Contoh justifikasi :
Kontraksi terjadi pada ibu hamil yang sudah aterm
karena adanya penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone dan peran bormon oksitosin. Karakteristik
kontraksi pada persalinan yang sebenarnya adalah
kontraksi yang regular, perlahan memendek jaraknya
dan semakin meninigkat intensitasnya, lokasi
ketidaknyamannya di punggung dan abdomen. Kontraksi
tersebut akan membuat adanya dilatasi serviks.
Sedangkan kontraksi palsu ireguler, tidak beraturan
interval dan intensitasnya, lokasi ketidaknyamannya ada
di abdomen bagian bawah dan tidak menimbulkan
adanya dilatasi serviks( Cunningham et al, 2013)
3. Menggali riwayat haid Pengkajian tentang kapan haid pertama kali (Menarche),
apakah siklusnya normal (28-35 hari), lama menstruasi
(3-7 hari)banyaknya menstruasi, warna darah yang
dikeluarkan serta keluhan apa yang dirasakan saat
menstruasi.
Frekuensi periksa :
Trimester 1: berisi tentang bagaimana awal mula
terjadinya kehamilan, ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsiserta KIE yang didapat
Trimester II: berisi tentang ANC dimana dan berapa
kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau belum
merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan
gerakan janin (gerakan pertama fetus pada
primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang
didapat.
Trimester III: berisi tentang ANC dimana dan berapa
kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Imunisasi TT
Widatiningsih dan Dewi (2017), menyatakan bahwa
imunisasi dasar TT untuk pencegahan tetanus neonatorum
dengan dosis TT-1 sebanyak 0,5 cc secara intramuskuler,
yang dilanjutkan dengan TT-2 setelah 4 minggu,
pemberian terakhir sebelum 19 minggu
1. Kehamilan
2. Persalinan
3. Nifas
8. Riwayat pola pemenuhan Pengakjian tentang Makan dan terakhir makan berupa
sehari hari apa, kapan, Minum dan terakhir minum berupa apa,
kapan, Eliminasi dan terakhir kapan, ada keluahan tidak,
Aktivitas, Istirahat, Kebiasaan sehari-hari (merokok,
jamu, obat-obatan), Seksual
1. Pola Nutrisi
2. Pola Istirahat
4. Pola Aktivitas
5. Pola Seksual
6. Pola Kebersihan.
9. Riwayat kesehatan yang lalu Pengkajian tentang apakah pasien pernah mempunyai
penyakit Alergi makanan atau obat, Kardiovaskuler/
jantung, Malaria, Hepatitis, IMS/ HIV-AIDS, Asma,
TBC, Diabetes, Hipertensi
(2) TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC
berat akan menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan
ASI juga berkurang. Dapat terjadi abortus bayi lahir
prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.
10. Riwayat kesehatan keluarga Pengkajian tentang riwayat penyakit keluara yaitu
Kardiovaskuler/jantungMalaria, Hepatitis, IMS/HIV-
AIDS, Asma, TBCDiabetes, Hipertensi
Informasi tentang keluarga pasien penting untuk
mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita
penyakit genetik yang dapat mempengaruhi hasil akhir
kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita
penyakit genetic Contoh penyakit keluarga yang perlu
ditanyakan: kanker, penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
penyaki ginjal, penyakit jiwa, kelainan bawaan,
kehamilan gandaTBC, epilepsikelainan darah, alergi,
kelainan genetic (Hani2011)
Prosedur pemeriksaan :
Prosedur pelaksanaan :
3. Palpasi Leopold : Tujuan : Tujuan untuk menentukan posisi dan letak janin pada
Memposisikan ibu uterus.
dengan
dorsalrecumben Prosedur pemeriksaan : okter meraba bagian atas perut ibu
menggunakan kedua telapak tangan untuk mengetahui letak
bagian tertinggi rahim (fundus) guna menentukan usia kehamilan.
