Anda di halaman 1dari 9

TATA TERTIB

MUSYAWARAH AMBALAN
TAN MALAKA – RASUNA SAID
SMKN 1 WAY SERDANG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Musyawarah Ambalan TAN MALAKA – RASUNA SAID Gudep SMKN 1 Way serdang yang
selanjutnya disingkat MUSYAM merupakan Musyawarah tertinggi dalam organisasi.
2. MUSYAM diselenggarakan oleh pengurus / Dewan Ambalan Tan Malaka - Rasuna Said pada
tanggal 8 Oktober 2023 bertempat di SMKN 1 Way Serdang
3. MUSYAM diikuti oleh peserta sebagai mana diatur dalam BAB IV Pasal 6 tata tertib ini.
4.MUSYAM dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah lebih satu dari
jumlah peserta yang telah ditetapkan.

BAB II
KELENGKAPAN SIDANG DAN KETENTUAN SIDANG

Pasal 2
KELENGKAPAN SIDANG

Untuk melaksanakan sidang dibutuhkan beberapa kelengkapan, seperti :

1. Pimpinan Sidang
Pimpinan sidang adalah orang yang bertindak memimpin persidangan, ia wajib mengatur
jalannya persidangan. Seorang pemimpin sidang dituntut untuk bersikap adil dan bijaksana
dalam menyikapi pendapat-pendapat yang berkembang dalam persidangan. Ditangannyalah
kesepakatan-kesepakatan dalam persidangan ditetapkan.
Jumlah pimpinan sidang haruslah berjumlah ganjil, karena adakalanya forum membutuhkan
suara pimpinan sidang dalam pengambilan keputusan, jumlah minimal 3 orang dan maksimal
berapapun asalkan ganjil dan sesuai kesepakatan peserta sidang. Pimpinan sidang memiliki hak
yang sama dengan peserta sidang.

2. Peserta Sidang
Peserta sidang adalah orang yang memiliki kepentingan untuk bersidang, berkewajiban untuk
mengikuti dan menjaga kelancaran jalannya persidangan (mentaati tata tertib). Peserta sidang
berhak mengajukan pertanyaan, pernyataan, penolakan dan meminta penjelasan, klarifikasi
mengenai suatu hal. Selain itu peserta sidang berhak pula untuk menggunakan suaranya dalam
pengambilan keputusan. Dengan kata lain segala sesuatu dapat terjadi dalam persidangan
asalkan atas kesepakatan peserta sidang, karena segala keputusan ada ditangan peserta
sidang.

3. Peninjau
Peninjau adalah orang yang hadir dalam persidangan kecuali peserta dan pimpinan sidang.
Peninjau memiliki kewajiban yang sama dengan peserta sidang. Peninjau memiliki hak yang
sama dengan peserta sidang. Tetapi peninjau tidak dapat menggunakan hak suaranya dalam
pengambilan keputusan.

4. Palu Sidang
Palu sidang adalah palu yang digunakan untuk menetapkan suatu keputusan, palu sidang
merupakan nyawa dari persidangan, karena walaupun keputusan telah disepakati, tidak akan
sah apabila tidak ada palu sidang untuk menetapkannya.

5. Draft Sidang
Draft sidang adalah draft yang berisi permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam
persidangan.

6. Lembar Konsideran
Lembar konsideran adalah kertas yang berisi lembaran keputusan-keputusan apa saja yang akan
diambil dalam persidangan.

Pasal 3
KETENTUAN SIDANG

Dalam persidangan ada beberapa ketentuan mendasar yang harus dipahami oleh pimpinan,
peserta dan peninjau sidang, diantaranya :

1. Serah Terima Pimpinan Sidang


Dalam serah terima tersebut kedua belah pihak berdiri berhadapan, kemudian pihak yang
menyerahkan mengetuk palu sidang kemeja 1 (satu) kali kemudian berkata “dengan
mengucapkan Bismillahirrohmannirrahim palu sidang saya serahkan” atau “dengan ini palu
sidang saya serahkan”. Kemudian pihak penerima menerima palu sidang lalu mengetuk palu
sidang kemeja 1 (satu) kali lalu berkata “dengan mengucapkan Bismillahirrohmannirrahim palu
sidang saya terima” atau “dengan ini palu sidang saya terima”. Selanjutnya sidang dapat
dilanjutkan kembali.
2. Penggunaan Palu Sidang
a. Cara mengetuk palu sidang
Cara mengetuk palu sidang adalah palu sidang diangkat setinggi kurang lebih 10-15 cm dari
meja kemudian diketuk dengan suara kira-kira dapat terdengar oleh seluruh orang yang hadir.

