Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK

Dosen pengampu:zakaria wahid,S.pd.M.pd

OLEH KELOMPOK 1 :

 MEHURUNISAH (D1B123188)
 NURUL AZIZAH (D1B123193)
 RUSNIA SARI (D1B123223)
 NUR LAILA SALIFA(D1B123226)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNUVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan

akhlah” guna memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan

nabi agung kami, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan

petunjukan Allah SWT untuk kami semua, yang merupakan sebuah pentunjuk

yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan

satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya

kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama

proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

dan kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas


makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan

nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat

berguna dan bemanfaat untuk kita semua.

Makassar, Oktober 2023

Penyusu
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
Latar Belakang ............................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
Tujuan Permasalahan.................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
Konsep Etika, Moral, dan Akhlak ............................................................................... 6
Karakteristik Etika Islam ............................................................................................ 10
Hubungan tasawuf dan Akhlak .................................................................................. 11
Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyaratak .....................................................
11
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................................. 14
Kesimpulan ................................................................................................................. 14
Saran ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin di capai

dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya

akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang

keesan tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah

yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu

bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya

adalah pangkalan yang menentukan corak hidup manusia. Akhlak,atau moral,

atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.

Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat

terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak berusila dan tiap-

tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.

Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri,

dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan

dengan baik dan buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan

bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah

hal yang khusus manusiawi.Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan

buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya

sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia

berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan

itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa

dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.


B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam

makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Konsep Etika, Moral dan Akhlak

Karakteristik Etika Islam (Akhlak)

Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat

C. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan

Akhlak

2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak

3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak

4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Etika, Moral, dan Akhlak Etika

Pengertian Etika

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya

yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang

kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam

hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang

berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia,

etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral).Dari

pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya

menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan

ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut

para ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,

menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan

tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan

menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi

dua,yaitu :

1).Obyektivisme

Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif,

terletak pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang

disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata
faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau karena sejalan

dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan rasionalisme

universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.

2). Subyektivisme

Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan

dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.Subyek disini bisa saja

berupa subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.

Macam-Macam Etika

1). Etika deskriptif

Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola

perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam

kehidupan masyarakat.

2).Etika Normatif

Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia

tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai

norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari

hari.

Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal

sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket

adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa etika sendiri

menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas

pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya

orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu

orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak

tergantung dengan apapun.Etiket memandang manusia dipandang dari segi

lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh.


Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang

dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika

adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

Moral

Pengertian Moral

Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores

yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus

umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk

terhadap perbuatan dan kelakuan.

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang

digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,

pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik

atau buruk.

Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral

adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas

manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.

Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan

lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek

yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia

selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian

dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.Pertama,

kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia

baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan

moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan

berkembang dan berlangsung di masyarakat.Dengan demikian etika lebih


bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan

etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang

berkembang di masyarakat.

Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk

mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya

yang berlaku di masyarakat.

Perbedaan Antara Etika dan Moral

Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada

sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang

sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang

ada.

Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang

dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan

bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup

tiga hal, yaitu:

Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang

bermoral.

Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu

suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat,

sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya

dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang

berada dalam situasi yang sejenis.

Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan,

bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang

dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup


tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan

munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang

berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan.

Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka

akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan

dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan

atau paksaan dari luar.

Akhlak

Pengertian Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan

akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan

terminologik (peristilahan).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim

mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai

timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-

sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-

adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-

din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas

tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak,

tetapi ikhlak.Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan

bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair

mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut

memang sudah demikian adanya.

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat

merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu


Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang

akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa

akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya

dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam

membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan

agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang

tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan

gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Karakteristik Etika Islam (Akhlak)

Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan

buruk, terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi

perkataan, pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin. Akhlak secara

substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruK yang tercermin dalam

perilaku. Jika sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik

(akhlaq al-mahmudah) dan jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah

perilaku buruk (al-akhlaq al-madzmumah).

Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada tiga nafsu.

Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang.

Nafsu ini cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum

dan nafsu seksual.

Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang,

yaitu nafsu yang cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai

serta mengalahkan yang lain.


Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan.

Dengan nafsu ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir,

mengambil hikmah, dan memahami fenomena alam.

Apabila manusia dapat mengoptimalkan nafsu nathiqah untuk

mengendalikan nafsu syahwaniyah dan nafsu ghodlobiyah, manusia akan

dapat menjadi lebih unggul dan mulia. Pada akhirnya lahirlah manusia-

manusia yang berakhlak al karimah.

Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an

bukan hanya memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan

selalu mengaitkan ayat-ayat yang berbicara tentang hukum dengan masalah

akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat yang berbicara tentang salat, puasa, haji,

zakat, dan muamalah selalu dikaitkan dan diakhiri dengan pesan-pesan

perbaikan akhlak. (Al-Baqarah: 183, 197).

Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara

menyucikan hati (tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa dekat

dengan Allah Swt. tetapi malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah).

Menurut Dzun Nun al-Misri, ada tiga macam pengetahuan tentang Allah Swt.

Pengetahuan Awam : Allah Swt. dengan perantaraan kalimat syahadat.

Pengetahuan Ulama : Allah Swt. menurut logika akal.

Pengetahuan Kaum Sufi : Allah Swt. dengan perantaraan hati sanubari.

Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang

disertai dengan kesucian hati. Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah sifat hati

yang mendasari perilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk

membersihkan dan mensucikan hati. Maka hubungan antara tasawuf dan


akhlak menjadi sangat erat dan penting karena satu sama lain saling

mendukung.

Metode penyucian hati (tashfiyat al-qalbi) dalam ilmu tasawuf :

Ijtinabul Manhiyat, ialah menjauhi larangan-larangan Allah Swt.

Ada’ul Wajibat, ialah melaksanakan kewajiban-kewajiban Allah Swt.

Ada’un Nafilat, ialah melaksanakan hal-hal yang disunahkan Allah Swt.

Ar-Riyadloh, ialah latihan spiritual agar dapat istiqomah dalam

menjalankan seluruh ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman

dan memiliki akhlak mulia.

Istiqomah atau konsekuen dalam pendirian (QS. Al Ahqof : 13).

Suka berbuat kebaikan (QS. Al Baqarah : 112).

Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS. An Nisa’ : 58).

Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron : 160)

Disiplin waktu dan produktif (QS. Al Ashr : 1-4).

Melakukan sesuatu secara proporsional dan harmonis (QS. Al Araf :

31).

Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Masyarakat

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat

menjunjung tinggi pentingnya berakhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting

dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian

tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang

buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.

Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang mengimplementasikan iman


yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam ke dalam tingkah

laku sehari hari.

Akhlak kepada Allah

Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk

menyembah-Nya sesuai dengan syariat islam.

Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi

dan kondisi, baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati.

Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan

dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan

Allah terhadap segala sesuatu.

Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah

dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina

di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup

dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih

dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah

karena apa yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk hamba-

Nya.

Akhlak kepada diri sendiri

Sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan

terhadap apa yang menimpanya.

Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh

Allah, baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan.

Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang

dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin.


Ahlak kepada keluarga

Memuliakan dan menghormati kedua orang tua

Mendoakan kedua orang tua

Bersikap baik kepada kedua orang tua

Berkata lembut kepada kedua orang tua

Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita

sewaktu kecil

Akhlah kepada sesama manusia

Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan

Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong

Suka memaafkan kesalahan orang lain

Menepati janji yang telah dibuat


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang

menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah

bagian dari filsafat.

Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi

yang berlaku di suatu masyarakat.

Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut

juga sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya

adalah wahyu tuhan.

Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan

diri kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu

tasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah tertanamnya

iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.

Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat

mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh

ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada

tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.

Saran

Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan

akhlak ke dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33554560/
MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKHLAK_Di_ajukan_untuk_memenuhi_
tugas_pendidikan_agama_islam
https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-
akhlak-dalam-kehidupan/
http://makalah73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya-
dalam.html
Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin.2009.Pendidikan
Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Grasindo
Diambildari:
https://books.google.co.id/books?
id=2Kvp4lYPpAC&printsec=frontcover&dq=buku+pendidikan+agama
+islam+untuk+perguruan+tinggi+penerbit+grasindo&hl=id&sa=X&ve
d=0ahUKEwiAmP_Ph7ThAhXEWisKHcs_DhMQ6AEILDAB#v=onepage
&q=buku%20pendidikan%20agama%20islam%20untuk
%20perguruan%20tinggi%20penerbit%20grasindo&f=false
Rokayah. 2015. “Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari”.
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2(1): 15
diakses dari :
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279
diakses pada tanggal 3 April 2019
http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-etika-moral-dan-akhlak.html
Fakhry, Maj.1996.Etika Dalam Islam.Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja
Grafmdo Persada: Jakarta
Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung (artikel ini
disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera:
Jakarta.
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
Achmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam.Al-Ikhlas: Surabaya.
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam.Lentera:
Jakarta.
Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan
Ajaran Islam. Kalam Mulia: Jakarta.
Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia: Bandung.
Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai