Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkah dan rahmat-Nya, buku UKS dan 8
Poli Kesehatan ini akhirnya dapat diselesaikan. Buku
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh nilai tugas dalam mata kuliah
Perkembangan Kepribadian dan Potensi Diri II.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan
wadah untuk berbagai kegiatan kesehatan yang ada di
sekolah, telah lama diimplementasikan dan pertama
kali di uji cobakan pada tahun 1956 melalui rintisan
kerjasama Departemen Kesehatan, Departemen
Pendidikan dan Departemen Dalam Negeri dalam
bentuk proyek UKS perkotaan di Jakarta dan UKS
pedesaan Bekasi. Hasil evaluasi selama ini
menyatakan bahwa walaupun UKS telah dilaksanakan
sejak lebih dari 57 tahun yang lalu, pencapaian
masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota sangat
beragam dan sangat tergantung pada tingkat
kepeduliandan komitmen dari Gubernur dan
Bupati/Walikota masing - masing terhadap UKS.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak
Hamzah Pagarra, S. Kom., M. Pd. sebagai dosen
pengampu pada mata kuliah ini. Dan saya juga
ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu. Saya sadar bahwa buku ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya

ii
mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih dan
semoga buku ini bermanfaat untuk para pembaca.

Makassar, 13 Mei 2023


Penulis

Nur Fauziah
NIM. 220407502130

Nur Fau

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................iv
BAB I USAHA KESEHATAN SISWA (UKS).......1
A. Sejarah Usaha Kesehatan Siswa (UKS)...........1
B. Arti Logo Usaha Kesehatan Siswa (UKS).......2
1. Segitiga Sama Sisi........................................2
2. Lingkaran......................................................3
3. Tulisan UKS.................................................3
Arti huruf atau tulisan UKS pada gambar ini
yaitu melambangkan UKS dilaksanakan di
berbagai jenis jenjang pendidikan, mulai dari TK,
SD, SMP, SMA maupun tingkat sekolah lainnya.
..............................................................................3
4. Warrna..........................................................3
C. Definisi Usaha Kesehatan Siswa (UKS)..........4
D. Tujuan, Fungsi dan Sasaran Usaha Kesehatan
Siswa (UKS)............................................................4
E. Regulasi Usaha Kesehatan Siswa (UKS).........6
BAB II KESEHATAN LINGKUNGAN....................7
A. Definisi Kesehatan Lingkungan......................7
B. Tujuan dan Manfaat Kesehatan Lingkungan. . .8
1. Terhindar Dari Berbagai Penyakit..........................9
2. Berkaitan Dengan Kesehatan Mental....................10
3. Menciptakan Lingkungan Yang Nyaman Ditinggali
............................................................................10
C. Paradigma Kesehatan Lingkungan.................10

iv
BAB III GIZI.............................................................12
A. Definisi Gizi...................................................12
B. Unsur Nutrisi Yang Terdapat Pada Makanan 12
C. Pedoman Umum Gizi Seimbang....................13
BAB IV GIGI DAN MULUT...................................14
A. Definisi Gigi dan Mulut................................14
B. Penyebab Masalah Mulut dan Gigi................14
BAB V PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN (P3K ) DAN BANTUAN HIDUP
DASAR (BHD).........................................................16
A. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K )
16
1. Definisi Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K ).............................................16
2. Tujuan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)..............................................16
3. Prinsip-Prinsip P3K....................................17
B. Bantuan Hidup Dasar (BHD).........................18
2. Tujuan Bantuan Hidup Dasar (BHD).........18
BAB VI IMUNISASI................................................20
A. Definisi Imunisasi..........................................20
B. Jenis-Jenis Imunisasi......................................20
BAB VII MATA.......................................................23
A. Definisi...........................................................23
B. Cara Menjaga Kesehatan MATA...................23
BAB VIII NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN
ZAT ADIKTIF (NAPZA).........................................24
A. Narkotika........................................................24

v
B. Psikotopika.....................................................25
C. Zat Adiktif lainnya.........................................27
BAB IX BENCANA.................................................28
A. Pengertian Bencana........................................28
B. Jenis-Jenis Bencana........................................28
C. Dampak Bencana Alam..................................30
D. Upaya Pencegahan Bencana Alam.................32
DAFTAR PUSTAKA...............................................34

vi
BAB I
USAHA KESEHATAN SISWA (UKS)

