▪GAGAL JANTUNG
❖ preload
❖ afterload
❖ daya kontraksi
❖ laju jantung
▪SERANGAN SIANOTIK
▪ENDOKARDITIS
▪SINDROM EISENMENGER
PATENT DUCTUS
ARTERIOSUS
(PDA)
ANGKA KEJADIAN
+ 10%
Rasio ♀:♂ adalah 1,2-1,5 : 1
Lebih tinggi pada bayi prematur
• Gejala klinis
❖ Ukuran kecil:
o Gejala (-)
o Tumbuh-kembang normal
❖ Defek signifikan:
o Toleransi latihan menurun
o Berat badan susah naik
o Sering menderita ISPA
❖ Nadi: pulsus seler pada ke-4 ekstremitas
❖ Perbedaan saturasi antara extremitas atas bawah > 10%
❖ Auskultasi:
o Bising kontinyu di sela iga 2 garis parasternal kiri
• Pemeriksaan penunjang
• EKG: LVH
• Foto Rontgen dada:
• Segmen pulmoner menonjol
• LVH (Apeks jantung tertanam)
• Ekokardiografi:Tampak PDA
• Tata laksana:
• Terapi medikamentosa
• Prematur: indometasin, ibuprofen (1 siklus 10 mg/kg, hari ke2 5
mg/kg, hari 3 5 mg/kg. Bisa diulang 2 siklus)
• Parasetamol 15 mg/kg/iv diberikan 2-7 hari tergtg klinis
• Anti-gagal jantung
• Terapi definitif
• Penutupan PDA:
• Transkateter / Intervensi ( Amplitzar Ductal Ocluder=ADO)
• Operasi ( BB <1500 gr dgn defek > 2 mm)
DEFEK SEPTUM
ATRIUM
DEFINISI
• Defek septum atrium (atrial septal defek, ASD) → penyakit jantung bawaan non-sianotik yg
1. KECIL : ≤ 3 MM
2. SEDANG : 4 – 8 MM
3. BESAR : > 8 MM
DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS :
• Asimtomatis
• Cepat capek
• Gangguan tumbuh kembang
• Sering-sering ISPA
• Auskultasi :
• Stenosis katup pulmoner relatif → bising ejeksi sistolik di sela iga 2 parasternal kiri
EKG
• Kardiomegali
• Apex jantung terangkat → RVH
• Segmen pulmonal menonjol
• Vaskuler paru meningkat
ECHOCARDIOGRAFI
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
• VSD
• PDA
• Stenosis Pulmoner
TATA LAKSANA
• Medikamentosa :
Anti gagal jantung
Terapi definitif :
• Penutupan ASD transkateter ( Amplitzar Septal Occluder = ASO)
• Operasi : tgt besar defek dan lokasi defek
• Tutup spontan →Maksimal umur prasekolah
VENTRICLE SEPTAL
DEFECT
• Angka kejadian
• 20 % dari PJB
• Tidak ada pengaruh jenis kelamin
• Anatomi
• Subarterial : di bawah katup aorta dan pulmoner
• Perimembranosa : defek pada pars membranous septum ventrikel
• Defek muskular
• Gejala klinis
• Hari pertama lahir: (-)
• Setelah 2-6 minggu : murmur (+)
• Bising:
• Pansistolik grade 3/6 atau lebih di sela iga 3-4 parasternal kiri
• Pemeriksaan penunjang
• EKG: LVH
• Foto Rontgen dada:
• Kardiomegali
• LVH (Apeks terbenam)
• Segmen pulmoner menonjol
• Vaskuler paru meningkat
• Echocardiografi : VSD
• Tata laksana:
• Medikamentosa:
• Anti-gagal jantung:
• Digoksin
• Diuretik
• ACE inhibitor(captopril)
• Definitif :
• Penutupan VSD:
• Bedah
• Transkateter/Intervensi (ASO)
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK
TETRALOGI FALLOT
Definisi:
PJB kompleks terdiri dari 4 item:
• VSD
• Stenosis pulmoner
• Overriding aorta
• RVH
Angka kejadian:
• 5-8% dari PJB
• Diagnosis:
• Klinis:
• Sianosis
• Murmur sistolik ejeksi di sela iga 2 garis parasternal kiri
• Pemeriksaan penunjang
• Foto Rontgen dada :
❖Boot-shaped
❖Segmen pulmoner cekung
❖Apeks terangkat (RVH)
❖Aliran darah paru berkurang
• EKG :
❖RAD
❖RVH
Tata laksana
• Medikamentosa
❖ Terapi cyanotic spell →
• Squetting position
• Oksigen High flow
• Bolus Cairan 10 ml/kg,
• Morfin 0,1-0,2 mg/kg /iv ketamin
• Dobutamin 5-10 mcg/kg/mnt
• Cek AGD NaBic bila asidosis metabolik
❖ Propanolol → dilatasi spasme infundibulum a.pulmonalis
• Terapi Paliatif:
❖ Blalock-Taussig shunt (menyambung a.subclavia dgn a.pulmonalis )
❖ PDA stenting
• Terapi Definitif:
❖ Koreksi total
PENYAKIT JANTUNG
BAWAAN KRITIS (CCHD)
▪ PJB membutuhkan tindakan bedah / intervensi dalam tahun pertama kehidupan
▪ 25% dari PJB.
