Anda di halaman 1dari 50

ANUITAS BIASA DAN ANUITAS DIMUKA DALAM

MATEMATIKA EKONOMI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi

Dosen Pengampu: Sulaiman, S.Si., M.Kom., M.M. & Ayu Rahayu, S.Pd., M.Sc.

Disusun oleh Kelompok 8:


Whannie Youngger Oeitama (220102501004)
Deby Sirante (220102502034)
Hasrah Hasan (220102502032)

Kelas B2

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat anugerah dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anuitas Biasa dan
Anuitas Dimuka dalam Matematika Ekonomi” dengan baik. Makalah ini disusun
berdasarkan pengetahuan, ajaran, dan informasi yang telah diperoleh. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah
Matematika Ekonomi, Bapak Sulaiman, S.Si., M.Kom., M.M. dan Ibu Ayu Rahayu,
S.Pd., M.Sc. yang telah memberikan bimbingan dan ajaran yang berharga.
Isi dalam makalah diusahakan mudah dipahami dan dapat menambah
wawasan para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan
penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karenanya,
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan hasil makalah ini
selanjutnya. Besar harapan penulis, makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Makassar, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
A. Konsep Matematika Ekonomi ...................................................................... 4
B. Konsep Anuitas ............................................................................................ 5
C. Anuitas Biasa ............................................................................................... 8
Persamaan Anuitas Nilai Sekarang .......................................................... 9
Persamaan Anuitas Nilai Akan Datang .................................................. 10
Menghitung Besar Angsuran .................................................................. 11
Menghitung Jumlah Periode ................................................................... 12
D. Anuitas Dimuka ......................................................................................... 14
Persamaan Anuitas Nilai Sekarang ........................................................ 14
Persamaan Anuitas Nilai Akan Datang .................................................. 16
Menghitung Besar Angsuran .................................................................. 16
Menghitung Jumlah Periode ................................................................... 17
BAB III CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN .............................................. 20
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 43
A. Kesimpulan ................................................................................................ 43
B. Saran ........................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan saat ini menunjukkan
adanya saling keterkaitan dan ketergantungan antara satu disiplin ilmu dengan
disiplin ilmu lainnya, baik yang berkaitan dengan ilmu sosial, teknologi, maupun
eksakta (Ayu Lestari, 2022). Lucas dalam Gustianingrum (2021) menyebutkan
bahwa matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki fungsi
sebagai dasar dari ilmu lain (Devanda et al., 2023). Sehingga matematika sering
disebut sebagai Ratunya Ilmu Pengetahuan. Penerapan ilmu matematika juga
sangat luas dalam bidang lain sehingga matematika sering digunakan sebagai alat
bantu dalam pemecahan berbagai masalah (Herispon dalam Kustiawati et al.,
2022). Salah satu penerapan matematika yaitu sebagai alat bantu dalam kegiatan
ekonomi seperti jual-beli, pinjam meminjam, dan cicilan atau angsuran
(Kustiawati et al., 2022).
Ilmu matematika dalam ekonomi pada intinya digunakan untuk
menyederhanakan berbagai penyajian dan pemahaman masalah. Penggunaan
bahasa matematika diharapkan membantu menyederhanakan berbagai
permasalahan yang ada dalam ekonomi untuk dapat disajikan, dipahami,
dianalisis, dan dipecahkan menjadi lebih sederhana (Hasanah, 2019). Konsep
matematis dalam ekonomi sangat diperlukan untuk menganalisis suatu
permasalahan, dan sebagai alat untuk merumuskan hubungan antarvariabel dalam
ekonomi, yaitu melalui bentuk model atau persamaan matematis (Al Arif, 2013).
Matematika dalam bidang ekonomi disebut dengan matematika ekonomi
(Sujalu et al., 2021). Matematika ekonomi merupakan alat yang digunakan
sebagai pendekatan (approach) untuk menerangkan dan menganalisis hubungan
antarvariabel dalam ekonomi (Hasanah, 2019). Salah satu konsep yang umumnya
ditemukan dan dipelajari dalam matematika ekonomi adalah anuitas. Anuitas
adalah suatu rangkaian pembayaran atau penerimaan sejumlah uang dengan
jumlah yang tetap dan sama besar pada periode waktu tertentu (Bestari & Indriani,
2018). Beberapa contoh pembiayaan yang menggunakan anuitas adalah

1
pembayaran dana pensiunan, cicilan kredit rumah, cicilan kredit motor atau mobil,
biaya pendidikan anak dan asuransi jiwa (Kellison dalam Maulana, 2014).
Berdasarkan waktu pembayarannya, anuitas dibedakan menjadi anuitas biasa
(ordinary annuity) dan anuitas dimuka (annuity-due) (Maulana, 2014). Pada
anuitas biasa pembayaran dilakukan pada setiap akhir periode sedangkan pada
anuitas dimuka pembayaran dilakukan pada setiap awal periode (Frensidi dalam
Nurhidayati, 2013). Anuitas penting untuk dipahami agar dapat melakukan
perencanaan keuangan yang baik, tidak mudah tertipu saat melakukan
pengkreditan, dan menghasilkan jumlah tabungan sesuai dengan yang diinginkan
(Sitorus, 2020)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi anuitas?
2. Apa definisi anuitas biasa dan anuitas dimuka?
3. Bagaimana bentuk persamaan anuitas nilai sekarang dalam anuitas biasa?
4. Bagaimana bentuk persamaan anuitas nilai akan datang dalam anuitas biasa?
5. Bagaimana cara menghitung besarnya angsuran dalam anuitas biasa?
6. Bagaimana cara menghitung jumlah periode dalam anuitas biasa?
7. Bagaimana bentuk persamaan anuitas nilai sekarang dalam anuitas dimuka?
8. Bagaimana bentuk persamaan anuitas nilai akan datang dalam anuitas dimuka?
9. Bagaimana cara menghitung besarnya angsuran dalam anuitas dimuka?
10. Bagaimana cara menghitung jumlah periode dalam anuitas dimuka?

2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi anuitas.
2. Untuk mengetahui definisi anuitas biasa dan anuitas dimuka.
3. Untuk mengetahui bentuk persamaan anuitas nilai sekarang dalam anuitas
biasa.
4. Untuk mengetahui bentuk persamaan anuitas nilai akan datang dalam anuitas
biasa.
5. Untuk mengetahui cara menghitung besarnya angsuran dalam anuitas biasa.
6. Untuk mengetahui cara menghitung jumlah periode dalam anuitas biasa.
7. Untuk mengetahui bentuk persamaan anuitas nilai sekarang dalam anuitas
dimuka.
8. Untuk mengetahui bentuk persamaan anuitas nilai akan datang dalam anuitas
dimuka.
9. Untuk mengetahui cara menghitung besarnya angsuran dalam anuitas dimuka.
10. Untuk mengetahui cara menghitung jumlah periode dalam anuitas dimuka.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Matematika Ekonomi
Matematika ekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang
digunakan sebagai pendekatan (approach) untuk menerangkan dan menganalisis
hubungan antarvariabel dalam ekonomi (Hasanah, 2019). Menurut Mckenna dan
Ress (1966), ilmu ekonomi sering dianggap sebagai sebuah subjek yang bersifat
matematis (Hasanah, 2019). Simbol-simbol matematika digunakan untuk
menyatakan hubungan antarvariabel tersebut dan logika-logika dalam matematika
digunakan untuk menerangkan alasan hubungan variabel-variabel tersebut.
Sehingga secara umum matematika ekonomi merupakan penerapan metode
matematis untuk menganalisis masalah dalam ekonomi.
Ilmu matematika dalam ekonomi pada intinya digunakan sebagai media
atau alat untuk menyederhanakan berbagai penyajian dan pemahaman masalah.
Penggunaan bahasa matematika diharapkan membantu menyederhanakan
berbagai masalah-masalah yang ada dalam ekonomi untuk dapat disajikan,
dipahami, dianalisis, dan dipecahkan menjadi lebih sederhana (Hasanah, 2019).
Konsep-konsep matematis dalam ekonomi sangat diperlukan untuk menganalisis
suatu permasalahan, serta sebagai alat untuk merumuskan berbagai hubungan
antarvariabel dalam ekonomi tersebut dalam bentuk model atau persamaan
matematis (Al Arif, 2013). Apabila sebuah model dalam matematika digabungkan
dengan konsep dalam perekonomian maka model tersebut dapat menerangkan
konsep ekonomi agar lebih mudah dipahami dan disertai pula dengan contoh
praktiknya di dunia nyata.
Adapun manfaat dari matematika ekonomi menurut Hasanah (2019), yaitu
sebagai berikut: (1) Matematika ekonomi akan memberikan berbagai macam
pengetahuan, wawasan dan kemampuan baik dalam memanfaatkan sebuah teori
atau konsep matematis yang akan digunakan dalam analisis ekonomi, contohnya
analisis matematis dalam masalah yang berkaitan dengan anuitas; (2) Matematika
ekonomi digunakan sebagai bentuk penerapan atau pencarian solusi dalam

4
analisis ekonomi; (3) Matematika ekonomi akan memudahkan dalam perhitungan
prediksi perekonomian di masa yang akan datang dengan menggunakan indikator
ekonomi yang disajikan dengan model matematis.