A. Sejarah Usaha Kesehatan Siswa (UKS)


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sudah
dirintis sejak tahun 1956 melalui project di Jakarta
dan Bekasi yang merupakan bentuk kerjasama antara
Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dan Departemen Dalam Negeri. Ada dua
bentuk project yang dilaksanakan, yaitu UKS
pedesaan di Bekasi dan UKS perkotaan di Jakarta.
Kemudian, pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama
UKS yang terdiri dari Departemen Kesehatan serta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Perkembangan dan manfaat UKS sangat dibutuhkan
pada saat itu, sehingga programnya ditingkatkan
dengan pembentukan kelompok kerja UKS.
Di tahun 1982, piagam kerjasama tentang
Pembinaan Kesehatan Anak dan Perguruan Agama
Islam telah ditandatangani oleh Direktur Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan dan Direktur Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama. Dua
tahun kemudian, guna memperkuat pembinaan UKS,
maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB 4
Menteri) antara Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia. Seiring dengan

1
perubahan sistem pemerintahan, maka dilakukan
penyempurnaan SKB 4 Menteri pada tahun 2003.
Sejak saat itu, SKB 4 Menteri menjadi landasan utama
Penyelenggaraan program UKS.

B. Arti Logo Usaha Kesehatan Siswa (UKS)

Sejarah logo Usaha Kesehatan Sekolah


diciptakan oleh Sekretariat Tim Pembina Pusat pada
tanggal 4 Juli 1985. Melalui rapat pada tanggal 23 Juli
1985, Tim Pembina Pusat menyetujui dan
menyepakati sebuah logo yang digunakan untuk
Usaha Kesehatan Sekolah.
Bentuk atau lambang dari UKS terdiri dari
Segitiga Sama Sisi. Dan dalam logo tersebut terdapat
sebuah lingkaran yang menyinggung terhadap
Segitiga Sama Sisi tersebut. Serta di dalam lingkaran
tersebut terdapat huruf U, K dan S yang mendatar dan
vertikal. Arti atau makna dari lambang UKS tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Segitiga Sama Sisi

2
Arti gambar Segitiga Sama Sisi pada logo ini
melambangkan 3 program pokok yang harus terdapat
pada Usaha Kesehatan Sekolah. Dimana 3 program
pokok UKS diantaranya seperti:
 Pendidikan Kesehatan Sekolah
 Pelayanan Kesehatan Sekolah
 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
2. Lingkaran
Arti gambar lingkaran atau bulat dalam logo
ini yaitu melambangkan bahwa Usaha Kesehatan
Sekolah adalah program terpadu dan menyeluruh dari
berbagai pihak yang terkait dalam melaksanakan
program.
3. Tulisan UKS
Arti huruf atau tulisan UKS pada gambar ini
yaitu melambangkan UKS dilaksanakan di berbagai
jenis jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP,
SMA maupun tingkat sekolah lainnya.
4. Warrna
a. Warna Hijau Pucuk Daun Pisang :
melambangkan peserta didik sebagai generasi
muda yang masih akan tumbuh dan
berkembang.
b. Warna Putih Pada Tulisan : melambangkan
bahwa program pokok UKS diharapkan
peserta didik dapat berperilaku hidup bersih
dan sehat.

3
C. Definisi Usaha Kesehatan Siswa (UKS)
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Kabupaten/Kota, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor
dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang berada di sekolah.
Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala
usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan mulai TK/RA sampai SMA/SMK/MA
(KemPenBud, 2012).
Dari definisi yang dijelaskan pada paragraf
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Usaha
Kesehatan Siswa (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
mulai dari TK/RA sampai dengan SMA/SMK/MA
guna untuk membentuk perilaku hidup sehat.
D. Tujuan, Fungsi dan Sasaran Usaha Kesehatan
Siswa (UKS)
1. Tujuan UKS
Tujuan UKS adalah meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar didik melalui
peningkatan perilaku hidup bersih jasmani dan rohani

4
sehingga anak didik dapat tumbuh berkembang secara
optimal seiring kemandirian dalam beraktifitas dan
pada akhirnya menjadi manusia yang lebih berkualitas
(Candrawati & Widiani, 2015).
Menurut Lubis (2016) Tujuan UKS adalah
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta
didik maupun warga sekolah serta menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah
untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan
mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di
dalamnya mencakup : a. Memiliki pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah dan diperguruan
agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan
masyarakat; b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental,
sosial maupun lingkungan, c. Memiliki daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba,
alkohol, dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang
berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah
sosial lainnya.

5
2. Fungsi UKS
Fungsi UKS menurut DepkesRI, 2017 dijalankan
berdasarkan TRIAS UKS yaitu:
a. pendidikan kesehatan,
b. pelayanan kesehatan,
c. pembinaan lingkungan sekolah sehat.
3. Sasaran UKS
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi:
a. Sasaran Primer : Peserta didik
b. Sasaran Sekunder :Guru, pamong belajar/
tutor, komite sekolah/orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP
UKS disetiap jenjang
c. Sasaran Tertier : Lembaga pendidikan mulai
dari tingkat prasekolah sampai pada sekolah
lanjutan tingkat atas, termasuk satuan
pendidikan luar sekolah dan perguruan agama
beserta lingkungannya.