b. Jumlah ketukan
1) 1 (satu) kali ketukan :
a) serah terima pimpinan sidang
b) Mengesahkan keputusan sementara,
c) pencabutan skorsing sidang (jangka pendek),
d) tinjauan kembali

2) 2 (dua) kali ketukan :


a) Menskorsing sidang (jangka lama)
b) pencabutan skorsing sidang (jangka lama)

3) 3 ( tiga ) kali ketukan :


a) pembukaan dan penutupan sidang (ceremonial) secara resmi dan keseluruhan
b) pembukaan dan penutupan sedang pleno
c) pengesahan ketetapan keputusan konsideran (ketetapan hasil sidang)
d) Mensahkan keputusan akhir sidang,

4) Ketukan berulang-ulang : Menenangkan peserta sidang (forum)

3. Interupsi

Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan sidang untuk berbicara dan
menemukakan pendapat. Dalam persidangan, umumnya terdapat beberapa jenis tingkatan
interupsi, yaitu :

a. Interupsi point of order : digunakan untuk berbicara (mengemukakan pendapat) bersifat


umum mengenai suatu hal, juga dapat digunakan untuk bertanya dan meminta kejelasan atau jika
terdapat disfungsi peserta sidang (termasuk petugas” sidang) yang dianggap mengganggu
jalannya persidangan.

b. Interupsi Point of information : digunakan apabila ingin memberikan suatu informasi yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas atau untuk menyampaikan informasi
tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya tehnis. Interupsi ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang pertama.
c. Interupsi point of clarification : digunakan apabila ingin mengklarifikasi suatu permasalahan
atau jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi. Interupsi ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang kedua.

d. Interupsi point of privillage : digunakan apabila akan mengajukan ketersinggungan terhadap


seseorang ataupun sesuatu hal atau jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak
tertentu, diluar substansi permasalahan. Interupsi ini memiliki tingkatan yang tertinggi, dengan
kata lain siapapun yang mengajukan interupsi ini harus lebih diperhatikan.

4. Skorsing
Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam persidangan untuk keperluan tertentu, misalkan
terjadi dead lock (kebuntuan) dalam persidangan dan untuk mencairkan suasana diamblilah
langkah skorsing. Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta
sidang dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Skorsing terbatas,
Skorsing yang lama waktunya ditentukan, contohnya 2×2,5 menit, 2×5, 2×10 menit, dan
seterusnya tergantung kebutuhannya. Untuk skorsing terbatas ini lazimnya diawali dengan
perkataan “skorsing 2x…menit dibuka” atau apabila waktu skorsing yang disepakati terhitung
lama boleh juga menggunakan “skorsing sampai…dibuka”.

b. Skorsing tak terbatas,


Skorsing diambil disebabkan oleh suatu hal darurat yang terjadi dalam persidangan, sehingga
menyebabkan lamanya waktu skorsing tidak dapat ditentukan. Lazimnya diawali dengan
perkataan “skorsing untuk waktu yang tidak terbatas dibuka”.

5. Pembekuan Sidang
Langkah yang diambil apabila sidang, dikarenakan suatu hal terus menerus mengalami
kebuntuan ( dead lock terus-menerus) dan setelah melalui jalan skorsing tak terbataspun tetap
saja mengalami kebuntuan. Bila hal ini terjadi, pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang
berhak membekukan sidang, dengan catatan ini adalah langkah terakhir yang diambil setelah
semua usaha yang dilakukan tetap tidak membuahkan hasil. Apabila hal ini dilaksanakan (sidang
dibekukan), maka secara otomatis organisasi yang bersangkutan pun akan ikut membeku.
BAB III
PIMPINAN, TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 4
PIMPINAN