B. Konsep Anuitas
Anuitas (annuity) adalah suatu rangkaian pembayaran atau penerimaan
sejumlah uang dengan jumlah yang tetap dan sama besar pada periode waktu
tertentu (Bestari & Indriani, 2018). Kata annuity asalnya berarti pembayaran
annual (tahunan) tetapi seiring berjalannya waktu, kata anuitas juga mencakup
pembayaran yang dilakukan pada interval waktu yang lain, misalnya pembayaran
bulanan, tiga bulaan, empat bulaan, dan seterusnya (Jessika et al., 2020). Sebagai
contoh, Pak Dody yang merupakan seorang pegawai negeri mendapatkan fasilitas
kredit perumahan dari bank di sebuah kompleks perumahan. Selain pembayaran
uang muka, Pak Dody memiliki kewajiban untuk melunasi kredit dengan cara
angsuran. Pembayaran dilakukan secara teratur setiap bulan sebesar Rp
165.725,00. Sistem atau cara pembayaran yang dilakukan oleh Pak Dody tersebut
merupakan contoh dari anuitas (Tahmiah et al., 2013).
Pengertian anuitas sebenarnya tidak terbatas pada pembayaran atau
penerimaan yang sifatnya berkala dan berkaitan dengan pinjaman atau kredit juga.
Akan tetapi, dapat digunakan pada investasi untuk menyiapkan kemandirian
finansial di waktu yang akan datang. Secara lebih luas, pengertian anuitas ini juga
sering digunakan dalam sebuah produk asuransi. Di dalam dunia asuransi, dapat
diartikan sebagai sebuah manfaat pensiun yang dibayarkan secara berkala dalam
setiap bulannya (Rosyda, 2021).
Pengertian anuitas merupakan sebuah kontrak antara pekerja dengan
sebuah perusahaan asuransi dimana setiap pekerja akan melakukan berbagai
macam rangkaian pembayaran. Sebagai imbalannya, mereka akan memperoleh
pencairan secara reguler setelah sudah tiba waktu yang ditentukan (Kumalasari,
2023). Sementara di dalam dunia investasi, anuitas digunakan untuk perencanaan
finansial di masa mendatang supaya dapat menyediakan aliran pendapatan yang
sifatnya stabil selama masa pensiun. Dana yang nantinya dibayarkan oleh pekerja

5
akan diberikan secara berkala selama mereka masih bekerja. Untuk jumlahnya
sendiri pastinya akan meningkat setiap tahun hingga masa pensiunnya sudah tiba
(Rosyda, 2021).
Anuitas merupakan salah satu instrumen keuangan yang sering digunakan
untuk perencanaan masa depan, baik dalam hal keperluan investasi, pensiun,
maupun pengelolaan keuangan pribadi. Metode anuitas memiliki banyak manfaat
bagi individu atau perusahaan yang memilih untuk menggunakannya. Pertama,
anuitas membantu dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan
pembayaran yang dilakukan secara teratur dan tetap, seseorang dapat
memperkirakan pengeluarannya di masa depan dan membuat perencanaan
keuangan yang lebih efektif. Kedua, anuitas dapat digunakan sebagai alat
investasi. Dalam beberapa kasus, anuitas dapat menghasilkan pengembalian yang
lebih tinggi dibanding bunga bank pada deposito atau tabungan. Ketiga, anuitas
dapat membantu seseorang untuk menghindari risiko inflasi. Dengan pembayaran
yang dilakukan secara teratur dan tetap, seseorang dapat menghindari pengaruh
inflasi terhadap nilai uang yang diterima. Sebagai contoh, jika seseorang
menerima pembayaran anuitas sebesar Rp1.000.000,00 per bulan selama 10
tahun, maka nilai uang tersebut akan tetap sama meskipun terjadi inflasi
(Vedhitya, 2023).
Sistem pembayaran dengan menggunakan penghitungan anuitas dianggap
adil karena nilai bunga dihitung berdasarkan jumlah cicilan pokok yang belum
dibayarkan oleh peminjam (Kumalasari, 2023). Namun, beberapa pihak justru
menganggap bunga anuitas dapat merugikan peminjam. Terlebih jika peminjam
ingin melunasi utangnya. Karena di awal komposisi cicilan lebih banyak
dibayarkan untuk bunga, dan utang pokok tidak berkurang banyak. Hal tersebut
dianggap memberatkan karena beban utama dari utang masih terbilang besar
(Ramadhani, 2021).
Terdapat beberapa istilah dalam anuitas yang perlu dipahami, yakni: (1)
besarnya anuitas yang dibayar pada setiap periode (interval) dinyatakan 𝐴
(payment), (2) waktu diantara pembayaran anuitas pertama dan terakhir disebut
masa anuitas (term of annuity) atau jangka waktu, dan (3) waktu antara dua

6
pembayaran yang berurutan disebut interval pembayaran atau periode
pembayaran (Jessika et al., 2020). Besar kecilnya jumlah pembayaran pada setiap
interval tergantung pada jumlah pinjaman, jangka waktu, dan tingkat bunga (Ayu
Lestari, 2022). Dalam setiap pembayaran yang besarnya tetap (anuitas) ini,
terhitung untuk membayar bunga dan untuk mengangsur pinjaman. Bagian dari
anuitas yang dipakai membayar bunga disebut dengan bagian bunga sedangkan
bagian yang dipakai untuk mengangsur pinjaman disebut dengan bagian angsuran
(Tahmiah et al., 2013). Misalkan 𝐴 adalah anuitas, 𝑎𝑛 adalah angsuran ke-𝑛 dan
𝑏𝑛 adalah bunga pinjaman periode ke- 𝑛, maka:

𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 dimana 𝑛 = 1,2,3, …

Anuitas juga dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


𝑃×𝑖
𝑇𝐴 = 1−(1+𝑖)−𝑡

Keterangan:
𝑇𝐴: Total angsuran
𝑃: Pokok pinjaman
𝑖: Suku bunga yang dikenakan
𝑡: Jangka waktu peminjaman
Anuitas dibagi menjadi dua berdasarkan waktu pembayarannya, yakni (1)
anuitas biasa (ordinary annuity), yaitu jika pembayarannya dilakukan setiap akhir
periode, dan (2) anuitas dimuka (annuity-due), yaitu jika pembayarannya
dilakukan setiap awal periode (Jessika et al., 2020). Pada dasarnya anuitas biasa
tidak jauh berbeda dengan anuitas dimuka. Perbedaan keduanya terletak pada
pembayaran pertama. Jika pada anuitas biasa, pembayaran atau penerimaan
pertama dilakukan di akhir periode pertama, maka pada anuitas dimuka,
pembayaran atau penerimaan pertama dilakukan pada saat transaksi. Dengan
demikian, untuk kasus dimana jumlah dan waktu periode cicilan yang sama,
anuitas dimuka akan selesai lebih cepat dibandingkan dengan anuitas biasa.

7
Perbedaan antara anuitas biasa dan anuitas dimuka ditunjukkan pada gambar di
bawah.

Pembayaran cicilan pinjaman Anuitas Biasa

Pembayaran cicilan pinjaman Anuitas Dimuka

Gambar 1. Perbedaan Pembayaran Pertama Anuitas Biasa dan Anuitas Dimuka

C. Anuitas Biasa
Anuitas biasa adalah jenis anuitas yang pembayaran atau penerimaan
dilakukan setiap akhir periode. Contoh dari anuitas biasa adalah pembayaran
hipotek. Pembayaran dan penerimaan hipotek dibayar atau didapatkan saat akhir
periode (Ulfianinda, 2023). Persamaan yang digunakan dalam anuitas biasa ada
dua, yaitu untuk nilai sekarang (present value) dan untuk nilai akan datang (future
value). Persamaan untuk nilai sekarang dapat digunakan untuk menghitung
besarnya cicilan per bulan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), cicilan utang sewa
guna usaha (leasing), tingkat bunga efektif dari suatu pinjaman, lamanya periode
waktu yang diperlukan, nilai sekarang dari rangkaian pembayaran di kemudian
hari, dan saldo pinjaman pada saat tertentu (Sitorus, 2020). Sedangkan persamaan
untuk nilai akan datang dapat digunakan untuk mencari nilai akhir dari suatu
tabungan atau nilai tabungan pada saat tertentu, lamanya waktu yang diperlukan
untuk mencapai jumlah tabungan tertentu, dan besarnya tabungan yang harus
dilakukan setiap periode untuk bisa memperoleh jumlah tertentu (Sitorus, 2020).