E. Regulasi Usaha Kesehatan Siswa (UKS)


Dasar kebijaksanaan pelaksanaan Usaha
Kesehatan Sekolah adalah Undang-Undang Nomor 4
tahun 1979 tentang Pembinaan Anak Sekolah.

6
BAB II
KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Definisi Kesehatan Lingkungan


Definisi Menurut WHO (World Health
Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat
dari manusia. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia (Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Prov. Banten, 2018).
Sedangkan ilmu kesehatan lingkungan adalah
ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika
hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau
masyarakat dengan berbagai perubahan komponen
lingkungan hidup manusia yang diduga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada masyrakat
dan mempelajari upaya untuk penanggulangan dan
pencegahan. selain itu sering kita kenal ilmu sanitasi
lingkungan yang merupakan bagian dari kesehatan
lingkungan yang meliputi tatacara dan usaha individu
atau masyarakat untuk mengontrol dan
mengendalikan lingkungan hidup ekternal yang

7
berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat
mengancam kelangsungan hidup manusia (Chandra,
2012).
B. Tujuan dan Manfaat Kesehatan Lingkungan
Tujuan kesehatan lingkunagan dibagi kedalam
tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan kesehatan
secara umum adalah sebagai berikut (Chandra, 2012):
a. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap
segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
b. Melakukan usaha pencegahan dengan cara
mengatur sumber-sumber lingkungan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
c. Melakukan kerja sama dan menerapkan program
terpadu diantara masyarakat dan institusi
pemerintah serta lembaga-lembaga non
pemerintah dalam menghadapi bencana alam atau
wabah penyakit menular.

Tujuan kesehatan lingkungan secara khusus


meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian
terhadap lingkungan hidup manusia, yang diantaranya
adalah sebagai berikut (Chandra, 2012):
a. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi
persyaratan kesehatan.

8
b. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam
skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh
masyrakat.
c. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBm,
batubara, kebakaran hurtan, dan gas beracun yang
berbahaya bagi kesehatan dan mahluk hidup lain
dan menjadi penyebab terjadinya perubahan
ekosistem.
d. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah
tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah
sakit, dan lain-lain.
e. Kontrol terhadap arthropada dan rodent yang
menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan
rantai penularan penyakit.
f. Perumahan dan bangunan layak huni dan
memenuhi syarat kesehatan.
g. Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja.
h. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan,
dan evaluasi program kesehatan lingkungan.

Dengan lingkungan sehat, masyarakat dapat


memperoleh banyak manfaat, antara lain (Wiyata,
2023):
1. Terhindar Dari Berbagai Penyakit
Menurut Kementerian Kesehatan RI, menjaga
kebersihan lingkungan seperti tempat tinggal, sekolah,
rumah ibadah, dan rumah ibadah, maka masyarakat

9
dapat menghindari penyakit demam berdarah dan
hepatitis A, serta penyakit lainnya.
2. Berkaitan Dengan Kesehatan Mental
Berdasarkan beberapa penelitian,
menghabiskan banyak waktu pada lingkungan di
ruang terbuka hijau, dapat membantu untuk
menurunkan tingkat kecemasan dan depresi.
3. Menciptakan Lingkungan Yang Nyaman Ditinggali
Secara umum, rumah dikatakan sehat apabila
memenuhi kebutuhan fisiologis (pencahayaan,
penghawaan, ruang gerak cukup, dan terhindar dari
kebisingan) dan kebutuhan psikologis (privasi yang
cukup dan komunikasi sehat).

C. Paradigma Kesehatan Lingkungan


Paradigma kesehatan lingkungan adalah
penggambaran model mempelajari hubungan
interaktif antara komponen lingkungan yang berperan
dalam timbulnya gangguan kesehatan terhadap
masyarakat dalam suatu wilayah untuk tujuan
pencegahan penyakit. Paradigma kesehatan
lingkungan juga sering disebut dengan teori simpulan.
Paradigma kesehatan lingkungan atau teori simpul
juga dapat menggambarkan pathogenesis kejadian
penyakit. gambaran model interaksi antara lingkungan
dengan manusia dapat digunakan untuk upaya
pencegahan dan menentukan pada titik mana atau
simpul mana kita dapat melakukan pencegahan,

10
Menurut paradigma kesehatan lingkungan maka
resultan dari hubungan interaktif antara lingkungan
dan variabel kependudukan adalah gangguan
kesehatan (Achmasi, 2013).

11
BAB III
GIZI
A. Definisi Gizi
Menurut WHO, gizi adalah mempelajari
tentang proses yang terjadi pada organisme hidup
untuk mengambil dan mengolah zat-zat padat dan cair
dari makanan yang diperlukan untuk memelihara
kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh
dan menghasilkan energi. Menurut dr. Sentot
Handoko, Sp.GK, Gizi adalah zat makanan pokok
yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan
tubuh ( Handoko, 2020).

B. Unsur Nutrisi Yang Terdapat Pada Makanan


Kementerian Kesehatan sendiri dalam PMK
No. 28 tahun 2019 sudah menentukan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk
masyarakat Indonesia. Menurut peraturan tersebut,
makanan bergizi yang diperlukan oleh masyarakat
adalah yang mengandung delapan unsur (Allianz
Indonesia, 2022) , yakni:
 Energi
 Protein
 Lemak
 Karbohidrat
 Serat
 Air
 Vitamin

12
 Mineral
C. Pedoman Umum Gizi Seimbang
Untuk memperoleh gizi seimbang ada
beberapa pedoman umum yang harus dipedomani ,
antara lain:
 Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan
pokok
 Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan
berlemak
 Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan
pertahankan berat badan ideal
 Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang
mengandung protein tinggi
 Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
 Biasakan sarapan pagi
 Biasakan minum air putih yang cukup dan
aman
 Banyak makan buah dan sayur
 Biasakan membaca label pada kemasan
pangan
 Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan

13
BAB IV
GIGI DAN MULUT

A. Definisi Gigi dan Mulut


Mulut dan gigi merupakan bagian awal tubuh
yang menerima makanan, cairan, dan juga salah satu
organ yang terlibat dalam proses pencernaan. Ketika
seseorang mengonsumsi makanan atau minuman
tertentu, sebelum kedua hal tersebut ditelan, makanan
dan minuman akan terlebih dahulu masuk mulut
(Fadli, 2021).
B. Penyebab Masalah Mulut dan Gigi
Rongga mulut merupakan sarang segala
macam bakteri, virus dan jamur. Beberapa dari
mereka sudah ada di sana dan membuat flora yang
normal di mulut. Mereka umumnya tidak berbahaya
dalam jumlah sedikit. Namun, pola makan yang tinggi
gula menciptakan kondisi di mana bakteri penghasil
asam bisa berkembang. Asam ini bisa mengikis email
gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
Bakteri di dekat garis gusi juga bisa
berkembang membentuk plak. Plak bisa menumpuk,
mengeras, dan bermigrasi ke sepanjang gigi bila tidak
dibersihkan secara teratur. Hal itu bisa membuat gusi
meradang dan menyebabkan kondisi yang dikenal
sebagai gingivitis.
Peradangan parah bisa menyebabkan gusi
mulai menarik diri dari gigi. Proses ini menciptakan

14
kantong di mana nanah akhirnya bisa terkumpul.
Penyakit gusi stadium lanjut ini disebut periodontitis.

15
BAB V
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN (P3K ) DAN BANTUAN HIDUP
DASAR (BHD)
A. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K )
1. Definisi Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K )
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
adalah upaya atau perawatan sementara terhadap
korban kecelakaan. Hal tersebut dilakukan untuk
memberikan rasa tenang kepada korban, mencegah
atau mengurangi rasa takut dan gelisah, serta
mengurangi bahaya yang lebih besar. Saat kondisi
tersebut, peran P3K sangat dibutuhkan sebelum
dokter datang. Bila pertolongan pertama tersebut
dilakukan dengan benar, nyawa korban kecelakaan
tersebut bisa tertolong. Sebaliknya, jika dilakukan
secara sembarangan dan salah, justru bisa
membahayakan korban hingga mengakibatkan
kematian. Maka itu, penting mengetahui cara
melakukan pertolongan pertama pada orang yang
kecelakaan (Nugroho, 2021).
2. Tujuan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
Tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan
adalah:
a. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian

16
1) Memperhatikan kondisi dan keadaan yang
mengancam korban.
2) Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru
(RJP) kalau perlu.
3) Mencari dan mengatasi pendarahan.
b. Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah
kondisi memburuk)
1) Melakukan diagnosis.
2) Menangani korban dengan prioritas yang
logis.
3) Memperhatikan kondisi atau keadaan
(penyakit) yang tersembunyi.
c. Menunjang penyembuhan
1) Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.
2) Mencegah infeksi. Merencanakan
pertolongan medis dan transportasi korban
dengan tepat.
3. Prinsip-Prinsip P3K
Prinsip-prinsip atau sikap saat melakukan
usaha pertolongan pertama pada kecelakaan, sebagai
berikut:
a. Bersikap tenang dan tidak panik.
b. Berikan pertolongan dengan cara yang cepat dan
tepat.
c. Sebelum mengetahui berat ringannya cedera yang
dialami, jangan cepat-cepat memindahkan atau
menggeser korban.

