Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GIZI PADA VEGETARIAN

DOSEN PENGAMPU : HERMIN AUSTERIA, SKM., M.KES

DI SUSUN OLEH:

NAMA: EUIS FITRIA SALSA BILLA

NIM: PO7131121043

KELAS: A TINGKAT 1

JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN PALU

KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun makalah ini dengan baik serta tepat
waktu. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Gizi Dalam
Daur Kehidupan . Kami menyadari memiliki keterbatasan pengetahuan dan wawasan dalam
menyusun kalimat, atau tata bahasa dan ejaan yang dipakai dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami juga menyadari baik isi maupun penyajian makalah ini masih belum sempurna. Namun
berkat bantuan berbagai pihak, serta usaha penulis sendiri akhirnya makalah ini bisa selesai tepat
waktu. Kami meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan berbagai
kekurangan dan kelemahan, karena kesempurnaan itu milih Tuhan Yang Maha Esa. Makalah
yang kami buat ini semoga bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami
menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kritik
serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu mata kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan. Kepada
pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta
waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ...………………………………………………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………………………………………………………………………………… 4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………….4

C. Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Klasifikasi Vegetarian………..………………………………………………………………..5


B. Zat Gizi Yang Perlu Diperhatikan Pada Vegetarian……………………………………………………….5
C. Nasehat Untuk Individu Yang Ingin Menerapkan Diet Vegetarian………….…………………….8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………………………………………………………………..11
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di masyarakat mungkin Anda akan mendengar berbagai praktek diet yang lain dari biasanya.
Sebagai contoh ada puasa Ramadhan, puasa Senin Kamis yang dipraktekkan umat Islam. Umat
agama Hindu ada yang punya kebiasaan tidak makan daging sapi. Ada berbagai jenis diet yang
dipraktekkan untuk menurunkan BB dan sebagainya.

Pada penganut agama Kristen Advent ada kebiasaan menganjurkan makan makanan vegetarian.
Pada topik ini kita akan mendiskusikan apa itu vegetarian, bagaimana manfaatnya bagi
kesehatan? Apakah ada kekurangannya jika dipraktekkan dan bagaimana mengatasi kekurangan
tersebut?

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan klasifikasi vegetarian?

2. Zat gizi apa saja yang perlu diperhatikan pada vegetarian?

3. Apa saja nasehat untuk individu yang ingin menerapkan diet vegetarian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan klasifikasi vegetarian.

2. Untuk mengetahui zat gizi apa saja yang perlu diperhatikan pada vegetarian.

3. Untuk mengetahui nasehat-nasehat individu yang ingin menerapkan diet vegetarian.


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Klasifikasi Vegetarian


Secara umum vegetarian berarti pengaturan makan atau diet dengan sedikit lauk hewani
baik dari daging sapi, kambing, domba, ayam, bebek, ikan dan sebagainya. Secara khusus
diet vegetarian dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu
lacto vegetarian, ovo vegetarian, lacto ovo vegetarian dan vegan. Secara terperinci adalah
sebagai berikut:
1. Lacto vegetarian berarti seseorang yang makan makanan dari tumbuh-tumbuhan,
ditambah susu dan produk olahnya seperti keju.
2. Ovo vegetarian adalah individu yang mengkonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan
ditambah telur.
3. Sedangkan lacto-ovo-vegetarian adalah seseorang yang makan makanan dari tumbuh-
tumbuhan termasuk susu, hasil olahnya dan telur.
4. Strict vegetarian atau vegan adalah individu yang dalam dietnya setiap hari atau
makanannya tidak mengkonsumsi makanan hewani sama sekali termasuk telur, susu dan
hasil olahnya.
Selain empat kelompok vegetarian diatas, fruitarian dan macrobiotic sering disebut
sebagai bagian dari diet vegetarian. Fruitarian adalah diet yang terdiri dari makanan
termasuk buah-buahan dengan keyakinan pemilihan makanan yang tidak membunuh
tumbuh-tumbuhan. Sedangkan macrobiotic adalah pendekatan diet dengan 10 langkah
yang menekankan pada nasi dan gandum utuh (whole grains).

B. Zat Gizi Yang Perlu Diperhatikan Pada Vegetarian


Secara umum diet vegetarian dapat kita katakan sehat. Beberapa alasan mengapa diet
vegetarian dapat kita katakan sehat disebabkan hasil penelitian menunjukkan dengan
menerapkan diet vegetarian dapat menurunkan resiko terkena penyakit tidak menular
(PTM) antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner dan sebagainya. Penerapan diet
vegetarian sebagai makanan sehari-hari juga akan menyediakan phytonutrient atau
phytochemical, sebagai contoh isoflavon, lycopene dan sebagainya, yang merupakan zat
yang bermanfaat bagi kesehatan. Namun demikian, jika penerapan makanan pada diet
vegetarian tidak diatur dengan baik dapat menimbulkan efek yang kurang baik bagi
kesehatan.
Pemilihan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan saja, atau ditambah susu, telur
sangat mempengaruhi ketersediaan zat gizi di dalam tubuh yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kesehatan. Beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan pada vegetarian diet
adalah protein, asam lemak esensial, zat besi, vitamin B12. kalsium dan vitamin D.