8
❖ Persamaan Anuitas Nilai Sekarang
Hampir semua orang berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga
daripada nanti. Artinya uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan sama
nilainya dengan satu tahun yang akan datang. Seseorang akan memilih
mendapatkan uang sebesar Rp1.000.000,00 dibanding uang yang sama di satu
tahun mendatang. Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam keuangan.
Pemahaman nilai waktu uang sangat penting karena banyak keputusan yang
memerlukannya, seperti biaya modal, analisis keputusan investasi, dan alternatif
dana sangat memerlukan konsep nilai waktu dari uang.
Nilai sekarang (present value) anuitas adalah besarnya jumlah uang pada
awal periode yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu
jumlah uang yang baru akan diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian
(Nurhidayati, 2013). Jadi, nilai sekarang adalah berapa nilai uang saat ini untuk
nilai tertentu di masa yang akan datang. Nilai sekarang dari pembayaran atau
penerimaan hingga akhir periode ke-𝑛 dapat diuraikan sebagai berikut:
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-1 𝐴(1 + 𝑖)−1
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-2 𝐴(1 + 𝑖)−2
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-3 𝐴(1 + 𝑖)−3

Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-(𝑛 − 1)
𝐴(1 + 𝑖)−(𝑛−1)
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-𝑛
𝐴(1 + 𝑖)−𝑛
Sehingga akan diperoleh anuitas nilai sekarang (𝑃𝑉) yang merupakan
penjumlahan dari deret geometri berhingga sebagai berikut:
𝑃𝑉 = 𝐴(1 + 𝑖)−1 + 𝐴(1 + 𝑖)−2 + 𝐴(1 + 𝑖)−3 + ⋯ + 𝐴(1 + 𝑖)−(𝑛−1) + 𝐴(1 + 𝑖)−𝑛
dengan 𝑟 = (1 + 𝑖)−1 dan suku pertamanya adalah 𝐴(1 + 𝑖)−1
maka,
𝐴(1+𝑖)−1 [1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = 1−(1+𝑖)−1

𝐴(1+𝑖)−1 [1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= 1
1−
1+𝑖

9
𝐴(1+𝑖)−1 [1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= (1+𝑖)−1
1+𝑖

𝐴(1+𝑖)−1 (1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= (1+𝑖)−1

𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= (1+𝑖)−1

𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= 𝑖

Sehingga, secara matematis, persamaan anuitas nilai sekarang dirumuskan


sebagai berikut:

𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = … (1)
𝑖

Keterangan:
𝑃𝑉: Present Value atau nilai sekarang atau nilai di awal periode
𝑖: tingkat bunga per periode
𝑛: jumlah periode
𝐴: anuitas atau angsuran atau pembayaran per periode

❖ Persamaan Anuitas Nilai Akan Datang


Nilai yang akan datang (future value) dari sebuah anuitas adalah nilai
akumulasi yang akan diterima di masa yang akan datang sebagai hasil investasi
yang akan dilakukan saat ini (Nurhidayati, 2013). Future value digunakan untuk
menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan
angsuran yang tetap sama selama periode tertentu. Nilai akumulasi dari
pembayaran atau penerimaan hingga akhir period ke-𝑛 dapat diuraikan sebagai
berikut:
Nilai akumulasi pembayaran/penerimaan ke-1 𝐴(1 + 𝑖)𝑛−1
Nilai akumulasi pembayaran/penerimaan ke-2 𝐴(1 + 𝑖)𝑛−2
Nilai akumulasi pembayaran/penerimaan ke-3 𝐴(1 + 𝑖)𝑛−3

Nilai akumulasi pembayaran/penerimaan ke-(𝑛 − 1)
𝐴(1 + 𝑖)𝑛−(𝑛−1) = 𝐴(1 + 𝑖)

10
Nilai akumulasi pembayaran/penerimaan ke-𝑛
𝐴(1 + 𝑖)𝑛−𝑛 = 𝐴
Sehingga akan diperoleh anuitas nilai akan datang (𝐹𝑉) yang merupakan
penjumlahan dari deret geometri berhingga sebagai berikut:
𝐹𝑉 = 𝐴 + 𝐴(1 + 𝑖) + 𝐴(1 + 𝑖)2 + ⋯ + 𝐴(1 + 𝑖)𝑛−3 + 𝐴(1 + 𝑖)𝑛−2 + 𝐴(1 + 𝑖)𝑛−1
dengan 𝑟 = (1 + 𝑖) dan suku pertamanya adalah 𝐴
maka,
𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
𝐹𝑉 = (1+𝑖)−1

𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
= 𝑖

Secara matematis, persamaan anuitas nilai akan datang dirumuskan


sebagai berikut:

𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
𝐹𝑉 = … (2)
𝑖

Keterangan:
𝐹𝑉: Future Value atau nilai akan datang atau nilai di akhir periode
𝑖: tingkat bunga per periode
𝑛: jumlah periode
𝐴: anuitas atau angsuran atau pembayaran per periode

❖ Menghitung Besar Angsuran


Menghitung Besar Angsuran pada Anuitas Nilai Sekarang
𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
Dari persamaan (1) 𝑃𝑉 = , dapat diturunkan persamaan
𝑖

baru untuk mencari besar angsuran atau cicilan.


𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = 𝑖

↔ 𝑃𝑉. 𝑖 = 𝐴[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]


𝑃𝑉.𝑖
↔ 𝐴 = [1−(1+𝑖)−𝑛 ]

11
Sehingga untuk menghitung besarnya angsuran dapat menggunakan rumus:

𝑃𝑉.𝑖
𝐴 = [1−(1+𝑖)−𝑛]

Menghitung Besar Angsuran pada Anuitas Nilai Akan Datang


𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
Dari persamaan (2) 𝐹𝑉 = , dapat diturunkan persamaan baru
𝑖

untuk mencari besar angsuran atau cicilan.


𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
𝐹𝑉 = 𝑖

↔ 𝐹𝑉. 𝑖 = 𝐴[(1 + 𝑖)𝑛 − 1]


𝐹𝑉.𝑖
↔ 𝐴 = [(1+𝑖)𝑛−1]

Sehingga untuk menghitung besarnya angsuran dapat menggunakan rumus:

𝐹𝑉.𝑖
𝐴 = [(1+𝑖)𝑛
−1]

❖ Menghitung Jumlah Periode


Menghitung Jumlah Periode pada Anuitas Nilai Sekarang
Apabila dalam persoalan anuitas hanya diketahui 𝑃𝑉, 𝐴, dan 𝑖, maka
jumlah periode 𝑛 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (1), yaitu
sebagai berikut:
𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = 𝑖

Akan diperoleh:
𝑃𝑉. 𝑖 = 𝐴[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉.𝑖
↔ [1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ] = 𝐴
𝑃𝑉.𝑖
↔1− = (1 + 𝑖)−𝑛
𝐴
𝐴−𝑃𝑉.𝑖
↔ = (1 + 𝑖)−𝑛
𝐴
𝐴−𝑃𝑉.𝑖 1
↔ = (1+𝑖)𝑛
𝐴
𝐴
↔ (1 + 𝑖)𝑛 = 𝐴−𝑃𝑉.𝑖

12
𝐴
↔ 𝑙𝑜𝑔(1 + 𝑖)𝑛 = 𝑙𝑜𝑔 𝐴−𝑃𝑉.𝑖

↔ 𝑛 𝑙𝑜𝑔(1 + 𝑖) = log 𝐴 − 𝑙𝑜𝑔(𝐴 − 𝑃𝑉. 𝑖)


log 𝐴−𝑙𝑜𝑔(𝐴−𝑃𝑉.𝑖)
↔𝑛= log(1+𝑖)

Sehingga untuk menghitung jumlah periode dapat menggunakan rumus:

log 𝐴−𝑙𝑜𝑔(𝐴−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛= log(1+𝑖)

Menghitung Jumlah Periode pada Anuitas Nilai Akan Datang


Apabila dalam persoalan anuitas hanya diketahui 𝐹𝑉, 𝐴, dan 𝑖, maka
jumlah periode 𝑛 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2), yaitu
sebagai berikut:
𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
𝐹𝑉 = 𝑖

Akan diperoleh:
𝐹𝑉. 𝑖 = 𝐴[(1 + 𝑖)𝑛 − 1]
𝐹𝑉.𝑖
↔ [(1 + 𝑖)𝑛 − 1] = 𝐴
𝐹𝑉.𝑖
↔ (1 + 𝑖)𝑛 = 1 + 𝐴
𝐴+𝐹𝑉.𝑖
↔ (1 + 𝑖)𝑛 = 𝐴
𝐴+𝐹𝑉.𝑖
↔ 𝑙𝑜𝑔(1 + 𝑖)𝑛 = 𝑙𝑜𝑔 𝐴

↔ 𝑛 log(1 + 𝑖) = log(𝐴 + 𝐹𝑉. 𝑖) − 𝑙𝑜𝑔 𝐴


log(𝐴+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔 𝐴
↔𝑛= log(1+𝑖)

Sehingga untuk menghitung jumlah periode dapat menggunakan rumus:

log(𝐴+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔 𝐴
𝑛= log(1+𝑖)

13
D. Anuitas Dimuka
Anuitas dimuka adalah jenis anuitas yang pembayaran atau penerimaan
dilakukan setiap awal periode. Contoh dari anuitas dimuka adalah produk
asuransi. Dalam menggunakan produk asuransi, kita akan diwajibkan untuk
membayar premi di awal periode sebelum bisa melakukan klaim dari produk
asuransi yang digunakan. Selain asuransi, produk dengan anuitas dimuka adalah
sewa, rental, dan lain sebagainya (Ulfianinda, 2023). Seperti pada anuitas biasa,
terdapat dua persamaan pada anuitas dimuka, yaitu persamaan untuk nilai
sekarang (present value) dan persamaan untuk nilai akan datang (future value).