17
d. Jika ada luka, diusahakan agar korban tidak
melihatnya, sebab dapat membuat korban
menjadi panik.
e. Setelah mendapat pertolongan pertama, korban
sebaiknya segera dibawa ke dokter, rumah sakit,
atau Puskesmas untuk penanganan selanjutnya.

B. Bantuan Hidup Dasar (BHD)


1. Definisi Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Menurut dr. Dedy Lizal, Sp. JP., Bantuan
Hidup Dasar (BHD) adalah serangkaian pertolongan
pertama yang dilakukan dalam situasi darurat ketika
seseorang telah mengalami kegagalan organ vital
yang dapat mengancam nyawa mereka. Dalam situasi
genting tersebut, bantuan hidup dasar akan sangat
berguna untuk menyelamatkan nyawa seseorang jika
dilakukan secara cepat dan tepat (Lizal, 2022).
Bantuan hidup dasar biasanya dilakukan oleh
petugas medis yang terlatih, namun teknik ini
sebaiknya juga dipelajari oleh masyarakat umum,
karena perannya yang vital terhadap keselamatan
nyawa seseorang, bahkan orang terdekat kita. Tapi,
bantuan hidup dasar juga tidak boleh dilakukan
dengan sembarangan.
2. Tujuan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Bantuan Hidup Dasar adalah Serangkaian
usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan

18
dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami
henti nafas dan atau henti jantung (cardiacarrest).

19
BAB VI
IMUNISASI
A. Definisi Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, atau
resisten. Imunisasi merupakan suatu tindakan atau
usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan
anak serta orang dewasa terhadap penyakit tertentu,
sehingga dapat mencegah / mengurangi pengaruh
infeks yang disebabkan oleh penyakit tersebut.
B. Jenis-Jenis Imunisasi
Ada beberapa jenis vaksin yang diharuskan
dalam program imunisasi wajib. Berikut adalah jenis-
jenis vaksin serta KIPI yang ditimbulkan:
1. Hepatitis B
Vaksin hepatitis B diberikan untuk mencegah
penularan virus hepatitis B.
2. Polio
Imunisasi polio diberikan untuk mencegah
penyakit polio.
3. BCG
Vaksin BCG diberikan untuk melindungi
tubuh dari penyakit Tuberculosis (TB).
4. DPT
Imunisasi DPT merupakan vaksin gabungan
untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan
(pertusis), dan tetanus.

20
5. Hib
Vaksin Hib bertujuan untuk mencegah infeksi
bakteri Haemophilus influenza tipe B. Infeksi bakteri
ini dapat memicu penyakit, seperti radang selaput otak
(meningitis), radang paru-paru (pneumonia), radang
sendi (septic arthritis), dan radang di lapisan
pelindung jantung (perikarditis).
6. Campak
Imunisasi campak aman dan efektif untuk
mencegah campak.
7. MMR
Vaksin MMR merupakan vaksin kombinasi
untuk melindungi anak dari campak, gondongan, dan
rubella. Ketiga kondisi ini bisa menyebabkan
komplikasi berbahaya, seperti meningitis, radang
testis (orchitis), atau hilang pendengaran (tuli).
8. PCV
Vaksin PCV (pneumokokus) diberikan untuk
mencegah pneumonia, meningitis, dan septikemia,
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pneumoniae.
9. Rotavirus
Vaksinasi ini diberikan untuk mencegah diare
akibat infeksi rotavirus.
10. Influenza
Vaksin influenza diberikan untuk mencegah
flu.

21
11. Tipes
Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit
tipes, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi.
12. Hepatitis A
Sesuai namanya, imunisasi ini bertujuan untuk
mencegah hepatitis A yang disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis A.
13. Varisela
Imunisasi varisela diberikan untuk mencegah
penyakit cacar air, yaitu infeksi yang disebabkan oleh
virus Varicella zoster.
14. HPV
Vaksin HPV diberikan kepada remaja
perempuan untuk mencegah kanker serviks.
15. Japanese encephalitis
Japanese encephalitis (JE) adalah infeksi virus
di otak yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian
vaksinasi JE.
16. Dengue
Vaksinasi dengue dilakukan untuk mengurangi
risiko terkena demam berdarah dan mencegah gejala
DBD menjadi parah.
17. COVID-19
Meski bukan termasuk dalam daftar imunisasi
dasar untuk anak, vaksin COVID-19 juga
direkomendasikan untuk anak-anak usia 6–11 tahun.