1. Pimpinan MUSYAM adalah pengurus / Dewan Ambalan TAN MALAKA – RASUNA SAID
masa bakti 2022 - 2023.
2. Pimpinan MUSYAM bertanggung jawab atas terselenggaranya MUSYAM.
3. Pimpinan MUSYAM membentuk panitia yang terdiri dari panitia pengarah dan panitia
pelaksana / sangga kerja
4. Panitia pengarah adalah unsur dalam MUSYAM yang berfungsi merancang materi pelaksana
MUSYAM, mengkaji informasi dan aspirasi yang berkembang dalam dinamika MUSYAM
yang membantu pimpinan MUSYAM dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap
perlu demi lancar, tertib, sukses dan berkualitasnya penyelenggaraan MUSYAM
5. Panitia Pelaksana / Sangga Kerja adalah unsur panitia MUSYAM yang berfungsi menyiapkan
pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan MUSYAM.

Pasal 5
TUGAS DAN WEWENANG

MUSYAM memiliki tugas dan wewenang untuk :


1. Menetapkan / Menbentuk serta Menjaga Adat Ambalan TAN MALAKA – RASUNA SAID
2. Menetapkan hasil laporan pertanggung jawaban pengurus lama dan membentuk pengurus
baru.

BAB IV
QUORUM, PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 6
QUORUM

1. MUSYAM ini dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah peserta yang
sah
2. Sidang komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah peserta yang
sah.
3. Apabila point 1 dan 2 tidak tercapai maka sidang di Skorsing selama 1 X 5 Menit dan sidang
dibuka kembali tanpa memperhatikan quorum dengan kesepakatan bersama.
Pasal 7
PESERTA DAN PENINJAU
1. Peserta MUSYAM terdiri dari :
a) Panitia / Sangga Kerja MUSYAM
b) Dewan Ambalan TAN MALAKA – RASUNA SAID
c) Pengurus / Dewan Ambalan TAN MALAKA – RASUNA SAID masa bakti 2022 - 2023.
d) Anggota ambalan yang sudah dilantik menjadi anggota ambalan.
2. Peninjau MUSYAM adalah tamu Undangan atau pihak-pihak terkait yang disahkan oleh
Pengurus / Dewan Ambalan TAN MALAKA – RASUNA SAID

Pasal 8

1. Panitia / Sangga Kerja dan Petugas Keamanan yang ditunjuk oleh panitia berhak mencegah
kehadiran peserta, peninjau dan atau orang perorangan yang masuk dalam sidang apabila tidak
termasuk sebagai peserta atau peninjau yang sah.

Pasal 9

Hak dan kewajiban peserta dan peninjau adalah sebagai berikut :


1. Setiap peserta dan peninjau berkewajiban mentaati tata tertib MUSYAM
2. Setiap peserta sidang mempunyai hak bicara dan hak suara
3. Setiap Peninjau hanya memiliki hak bicara
4. Setiap peserta dan peninjau hanya boleh bicara setelah mendapat izin dari presidium sidang.
5. Setiap peserta mendapat perlakuan yang sama dari presidium sidang
6. Setiap peserta hanya boleh keluar setelah mendapat izin dari presidium sidang.

Pasal 10

Sanksi-sanksi
1. Sanksi diberikan kepada peserta yang melanggar tata tertib
2. Sanksi berupa peringatan, pencabutan hak suara atau dikeluarkan dari sidang oleh pimpinan
sidang atas persetujuan quorum.

BAB V
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 11

1. Keputusan diambil secara musyawarah mufakat.


2. Apabila ketentuan pada point 1 tidak tercapai maka keputusan dapat diambil secara pemungutan
suara terbanyak (Votting)
3. Keputusan yang berdasarkan pada pemungutan suara ini dianggap sah apabila disetujui oleh suara
terbanyak
4. Apabila hasil pemungutan suara berimbang maka dilakukan lobbying selama 1 X 5 menit,
apabila masih berimbang maka keputusan ini diambil secara musyawarah mufakat
5. Pemungutan suara dilakukan secara lisan atau tulisan.

