Anda di halaman 1dari 16

WORKSHEET PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF

NAMA : ARIS FATMALA


NIM : 2110101019

No Aspek Justifikasi pengkajian data (tujuan dan justifikasi ilmiah)


1. Keluhan utama atau alasan Pengkajian tentang adanya kontraksi uterus pada ibu,
datang sejak kapan mulai kontraksi, berapa sering dan berapa
lama setiap kali kontraksi.

Contoh justifikasi :
Kontraksi terjadi pada ibu hamil yang sudah aterm
karena adanya penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone dan peran bormon oksitosin. Karakteristik
kontraksi pada persalinan yang sebenarnya adalah
kontraksi yang regular, perlahan memendek jaraknya
dan semakin meninigkat intensitasnya, lokasi
ketidaknyamannya di punggung dan abdomen. Kontraksi
tersebut akan membuat adanya dilatasi serviks.
Sedangkan kontraksi palsu ireguler, tidak beraturan
interval dan intensitasnya, lokasi ketidaknyamannya ada
di abdomen bagian bawah dan tidak menimbulkan
adanya dilatasi serviks( Cunningham et al, 2013)

2. Pengeluaran pervaginam Pengkajian tentang pengeluaran berupa apa / seperti pa


(lender darah / ketuban),berapa banyak pengeluaran, dan
sejak kapan pengeluaran terjadi

Pengeluaran per vaginam, keluarnya bloody show adalah


tanda yang menunjukkan persalinan baik bagi ibunya
maupun janin meningkatkan resiko infeksi intrauteri
(varney, 2007)

3. Menggali riwayat haid Pengkajian tentang kapan haid pertama kali (Menarche),
apakah siklusnya normal (28-35 hari), lama menstruasi
(3-7 hari)banyaknya menstruasi, warna darah yang
dikeluarkan serta keluhan apa yang dirasakan saat
menstruasi.

Anamnesis haid memberikan kesan tentang fungsi alat


reproduksi kandunganmeliputi hal-hal berikut ini: umur
menarche, frekuensi, jarak/siklus jika normallamanya,
karakteristik darah, HPHT, disminore,perdarahan uterus
disfugsional (Hani2011).
4. Menggali riwayat Pengkajian tentang kapan pernikahan pertama kali,
perkawinan bagaimana status pernikahan, dan berapa lama pernikahan
saat ini

Dari data status perkawinan kita akan mendapatkan


gambaran mengenai suasana rumah tangga pasienHal
yang perlu dikaji adalah usia pertama menikah pertama
kalistatus pernikahan, lama pernikahan, suami keberapa
saat kehamilan ini (Sulistyawati, 2013).

5. Riwayat kehamilan Pengkajian tentang frekuensi periksa TM 1,II,III. Asakah


sekarang penyulit atau komplikasi pada kehamilan sekarang,
menanyakan HPHT Gerakahn janin dan imunisasi TT

Frekuensi periksa :
 Trimester 1: berisi tentang bagaimana awal mula
terjadinya kehamilan, ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsiserta KIE yang didapat
 Trimester II: berisi tentang ANC dimana dan berapa
kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau belum
merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan
gerakan janin (gerakan pertama fetus pada
primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang
didapat.
 Trimester III: berisi tentang ANC dimana dan berapa
kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.

HPHT HPHT dapat digunakan untuk menguraikan usia


kehamilan dan tafsiran persalinan. (Hani, 2011).

Imunisasi TT
Widatiningsih dan Dewi (2017), menyatakan bahwa
imunisasi dasar TT untuk pencegahan tetanus neonatorum
dengan dosis TT-1 sebanyak 0,5 cc secara intramuskuler,
yang dilanjutkan dengan TT-2 setelah 4 minggu,
pemberian terakhir sebelum 19 minggu

6. Menggali riwayat obstetri Pengkajian tentang permasalahan kehamilan yang lalu


(tanda bahaya

kehamilan), Jumlah anak yang lahir hidup, Jumlah


kelahiran premature, cacat, Jumlah keguguranPersalinan
dengan tindakan (operasi secar, forsep, vacum). Riwayat
perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan, Berat
bayi kurang 2,5 kg atau lebih dari 4 kg. Masalah janin
serta Komplikasi nifas

1. Kehamilan

Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan


seperti tekanan darah tinggi/pre-eklampsia, IUGR
polihidramnion, oligohidramnion (Indrayani, 2012).

2. Persalinan

Riwayat persalinan dengan forcep, vacum, sesar, partus


lama (Indrayani2012)Jika wanita pada kelahiran
terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk

3. Nifas

Adakah perdarahan, infeksi, masalah dalam menyusuhi


maupun masalah psikologis. Berat badan bayi juga
penting digai untuk memberikan gambaran kapaasitas
dari pelvic/panggul ibu (Indrayani 2012).

7. Menggali riwayat KB Pengkajian tentang jenis, lama pakai, alasan berhenti,


keluhan saat penggunaan KB

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), riwayat


keluarga berencana dikaji alat kontrasepsi yang pernah
dipakai dan lamanya, kapan terakhir berhenti dan alasan
berhenti. Keluhan/masalah selama menggunakan alat
kontrasepsi serta rencana KB setelah bersalin.
Adakalanya kehamilan terjadi akibat kegagalan
kontrasepsi yang dapat menyebabkan kekhawatiran dan
kecemasan klien terhadap kehamilannya

8. Riwayat pola pemenuhan Pengakjian tentang Makan dan terakhir makan berupa
sehari hari apa, kapan, Minum dan terakhir minum berupa apa,
kapan, Eliminasi dan terakhir kapan, ada keluahan tidak,
Aktivitas, Istirahat, Kebiasaan sehari-hari (merokok,
jamu, obat-obatan), Seksual

1. Pola Nutrisi

Penting untuk mengetahui gambaran bagaimana pasien


mencukupi asupan gizinya selama hamil, sehingga
apabila diketahui bahwa ada yang tidak sesuai dengan
standar pemenuhan maka kita dapat memberikan
klarifikasi dalam pemberian pendidikan kesehatan
mengenai gizi ibu hamil. Beberapa hal yang perlu
ditanyakan adalah jenis menu, frekuensi, jumlah per hari,
pantang makanan (Sulistyawati, 2014)
Minum: melakukan pengkajian tentang minum kepada
pasien untuk memenuhi kebutuhan cairannya. Hal yang
perlu dikaji kepada pasien antara lain frekwensi minum,
jumlah minum perhari (minimal 8 gelas per hari) dan
jenis minuman apa yang sering dikonsumi.

2. Pola Istirahat

Melakukan pengkajian untuk pola istirahat karena untuk


menggali ibu kebiasaan istirahat ibu suapaya diketahui
masalah ibu yang mugkin munculIbu hamil harus
terpenuhi istirahatnya, normalnya istirahat ialah + 8 jam
perhari 3. Pola Eliminasi Pengkajian dilakukan untuk
mengetahui eliminasi ibu yang akan berpengaruh
terhadap kehamilan atau ketidaknyaman kehamilan
trimester III.

4. Pola Aktivitas

Melakukan pengkajian data pola aktivitas agar tenaga


kesehatan tau tentang seberapa berat aktivitas yang
dilakukan oleh ibu hamil. Jika kegiatan ibu hamil terlalu
berat akan dikhawatirkan menimbulkan penyulit masa
kehamilan, maka petugas kesehatan memberikan
peringatan kepada ibu hamil untuk membatasi aktivitas
yang beratAktivitas yang telalu berat akan menyebabkan
abortus dan persalinan premature.

5. Pola Seksual

Saat trimester III sebagian ibu hamil merasa minat seks


menurun hal ini disebabkan oleh perasaan kurang
nyaman, timbul pegal di punggung, tubuh bertambah
berat, nafas lebih sesak (Mandang dkk., 2014). Hal yang
perlu di kaji adalah frekuensi dan gangguan saat
melakukan hubungan seks (Sulistyawati, 2014).

6. Pola Kebersihan.

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tentang tingkat


kebersihan pasien dan melakukan pengkajian data dalam
perawatan kebersihan seperti mandi, keramas, mengganti
pakaian dan gosok gigi.

7. Pola kebiasaan lain

Kebiasaan merokok selama hamil dapat menimbulkan


vasospasme, BBLR, prematuritas, kelainan congenital,
dan solusi plasenta. Alkhohol dapat berpengaruh buruk
terhadap tumbuh kembang janin konsumsi kopi dan
alcohol yang berlebihan disertai merokok, termasuk
perokok pasif, telah terbukti dapat meningkatkan resiko
keguguran.

9. Riwayat kesehatan yang lalu Pengkajian tentang apakah pasien pernah mempunyai
penyakit Alergi makanan atau obat, Kardiovaskuler/
jantung, Malaria, Hepatitis, IMS/ HIV-AIDS, Asma,
TBC, Diabetes, Hipertensi

Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi


medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh
kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi
ibu. Menurut Poedji Rochjati, 2003 riwayat kesehatan
yang dapat berpengaruh pada kehamilan antara lain:

(1) Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb <6 gr % yaitu


kematian janin dalam kandungan, persalinan prematur,
persalinan lama dan perdarahan postpartum.

(2) TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC
berat akan menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan
ASI juga berkurang. Dapat terjadi abortus bayi lahir
prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.

(3) Jantung, upaya jantung saat memompa darah


bertambah berat, kelahiran prematur/ lahir mati.

(4) Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi


persalinan premature, hydraamnion, kelainan bawaan,
BBL besar, kematian janin dalam kandungan. (5)
HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan
melalui ASI dan ibu mudah terinfeksi

10. Riwayat kesehatan keluarga Pengkajian tentang riwayat penyakit keluara yaitu
Kardiovaskuler/jantungMalaria, Hepatitis, IMS/HIV-
AIDS, Asma, TBCDiabetes, Hipertensi
Informasi tentang keluarga pasien penting untuk
mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita
penyakit genetik yang dapat mempengaruhi hasil akhir
kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita
penyakit genetic Contoh penyakit keluarga yang perlu
ditanyakan: kanker, penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
penyaki ginjal, penyakit jiwa, kelainan bawaan,
kehamilan gandaTBC, epilepsikelainan darah, alergi,
kelainan genetic (Hani2011)

11. Menggali riwayat Pengkajian tentang Tanggapan ibu terhadap


psikososial kehamilannyaDukungan keluarga /suamiterhadap
kehamilannya, Pengambilan keputusan dalam keluarga,
Aktivitas atau interaksi sosial, Anggota keluarga yang
tinggal serumah dan Hewan piaraan

Mengkaji respon seluruh keluarga terhadap kehamilan


juga merupakan hal yang penting. Sebagian besar
dukungan sosial diberikan oleh teman, keluarga dan
komunitas tetapi dukungan sosial oleh tenaga
professional kesehatan juga pentingPada trimester III
ditandai dengan klimakskegembiraan emosi karena
bayinya, sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode
tidak semangat atau depresi, kepala bayi membesar dan
ketidaknyamaan bertambah, reaksi calon ibu terhadap
persalinan itu tergantung adanya persiapan akan
presepsinya terhadap kehamilan. (Varney, 2007)Kesiapan
ibu dan keluarga untuk menerima adanya anggota baru
dalam keluarga juga perlu dikaji, agar terhindar dari
masalah seperti sibling rival dapatPengaruh Praktek
budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien selama
periode kehamilanperubahan gambaran diri sehubung
dengan perubahan postur tubuh selama kehamilanHal
yang dikaji tentang budaya yaitu, ditemukan sejumlah
pengetahuan dan perilaku budaya yang dinilai tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu
kedokteran atau bahkan memberikan dampak kesehatan
yang kurang menguntungkan bagi ibu dan bayinya
WORKSHEET PEMERIKSAAN FISIK

NAMA : ARIS FATMALA


NIM : 2110101019

No Aspek pemeriksaan Tujuan pemeriksaan, prosedur pemeriksaan


dan nilai normal (jika ada)
1. Kesadaran, Tujuan :
Keadaan Umum,
Vital Sign,TB, BB, 1. Kesadaran: Memantau tingkat kesadaran pasien untuk menilai
LILA apakah mereka sadar atau mungkin mengalami gangguan
kesadaran.

2. Keadaan Umum: Menilai penampilan umum pasien, termasuk


tanda-tanda seperti warna kulit, tanda-tanda kekurangan
oksigen, keadaan gizi, atau tanda-tanda penyakit tertentu.

3. Tanda-tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital seperti tekanan


darah, denyut jantung, suhu tubuh, pernapasan, dan saturasi
oksigen.

4. Tinggi Badan (TB): Mengukur tinggi badan pasien adalah


bagian dari data dasar untuk menghitung indeks massa tubuh
(BMI) dan dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan.

5. Berat Badan (BB): Mengukur berat badan pasien adalah


penting untuk menilai status gizi, mengidentifikasi perubahan
berat badan yang signifikan, dan memantau respons terhadap
pengobatan atau perawatan medis.

6. Lingkar Lengan Atas (LILA): Pengukuran LILA digunakan


untuk mengevaluasi status gizi, terutama pada anak-anak kecil.
Ini membantu dalam menentukan apakah anak mengalami
malnutrisi atau kekurangan gizi.

Prosedur pemeriksaan :

1. Kesadaran: Mulailah dengan memeriksa kesadaran pasien.


Pertanyaan sederhana seperti "Apa nama Anda?" atau "Di
mana Anda berada?" dapat digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran.

2. Keadaan Umum: Amati keadaan fisik pasien secara umum.


Perhatikan ekspresi wajah, postur tubuh, dan tanda-tanda
kecemasan atau ketidaknyamanan.

