering / rekayasa
3. Fabrikasi merupakan lokasi kerja untuk melakukan kegiatan produksi

13
4. Pengadaan Material
5. Instalasi Lepas Pantai

PT. McDermott Indonesia (PTMI) adalah salah satu anak perusahaan dari
McDermott Incorporated. McDermott Internasional Incorporated bergerak
dibidang usaha besar. Deskripsi singkat profil perusahaan, PT. McDermott
Indonesia adalah Fabrikasi konstruksi lepas pantai terbesar di Indonesia dan salah
satu terbesar di dunia

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai wilayah yang memilki Free
Trade Zone kita harus mengetahui tujuan penerapan Free Trade Zone tersebut,
maka fungsi pelaksanaannya dapat diterapkan untuk memberikan kesempatan
bagi area domestik atau kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan
perdagangan bebas untuk melakukan hubungan kerjasama dengan negara luar
dalam rangka mempercepat perkembangan ekonomi domestik dan negara.

B. SARAN
Sebagai daerah yang memiliki perdangan bebas kita harus
memanfaatkannya dengan baik untuk kemajuan dan kesuksesaan daerah. Tidak
hanya untuk kemejuan daerah saja bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan
serta meningkatkan investasi.

15
Daftar Pustaka

Anwar, K., & Yanti, N. (2014). Dinamika Pelaksanaan Kawasan Perdagangan


Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone) Batam (Doctoral dissertation,
Riau University).

Bahrum, S. P., & Sinaga, I. W. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi


Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai Lembaga Dewan
Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam Bintan Karimun). Jurnal
Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 3(2), 135-141.

Setyanto, A. R., Samodra, B. R., & Pratama, Y. P. (2015). Kajian strategi


pemberdayaan UMKM dalam menghadapi perdagangan bebas kawasan ASEAN
(Studi kasus kampung batik Laweyan). Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 14(2).

Zaenuddin, M. (2014). Kajian Free Trade Zone (FTZ) Batam-Bintan-Karimun


(Permasalahan, Implementasi, dan Solusinya). Eko-Regional: Jurnal
Pembangunan Ekonomi Wilayah, 7(2).

Website

https//:www.bcsabang.beacukai.go.id

https///:bpbatam.go.id

https///:jp.feb.unsoed.ac.id

16

Anda mungkin juga menyukai