Anda di halaman 1dari 62

SERTIFIKASI

AEO
AUTHORIZED
ECONOMIC
OPERATOR
Dasar Hukum
Pasal 3 dan Pasal 4 UU No 10 Tahun 1995
yang telah diamandemen menjadi UU
No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010

Peraturan Menteri Keuangan PMK


227/PMK.04/2014 tentang Authorized
Economic Operator

Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-


4/BC/2015 tentang Tata Cara Pemberian
Pengakuan Kepabeanan Sebagai
Authorized Economic Operator

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Sekilas AEOnesia
DEFINISI (PASAL 1)
“Operator Ekonomi yang mendapat pengakuan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sehingga
mendapatkan perlakuan kepabeanan tertentu”

SUBJEK (PASAL 2)
❑ Importir ❑ Pengusaha TPB
❑ Exportir ❑ Pihak lainnya yang
❑ PPJK terkait dalam fungsi
❑ Pengangkut rantai pasokan global
❑ Pengusaha TPS seperti konsolidator dan
penyelenggara pos
2015 2016 2017 2018 2019 Aug 2020

5 40 75 110 137 135


Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Milestone

PMK Pendirian Subdit Baru PP 110 Perusahaan 135 Perusahaan


Letter of Intent 227/PMK.04/2014 dan AEO AEO AEO
(LoI) Signed 40 Perusahaan AEO

Aug
2005 2010 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Inpres No. 1 Tahun 2010 PER-4 / BC / 2015 75 Perusahaan 137 Perusahaan


Launching AEO AEO AEO
AEO Pilot Project 5 Perusahaan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR

KEPATUHAN SERTIFIKASI TRUSTED PARTNER

REPUTASI CUSTOMS
COOPERATION
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan
MANFAAT AEO BAGI
PENGGUNA JASA
TANGIBLE
BENEFIT

INTANGIBLE
BENEFIT

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Manfaat AEOnesia
• Penelitian dokumen dan/atau pemeriksaan fisik yang minimal

• Prioritas untuk mendapatkan penyederhanaan prosedur kepabeanan


• Pelayanan khusus dalam hal terjadi gangguan terhadap pergerakan
pasokan logistik serta ancaman yang meningkat
• Kemudahan pemberitahuan pendahuluan (pre-notification)

• Dapat menggunakan jaminan perusahaan (corporate guarantee)

• Kemudahan pembayaran dalam bentuk berkala


• Kemudahan pembongkaran dan/atau pemuatan langsung tanpa
dilakukan penimbunan
• Prioritas untuk diikutsertakan dalam program-program baru DJBC

• Layanan khusus oleh Client Manager

• Layanan penyelesaian kepabeanan di luar jam kerja Kantor Pabean

• Prioritas dalam Penyelesaian Restitusi Pajak

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
WITHOUT WITH
AEO AEO

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
AEOnesia Business Process
Permohonan

Pengembangan Persyaratan
dan MRA

Validasi

Monitoring dan
Evaluasi

Sertifikasi
Perlakuan
Kepabeanan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
P RO SES SE RT I F I KASI AEO
A U T H O R I Z E D E C O N O M I C O P E R AT O R

DIREKTORAT JENDERAL AEO


INDONESIA
BEA DAN CUKAI
AEOnesia Application Process
YES YES

Penelitian Validasi
NO Kesimpulan
Administrasi Forum Panel

Rekomendasi

Sertifikat

Permohonan Monitoring dan


Feedback Evaluasi
Perbaikan dan/atau
Bimbingan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
DOKUMEN PERMOHONAN AEO
1. Surat Permohonan
2. Surat Pernyataan
3. Self Assessment
4. Maturity Model
5. Struktur Organisasi
6. Standar Prosedur Operasional
7. Layout Perusahaan
8. Akta pendirian dan perubahan terakhir
9. Laporan Auditor Independen 2 tahun terakhir
10. Daftar dan kontrak pihak ketiga
11. SKEP Fasilitas Kepabeanan yang dimiliki
12. Sertifikat AEO dari negara lain
13. Sertifikat lainnya seperti ISO
14. Fotokopi SPPKP, NPWP dan NIB

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Self Assessment Maturity Model
Daftar pertanyaan tentang Operator Ekonomi Dokumen penilaian mandiri kuantitatif (skor 1-5)
yang terdiri dari : Informasi umum perusahaan, terhadap 13 kondisi dan persyaratan AEO
informasi dokumen legal perusahaan, dan dan Skor 1 : pengendalian tidak teroganisir
formulir isian penilaian mandiri kualitatif Skor 5 : pengendalian sangat baik dan
terhadap 13 kondisi dan persyaratan AEO pengumpulan data sudah otomatis (sistem)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Penelitian Administrasi

➢Pemeriksaan dokumen yang diajukan oleh Operator Ekonomi


➢Permintaan rekomendasi dari Direktorat dan Kantor terkait
(meliputi rekam jejak perusahaan dalam 2 tahun terakhir):
➢Pemaparan proses bisnis dan SOP Perusahaan oleh Operator
Ekonomi kepada Tim Sertifikasi AEO.
➢Pembuatan Laporan Hasil Penelitian Persyaratan Administrasi
(LHPPA)
➢Pengajuan hasil LHPPA Tim AEO kepada Kepala Seksi Sertifikasi
AEO untuk mendapat keputusan apakah sudah layak untuk
ditindaklanjuti dengan melakukan peninjauan lapangan,

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Validasi Lapangan

Pembuatan Rundown
dan Pengarahan Pelaksanaan validasi
lapangan Pembuatan
Pra Validasi Lapangan Laporan Validasi

Jika diperlukan, Penyelesaian


validasi lapangan kembali Rekomendasi oleh Penyampaikan Laporan
Perusahaan dan Rekomendasi

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Kesimpulan

“ Berdasarkan
pertimbangan pejabat
Bea dan Cukai laporan
peninjauan lapangan
dapat berisi kesimpulan
dan saran yang akan
ditindaklanjuti dalam
forum panel

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Forum Panel
➢ Forum panel paling sedikit dihadiri oleh Direktur Teknis Kepabeanan
atau yang mewakili, Direktur Penindakan dan Penyidikan atau yang
mewakili, Direktur Audit atau yang mewakili dan Direktur Informasi
Kepabeanan dan Cukai atau yang mewakili
➢ Forum panel dilaksanakan untuk menyepakati hasil penelitian dan
persyaratan administrasi, laporan peninjauan lapangan atau
peninjauan lapangan kembali dan data dan informasi yang tersedia
dari pihak internal dan eksternal DJBC
➢ Jika hasil forum panel berupa persetujuan maka akan diterbitkan
keputusan dan sertifikat berupa pengakuan Operator Ekonomi
sebagai Authorized Economic Operator (AEO)
➢ Jika hasil forum panel berupa usulan untuk dilakukan saran dan
perbaikan maka akan disampaikan saran dan perbaikan kepada
Operator Ekonomi
➢ Terhadap saran dan perbaikan yang telah ditindaklanjuti, Operator
Ekonomi mengajukan permohonan validasi lapangan kembali

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
PERSYARATAN AEO
1 3 KO N D I S I D A N P E R S YA R ATA N A E O

DIREKTORAT JENDERAL AEO


INDONESIA
BEA DAN CUKAI
Persyaratan AEOnesia
Kepatuhan terhadap Peraturan
1 Kepabeanan dan/atau Cukai 7 Sistem Keamanan Kargo

Sistem Pengelolaan Data Sistem Keamanan Pergerakan


2 Perdagangan
8 Barang

3 Kemampuan Keuangan 9 Sistem Keamanan Lokasi

Sistem Konsultasi, Kerjasama,


4 Dan Komunikasi
10 Sistem Keamanan Pegawai

Sistem Pendidikan, Pelatihan,


5 Dan Kepedulian
11 Sistem Keamanan Mitra Dagang

Sistem Manajemen Krisis Dan


6
Sistem Pertukaran Informasi, Akses,
Dan Kerahasiaan
12 Pemulihan Insiden

Mempunyai Sistem Perencanaan Dan Pelaksanaan


13 Pemantauan, Pengukuran, Analisis, Dan Peningkatan Sistem
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan
KRITERIA 1
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN KEPABEANAN
DAN/ATAU CUKAI

• Memiliki reputasi kepatuhan terhadap peraturan kepabeanan,


cukai, dan/atau perpajakan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun;
• Tidak mempunyai tunggakan kewajiban kepabeanan yang sudah
sudah jatuh tempo;
• Tidak pernah melakukan pelanggaran pidana di bidang
kepabeanan, cukai, dan/atau perpajakan;
• Merancang dan menerapkan SOP dan MONEV yang mendukung
pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan kepabeanan, cukai.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 1 : KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN
KEPABEANAN DAN/ATAU CUKAI