❖ Persamaan Anuitas Nilai Sekarang


Menghitung nilai sekarang pada anuitas dimuka hampir sama dengan
perhitungan nilai sekarang pada anuitas biasa, hanya saja periode pada anuitas
dimuka, yaitu 𝑛 − 1 periode. Seperti contoh yang ditunjukkan pada gambar di
bawah, dapat dilihat bahwa dengan jumlah periode yang sama, periode pada
anuitas dimuka berakhir satu periode sebelum periode anuitas biasa berakhir.

Gambar 2. Anuitas Dimuka Nilai Sekarang


Nilai sekarang dari pembayaran atau penerimaan hingga akhir periode ke-𝑛 dapat
diuraikan sebagai berikut:
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-1 𝐴
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-2 𝐴(1 + 𝑖)−1
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-3 𝐴(1 + 𝑖)−2

14

Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-(𝑛 − 1)
𝐴(1 + 𝑖)−(𝑛−2)
Nilai sekarang pembayaran/penerimaan ke-𝑛
𝐴(1 + 𝑖)−(𝑛−1)
Sehingga akan diperoleh anuitas nilai sekarang (𝑃𝑉) yang merupakan
penjumlahan dari deret geometri berhingga sebagai berikut:
𝑃𝑉 = 𝐴 + 𝐴(1 + 𝑖)−1 + 𝐴(1 + 𝑖)−2 + ⋯ + 𝐴(1 + 𝑖)−(𝑛−2) + 𝐴(1 + 𝑖)−(𝑛−1)
dengan 𝑟 = (1 + 𝑖)−1 dan suku pertamanya adalah 𝐴
maka,
𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = 1−(1+𝑖)−1
𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= 1
1−
1+𝑖

𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= (1+𝑖)−1
1+𝑖

𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= (1+𝑖)−1

𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
= 𝑖

Sehingga, secara matematis, persamaan anuitas dimuka nilai sekarang


dirumuskan sebagai berikut:

𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = … (3)
𝑖

Keterangan:
𝑃𝑉: Present Value atau nilai sekarang atau nilai di awal periode
𝑖: tingkat bunga per periode
𝑛: jumlah periode
𝐴: anuitas atau angsuran atau pembayaran per periode

15
❖ Persamaan Anuitas Nilai Akan Datang
Nilai yang akan datang dari sebuah anuitas adalah akumulasi jumlah
pembayaran dan jumlah bunga pada akhir periode. Nilai yang akan datang pada
anuitas dimuka ekuivalen dengan jumlah pembayaran dan bunga satu periode
setelah pembayaran terakhir sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar di
bawah.

Gambar 3. Anuitas Dimuka Nilai Akan Datang


Secara matematis, persamaan anuitas dimuka nilai akan datang dirumuskan
sebagai berikut.

(1+𝑖)𝑛 −1
𝐹𝑉 = [ ] 𝐴(1 + 𝑖) … (4)
𝑖

Keterangan:
𝐹𝑉: Future Value atau nilai akan datang atau nilai di akhir periode
𝑖: tingkat bunga per periode
𝑛: jumlah periode
𝐴: anuitas atau angsuran atau pembayaran per periode

❖ Menghitung Besar Angsuran


Menghitung Besar Angsuran pada Anuitas Nilai Sekarang
𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
Dari persamaan (3) 𝑃𝑉 = , dapat diturunkan persamaan
𝑖

baru untuk mencari besar angsuran atau cicilan.

16
𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = 𝑖

↔ 𝑃𝑉. 𝑖 = 𝐴(1 + 𝑖)[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]


𝑃𝑉.𝑖
↔ 𝐴 = (1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛]

Sehingga untuk menghitung besarnya angsuran dapat menggunakan rumus:

𝑃𝑉.𝑖
𝐴 = (1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛]

Menghitung Besar Angsuran pada Anuitas Nilai Akan Datang


(1+𝑖)𝑛 −1
Dari persamaan (4) 𝐹𝑉 = [ ] 𝐴(1 + 𝑖), dapat diturunkan
𝑖

persamaan baru untuk mencari besar angsuran atau cicilan.


(1+𝑖)𝑛 −1
𝐹𝑉 = [ ] 𝐴(1 + 𝑖)
𝑖

↔ 𝐹𝑉. 𝑖 = 𝐴(1 + 𝑖)[(1 + 𝑖)𝑛 − 1]


𝐹𝑉.𝑖
↔ 𝐴 = (1+𝑖)[(1+𝑖)𝑛−1]

Sehingga untuk menghitung besarnya angsuran dapat menggunakan rumus:

𝐹𝑉.𝑖
𝐴 = (1+𝑖)[(1+𝑖)𝑛−1]

❖ Menghitung Jumlah Periode


Menghitung Jumlah Periode pada Anuitas Nilai Sekarang
Apabila dalam persoalan anuitas hanya diketahui 𝑃𝑉, 𝐴, dan 𝑖, maka
jumlah periode 𝑛 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3), yaitu
sebagai berikut:
𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 = 𝑖

Akan diperoleh:
𝑃𝑉. 𝑖 = 𝐴(1 + 𝑖)[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉.𝑖
↔ [1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ] = 𝐴 (1+𝑖)
𝑃𝑉.𝑖
↔ 1 − 𝐴 (1+𝑖) = (1 + 𝑖)−𝑛

17
𝐴 (1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖
↔ = (1 + 𝑖)−𝑛
𝐴 (1+𝑖)
𝐴 (1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖 1
↔ = (1+𝑖)𝑛
𝐴 (1+𝑖)
𝐴 (1+𝑖)
↔ (1 + 𝑖)𝑛 = 𝐴 (1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖
𝐴 (1+𝑖)
↔ 𝑙𝑜𝑔(1 + 𝑖)𝑛 = 𝑙𝑜𝑔 𝐴 (1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖

↔ 𝑛 𝑙𝑜𝑔(1 + 𝑖) = log(𝐴(1 + 𝑖)) − 𝑙𝑜𝑔(𝐴(1 + 𝑖) − 𝑃𝑉. 𝑖)


log( 𝐴(1+𝑖))−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖)
↔𝑛= log(1+𝑖)

Sehingga untuk menghitung jumlah periode dapat menggunakan rumus:

log( 𝐴(1+𝑖))−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛= log(1+𝑖)

Menghitung Jumlah Periode pada Anuitas Nilai Akan Datang


Apabila dalam persoalan anuitas hanya diketahui 𝐹𝑉, 𝐴, dan 𝑖, maka
jumlah periode 𝑛 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4), yaitu
sebagai berikut:
(1+𝑖)𝑛 −1
𝐹𝑉 = [ ] 𝐴(1 + 𝑖)
𝑖

Akan diperoleh:
𝐹𝑉. 𝑖 = 𝐴(1 + 𝑖)[(1 + 𝑖)𝑛 − 1]
𝐹𝑉.𝑖
↔ [(1 + 𝑖)𝑛 − 1] = 𝐴(1+𝑖)
𝐹𝑉.𝑖
↔ (1 + 𝑖)𝑛 = 1 + 𝐴(1+𝑖)
𝐴(1+𝑖)+𝐹𝑉.𝑖
↔ (1 + 𝑖)𝑛 = 𝐴(1+𝑖)

𝐴(1+𝑖)+𝐹𝑉.𝑖
↔ 𝑙𝑜𝑔(1 + 𝑖)𝑛 = 𝑙𝑜𝑔 𝐴(1+𝑖)

↔ 𝑛 log(1 + 𝑖) = log(𝐴(1 + 𝑖) + 𝐹𝑉. 𝑖) − 𝑙𝑜𝑔(𝐴(1 + 𝑖))


log(𝐴(1+𝑖)+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖))
↔𝑛= log(1+𝑖)

18
Sehingga untuk menghitung jumlah periode dapat menggunakan rumus:

log(𝐴(1+𝑖)+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖))
𝑛= log(1+𝑖)

Catatan: perhitungan berdasarkan anuitas biasa memberikan hasil yang hampir


sama dengan anuitas dimuka untuk jumlah periode 𝑛 yang besar. Namun, untuk
𝑛 yang relatif kecil, kedua hasil perhitungan bisa cukup jauh berbeda.