22
BAB VII
MATA

A. Definisi
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada
manusia. Mata merupakan organ sensori khusus untuk
menangkap dan memproses cahaya. Secara konstan
mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk,
memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan
jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang
dengan segera dihantarkan ke otak

B. Cara Menjaga Kesehatan MATA


1. Rutin memeriksakan mata
2. Memakai Kacamata Hitam
3. Tidak Merokok
4. Rajin Olahraga
5. Mengonsumsi Makanan Bergizi
6. Jangan Terlalu Lama
Menatap Layar Elektronik
7. Menghapus Makeup

23
BAB VIII
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT
ADIKTIF (NAPZA)

Definisi narkotika menurut Undang-Undang


No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
NAPZA secara umum merupakan zat-zat
kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh
baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup)
maupun disuntik dapat mempengaruhi pikiran,
suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini
dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang
ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian
yang panjang dan pemakaian yang berlebihan.
A. Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang
narkotika, narkotika dikelompokkan kedalam tiga
golongan yaitu:
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang
dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi

24
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin,
kokain, ganja.
b. Narkotika golongan II dalah narkotika yang
berkhasiat untuk pengobatan, digunakan dalam
terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin,
petidin, turunan garam dalam golongan tertentu.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang
berkhasiat dalam pengobatan yang banyak
digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan menyebabkan
ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam
narkotika dalam golongan tertentu.
B. Psikotopika
Psikotropika, setiap bahan baik alami ataupun
buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terbagi
menjadi 4 golongan yaitu:
a. Psikotropika golongan I Berpotensi tinggi
menyebabkan kecanduan dan termasuk dalam
obat-obatan terlarang, yang penyalahgunaannya
dikenai sanksi hukum. Bukan untuk pengobatan,
golongan ini bertujuan untuk penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Contohnya,

25
LSD, DOM, dan ekstasi. Obat-obatan ini
memberikan efek halusinasi bagi pengguna dan
mengubah perasaan secara drastis.
b. Psikotropika golongan II Berisiko
ketergantungan yang cukup tinggi dan biasa
ditujukan untuk menyembuhkan berbagai
penyakit. Penggunaannya harus sesuai resep
dokter agar tidak menyebabkan kecanduan.
Contohnya, amfetamin, metamfetamin, dan
fenitoin.
c. Psikotropika Golongan III dalah psikotropika
yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang menyebabkan ketergantungan. Harus
sesuai resep dokter, Jika dipakai dengan dosis
berlebih, kerja sistem menurun secara drastis.
Contohnya, mogadon, buprenorfin, dan
amobarbital.
d. Psikotropika Golongan IV adalah psikotropika
yang mempunyai khasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi, Berisiko
kecandungan yang kecil, namun jika
pemakaiannya tidak diawasi, akan menimbulkan
efek samping yang berbahaya, bahkan kematian.
Contohnya, lexotan, pil koplo, sedatif/obat
penenang, hipnotika / obat tidur, diazepam, dan
nitrazepam.

26
C. Zat Adiktif lainnya
Zat Adiktif, bahan lain yang bukan Narkotika
atau Psikotropika yang merupakan inhalasi yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
Zat Adiktif lainnya atau psikoaktif dikelompokkan
menjadi sebagai berikut:
a. Alkohol, yaitu semua minuman yang
mengandung etanol seperti bir, wiski,
vodka,brem, tuak, saguer, ciu, arak.
b. Opioida, termasuk di dalamnya adalah candu,
morfin, heroin, petidin, kodein, metadon.
c. Kanabinoid, yaitu ganja atau marihuana, hashish.
d. Sedatif dan hipnotik, misalnya nitrazepam,
klonasepam, bromazepam.
e. Kokain, yang terdapat dalam daun koka, pasta
kokain, bubuk kokain.
f. Stimulan lain, termasuk kafein, metamfetamin,
MDMA.
g. Halusinogen, misalnya LSD, meskalin, psilosin,
psilosibin.
h. Tembakau yang mengandung zat psikoaktif
nikotin.
i. Inhalansia atau bahan pelarut yang mudah
menguap, misalnya minyak cat, lem, aseton.