Data Unit Internal DJBC


• Kepatuhan yang baik/Compliance
Tiga (3) Layer Pemeriksaan
• Tidak telibat Tindak Pidana
Dokumen Pabean
• Tidak ada tunggakan utang

Sertifikasi Ahli Menggunakan Modul Memiliki prosedur


Kepabeanan Ekspor Impor Sendiri perizinan impor dengan OGA

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 2
SISTEM PENGELOLAAN DATA PERDAGANGAN

• Memiliki dan memelihara sistem pencatatan yang akurat, lengkap


dan dapat dilakukan verifikasi, serta memungkinkan bagi DJBC
untuk melakukan pemeriksaan dan pelacakan terhadap data
pergerakan kargo impor dan ekspor (traceable)
• Merancang sistem pencatatan yang dapat memberikan akses
penuh kepada DJBC untuk mendapatkan data-data pembukuan
dan pergerakan/perpindahan barang ekspor dan impor
(accessible)
• Menerapkan sistem informasi dan teknologi yang mampu
mencegah dan mendeteksi adanya akses/intervensi ilegal (secure)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 2 : SISTEM PENGELOLAAN DATA
PERDAGANGAN

IT Inventory Menambahkan field search


SAP System/ ERP System dokumen kepabeanan pada IT Integrasi IT Inventory
Inventory (traceable) Perusahan dengan Ceisa Bea
Cukai

Mencegah dan Mendeteksi


Akses Sistem Oleh Orang Prosedur Pemberian akses
Yang Tidak Berhak kepada DJBC
Prosedur Perbaikan Data

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH PENGELOLAAN DATA PERDAGANGAN
IT INVENTORY DAN SISTEM SAP

Contoh Screenshot
IT Inventory Kawasan Berikat

Contoh Screenshot
SAP Sistem

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 3
KEMAMPUAN KEUANGAN

• Memiliki posisi keuangan yang memadai untuk memenuhi


semua komitmen dan kewajiban keuangan sesuai karakter
bidang usahanya; dan
• Mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion) atau wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
berdasarkan hasil audit akuntan publik terhadap laporan
keuangan 2 (dua) tahun terakhir

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 3 : KEMAMPUAN KEUANGAN

• Solvability
• Liquidity
• Rentability

Opini WTP atau WDP


pada 2 tahun
terakhir

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 4
KONSULTASI, KERJASAMA DAN KOMUNIKASI

• Menunjuk manager AEO yang diberikan kewenangan eksklusif


terhadap akses–akses informasi tertentu operator ekonomi;
• Memiliki mekanisme penginformasian secara khusus oleh
operator ekonomi kepada DJBC tentang adanya transaksi
tidak wajar atau mencurigakan pada dokumentasi barang
impor maupun ekspor, atau terkait permintaan-permintaan
yang tidak normal oleh pihak tertentu pada suatu
pengangkutan; dan
• Melakukan konsultasi dan kerja sama dengan DJBC dalam
pembahasan internal tentang ketentuan kepabeanan atau
keamanan barang bersama jaringan pemasoknya.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 4 : SISTEM KONSULTASI,
KERJASAMA DAN KOMUNIKASI

Konsultasi dengan Bea


Cukai Minimal 3 kali
AEO Manager Setahun

Prosedur Penginformasian pada


DJBC & Prosedur Konsultasi dan
Kerjasama dengan DJBC

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 5
PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN

• Memiliki mekanisme pelatihan kepada pegawai terkait


keamanan rantai pasok pergerakan barang, mekanisme
identifikasi potensi ancaman internal terhadap keamanan
rantai pasok pergerakan barang, mekanisme identifikasi
penyimpangan atas suatu kebijakan, dan tindakan-tindakan
penanganan yang harus dilakukan atas kejadian tersebut; dan

• Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang dapat


menumbuhkan kepedulian pegawai terhadap keamanan
barang, kemampuan untuk mengidentifikasi ketidakwajaran
atau munculnya suatu ancaman, dan analisis tindakan yang
harus dilakukan oleh operator ekonomi.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 5 : PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN
KEPEDULIAN

AEO Refresher Training Agenda/Timeline Training


Satu (1) Kali dalam Setahun dan Prosedur Penyiapan Narasumber

Safe and Secure Supply Chain Training


Security Awareness Training

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 6
PERTUKARAN INFORMASI, AKSES DAN KERAHASIAAN

•Memiliki dan mengembangkan penggunaan IT sistem sebagai


mekanisme pertukaran data dan informasi;
•Memiliki prosedur yang menjamin keakuratan, perlindungan
dan validasi semua data dan informasi tentang pengeluaran
atau penerimaan barang serta cadangan sistem (back up
system) yang memadai;
•Memiliki kebijakan untuk mendokumentasikan seluruh informasi
dan prosedur keamanan dan/atau kontrol yang berhubungan
dengan keamanan, seperti firewall, sandi (password), dan lain-
lain; dan
•Memiliki prosedur untuk memastikan bahwa informasi barang
yang diangkut dalam kargo secara akurat mencerminkan
informasi yang diberikan kepada pelaku usaha oleh shipper
atau agennya, dan diajukan kepada DJBC tepat pada
waktunya.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 6 : PERTUKARAN INFORMASI, AKSES
DAN KERAHASIAAN

Antivirus Penggantian Password No flashdisk/Hardisk


Corporate/ Berbayar setiap 3 Bulan

Standard Keamanan Penetration Test Prosedur


Ruang Server Back up/ Restore Data

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 7
KEAMANAN KARGO

•Memiliki dan mengembangkan prosedur keamanan atau


panduan lainnya untuk memastikan kebenaran kargo selama
berada dalam pengawasan;
•Menjamin kebenaran kargo (integrity of cargo) sebagai prioritas
utama yang harus dipelihara dan harus dikendalikan, serta
menetapkan prosedur rutin;
•Memiliki dan mengembangkan mekanisme dan sistem
penyegelan sesuai dengan kriteria yang ditentukan;
•Memiliki dan mengembangkan prosedur pengecekan dan
pemeriksaan rutin atas keamanan struktur bangunan untuk
penanganan kargo; dan
•Memiliki dan mengembangkan prosedur pengecekan dan
pemeriksaan rutin atas keamanan sarana pengangkut.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 7 : SISTEM KEAMANAN KARGO

Pengecekan 7 titik
Container dengan palu karet Laser Distance Meter

Seal/ E-Seal Customs

Penyimpanan CCTV pada


loading unloading area
process Minimal Playback
30 hari

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 7 : SISTEM KEAMANAN KARGO

Dokumentasi pada saat


Warehouse Management System :
Bongkar Muat
Random Sampling 5-10 Barang

Prosedur Stock Opname

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 8
KEAMANAN PERGERAKAN BARANG

• Memiliki prosedur untuk memastikan bahwa semua alat angkut


yang digunakan untuk melakukan pengangkutan kargo dalam
rantai pasokan telah memenuhi unsur keamanan;
• Memiliki prosedur untuk memastikan bahwa pengangkut yang
digunakan untuk transportasi kargo telah diberikan pelatihan
untuk menjaga keamanan dan keutuhan alat angkut;
• Pengangkut yang ditunjuk oleh operator ekonomi harus memiliki
dan mengembangkan sistem pelaporan dan pencatatan atas
setiap kejadian yang dianggap mencurigakan untuk
disampaikan kepada petugas keamanan; dan
• Memiliki prosedur pemeriksaan ruangan/tempat yang potensial
untuk menyembunyikan barang di sarana pengangkut dan
melakukan pencatatan atas kegiatan tersebut.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 8 : SISTEM KEAMANAN
PERGERAKAN BARANG

Memastikan driver diberi pelatihan


keamanan mengemudi

GPS Tracker Monitoring

Memastikan alat angkut aman Pengecekan 5 titik di Kepala


Pengangkut

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 9
KEAMANAN LOKASI

• Memiliki konstruksi bangunan, yang mampu mencegah


adanya kemungkinan masuknya orang secara mudah;
• Memiliki prosedur untuk melakukan pemeriksaan dan
perbaikan rutin bangunan yang dilakukan oleh petugas
keamanan;
• Memiliki prosedur untuk melakukan penguncian atau dengan
penerapan peralatan kunci elektronik, dan menerapkan SOP
penyimpanan kuncinya;
• Penerangan yang memadai harus ada di luar maupun di
dalam lokasi terutama di area loading, cargo handling,
tempat penimbunan, pagar dan area parkir.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 9
KEAMANAN LOKASI

• Memiliki prosedur untuk menjaga, memonitor dan mengontrol


serta membatasi akses keluar/masuk orang atau barang
gerbang;
• Memiliki tempat parkir kendaraan ditempat yang ditentukan
dan terawasi, dan nomor kendaraannya tercatat;
• Pemasangan sistem alarm, CCTV, dan penetapan daerah-
daerah terbatas dan terlarang secara jelas (zoning);
• Perancangan akses pada barang dan dokumen melalui
sistem dan prosedur identifikasi dan otorisasi; dan
• Operator ekonomi dapat memberikan akses kepada DJBC
untuk melakukan monitoring beberapa area atau informasi
pengamanan internal.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 9 : SISTEM KEAMANAN LOKASI

Pemasangan CCTV
Pengawasan Pintu di Area Penting Patroli dengan
Masuk Sistem Amano

Manajemen
Kunci
Pengaturan Parkir Visitor Card
Karyawan dan Tamu

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 10
KEAMANAN PEGAWAI
• Memiliki prosedur untuk melakukan tindakan pencegahan pada saat
penyeleksian staf baru dengan verifikasi, apakah mereka sebelumnya
pernah dihukum karena kasus keamanan, pelanggaran kepabeanan
atau pelanggaran kriminal lain;
• Memiliki prosedur untuk melakukan pengecekan secara berkala
terhadap latar belakang dan perilaku pegawai, terutama bagi pegawai
yang ditempatkan di posisi yang rawan seperti pemrosesan dokumen,
penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan kargo;
• Memiliki kebijakan kepegawaian di perusahaan yang berkaitan dengan
persyaratan keamanan dan keselamatan, termasuk orang yang
bertanggungjawab atas hal ini;
• Memiliki prosedur untuk melakukan penghapusan seluruh data dan
informasi dan penghapusan otorisasi atas akses di perusahaan untuk
pegawai yang telah diberhentikan dari perusahaan; dan
• Memiliki prosedur identifikasi dan perekaman pada setiap tamu atau
pengunjung di setiap pintu masuk.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 10 : SISTEM KEAMANAN PEGAWAI

Surat Keterangan
Prosedur Rekrutmen
Catatan Kepolisian
Surat Keterangan
Bebas Narkoba

Critical Position Prosedur Resign, Pencabutan Akses dan Pengecekan Narkoba


Pengembalian Inventaris Random Sampling

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 11
KEAMANAN MITRA DAGANG

• Mengkaji informasi dagang yang relevan yang terkait dengan


mitra dagang sebelum operator ekonomi memulai hubungan
kerja sama dengan mitra dagang tersebut;
• Mendorong mitra dagang untuk melakukan penilaian dan
peningkatan atas rantai pasok perdagangan yang telah
diterapkan oleh mitra dagang sesuai dengan praktik bisnis
yang dijalankan ketika memulai untuk melakukan negosiasi
kontrak kerjasama dengan mitra dagang; dan
• Mitra dagang yang ditunjuk oleh operator ekonomi bersedia
untuk melakukan upaya meningkatkan tindakan-tindakan
pengamanan sesuai dengan komitmen yang tertuang dalam
kontrak kerja antara mitra dagang dengan operator ekonomi.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 11 : KEAMANAN MITRA DAGANG

Prosedur Evaluasi Mitra Klausul Terkait Keamanan


Dagang/Vendor dalam Kontrak

Prosedur Seleksi Mitra


Dagang/Vendor

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 12
MANAJEMEN KRISIS DAN PEMULIHAN INSIDEN

• Memiliki dan mengembangkan rencana kontingensi


manajemen krisis dan prosedur pemulihan untuk kondisi
darurat keamanan atau jika suatu resiko terjadi sehingga
dapat meminimalkan dampak dari resiko tersebut

• Memberikan pelatihan tentang rencana kontingensi tersebut


kepada para pegawai dan harus dilakukan pengujian bahwa
rencana kontingensi tersebut dapat dijalankan; dan

• Memiliki prosedur untuk membuat pelaporan, investigasi dan


analisis atas percobaan pelanggaran keamanan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 12 : MANAJEMEN
KRISIS DAN PEMULIHAN INSIDEN
Prosedur Tanggap Darurat