19
BAB III
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Hitunglah nilai sekarang dari uang Rp1.000.000,00 yang diterima setiap tahun
selama 5 tahun mulai akhir tahun pertama, dimana tingkat bunga yang
diberikan adalah 15% per tahun!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑖 = 15% = 0,15
𝐴 = 1.000.000
𝑛 = 5 tahun
Ditanya: 𝑃𝑉
Jawab:
𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 =
𝑖

1.000.000[1−(1+0,15)−5 ]
=
0,15

1.000.000[1−(1,15)−5 ]
=
0,15

= 3.352.155,11
Jadi, nilai sekarangnya adalah Rp3.352.155,11
2. Sepasang pengantin baru berniat membeli sebuah rumah dengan menggunakan
fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) dari sebuah bank. Rumah yang akan
mereka beli berharga tunai Rp300.000.000,00 dan KPR bank mensyaratkan
uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% dari harga rumah tersebut,
dan pembeli dikenakan bunga 15% p.a. untuk sisanya. Apabila pasangan
tersebut ingin melunasi KPR-nya dalam 60 bulan, berapa angsuran per bulan
yang harus mereka bayar?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = Harga rumah – Uang muka
= 300.000.000 − (30% × 300.000.000)

20
30
= 300.000.000 − (100 × 300.000.000)

= 300.000.000 − 90.000.000
= 210.000.000
𝑛 = 60
15% 15 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0125
12

Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝑃𝑉.𝑖
𝐴=
[1−(1+𝑖)−𝑛 ]

210.000.000 (0,0125)
=
[1−(1+0,0125)−60 ]
2.625.000
=
[1−(1,0125)−60 ]

= 4.995.885,32
Jadi, pasangan tersebut harus membayar angsuran sebesar Rp4.995.885,32
setiap bulannya.
3. Lisa membeli sebuah notebook seharga Rp9.550.000,00 dengan melakukan
cicilan sebanyak 18 kali setiap bulan dengan tingkat bunga 18% p.a. (per
annum). Jika pembayaran cicilan pertama dilakukan saat pembelian, berapakah
besarnya cicilan per bulan yang harus dibayarkan oleh Lisa?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = 9.550.000
𝑛 = 18
18% 18 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,015
12

Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝑃𝑉.𝑖
𝐴=
(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]

9.550.000 (0,015)
=
(1+0,015)[1−(1+0,015)−18 ]

21
143.250
=
(1,015)[1−(1,015)−18 ]

= 600.340,11
Jadi, besarnya cicilan per bulan yang harus dibayarkan oleh Lisa adalah
Rp600.340,11.
4. Budi membeli sebuah rumah seharga Rp220.000.000,00 dengan sistem
angsuran. Ia membayar uang muka sebesar Rp10.000.000,00 dan sisanya akan
diangsur tiap bulan Rp3.783.889,18 dengan tingkat bunga 18% per tahun.
Berapa bulan angsuran rumah tersebut akan lunas?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = 220.000.000 − 10.000.000 = 210.000.000
𝐴 = 3.783.889,18
18% 18 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,015
12

Ditanya: 𝑛
Jawab:
log 𝐴−𝑙𝑜𝑔(𝐴−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛=
log(1+𝑖)

log(3.783.889,18)−𝑙𝑜𝑔(3.783.889,18−210.000.000(0,015))
=
log(1+0,015)
log(3.783.889,18)−log(3.783.889,18−3.150.000)
=
log(1,015)
log(3.783.889,18)−log(633.889,18)
=
log(1,015)

= 119.99 ≈ 120
Jadi, angsuran rumah tersebut akan lunas dalam 120 bulan atau 10 tahun.
5. Hitunglah nilai sekarang dari pembayaran Rp2.000.000,00 selama 2 tahun
dengan tingkat bunga 12% per tahun, jika pembayaran pertama dilakukan hari
ini!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑖 = 12% = 0,12

22
𝐴 = 2.000.000
𝑛 = 2 tahun
Ditanya: 𝑃𝑉
Jawab:
𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 =
𝑖

2.000.000(1+0,12)[1−(1+0,12)−2 ]
=
0.12
2.000.000(1,12)[1−(1,12)−2 ]
=
0,12
2.240.000[1−(1,12)−2 ]
=
0,12

= 3.785.714,29
Jadi, nilai sekarangnya adalah Rp3.785.714,29
6. Seorang karyawan yang sudah bekerja selama 30 tahun harus purnabakti dan
mendapatkan uang pensiun sebesar Rp200.000.000,00 sekaligus. Dia
memutuskan untuk mengambil sebesar Rp6.000.000,00 setiap 3 bulan mulai
hari ini dan menyimpan sisanya dalam deposito 3 bulanan dengan bunga
sebesar 6% p.a. Berapa lama deposito tersebut akan habis?
Penyelesaian:
Diketahui:
Karena uang pensiun pertama sebesar Rp6.000.000,00 akan langsung diambil
dari Rp200.000.000,00 maka:
𝑃𝑉 = 200.000.000 − 6.000.000 = 194.000.000
𝐴 = 6.000.000
6% 6 1
𝑖= = 100 × 4 = 0,015 (per 3 bulan)
4

Ditanya: 𝑛
Jawab:
log( 𝐴(1+𝑖))−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛=
log(1+𝑖)

log( 6.000.000(1+0,015))−𝑙𝑜𝑔(6.000.000(1+0,015)−194.000.000(0,015))
=
log(1+0,015)

23
log( 6.000.000(1,015))−𝑙𝑜𝑔(6.000.000(1,015)−194.000.000(0,015))
=
log(1,015)
log( 6.090.000)−𝑙𝑜𝑔(6.090.000−2.910.000)
=
log(1,015)
log( 6.090.000)−𝑙𝑜𝑔(3.180.000)
=
log(1,015)

= 43,64 ≈ 44
Jadi, deposito tersebut akan habis dalam 44 periode
7. Suatu pinjaman yang dikenakan bunga sebesar 20% p.a. (per annum) dan dapat
diangsur sebanyak 12 kali angsuran masing-masing besarnya adalah
Rp5.000.000,00 per tahun. Berapa besar pinjaman tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑖 = 20% = 0,2
𝐴 = 5.000.000
𝑛 = 12
Ditanya: 𝑃𝑉
Jawab:
𝐴[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 =
𝑖

5.000.000[1−(1+0,2)−12 ]
=
0,2

5.000.000[1−(1,2)−12 ]
=
0,2

= 22.196.083,63
Jadi, besar pinjaman tersebut adalah Rp22.196.083,63
8. Untuk melunasi hutang sejumlah Rp75.000.000,00, Sari memutuskan untuk
mencicil Rp5.000.000,00 tiap bulan. Jika pemberi pinjaman mengenakan
bunga 12% p.a. atas pinjaman tersebut, berapa kali Sari harus melunasi
hutangnya?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = 75.000.000

24
𝐴 = 5.000.000
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

Ditanya: 𝑛
Jawab:
log 𝐴−𝑙𝑜𝑔(𝐴−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛=
log(1+𝑖)

log(5.000.000)−𝑙𝑜𝑔(5.000.000−75.000.000×0,01)
=
log(1+0,01)
log(5.000.000)−𝑙𝑜𝑔(5.000.000−750.000)
=
log(1,01)
log(5.000.000)−𝑙𝑜𝑔(4.250.000)
=
log(1,01)

= 16,33 ≈ 17
Jadi, Sari harus melunasi hutangnya dalam 17 kali cicilan bulanan.
9. Rina meminjam uang sebesar Rp10.000.000,00 dengan bunga 12% p.a. Jika
pinjaman tersebut harus ia lunasi dalam 24 kali cicilan bulanan, berapakah
besarnya cicilan yang harus ia bayar setiap bulannya?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 =10.000.000
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

𝑛 = 24
Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝑃𝑉.𝑖
𝐴=
[1−(1+𝑖)−𝑛 ]

10.000.000 (0,01)
=
[1−(1+0,01)−24 ]

= 470.734,72
Jadi, Rina harus membayar cicilan sebesar Rp470.734,72 setiap bulannya.

25
10. Untuk mengisi liburan, Hafiz berencana untuk menabung Rp2.000.000,00 di
bank mulai akhir bulan ini. Jika uang yang diperlukan Hafiz adalah
Rp25.000.000,00 dan bank memberikan bunga 10% p.a., berapa bulan waktu
yang diperlukan oleh Hafiz?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 2.000.000
𝐹𝑉 = 25.000.000
10% 10 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,00833
12

Ditanya: 𝑛
Jawab:
log(𝐴+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔 𝐴
𝑛=
log(1+𝑖)

log(2.000.000 + 25.000.000 × 0,00833)−𝑙𝑜𝑔 2.000.000


=
log(1+0,00833)
𝑙𝑜𝑔 2.208.250−𝑙𝑜𝑔 2.000.000
=
𝑙𝑜𝑔(1,00833)

= 11,94 ≈ 12
Jadi, pedagang tersebut harus menabung selama 12 bulan
11. Suatu pinjaman akan dilunasi dengan sistem anuitas bulanan. Jika anuitas
sebesar Rp400.000,00, maka tentukan:
a. Besarnya bunga ke-5 jika angsuran ke-5 adalah Rp315.000,00.
b. Besarnya angsuran pertama jika bunga pertama sebesar Rp250.000,00
Penyelesaian:
a. 𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛
↔ 𝐴 = 𝑎5 + 𝑏5
↔ 𝑏5 = 𝐴 − 𝑎5
↔ 𝑏5 = 400.000 − 315.000
↔ 𝑏5 = 85.000
Sehingga besar bunga ke-5 adalah Rp85.000,00

26
b. 𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛
↔ 𝐴 = 𝑎1 + 𝑏1
↔ 𝑎1 = 𝐴 − 𝑏1
↔ 𝑎1 = 400.000 − 250.000
↔ 𝑎1 = 150.000
Sehingga, besar angsuran pertama adalah Rp150.000,00
12. Diani menabung Rp2.000.000,00 setiap awal bulan selama 5 tahun pada sebuah
bank yang memberikan bunga 10,5% p.a. Berapakah jumlah tabungan yang
dimiliki Diani pada akhir tahun ke-5?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 2.000.000
𝑛 = 5 × 12 = 60
10,5% 10,5 1
𝑖= = × 12 = 0,00875
12 100

Ditanya: 𝐹𝑉
Jawab:
(1+𝑖)𝑛 −1
𝐹𝑉 = [ ] 𝐴(1 + 𝑖)
𝑖
(1+0,00875)60 −1
=[ ] × (2.000.000)(1 + 0,00875)
0,00875

(1,00875)60 −1
=[ ] × (2.000.000)(1,00875)
0,00875

(1,00875)60 −1
=[ ] × 2.017.500
0,00875

= 158.311.030,39
Jadi, jumlah tabungan yang dimiliki Diani pada akhir tahun ke-5 adalah
Rp158.311.030,39
13. Anis membutuhkan uang Rp100.000.000,00 pada tanggal 31 Desember 2023,
dan memutuskan untuk menabung setiap tahun, dimulai pada tanggal 1 Januari
2014. Jika bunga atas tabungan tersebut 12% p.a., berapakah jumlah uang yang
harus ditabung oleh Anis setiap tahunnya?