Pasal 12

Seluruh pelaksanaan sidang harus dicatat dalam berita acara persidangan yang berisi :
1. Waktu, tempat dan tanggal persidangan
2. Jenis persidangan (pleno, komisi, sub. Komisi atau rapat pimpinan MUSYAM)
3. Presidium / Pimpinan sidang
4. Jumlah peserta yang menanda tangani daftar hadir
5. Kesimpulan keputusan Sidang

BAB VI
PERSIDANGAN DAN MUSYAWARAH

Pasal 13

Musyawarah dan rapat-rapat MUSYAM terdiri dari :


1. Sidang pleno merupakan persidangan yang dihadiri oleh seluruh peserta MUSYAM dan terbagi
dalam 4 (empat) tahap persidangan, yaitu :
a) Sidang pleno I membahas agenda acara dan tata tertib serta pemilihan presidium sidang.
b) Sidang pleno II membahas Pembagian, Pembahasan dan Pengesahan sidang komisi
c) Sidang pleno III membahas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus, Pandangan Umum
dan Pernyataan Demisioner.
d) Sidang pleno IV membahas tata cara pemilihan Pradana ambalan TAN MALAKA –
RASUNA SAID Gudep SMKN 1 WAY SERDANG
2. Rapat-rapat pimpinan MUSYAM dan Panitia MUSYAM

3. Sidang komisi dibagi dalam 3 (tiga) Komisi, yaitu :


a) Sidang Komisi A membahas Peraturan Dasar Organisasi (PDO) Ambalan TAN MALAKA
– RASUNA SAID SMKN 1 Way Serdang
b) Sidang Komisi B membahas Adat Ambalan TAN MALAKA – RASUNA SAID SMKN 1 Way
Serdang
c) Sidang Komisi C membahas Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Ambalan TAN
MALAKA – RASUNA SAID SMKN 1 Way Serdang

BAB VII
PRESIDIUM / PIMPINAN SIDANG

Pasal 14

1. Presidium / Pimpinan sidang pleno terdiri dari 3 (Tiga) orang, yaitu seorang ketua berada
ditengah yang didampingi oleh seorang sekretaris samping kanan dan seorang anggota samping
kiri.
2. Sidang pleno pertama dipimpin oleh presidium sidang sementara yaitu panitia pengarah.
3. Sidang pleno selanjutnya dipimpin oleh presidium sidang yang dipilih peserta MUSYAM
4. Peserta utusan MUSYAM berhak dipilih menjadi presidium sidang
5. Sidang komisi dipimpin oleh pimpian sidang komisi yang dipilih oleh anggota komisi yang terdiri
dari ketua, sekretaris dan anggota.
6. Pimpinan sidang komisi berhak mengatur jalannya sidang komisi dengan tidak menyimpang dari
peraturan dan ketentuan yang telah disepakati dan disahkan dalam sidang pleno.

Pasal 15

Tugas, hak dan kewajiban Presidium / Pimpinan sidang yaitu :


1. Memimpin jalannya sidang agar tertib untuk mencapai mufakat
2. Berusaha mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan
menundukan persoalan yang sebenarnya serta mengembalikan jalannya sidang kepada pokok
pembicaraan.

3. Hak dan Kewajiban Presidium / Pimpinan sidang yaitu :


a) Mengatur urutan pembicaraan
b) Mengatur dan menertibkan pembicara
c) Menetapkan waktu bagi pembicara
d) Menyimpulkan pembicaraan-pembicaraan
e) Mengumumkan tiap-tiap hasil keputusan yang diambil.
Pasal 16

Apabila oleh karena sesuatu dan hal lain pimpinan sidang memandang perlu untuk
membicarakan masalah-masalah yang perlu dirundingkan atau harus berkonsultasi maka sidang
di skorsing / di pending.

BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 17

1.Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian oleh pimpinan
MUSYAM atau presidium sidang berdasarkan musyawarah mufakat
2. Tata tertib ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Way Serdang


Pada tanggal : 8 Oktober 2023
Waktu : Pukul 10.00 WIB

PIMPINAN SIDANG

Ketua, Sekertaris Anggota

Andika Pratama Belva Theona adelia

Anda mungkin juga menyukai