Jalur Evalukasi dan


Fire Extinguisher/APAR Titik Kumpul

Hydrant
Safety Induction Contingency Plan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
KRITERIA 13
SISTEM PEMENUHAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISIS DAN
PENINGKATAN SISTEM

• Memiliki prosedur untuk melakukan evaluasi mandiri atas


sistem manajemen pengamanan yang ada dan
memberikan rekomendasi guna peningkatan sistem
manajemen pengamanan secara periodik;
• Meneliti konsistensi implementasi arahan dan petunjuk
yang telah diberikan, memastikan kepatuhan dan
kelayakan sistem manajemen pengamanan, dan
mengidentifikasi bidang-bidang yang secara potensial
masih mungkin diperbaiki untuk mencapai keamanan
rantai pasokan; dan
• Memiliki prosedur untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan terhadap resiko keamanan.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
CONTOH
KRITERIA 13 : INTERNAL AUDIT AEO

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Pemberian Sertifikat
➢ Direktur Jenderal menerbitkan
keputusan dan sertifikat
pengakuan Operator Ekonomi
sebagai Authorized Economic
Operator (AEO) paling lambat
60 hari terhitung sejak tanggal
diterimanya laporan
peninjauan lapangan atau
laporan peninjauan lapangan
kembali.
➢ Pengakuan kepabeanan AEO
berlaku 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang dengan
pertimbangan hasil monitoring
dan evaluasi

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
1. 2.3. 4
P E N O M O R A N S E R T I F I K AT A E O
A U T H O R I Z E D E C O N O M I C O P E R AT O R

DIREKTORAT JENDERAL AEO


INDONESIA
BEA DAN CUKAI
Penomoran Sertifikat AEO

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Penomoran Sertifikat AEO
Jenis Operator Nomor Urut
Ekonomi Perusahaan

Digit Ke - 1 : Importir
Digit Ke - 2 : Eksportir
Digit Ke - 3 : PPJK
Digit Ke - 4 : Pengangkut
Digit Ke - 5 : Pengusaha TPS
Digit Ke - 6 : Pengusaha TPB
Digit Ke - 7 : Pihak lainnya yang terkait dengan
pergerakan barang dalam fungsi rantai pasokan global,
antara lain Konsolidator dan penyelenggara pos

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Contoh 1 : TPS

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Contoh 2:
Importir - Eksportir

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Contoh 3 :
Eksportir- Importir – Pengusaha TPB

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Monitoring dan Evaluasi
YES
1 2 3 4
Monitoring Hasil Indikasi Evaluasi
Penurunan NO
Kriteria

YES
7 6 5
Pembekuan Indikasi Hasil
NO Penurunan
Kriteria
Pencabutan
Pembekuan
YES
8 9
Perbaikan Pencabutan
NO
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan
MUTUAL RECOGNITION ARRANGEMENT
A U T H O R I Z E D E C O N O M I C O P E R AT O R

DIREKTORAT JENDERAL AEO


INDONESIA
BEA DAN CUKAI
DEFINISI DAN MANFAAT MRA

Definisi
Kesepakatan Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition Arrangement)
adalah kesepakatan antara dua atau lebih administrasi kepabeanan.

Manfaat
Efisiensi waktu dan Business
Diakui sebagai AEO growth/competitive
biaya logistik (fast
di negara partner ness/new market
export clearance)

Recognition

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
MRA Bilateral di Dunia

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
Indonesia’s MRA Partner

I II III IV
Joint Validation di TTD MRA
TTD Joint Action Plan Joint Validation di Korea September Implementation
April 2019 Indonesia Juli 2019 2019 6 Februari 2020

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
On-Going MRA

Hong Kong
Customs

TTD Joint Action


I Plan Juni 2019
Australian China
United Arab
Joint Validation di Border Force Customs
Indonesia November Emirates
II 2019

➢ Side-by-side Side-by-side
AEO Negosiasi Draft AEO
Comparison Joint Action Plan Comparison

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan
DIREKTORAT JENDERAL
BEA DAN CUKAI

TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Subdirektorat PP dan AEO
2020

aeoindonesia@customs.go.id 021-4753412 021-4897928 AEOnesia

Anda mungkin juga menyukai