27
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐹𝑉 = 100.000.000
𝑛 = 10 (terhitung dari tahun 2014 sampai 2023)
𝑖 = 12% = 0,12
Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝐹𝑉.𝑖
𝐴=
(1+𝑖)[(1+𝑖)𝑛 −1]

100.000.000 (0,12)
=
(1+0,12)[(1+0,12)10 −1]
12.000.000
=
(1,12)[(1,12)10 −1]

= 5.087.871,8
Jadi, jumlah uang yang harus ditabung oleh Anis setiap tahunnya adalah
Rp5.087.871,8
14. Suatu pinjaman akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan besarnya
angsuran ke-6 dan bunga ke-6 masing-masing adalah Rp215.000,00 dan
Rp85.000,00. Hitunglah besar anuitasnya!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑎6 = 215.000
𝑏6 = 85.000
Ditanya: 𝐴
Jawab:
Besarnya anuitas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛
= 𝑎6 + 𝑏6
= 215.000 +85.000
= 300.000
Sehingga besarnya anuitas adalah sebesar Rp300.000,00.

28
15. Jika Sara menabung Rp1.000.000,00 pada setiap awal bulan pada sebuah bank
yang memberikan bunga sebesar 9% p.a., berapa kali Sara harus menabung
agar ia dapat mencapai uang sekurang-kurangnya Rp76.000.000,00?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 1.000.000
9% 9 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0075
12

𝐹𝑉 = 76.000.000
Ditanya: 𝑛
Jawab:
log(𝐴(1+𝑖)+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖))
𝑛=
log(1+𝑖)

log(1.000.000(1+0,0075)+76.000.000(0,0075))−𝑙𝑜𝑔(1.000.000(1+0,0075))
=
log(1+0,0075)
log(1.000.000(1,0075)+76.000.000(0,0075))−𝑙𝑜𝑔(1.000.000(1,0075))
=
log(1,0075)
log(1.007.500+570.000)−𝑙𝑜𝑔(1.007.500)
=
log(1,0075)
log(1.577.500)−𝑙𝑜𝑔(1.007.500)
=
log(1,0075)

= 60,01 ≈ 61
Jadi, Sara harus menabung sebanyak 61 kali agar ia dapat mencapai uang
sekurang-kurangnya Rp76.000.000,00
16. Sebuah mobil minibus berharga tunai Rp80.000.000,00. Untuk pembelian
kredit, pembeli harus menyiapkan uang muka sebesar 20% dan melunasi
sisanya dalam 36 angsuran bulanan dengan bunga efektif 21% p.a. Jika
angsuran pertama harus dibayarkan bersamaan dengan uang muka, berapa
besarnya angsuran per bulan?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = Harga minibus – Uang muka
= 80.000.000 − (20% × 80.000.000)

29
20
= 80.000.000 − (100 × 80.000.000)

= 80.000.000 − 16.000.000
= 64.000.000
𝑛 = 36
21% 21 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0175
12

Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝑃𝑉.𝑖
𝐴=
(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]

64.000.000(0,0175)
=
(1+0,0175)[1−(1+0,0175)−36 ]
1.120.000
=
(1,0175)[1−(1,0175)−36 ]

= 2.369.733,97
Jadi, besarnya angsuran per bulan adalah Rp2.369.733,97
17. Titin menabung dengan jumlah yang sama tiap bulan. Setelah menabung
selama 2,25 tahun, jumlah uang Titin adalah Rp450.000.000,00. Jika bank
tersebut memberikan bunga 12% p.a., berapakah jumlah yang disetor Titin
setiap akhir bulan?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑛 = 2,25 × 12 = 27
𝐹𝑉 = 450.000.000
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝐹𝑉.𝑖
𝐴 = [(1+𝑖)𝑛
−1]

450.000.000 (0,01)
= [(1+0,01)27 −1]
4.500.000
= [(1,01)27
−1]

30
= 14.600.487,91
Jadi, jumlah uang yang disetor Titin setiap akhir bulan adalah Rp
14.600.487,91
18. Seorang pedagang kecil berencana untuk menabung Rp1.000.000,00 setiap
akhir bulan agar dapat memperoleh uang sebesar Rp20.000.000,00. Jika tingkat
bunga tabungan yang ditawarkan adalah 6% p.a., berapa lama ia harus
menabung?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 1.000.000
𝐹𝑉 = 20.000.000
6% 6 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,005
12

Ditanya: 𝑛
Jawab:
log(𝐴+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔 𝐴
𝑛=
log(1+𝑖)

log(1.000.000 + 20.000.000 × 0,005)−𝑙𝑜𝑔 1.000.000


=
log(1+0,005)
𝑙𝑜𝑔 1.100.000−𝑙𝑜𝑔 1.000.000
=
𝑙𝑜𝑔(1,005)

= 19,12 ≈ 19
Jadi, pedagang tersebut harus menabung selama 19 bulan
19. Sepasang pengantin baru membeli sebuah rumah seharga Rp400.000.000,00
dengan membayar uang muka Rp100.000.000,00 (25%) dan sisanya dengan
KPR. Jika tingkat bunga efektif adalah 18% p.a. dan pengantin tersebut ingin
melunasi pinjamannya dalam 10 tahun, berapa angsuran bulanan yang harus
dibayarkan mulai satu bulan lagi?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = Harga rumah – Uang muka
= 400.000.000 − 100.000.000
= 300.000.000

31
𝑛 = 10 × 12 = 120
18% 18 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,015
12

Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝑃𝑉.𝑖
𝐴=
[1−(1+𝑖)−𝑛 ]

300.000.000 (0,015)
=
[1−(1+0,015)−120 ]
4.500.000
=
[1−(1,015)−120 ]

= 5.405.555,97
Jadi, mereka harus membayar angsuran bulanan sebesar Rp5.405.555,97
20. Hitunglah nilai akan datang dari tabungan Rp100.000,00 yang disetorkan
setiap akhir bulan selama 3 tahun, apabila tingkat bunga adalah 12% p.a.
dihitung per bulan!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 100.000
𝑛 = 3 × 12 = 36
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

Ditanya: 𝐹𝑉
Jawab:
𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
𝐹𝑉 =
𝑖

100.000[(1+0,01)36 −1]
=
0,01

100.000[(1,01)36 −1]
=
0,01

= 4.307.687,84
Jadi, nilai akan datang dari tabungan tersebut adalah Rp4.307.687,84

32
21. Pada akhir sepuluh tahun yang akan datang, seseorang ingin memiliki tabungan
sebesar Rp1.000.000.000,00. Untuk itu, ia harus menabung setiap akhir bulan
ke bank yang dipercayainya. Jika bank memberikan bunga 8% p.a.
diperhitungkan periode bunga bulanan, maka berapakah besarnya uang yang
ditabung tiap bulan?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐹𝑉 = 1.000.000.000
8% 8 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0067
12

𝑛 = 10 × 12 = 120
Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝐹𝑉.𝑖
𝐴 = [(1+𝑖)𝑛
−1]

1.000.000.000 (0,0067)
= [(1+0,0067)120 −1]
6.700.000
= [(1,0067)120
−1]

= 5.453.905,81
Jadi, besarnya uang yang ditabung setiap bulannya adalah Rp5.453.905,81.
22. Hitung nilai sekarang suatu anuitas dimuka sebesar Rp10.000.000,00, yang
diterima setiap bulan selama dua tahun jika tingkat bunga adalah 18% p.a.
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 10.000.000
𝑛 = 2 × 12 = 24
18% 18 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,015
12

Ditanya: 𝑃𝑉
Jawab:

33
𝐴(1+𝑖)[1−(1+𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 =
𝑖

10.000.000(1+0,015)[1−(1+0,015)−24 ]
=
0,015
10.000.000(1,015)[1−(1,015)−24 ]
=
0,015

10.150.000[1−(1,015)−24 ]
=
0,015

= 203.308.614,47
Jadi, nilai sekarangnya adalah Rp203.308.614,47
23. Pak Alex merupakan seorang pengusaha yang masih pemula. Ia membutuhkan
dana untuk mengembangkan usahanya ke depan. Untuk itu, Pak Alex
meminjam uang sebesar Rp100.000.000,00 dengan suku bunga sebesar 12%
per tahun. Pak Alex meminjam uang tersebut dengan jangka waktu
pembayaran selama 2 tahun. Berapa besar angsuran yang harus dibayarkan
oleh Pak Alex per bulannya?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃 = 100.000.000
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

𝑡 = 2 × 12 = 24
Ditanya: 𝑇𝐴
Jawab:
𝑃×𝑖
𝑇𝐴 = 1−(1+𝑖)−𝑡
100.000.000×0,01
= 1−(1+0,01)−24
1.000.000
= 1−(1,01)−24

= 4.707.347,22
Jadi, nilai total angsuran yang harus dibayarkan oleh Pak Alex per bulannya
adalah sebesar Rp4.707.347,22.

