Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU MEMBUAT KERANGKA PENELITIAN

HUBUNGAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA DENGAN PERILAKU


BULLYING PADA REMAJA DI SMAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Ns. Awatiful Azza, M.Kep.Sp.Kep.MAT

Disusun oleh :

Agatha Rifqia Marendra Putri (2111011125)

S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TAHUN AJARAN 2023/204


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penyusun untuk menyelesaikan kerangka penelitian ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan kerangka penelitian yang berjudul
“HUBUNGAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA DENGAN PERILAKU BULLYING
PADA REMAJA DI SMAN ARJASA KABUPATEN JEMBER” mata kuliah Metodologi
Penelitian di Universitas Muhammadiyah Jember. Selain itu, penyusun juga berharap agar
kerangka penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Ns. Awatiful


Azza, M.Kep.Sp.Kep.MAT selaku dosen atas tugas yang telah diberikan ini sehingga
penyusun dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi yang telah
diberikan.

Penyusun menyadari kerangka penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila ada kesalahan dalam penulisan kata-kata yang disusun dalam
makalah ini, penyusun mohon maaf. Semoga kerangka penelitian ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa yang dinamis, karena masa remaja mulai
mengalami drama romantis, solidaritas dalam persahabatan, menemukan hal-hal
baru dan menantang, menemukan menjelajahi dunia baru dan orang yang berbeda
untuk mengetahui siapa diri Anda. Kepribadian remaja yang cenderung labil dan
sensitif, mendorong mereka untuk berperilaku sesuai keinginannya tanpa
memikirkan risiko yang mungkin timbul di kemudian hari. Remaja juga sering
mengikuti tren dan mengikuti apa yang dilakukan temannya. Ini adalah bagian
dimana remaja mencoba menegaskan dirinya sebagai individu atau anggota
kelompok sosial tertentu.
Bullying sendiri merupakan tindakan permusuhan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa takut
atau merugikan orang lain (Coloroso, dalam Ardilla, 2009: 58). Secara umum,
remaja dengan keterbatasan ekonomi dan fisik (disabilitas) sangat berpeluang
menjadi korban peer bullying. Ada berbagai bentuk pelecehan, yang bisa berupa
ejekan, hinaan, atau pemukulan. Yang terbaru adalah perundungan di media sosial
yang dimediasi oleh kolom komentar atau status yang diposting oleh pelaku yang
berisi kata-kata kasar dan hinaan terhadap seseorang (Intervensi & Jisp, 2021).
Bullying berasal dari bahasa Inggris “bull” yang berarti seekor banteng
yang suka mengelak kesana kemari. Secara etimologis dalam bahasa Indonesia,
“bully” berarti pengganggu yang artinya mengintimidasi pihak yang lemah.
Bullying adalah tindakan permusuhan yang dilakukan oleh individu atau
sekelompok orang yang bertujuan untuk menyakiti atau menakut-nakuti orang
lain (Ballerina dan Immanuel, 2017). Penindasan adalah tindakan kekerasan atau
pemaksaan yang dimaksudkan untuk mengintimidasi atau menganiaya orang lain.
Prevalensi perundungan di Indonesia diperkirakan 10 hingga 16% siswa
mengalami perundungan seminggu sekali, paling sering di sekolah. Komite
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan (87,6%) anak menjadi korban
bullying di sekolah. Dari jumlah tersebut (87,6%), (29,9%) pelecehan dilakukan
oleh guru, (42,1%) oleh teman sekelas, dan (28,0%) oleh teman sekelas lainnya
(Putri et al. , 2015). Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan
pada 17 Juli 2016 bahwa berdasarkan data kejadian di seluruh Indonesia pada
tahun 2011 hingga 2016, jika pelaku dan korban bullying dijumlahkan
(Windarwati et al., 2019).
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
Tindakan bullying semakin marak terjadi saat ini , tindakan tersebut tanpa
disadari terjadi di kalangan para remaja. Faktor utama yang menyebabkan hal
ini adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam
pembentukan kepribadian remaja, tidak terlaksananya fungsi afektif keluarga
yang baik menyebabkan para remaja merasa diabaikan dan tidak diperhatikan,
sehingga mereka melampiaskan dan mencari kepuasan di luar rumah.
Keberhasilan keluarga erat kaitannya dengan fungsi afektif yang terlaksana
dengan baik. Dengan berjalannya fungsi afektif keluarga yang baik , tingkat
keberhasilan dalam meminimalkan terjadinya tindakan bullying yang semakin
tinggi.
2. Pertanyaan Masalah
a. Bagaimanakah fungsi afektif keluarga pada remaja di SMAN Mumbulsari
Kabupaten Jember ?
b. Bagaimanakah perilaku bullying pada remaja di SMAN Mumbulsari
Kabupaten Jember ?
c. Adakah hubungan fungsi afektif keluarga dengan perilaku bullying pada
remaja di SMAN Mumbulsari Kabupaten Jember ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara fungsi afektif keluarga dengan perilaku bullying
pada remaja di SMAN Mumbumsari Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi fungsi afektif keluarga pada remaja di SMAN
Mumbumsari Jember.
b. Mengidentifikasi perilaku bullying pada remaja di SMAN Mumbumsari
Jember.
c. Menganalisis hubungan antara fungsi afektif keluarga dengan perilaku
bullying pada remaja di SMAN Mumbumsari Jember.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan masyarakat tentang
hubungan fungsi afektif keluarga dengan perilaku bullying pada remaja.
2. Manfaat Teoritis
a. Remaja Hasil penelitian ini bisa menjadi wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi remaja tentang perilaku bullying.
b. Orang tua Hasil penelitian ini bisa menjadi wawasan bagi orang tua dalam
menjalankan fungsi afektif keluarga.
c. Instansi Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan referensi untuk institusi
pendidikan terkait hubungan fungsi afektif keluarga dengan perilaku
bullying pada remaja.
d. Peneliti Lain Penelitian ini bisa digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan fungsi afektif keluarga
dengan perilaku bullying pada remaja.

Anda mungkin juga menyukai