27
BAB IX
BENCANA

A. Pengertian Bencana
Bencana adalah peristiwa yang diakibatkan
oleh berbagai faktor seperti alam, teknologi, dan
perilaku manusia yang mengakibatkan kerugian yang
sangat besar baik secara manusia, ekonomi, sosial,
maupun lingkungan. Bencana dapat terjadi secara
tiba-tiba dan tidak terduga, serta menyebabkan
kerusakan yang sangat luas dan parah, termasuk
kehilangan nyawa, kerusakan infrastruktur, kerusakan
lingkungan, dan hilangnya harta benda. Bencana
dapat terjadi di berbagai skala, dari kecil hingga besar,
dan dapat melibatkan berbagai jenis bencana seperti
banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami,
kebakaran, erupsi gunung berapi, dan lain-lain.
Karena dampaknya yang serius, upaya pencegahan
dan penanganan bencana sangat penting untuk
dilakukan secara terus-menerus dan serius.
B. Jenis-Jenis Bencana
1. Faktor Alam
Berikut adalah beberapa contoh bencana yang
disebabkan oleh alam:
a. Gempa Bumi: Gempa bumi terjadi ketika terjadi
pergeseran atau penyesuaian pada lempeng bumi.
Hal ini dapat menyebabkan getaran yang sangat
kuat dan menyebabkan kerusakan pada bangunan

28
dan infrastruktur, serta mengancam keselamatan
manusia.
b. Tsunami: Tsunami adalah gelombang air besar
yang terjadi akibat gempa bumi atau letusan
gunung berapi di dasar laut. Tsunami dapat
menghancurkan pesisir dan desa-desa yang
terletak di sekitarnya, serta membawa kerusakan
besar pada lingkungan.
c. Banjir: Banjir terjadi ketika air sungai atau laut
meluap dan melebihi kapasitas waduk atau
saluran air. Banjir dapat menyebabkan kerusakan
bangunan dan infrastruktur, serta mengancam
keselamatan manusia.
d. Tanah Longsor: Tanah longsor terjadi ketika
lereng tanah tidak stabil dan jatuh ke bawah. Hal
ini dapat disebabkan oleh hujan lebat, gempa
bumi, atau perusakan lingkungan. Tanah longsor
dapat merusak bangunan dan infrastruktur, serta
mengancam keselamatan manusia.
2. Faktor Non-alam
Berikut adalah beberapa contoh bencana faktor
non alam:
a. Bencana Kebakaran: Bencana kebakaran dapat
disebabkan oleh faktor non alam seperti
kesalahan manusia dalam menggunakan bahan-
bahan yang mudah terbakar atau tidak mematikan
api dengan benar. Kebakaran dapat merusak

29
bangunan dan infrastruktur, serta mengancam
keselamatan manusia.
b. Bencana Kerusuhan: Bencana kerusuhan terjadi
akibat konflik sosial, politik, atau etnis yang
mengarah pada kekerasan dan ketidakamanan.
Bencana ini dapat merusak lingkungan,
infrastruktur, dan mengancam keselamatan
manusia.
c. Bencana Kesehatan: Bencana kesehatan dapat
disebabkan oleh epidemi penyakit, wabah virus,
dan faktor lingkungan yang tidak sehat. Bencana
ini dapat membahayakan kesehatan manusia dan
mengakibatkan kematian dalam jumlah besar.
d. Bencana Teknologi: Bencana teknologi dapat
disebabkan oleh kegagalan teknologi, kesalahan
manusia, atau serangan siber. Contoh bencana
teknologi meliputi kecelakaan nuklir, ledakan
pabrik, dan kerusakan sistem komputer yang
vital.
e. Bencana Lingkungan: Bencana lingkungan terjadi
akibat perusakan lingkungan oleh manusia seperti
polusi, kerusakan hutan, dan perubahan iklim.
Bencana ini dapat merusak ekosistem dan
mengancam keberlangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya.
C. Dampak Bencana Alam
Bencana alam dapat menyebabkan dampak
yang sangat merusak, baik terhadap manusia maupun

30
lingkungan di sekitarnya. Beberapa dampak bencana
alam yang dapat terjadi adalah:
1. Korban Jiwa dan Luka-Luka: Bencana alam dapat
menyebabkan kerusakan fisik yang parah dan
bahkan kematian. Dalam beberapa kasus, jumlah
korban bisa sangat besar dan memerlukan upaya
penyelamatan yang ekstensif.
2. Kerusakan Infrastruktur: Bencana alam dapat
merusak infrastruktur seperti jalan, jembatan,
bangunan, dan fasilitas umum. Hal ini dapat
menghambat aktivitas sosial ekonomi dan
mengganggu kehidupan sehari-hari.
3. Kerusakan Lingkungan: Bencana alam dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang
signifikan, seperti hilangnya habitat alami,
kerusakan tanah dan air, dan terjadinya longsor
dan banjir.
4. Kerugian Ekonomi: Bencana alam dapat
mengakibatkan kerugian ekonomi yang
signifikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti kerusakan fasilitas industri dan
kehilangan sumber daya alam yang penting.
5. Krisis Kemanusiaan: Bencana alam dapat
menyebabkan krisis kemanusiaan yang
memerlukan bantuan darurat, seperti pasokan
makanan, air bersih, tempat tinggal, dan
perawatan kesehatan untuk para korban.