34
24. Seseorang saat ini memasuki masa pensiun dengan mendapat uang pensiun
sekaligus sebesar Rp50.000.000,00. Lalu ia simpan di bank dan berencana
mengambil setiap awal bulan sebesar Rp2.000.000,00 untuk biaya hidup.
Berapa lama uang simpanannya akan habis apabila bank memberikan tingkat
bunga 8% p.a.?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = 50.000.000
𝐴 = 2.000.000
8% 8 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0067
12

Ditanya: 𝑛
Jawab:
log( 𝐴(1+𝑖))−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛=
log(1+𝑖)

log( 2.000.000(1+0,0067))−𝑙𝑜𝑔(2.000.000(1+0,0067)−50.000.000(0,0067))
=
log(1+0,0067)
log( 2.000.000(1,0067))−𝑙𝑜𝑔(2.000.000(1,0067)−335.000)
=
log(1,0067)
log( 2.013.400)−𝑙𝑜𝑔(2.013.400−335.000)
=
log(1,0067)
log( 2.013.400)−𝑙𝑜𝑔(1.678.400)
=
log(1,0067)

= 27,25 ≈ 28
Jadi, uang simpanan tersebut akan habis dalam 28 bulan.
25. Suatu pinjaman sebesar Rp10.000.000,00 harus diangsur dengan anuitas biasa
selama 2 tahun. Jika tingkat bunga yang dikenakan adalah 9% p.a., hitunglah
besarnya angsuran tiap bulan!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = 10.000.000
𝑛 = 2 × 12 = 24
9% 9 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0075
12

35
Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝑃𝑉.𝑖
𝐴=
[1−(1+𝑖)−𝑛 ]

10.000.000(0,0075)
=
[1−(1+0,0075)−24 ]
75.000
=
[1−(1,0075)−24 ]

= 456.847,42
Jadi, besarnya angsuran tiap bulan adalah Rp456.847,42.
26. Seseorang ingin memiliki uang sebesar Rp500.000.000,00 pada saat ia pensiun
nanti, tepatnya 20 tahun lagi. Untuk tujuan itu, dia akan menyisihkan gajinya
setiap bulan untuk ditabung mulai hari ini karena hari ini adalah hari gajian
selama 20 tahun ke depan. Berapa besar tabungan bulanan yang harus ia
lakukan jika tingkat bunga 9% p.a.
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐹𝑉 = 500.000.000
𝑛 = 20 × 12 = 240
9% 9 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0075
12

Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝐹𝑉.𝑖
𝐴=
(1+𝑖)[(1+𝑖)𝑛 −1]

500.000.000(0,0075)
=
(1+0,0075)[(1+0,0075)240−1]
3.750.000
=
(1,0075)[(1,0075)240 −1]

= 743.056,85
Jadi, besar tabungan bulanan yang harus dilakukan adalah Rp743.056,85.
27. Pak Arman yang sudah bekerja selama 35 tahun pada sebuah perusahaan
BUMN telah mencapai masa purnabakti. Untuk itu ia mendapatkan uang
pensiun sebesar Rp350.000.000,00 sekaligus. Ia memutuskan untuk

36
mengambil sebesar 6.000.000 setiap bulan mulai hari ini dan menyimpan
sisanya dalam deposito satu bulanan dengan bunga 12% p.a. Dalam berapa
bulan depositonya akan habis?
Penyelesaian:
Diketahui:
Karena uang pensiun pertama sebesar Rp6.000.000,00 akan langsung diambil
dari Rp350.000.000,00 maka:
𝑃𝑉 = 350.000.000 − 6.000.000 = 344.000.000
𝐴 = 6.000.000
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

Ditanya: 𝑛
Jawab:
log( 𝐴(1+𝑖))−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖)−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛=
log(1+𝑖)

log( 6.000.000(1+0,01))−𝑙𝑜𝑔(6.000.000(1+0,01)−344.000.000(0,01))
=
log(1+0,01)
log( 6.000.000(1,01))−𝑙𝑜𝑔(6.000.000(1,01)−344.000.000(0,01))
=
log(1,01)
log( 6.060.000)−𝑙𝑜𝑔(6.060.000−3.440.000)
=
log(1,01)
log( 6.060.000)−𝑙𝑜𝑔(2.620.000)
=
log(1,01)

= 84,27 ≈ 85
Jadi, deposito tersebut akan habis dalam 85 bulan
28. Sebuah organisasi memutuskan untuk meminjam uang dari bank sebesar
Rp25.000.000,00 untuk membangun gedung baru. Organisasi tersebut harus
melunasi pinjamannya dalam kurun waktu 5 tahun setiap akhir tahun. Jika bank
menetapkan suku bunga majemuk 6,5% per tahun, hitunglah anuitasnya.
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = 25.000.000
𝑛=5

37
𝑖 = 6,5% = 0,065
Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝑃𝑉.𝑖
𝐴=
[1−(1+𝑖)−𝑛 ]

25.000.000(0,065)
=
[1−(1+0,065)−5 ]
1.625.000
=
[1−(1,065)−5 ]

= 6.015.863,44
Jadi, besarnya anuitas adalah Rp6.015.863,44
29. Organisasi A memiliki pinjaman yang akan segera dilunasi dengan
menerapkan sistem anuitas bulanan. Jika besar angsuran Rp120.000,00 dan
bunganya sebesar Rp300.000,00, maka berapa anuitas pinjaman tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑎𝑛 = 120.000
𝑏𝑛 = 300.000
Ditanya: 𝐴
Jawab:
𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛
= 120.000 + 300.000
= 420.000
Sehingga anuitas pinjamannya adalah sebesar Rp420.000,00
30. Hitunglah nilai akan datang dari tabungan Rp300.000,00 yang disetorkan
setiap awal bulan selama 4 tahun, apabila tingkat bunga adalah 15% p.a.
dihitung per bulan!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 300.000
𝑛 = 4 × 12 = 48

38
15% 15 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0125
12

Ditanya: 𝐹𝑉
Jawab:
(1+𝑖)𝑛 −1
𝐹𝑉 = [ ] 𝐴(1 + 𝑖)
𝑖

(1+0,0125)48 −1
=[ ] (300.000)(1 + 0,0125)
0,0125

(1,0125)48 −1
=[ ] (300.000)(1,0125)
0,0125

(1,0125)48 −1
=[ ] × 303.750
0,0125

= 19.813.122,93
Jadi, nilai akan datang dari tabungan tersebut adalah 19.813.122,93.
31. Eska mengajukan pinjaman sejumlah uang ke bank. Sesuai aturan, bank
tersebut menerapkan sistem anuitas bulanan untuk pinjaman tersebut. Jika
besaran anuitas Rp600.000,00 dan bunga periode ke-5 yang dibayar Eska
sebesar Rp415.000,00 maka besar angsuran periode ke-5 adalah?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 600.000
𝑏5 = 415.000
Ditanya: 𝑎5
Jawab:
𝐴 = 𝑎5 + 𝑏5
→ 600.000 = 𝑎5 + 415.000
→ 𝑎5 = 600.000 − 415.000
→ 𝑎5 = 185.000
Jadi, besar angsuran periode ke-5 adalah Rp185.000,00
32. Anna menabung sebesar 1.500.000,00 pada setiap awal bulan pada sebuah
bank yang memberikan bunga sebesar 10% p.a. Berapa kali Anna harus
menabung agar ia dapat memperoleh uang sebesar Rp80.000.000,00?
Penyelesaian:

39
Diketahui:
𝐴 = 1.500.000
10% 10 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0083
12

𝐹𝑉 = 80.000.000
Ditanya: 𝑛
Jawab:
log(𝐴(1+𝑖)+𝐹𝑉.𝑖)−𝑙𝑜𝑔(𝐴(1+𝑖))
𝑛=
log(1+𝑖)

log(1.500.000(1+0,0083)+80.000.000(0,0083))−𝑙𝑜𝑔(1.500.000(1+0,0083))
=
log(1+0,0083)
log(1.500.000(1,0083)+80.000.000(0,0083))−𝑙𝑜𝑔(1.500.000(1,0083))
=
log(1,0083)
log(1.512.450+664.000)−𝑙𝑜𝑔(1.512.450)
=
log(1,0083)
log(2.176.450)−𝑙𝑜𝑔(1.512.450)
=
log(1,0083)