▪ Ada 2 bentuk:
❖ Ductal-dependent
▪ PJB kompleks yang aliran darah ke paru atau sistemik tergantung PDA
▪ Aliran darah paru tergantung PDA
o Atresia Pulmoner
▪ Aliran darah sistemik tergantung PDA
o Hypoplastic left heart syndrom
▪ Aliran darah campur tergantung PDA
o Transposisi arteri besar
▪ PJB kritis terbanyak
▪ Angka kejadian 1-1,8 per 1000 per kelahiran hidup
▪ Sering tidak terdiagnosis saat lahir
❖ PJB lain
TRANSPOSITION OF THE GREAT ARTERY
• TGA →defek serius dari lahir (congenital) yg jarang
• Gejala minor
▪ Demam
▪ Artralgia
▪ Reaktan fase akut (LED, CRP, leukositosis)
▪ EKG: interval PR memanjang
KRITERIA WHO 2002–2003 UNTUK DIAGNOSIS DEMAM
REUMATIK AKUT DAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Tirah baring 1-2 minggu 2-4 mgg 4-6 minggu 2-4 bln selama msh
ada gagal jtg
Aktivitas dlm rumah 1-2 mgg 2-3 mgg 4-6 mgg 2-3 bln
Aktivitas luar rumah 2 mgg 2-4 mgg 1-3 bln 2-3 bln
Panduan Tirah baring
Aktivitas penuh Setelah 6-10 mgg Stlh 6-10 mgg Stlh 3-6 bln
Pencegahan primer : benzatin penisilin G 0,6 -1,2 juta IU im atau penisilin oral
Pencegahan sekunder :
- Benzatin penisilin 600.000 IU im( <27 kg), 1,2 juta IU (BB > 27 kg) tiap 4 mgg/28 hari
- Eritromisin 2 x 250 mg
- Penisilin V po (phenoxymetilpenisilin) 125 -250 mg 2 kali sehari
LAMA PROFILAKSIS SEKUNDER
• Inflamasi/koloni bakteri
• Vegetasi (ECHO)
• Bakteremia (kultur 4 ekstremitas)
• Febris
• Murmur (-)
MIKROORGANISME
• STREPTOCOCCUS VIRIDANS
• STREPTOCOCCUS FAECALIS
• STREPTOCOCCUS (POST OPERASI)
• STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS
KOMPLIKASI
• 1.GAGAL JANTUNG (50-60%)
• 2.VALVULAR INSUFISIENSI (Perforasi, destruksi dan ruptur cups)
• 3. Large Vegetasi → obstruksi
• 4. Emboli
PENANGANAN
• Rawat inap
• Intravenous Immunoglobulin (IVIG/Gammaglobulin)→ 2g/kg selama 10 -12 jam. Follow up
nadi dan TD tiap 30 mnt. Efektif diberikan 5-10 hr awitan
• Aspirin 80-100 mg/kg/hr dibagi 4 dosis→ 14 hari atau 2 hr bebas demam, dosis
diturunkan 3-5 mg/kg sekali sehari sampai 6-8 mgg
• Imunisasi kuman hidup (campak dan varicella) ditunda minimal 11 bln stlh pemberian IVIG
• Intervensi atau operasi coroner pd stenosis coroner berat
GAGAL JANTUNG
Klas I Asimtomatik
Klas II Takipnu ringan atau diaforesis saat makan pd bayi
Dispnu saat aktifitas pada anak besar
Klas III Takipnu nyata atau diaforesis saat makan pd bayi
Dispnu nyata saat aktifitas
Waktu makan lama dengan gangguan pertumbuhan fisik
Klas IV Gejala takipnu, retraksi, grunting atau diaforesis saat istirahat
• Pemeriksaan penunjang:
• Foto thoraks : kardiomegali
• EKG : tgtg penybb, terutama hipertropi atrium/ventrikel, SVT
• Echocardiografi → Ejection fraction
• Darah rutin
• Elektrolit
• Analisis Gas darah
Tatalaksana :
Tujuan: menghilangkan faktor penyebab, faktor presipitasi (infeksi, anemi, aritmia)
Umum : Oksigen
Tirang baring setengah duduk. Sedasi bl diperlukan
• Koreksi keseimbangan asam basa dan elektrolit
• Retriksi garam: <0,5 g/hr
• Timbang berat badan tiap hari
Medikamentosa
1.Inotropik utk meningkatkan kontraktilitas
2. Diuretik utk mengurangi preload
3.Vasodilator utk mengurangi afterload
Inotropik:
1. Dobutamin: dosis 5-8 microgram/kgbb/mnt (tanpa efek vasodilatasi renal dan takikardi)
2. Dopamin : dosis 5 -10 mcg/kgbb/mnt (efek vasodilatasi renal dan takikardi)
3. Digoxin : Lakukan EKG sblmnya, periksa K (hipokalemia memudahkan intoksikasi) Bila diberikan IV
dosisnya 75% dr dosis oral.
Digitalisasi diberikan:
- Dosis awal ½ dosis digitalisasi total
- 8 jam kmdn 1/4 dosis digitalisasi total, ¼ sisanya 8 jam kemudian
- Dosis rumatan diberikan 12 jam stlh dosis digitalisasi selesai
- Pd ggl jtg ringan lgs dosis maintanance