31
D. Upaya Pencegahan Bencana Alam
Upaya pencegahan bencana alam bertujuan
untuk mengurangi risiko terjadinya bencana dan
dampak yang ditimbulkan. Beberapa upaya
pencegahan bencana alam yang dapat dilakukan
adalah:
1. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat:
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang risiko bencana dan cara
menguranginya dapat membantu mengurangi
jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
2. Pengembangan Sistem Peringatan Dini:
Membangun sistem peringatan dini dan
memperkuat kemampuan pengambilan keputusan
dalam situasi darurat dapat membantu
memperingatkan masyarakat sebelum terjadinya
bencana.
3. Penataan Ruang dan Pengurangan Kerentanan:
Mengurangi kerentanan lingkungan melalui
penataan ruang yang baik, pemilihan lokasi yang
aman, pengaturan pemakaian lahan yang tepat,
dan pengurangan ketidakseimbangan ekosistem
dapat membantu mengurangi risiko terjadinya
bencana.
4. Peningkatan Infrastruktur dan Teknologi:
Memperkuat infrastruktur dan teknologi yang
digunakan untuk menghadapi bencana dapat
membantu mengurangi dampak yang

32
ditimbulkan. Misalnya, pembangunan gedung
tahan gempa dan infrastruktur pengendalian
banjir.
5. Perencanaan dan Manajemen Bencana: Membuat
rencana dan strategi penanggulangan bencana
yang baik serta melakukan pelatihan dan simulasi
dapat membantu meningkatkan kesiapan dan
kemampuan dalam menghadapi bencana.

33
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, S. (2020, Januari 23). Gizi Seimbang Untuk


Gaya Hidup Yang Sehat. Dipetik Mei 12,
2023, dari EMC Health Care:
https://www.emc.id/id/care-plus/gizi-
seimbang-untuk-gaya-hidup-yang-sehat
Lizal, D. (2022, November 15). Mengenal Bantuan
Hidup Dasar (BHD), Tindakan Darurat Yang
Dapat Menyelamatkan Nyawa. Dipetik Mei
13, 2023, dari Eka Hospital:
https://ekahospital.com/articles/info/mengenal-
bantuan-hidup-dasar-bhd-tindakan-darurat-
yang-dapat-menyelamatkan-
nyawa#:~:text=Bantuan%20Hidup%20Dasar
%20(BHD)%20adalah,yang%20dapat
%20mengancam%20nyawa%20mereka.
Achmasi, U. F. (2013). Kesehatan Masyarakat Teiro
dan Aplikasi. Depok: Grafindo.
Allianz Indonesia. (2022, Januari 25). Kenali
Kandungan Gizi Penting yang Wajib Ada
dalam Makananmu. Dipetik Mei 12, 2023,
dari Allianz:
https://www.allianz.co.id/explore/kenali-
kandungan-gizi-penting-yang-wajib-ada-
dalam-makananmu.html
Chandra, B. (2012). Pengantar Kesehatan
Lingkungan. Jakarta: EGC.

34
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Prov.
Banten. (2018, Oktober 13). Provinsi Banten.
Dipetik Mei 12, 2023, dari Menjaga Kesehatan
Lingkungan:
https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/dokumen/
Menjaga%20Kesehatan%20Lingkungan.pdf
Fadli, R. (2021, April 20). Mulut dan Gigi. Dipetik
Mei 12, 2023, dari Halodoc:
https://www.halodoc.com/kesehatan/mulut-
dan-gigi
Nugroho, F. T. (2021, Desember 9). Pengertian P3K,
Tujuan, Tahapan, Prinsip, Jenis Obat, dan
Peralatan yang Diperlukan. Dipetik Mei 13,
2023, dari 8 Bola:
https://www.bola.com/ragam/read/4731443/pe
ngertian-p3k-tujuan-tahapan-prinsip-jenis-
obat-dan-peralatan-yang-diperlukan
Wiyata, I. B. (2023, Januari 30). Pentingnya
Kesehatan Lingkungan Untuk Dipelajari.
Dipetik Mei 12, 2023, dari Lumina Megazine:
https://iik.ac.id/blog/pentingnya-kesehatan-
lingkungan-untuk-dipelajari/#:~:text=Tujuan
%20Kesehatan
%20Lingkungan&text=Kesehatan
%20lingkungan%20adalah%20salah
%20satu,mencapai%20derajat%20kesehatan
%20yang%20maksimal.

35
36
37

Anda mungkin juga menyukai