= 44,03 ≈ 44
Jadi, Anna harus menabung sebanyak 44 kali agar ia dapat memperoleh uang
sebesar Rp80.000.000,00.
33. Anna ingin menabung untuk pensiun selama 25 tahun. Dia akan menabung
sebesar Rp500.000,00 setiap akhir bulan dengan bunga 8% per tahun. Berapa
besar tabungan yang dimiliki Anna setelah 25 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑛 = 25 × 12 = 300
𝐴 = 500.000
8% 8 1
𝑖= = 100 × 12 = 0,0067
12

Ditanya: 𝐹𝑉
Jawab:
𝐴[(1+𝑖)𝑛 −1]
𝐹𝑉 =
𝑖

500.000[(1+0,0067)300 −1]
=
0,0067

40
500.000[(1,0067)300 −1]
=
0,0067

= 478.615.952,67
Jadi, besar tabungan yang dimiliki Anna setelah 25 tahun adalah
Rp478.615.952,67.
34. Berapa besar angsuran yang harus dibayarkan oleh perusahaan A setiap
bulannya jika perusahaan A mendapatkan pinjaman bank sebesar
Rp200.000.000,00 dengan jangka waktu yang diberikan adalah 24 bulan, dan
suku bunga dalam kurun waktu satu tahunnya adalah 12%?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃 = 200.000.000
𝑡 = 24
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

Ditanya: 𝑇𝐴
Jawab:
𝑃×𝑖
𝑇𝐴 = 1−(1+𝑖)−𝑡
200.000.000×0,01
= 1−(1+0,01)−24
2.000.000
= 1−(1,01)−24

= 9.414.694,45
Jadi, nilai total angsuran yang harus dibayarkan perusahaan A setiap bulannya
adalah sebesar Rp9.414.694,45.
35. Sebuah perusahaan otomotif memberikan penawaran berupa pembelian motor
dengan cara kredit. Harga tunai motor tersebut Rp12.000.000,00. Perusahaan
tersebut menetapkan tingkat bunga sebesar 12% per tahun. Jika besar angsuran
motor Rp500.000,00 dan dibayarkan tiap akhir bulan, berapa lama pembayaran
tersebut harus dilunasi?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑃𝑉 = 12.000.000

41
12%
𝑖= = 1% = 0,01
12

𝐴 = 500.000
Ditanya: 𝑛
Jawab:
log 𝐴−𝑙𝑜𝑔(𝐴−𝑃𝑉.𝑖)
𝑛=
log(1+𝑖)

log(500.000)−𝑙𝑜𝑔(500.000−12.000.000×0,01)
=
log(1+0,01)
log(500.000)−𝑙𝑜𝑔(500.000−120.000)
=
log(1,01)
log(500.000)−𝑙𝑜𝑔(380.000)
=
log(1,01)

= 27,58 ≈ 28
Jadi, pembayaran tersebut harus dilunasi dalam 28 bulan.

42
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dari bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Anuitas (annuity) adalah suatu rangkaian pembayaran atau penerimaan
sejumlah uang dengan jumlah yang tetap dan sama besar pada periode waktu
tertentu.
2. Anuitas biasa adalah jenis anuitas yang pembayaran atau penerimaan dilakukan
setiap akhir periode sedangkan anuitas dimuka adalah jenis anuitas yang
pembayaran atau penerimaan dilakukan setiap awal periode.
3. Misalkan 𝐴 adalah anuitas, 𝑎𝑛 adalah angsuran ke-𝑛 dan 𝑏𝑛 adalah bunga
pinjaman periode ke- 𝑛, maka:
𝐴 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 dimana 𝑛 = 1,2,3, …
4. Persamaan yang digunakan dalam anuitas ada dua, yaitu untuk nilai sekarang
(present value) dan untuk nilai akan datang (future value).
5. Bentuk persamaan anuitas nilai sekarang dalam anuitas biasa adalah:
𝐴[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 =
𝑖
6. Bentuk persamaan anuitas nilai akan datang dalam anuitas biasa adalah:
𝐴[(1 + 𝑖)𝑛 − 1]
𝐹𝑉 =
𝑖
7. Besarnya angsuran dalam anuitas biasa dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
• Untuk Present Value:
𝑃𝑉. 𝑖
𝐴=
[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]
• Untuk Future Value:
𝐹𝑉. 𝑖
𝐴=
[(1 + 𝑖)𝑛 − 1]

43
8. Jumlah periode dalam anuitas biasa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
• Untuk Present Value:
log 𝐴 − 𝑙𝑜𝑔(𝐴 − 𝑃𝑉. 𝑖)
𝑛=
log(1 + 𝑖)
• Untuk Future Value:
log(𝐴 + 𝐹𝑉. 𝑖) − 𝑙𝑜𝑔 𝐴
𝑛=
log(1 + 𝑖)
9. Bentuk persamaan anuitas nilai sekarang dalam anuitas dimuka adalah:
𝐴(1 + 𝑖)[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]
𝑃𝑉 =
𝑖
10. Bentuk persamaan anuitas nilai akan datang dalam anuitas dimuka adalah:
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
𝐹𝑉 = [ ] 𝐴(1 + 𝑖)
𝑖
11. Besarnya angsuran dalam anuitas dimuka dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
• Untuk Present Value:
𝑃𝑉. 𝑖
𝐴=
(1 + 𝑖)[1 − (1 + 𝑖)−𝑛 ]
• Untuk Future Value:
𝐹𝑉. 𝑖
𝐴=
(1 + 𝑖)[(1 + 𝑖)𝑛 − 1]
12. Jumlah periode dalam anuitas dimuka dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
• Untuk Present Value:
log( 𝐴(1 + 𝑖)) − 𝑙𝑜𝑔(𝐴(1 + 𝑖) − 𝑃𝑉. 𝑖)
𝑛=
log(1 + 𝑖)
• Untuk Future Value:
log(𝐴(1 + 𝑖) + 𝐹𝑉. 𝑖) − 𝑙𝑜𝑔(𝐴(1 + 𝑖))
𝑛=
log(1 + 𝑖)

44
B. Saran
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Dalam penulisan
dan pengembangan isi makalah, penulis sangat membutuhkan masukan dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

45
DAFTAR PUSTAKA

Al Arif, M. N. R. (2013). Matematika Terapan untuk Ekonomi. Pustaka Setia.

Ayu Lestari, P. C. (2022). Modul Pembelajaran Matematika Keuangan. Universitas


Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq.

Bestari, N. H. & Indriani, W. (2018). Anuitas. Universitas Riau.

Devanda, A., Nabila, S. A., & Sukmawati, J. (2023). Analisis Kesalahan Mahasiswa
dalam Memecahkan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Anuitas.
Jurnal Fusion, 3(02), 188–199.

Hasanah, K. (2019). Matematika Ekonomi dan Bisnis. UNIPMA press.

Jessika, Septiani, L., Zagieta, O., Rivaldy, R., Rahma, W. S. (2020). Makalah
Aktuaria "Anuitas Biasa". Universitas Borneo Tarakan.

Kumalasari, R. (2023). Anuitas adalah: Definisi, Jenis, serta Cara Menghitungnya.


Retrieved September 17, 2023, from https://majoo.id/solusi/detail/anuitas-
adalah

Kustiawati, D., Jafar, J., Adiawati, F. L., & Ayuningtias, H. (2022). Penerapan
Perhitungan Bunga Majemuk dan Anuitas pada Angsuran. Jurnal Pendidikan
Dan Konseling (JPDK), 4(6), 5199–5208.

Maulana, A. (2014). Increasing Annuity dan Decreasing Annuity pada Anuitas


dengan Ragam Pembayaran Deret Aritmatika dan Geometri. Universitas
Brawijaya.

Nurhidayati. (2013). Matematika Bisnis. Semarang University Press.

Ramadhani, N. (2021). Anuitas: Pengertian, Jenis, dan Contohnya. Retrieved


September 17, 2023, from https://www.akseleran.co.id/blog/anuitas-adalah/

Rosyda. (2021). Pengertian Anuitas: Jenis, Rumus, dan Contoh Menghitungnya!


Retrieved September 17, 2023, from

46
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-anuitas/

Sitorus, T. A. (2020). Makalah Matematika Keuangan Anuitas Biasa (Akhir).


Universitas Negeri Medan.

Sujalu, A. P., Soegiarto, E., & Ruliana, T. (2021). Matematika Ekonomi. Zahir
Publishing.

Tahmiah, I., Humaira, P., Sari, M., Aryono, B., Kholilah, N., Pepika, N., & Nurina.
(2013). Annuitas. Universitas Muslim Nusantara AL-Washliyah.

Ulfianinda, T. (2023). Apa itu Anuitas? Jenis, Perhitungan dan Manfaatnya!


Retrieved September 17, 2023, from https://www.mas-
software.com/blog/apa-itu-anuitas

Vedhitya, M. (2023). Anuitas: Konsep Penting dalam Dunia Keuangan. Retrieved


September 3, 2023, from https://www.marketeers.com/anuitas-konsep-
penting-dalam-dunia-keuangan/

47

Anda mungkin juga menyukai