1. Protein

Protein merupakan zat gizi yang paling terpengaruh karena jenis makanan sumber protein
yang harus dibatasi jenisnya pada diet vegetarian. Indikator cukupnya jumlah protein dari
diet vegetarian ini adalah jika terjadi keseimbangan nitrogen yang positif serta memenuhi
keseimbangan Kalori. Untuk memastikan protein pada diet vegetarian ini berfungsi
maksimal untuk pembentukan sel dan pertumbuhan, maka jumlah karbohidrat dan lemak
yang dikonsumsi sebagai sumber energi harus dalam jumlah cukup sehingga protein tidak
dipecah menjadi sumber energi.
Untuk vegan rekomendasi secara umum untuk kebutuhan protein adalah sedkiti lebih
tinggi dari pada kebutuhan untuk non-vegetarian yaitu 0.9 g/kg BB/hari. Sedangkan
kebutuhan protein untuk untuk lakto ovo vegetarian (LOV) tidak perlu tambahan karena
susu dan hasil olahnya serta telur berkontribusi terhadap konsumsi protein yang mudah
cerna dan dengan kualitas protein yang tinggi. Jika menggunakan persen terhadap total
energi sehari, maka persen energi dari protein yang dianjurkan adalah 12-15%.
Untuk meningkatkan kualitas protein maka dianjurkan makan aneka sumber protein,
terutama pada vegan yang hanya memperoleh asupan protein dari makanan sumber
protein nabati yang kualitas kurang baik jika dibandingkan protein dari makanan hewani.
Protein yang berasal dari lauk nabati antara lain kacang-kacangan, tahu, tempe rendah
kandungan asam amino esensial tertentu. Untuk mengatasinya makanan perlu
dikombinasi dengan makanan lain sehingga saling melengkapi (complement) kekurangan
untuk mendapatkan protein dengan kualitas yang lebih baik.
Sebagai contoh, lysine adalah asam amino yang jumlahnya terbatas(limiting amino acid)
pada serealia, padi-padian. Sedangkan methionine merupakan asam amino yang terbatas
jumlahnya pada kacang-kacangan polong (legumes) dan kedele. Sehingga jika seorang
vegan hanya makan nasi maka individu tersebut akan beresiko kekurangan asam amino
lisin, oleh karena itu seorang vegan hendaknya mengkonsumsi nasi yang dicampur
dengan kacang-kacangan sehingga asam amino akan saling melengkapi menjadi protein
yang berkualitas lebih baik.

2. Lemak
Asam lemak esensial yang tersedia dari makanan nabati adalah linoleic (n-6) dan α-
linolenic acid (n-3) sedangkan rantai panjang n-3 EPA dan DHA tidak tersedia langsung
dari sumber nabati. Sumber langsung n-3 EPA dan DHA adalah lemak ikan laut atau
micro algae tertentu. Tubuh manusia sebenarnya dapat juga mengubah α-linolenic acid
menjadi EPA dan DHA namun proses konversi tidak effisien sehingga pemenuhan zat
gizi ini perlu menjadi perhatian.
3. Zat Besi
Ada dua jenis zat besi yang berbeda berdasarkan sumbernya. Zat besi yang berasal dari
mkanan nabati atau tumbuh-tumbuhan disebut zat besi non-heme, sedangkan yang
berasal dari makanan hewani diantaranya daging disebut zat besi heme. Ketersediaan
biologi (Bioavailability) zat besi heme adalah 15-35% sedangkan ketersediaan biologi
non-heme adalah 5-10% non-heme. Faktor yang menurunkan absorpsi zat besi non heme
adalah serat, tannin, phytate, calcium phosphates, zinc supplemen, teh, kopi, polyphenols,
bran. Sedangkan faktor yang meningkatkan absorpsi zat besi non-heme adalah vitamin C,
citrus acids, produk fermentasi kedele. Status zat besi di dalam tubuh juga mempengaruhi
absorpsi kedua jenis zat besi ini.
Hasil penelitian menunjukkan status zat besi tidak berbeda antara pemakan makanan
sumber hewani (omnivore) dengan vegetarian. Kandungan zat besi pada diet vegetarian
diet yang terencana dengan baik dapat melebihi kecukupan zat besi yang dianjurkan.

4. Vitamin B12
Secara alami vitamin B12 diproduksi oleh microorganisme dan bakteri di saluran cerna
serta diproduksi oleh fungi, algae. Oleh karena itu hanya produk hewani mengandung
vitamin B-12. Jika produk nabati mengandung trace vitamin B-12 diduga produk tersebut
terkontaminasi
Susu, telur dan daging merupakan sumber vitamin B-12. Beberapa produk yang
dipromosikan sebagai sumber vitamin B12 yang baik untuk vegan dan individu yang
menerapkan diet macrobiotics ternyata bukan merupkan sumber vitamin B12 yang baik.
Produk kedele yaitu miso dan tempe, shiitake mushroom, algae (spirullina, nori)
merupakan bahan makanan yang mengandung vitamin B-12 analog. Vitamin B12 analog
ini merupakan vitamin B12 yang tidak aktif dan mungkin menghalangi absorpsi vitamin
B12 bentuk aktif dan merangsang gejala defisiensi. Sumber vitamin B12 yang terpercaya
adalah makanan yang difotifikasi B12 seperti cereal, yeast, meat analogs (daging buatan),
minuman kedele, suplemen B-12.
Untuk waktu yang lama dilaporkan vegan memiliki kadar serum B-12 yang rendah
karena umumnya perlu waktu lama timbulnya defisiensi vitamin B12. Kebutuhan vitamin
B12 sehari adalah 1-2 ug/hari. Sangat penting untuk ibu vegetarian mengkonsumsi
suplemen vitamin B-12 untuk menjamin asupan vitamin B12 untuk janin atau bayi
adekuat. Kurangnya asupan vitamin B-12 berakibat konsekuensi pada berat bayi baru
lahir.
5. Kalsium
Di Amerika Serikat yang 70% kalsium diperoleh dari produk dairy, LOV dan omnivore
intake kalsium sama yaitu 900-1000 mg/hari sedangkan intake rata-rata vegan lebih
sedikit yaitu 500-600 mg/hari. Implikasi dari rendahnya asupan kalsium adalah
rendahnya Bones Mass Density (BMD) yang meningkatkan resiko fraktur tulang.
Sumber kalsium pada tumbuhan adalah sayuran, namun sayuran tinggi kandungan
oxalate seperti bayam, swiss chard, beet greens, rhubarb membuat kalsium sedikit
tersedia. Kale, brokoli, kol, mustard, turnip greens, legumes, kacang-kacangan adalah
sumber kalsium yang baik. Kedele yang di fortifikasi, roti, jus adalah sumber kalsium
yang baik juga. Phytates dan oxalates mengganggu absorpsi kalsium lebih dari pada serat
(fiber). Suplemen yang merupakan sumber kalsium antara lain adalah calcium citrate-
malate, lactate-gluconate, citrate, carbonate.

6. Vitamin D dan Zink


Ekspos sinar matahari yang adekuat dapat memproduksi vitamin D yang cukup. Vitamin
D untuk vegetarian juga dapat diperoleh dari makanan yang difortifikasi seperti susu,
minuman susu kedele, dan cereals.

C. Nasehat Untuk Individu Yang Ingin Menerapkan Diet Vegetarian


Setelah mempelajari kelebihan dan kekurangan diet vegetarian maka pesan-pesan apa
yang dapat Anda sampaikan kepada seseorang yang ingin menerapkan diet vegetarian.
Pesan-pesan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tipe atau jenis vegetarian diet mana yang ingin diikuti. Perhatikan
kelebihan dan kekurangannya. Pelajari cara mengatasi resiko kekurangan zat gizi yang
mungkin terjadi.
2. Diet vegetarian ini banyak manfaatnya bagi kesehatan, namun ada beberapa resiko
kekurangan gizi yang perlu diantisipasi. Oleh karena itu hindari praktek diet vegetarian
yang terlalu ekstrim. Konsultasikan dengan ahli gizi.
3. Jika ingin menerapkan diet vegetarian ini perhatikan tahapan siklus kehidupan.
Sebagai
contoh pada ibu hamil diet akan berpengaruh terhadap janin dan bayi yang dilahirkan.
Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan sehingga penerapan diet vegetarian
memerlukan banyak pertimbangan.
4. Jika menerapkan diet vegetarian. Makanan makanan yg bervariasi dari setiap
kelompok makanan. Sebagai contoh, untuk protein nabati makanlah aneka macam
kacang-kacangan, demikian juga untuk sayuran dan buah-buahan.
5. Setelah mempelajari bahwa penerapan diet vegetarian dapat bermanfaat, namun juga
beresiko kekurangan zat gizi jika tidak diatur dengan baik. Maka individu yang
menerapkan diet vegetarian perlu memperhatikan intake vitamin D, vitamin B-12,
kalsium dan asam lemak EFA.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Vegetarian terdiri dari beberapa jenis yaitu vegan, lakto vegetarian, ovo vegetarian dan
lakto vegetarian. Diet vegetarian merupakan diet yang sehat karena dapat menurunkan
berbagai resiko penyakit tidak menular namun mungkin beresiko kekurangan beberapa
zat gizi jika tidak diatur dengan baik. Penganut vegetarian beresiko kekurangan protein,
vitamin B12, zat besi, kalsium, vitamin D, Zink, dan asam lemak EFA.
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/GIZI-DALAM-DAUR-
KEHIDUPAN-FINAL-SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai