Anda di halaman 1dari 4

REKONSTRUKSI IDENTITAS SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN JEPANG

DALAM NOVEL TWENTY FOUREYES KARYA SAKAE TSUBOI


二十四の瞳

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada
Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin

Oleh:

ANASYA AUDIRA DELANOVA


F081211007

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................v

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

ABSTRAK..............................................................................................................x

ABSTRAK JEPANG............................................................................................xi

ABSTRAK INGGRIS..........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................

1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................

1.3 RumusanMasalah............................................................................................

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................

2.1 Landasan Teori ..............................................................................................

2.1.1 ...............................................................................................................

2.1.2 ...............................................................................................................

2.3 Kerangka Pikir ...............................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................

3.1 Metode Penelitian ..........................................................................................

3.2 Metode Pengumpulan Data............................................................................

3.3 Metode Analisis Data ....................................................................................

3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang sudah ada sejak zaman kuno.
Sebagai manifestasi seni dan bahasa, sastra memiliki peran yang sangat penting dalam
menggambarkan gagasan, nilai, dan perasaan dalam masyarakat. Menurut Aristoteles dalam
karyanya “poetics” mendefinisikan karya sastra sebagai karya seni yang menggambarkan
tindakan manusia dan mengikuti prinsip-prinsip struktur dramatis, seperti eksposisi, konflik, dan
resolusi. Sebagai bentuk seni yang menggabungkan kata-kata. Sastra merujuk pada karya-karya
tulis yang memiliki nilai estetik dan menggunakan bahasa sebagai medium ekspresi. Sastra tidak
hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki peran penting dalam memahami dan
merefleksikan kehidupan manusia serta masyarakat di sekitarnya.
Menurut Sardjono (1995:10) bahwa karya sastra adalah suatu produk kehidupan yang
mengandung nilai sosial dan budaya dari suatu fenomena kehidupan manusia. Mendasar dari hal
tersebut, maka karya sastra dapat dilihat dari segi sosiologi dengan mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan. Segi-segi kemasyarakatan menyangkut manusia dengan lingkungannya,
struktur masyarakat, lembaga dan proses sosial. Karya sastra berperan penting dalam merespons
dan membentuk dinamika sosial, serta membantu kita memahami dan mengkaji berbagai aspek
kehidupan manusia dalam konteks budaya dan sosial. Menikmati serta memahami aspek sosial
dalam karya sastra dapat melalui beberapa objek karya sastra, salah satunya adalah novel. Novel
merupakan salah satu bentuk karya sastra yang panjang dan berisi cerita fiksi yang digambarkan
dalam bentuk prosa. Sebuah novel biasanya memiliki karakter, alur cerita, setting, konflik, tema,
dan gaya bahasa yang unik. Novel bisa bervariasi dalam genre, mulai dari novel roman, fiksi
ilmiah, misteri, sejarah, hingga fantasi. Novel menjadi objek sastra karena menggabungkan
elemen-elemen sastra seperti gaya bahasa, narasi, karakterisasi, dan tema untuk menciptakan
sebuah karya seni yang mendalam. Melalui novel, penulis dapat mengeksplorasi berbagai aspek

iii
kehidupan manusia, pesan moral atau sosial. Seperti, beberapa karya yang di terbitkan oleh
Sakae Tsuboi. Sakae Tsuboi adalah seorang penulis Jepang yang terkenal karena karyanya dalam
literatur pasca-Perang Dunia II. Dia lahir pada 28 Desember 1917 di Jepang. Gaya penulisan
Sakae Tsuboi dalam karyanya sering kali mencerminkan realisme dan penekanan pada detail
yang kuat, ia memiliki kemampuan untuk menggambarkan perasaan, emosi, dan pengalaman
karakternya dengan cara yang mendalam. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah novel
"Dua Puluh Empat Mata" (judul asli: "Nijuushi no Hitomi"), yang diterbitkan pada tahun 1952.
Novel ini menjadi terkenal karena menggambarkan pengalaman hidupnya selama Perang Dunia
II dan pasca-perang. Latar belakangnya mencakup periode pasca-perang yang penuh gejolak di
Jepang. Pra-Perang Dunia II, pedesaan Jepang sering kali dianggap sebagai simbol budaya
tradisional dan agraris. Namun, setelah perang, negara mengalami transformasi sosial dan
ekonomi yang signifikan.
Dalam karyanya ini berbagai aspek rekonstruksi identitas sosial masyarakat pedesaan
Jepang pra dan pasca Perang Dunia II digambarkan secara realistis dan rinci. Perang
menghadirkan situasi yang memaksa masyarakat untuk beradaptasi dan mengubah identitas
mereka. Di novel ini, perang membawa penderitaan dan kehilangan yang sangat mendalam bagi
masyarakat. Para tokoh dalam novel mengalami trauma perang dan harus berjuang melawan
kesulitan hidup. Perang ini memaksa mereka untuk merenungkan dan mengubah cara mereka
memandang diri sendiri dan perannya dalam masyarakat. Selain itu, proses modernisasi juga
mempengaruhi rekonstruksi identitas sosial. Modernisasi membawa perubahan besar dalam
kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Jepang. Dalam novel ini, modernisasi terlihat
dalam perubahan gaya hidup, pendidikan, dan pekerjaan. Identitas sosial individu-individu dalam
novel ini juga berubah seiring dengan modernisasi yang terjadi di sekitar mereka. Mereka
menghadapi tantangan dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Dengan mengangkat judul Rekonstruksi Identitas sosial Masyarakat Pedesaan Jepang,
dalam penelitian ini, penulis mengkaji novel menggunakan pendektan sosiologi sastra dengan
memfokuskan aspek-aspek sosial

iv

Anda mungkin juga menyukai