4. Leopold I Fungsi :
(menentukan TFU,
bagian janin yang Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
teraba di fundus) terdapat di fundus uteri.
prosedur pemeriksaan :
1. Fundal Grip
bidan akan meraba perut bagian atas dengan kedua tangan untuk
meraba kepala, badan, dan pantat bayi untuk mengetahui ukuran
dan posisi bayi di dalam rahim.
2. Pegangan Pusar
Pada tahap kedua ini bidan akan memberikan tekanan yang dalam
melalui telapak tangannya untuk merasakan rahim. Teknik ini
memungkinkan dokter mengidentifikasi lokasi punggung dan
bagian-bagian kecil bayi.
3. Pegangan Pawlik
Dengan menggunakan jari dan ibu jari, bidan akan memeriksa
perut bagian bawah ibu untuk mengetahui apakah bayi sudah
berada di posisi yang tepat, di jalan lahir. Pemeriksaan leopold
tahap ini juga bisa menilai berat janin dan volume cairan ketuban.
4. Pemeriksaan Panggul
bidan akan menempatkan jari-jarinya ke arah panggul, kemudian
menggeser tangannya ke sisi rahim untuk menentukan di mana
posisi wajah bayi. Ketika wajah bayi tidak bisa teraba lagi, itu
berarti kepala bayi sudah masuk ke rongga tulang panggul.
5. Leopold II Tujuan :
( menentuan bagian
janin yang berada Pemeriksaan Leopold tahap kedua adalah menentukan area
dikanan dan kiri punggung atau tulang belakang bayi. Tidak hanya itu, pada tahap
uterus) ini juga dokter akan mencari tahu apakah janin sedang berada di
posisi kanan atau kiri kandungan ibu.
Prosedur Pemeriksaaan :
Prosedur Pemeriksaaan :
7. Leopold IV Tujuan :
(menentukan
penurunan bagian Bertujuan untuk menentukan penurunan bagian terendah janin dan
terendah janin dan per limaan
per limaan) prosedur pemeriksaan :
Prosedur pemeriksaan :
Prosedur pemeriksaan :
Nilai normal :
10. Periksa his Tangan penolong diletakan di atas uterus dan palpasi jumlah /
(Frekwensi dan frekuensi kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit,
durasi) lama / durasi setiap kontraksi yang terjadi, kekuatan, relaksasi,
simetri, dan dominasi fundus. Pada fase aktif, minimal terjadi dua
kontraksi dalam 10 menit, lama kontraksi 40 detik atau lebih. Di
antara dua kontraksi akan terjadi relaksasi dinding uterus.
11. Ekstremitas atas Pemeriksaan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas:
dan bawah (oedem,
varises, reflek) Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam berbagai posisi, baik posisi
duduk, berdiri, atau berbaring. Pemeriksa menahan gerakan otot
untuk menilai kekuatan otot. Pemeriksaan dilakukan pada sisi
yang sehat terlebih dahulu baru dibandingkan dengan sisi yang
sakit. Pemeriksaan kekuatan otot-otot ekstremitas atas adalah:
Prosedur pelaksanaan :
Prosedur pelaksanaan :
Nilai normal:
18. Rendam alat di Tujuan dari rendam alat dilarutan sabun/enzimatik agar alat
larutan sabun/ tersebut sterilisasi dan untuk mencegah peralatan rusak, mencegah
larutan enzimatik terjadinya infeksi silang, menjamin kebersihan alat dan
menetapkan produk akhir dinyatakan steril dan aman digunakan
pasien.
19. Menjelaskan hasil Tujuan dari Hasil pemeriksaan yaitu Mencegah masalah kesehatan
pemeriksaan jadi tujuan pemeriksaan fisik. Prosedur dapat mengevaluasi tanda
vital, meninjau kesehatan pribadi, riwayat keluarga, dan sistem
organ tubuh.” Halodoc, Jakarta – Salah satu tujuan pemeriksaan
fisik rutin mencegah masalah kesehatan yang mungkin saja terjadi.