3. Tanda-Tanda Vital: Ukur tanda-tanda vital pasien, termasuk


tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu
tubuh. Catat hasil pengukuran ini.

4. Tinggi Badan (TB)


Untuk mengukur tinggi badan, gunakan stadiometer atau alat
pengukur tinggi yang tepat. Pastikan pasien berdiri tegak dan
rambutnya tidak menggantung agar pengukuran tepat.

5. Berat Badan (BB):


Pasang pasien di timbangan yang sesuai untuk mengukur berat
badan mereka. Pastikan pasien memakai pakaian yang serupa
pada setiap pengukuran berat badan.

6. Lingkar Lengan Atas (LILA):


Untuk mengukur LILA, gunakan pita pengukur yang tepat,
biasanya diletakkan di lengan pasien di atas tulang siku.
Pastikan pengukuran dilakukan dengan tepat dan catat hasilnya.

2. Muka, mata, Tujuan :


hidung, telinga,
mulut, gusi, gigi, 1. Muka: Pemeriksaan muka dapat digunakan untuk
leher, payudara mengidentifikasi cedera, pembengkakan, perubahan warna
kulit, atau gejala gangguan kulit lainnya.

2. Mata: Pemeriksaan mata bertujuan untuk menilai penglihatan,


gerakan mata, serta tanda-tanda infeksi, peradangan, atau
gangguan mata lainnya.

3. Hidung: Pemeriksaan hidung dapat membantu dalam


mendeteksi masalah pernapasan, infeksi sinus, atau perdarahan
hidung.

4. Telinga: Pemeriksaan telinga digunakan untuk menilai


pendengaran, deteksi infeksi telinga, serta perubahan dalam
struktur telinga.

5. Mulut dan Gusi: Tujuan pemeriksaan mulut dan gusi adalah


untuk menilai kesehatan gigi, gusi, serta deteksi tanda-tanda
masalah mulut seperti sariawan atau tukak.

6. Gigi: Pemeriksaan gigi bertujuan untuk mengidentifikasi karies


gigi, retakan gigi, atau masalah lain dalam rongga mulut.
7. Leher: Pemeriksaan leher dapat membantu dalam mendeteksi
pembengkakan kelenjar getah bening, ketegangan otot leher,
atau masalah tiroid.

8. Payudara: Tujuan pemeriksaan payudara adalah untuk


mendeteksi benjolan, perubahan kulit, atau tanda-tanda lain
dari masalah payudara, termasuk pemeriksaan payudara sendiri
untuk deteksi dini kanker payudara.

Prosedur pelaksanaan :

1. Muka: Periksa kulit wajah untuk lesi, ruam, atau bengkak.


Periksa simetri wajah dan ekspresi wajah. Periksa mata dan alis
untuk tanda-tanda masalah mata.

2. Mata: Periksa mata dengan pencahayaan yang baik. Periksa


konjungtiva (selaput lendir mata) untuk tanda-tanda kemerahan
atau pembengkakan. Periksa kornea, iris, dan pupil untuk
masalah mata seperti katarak, glaukoma, atau infeksi.

3. Hidung: Periksa hidung untuk perdarahan, sekret, atau polip.


Evaluasi kemampuan pasien untuk bernapas melalui hidung.

4. Telinga: Inspeksi telinga luar untuk tanda-tanda peradangan,


bengkak, atau kelebihan kotoran. Gunakan otoskop untuk
memeriksa saluran telinga dan gendang telinga untuk tanda-
tanda infeksi atau perubahan.

5. Mulut: Periksa mulut untuk tanda-tanda masalah gigi atau gusi,


seperti karies gigi, bengkak gusi, atau tanda-tanda peradangan.
Evaluasi lidah, langit-langit mulut, dan tenggorokan.

6. Gusi dan Gigi: Gunakan alat pemeriksaan gigi dan cermin


untuk memeriksa kondisi gigi dan gusi. Evaluasi kebersihan
mulut dan tanda-tanda penyakit gusi.

7. Leher: Periksa leher untuk tanda-tanda pembengkakan kelenjar


getah bening atau benjolan lainnya. Evaluasi gerakan leher dan
kekakuan otot.

8. Payudara: Lakukan pemeriksaan payudara secara sistematis,


termasuk inspeksi dan palpasi.

3. Palpasi Leopold : Tujuan : Tujuan untuk menentukan posisi dan letak janin pada
Memposisikan ibu uterus.
dengan
dorsalrecumben Prosedur pemeriksaan : okter meraba bagian atas perut ibu
menggunakan kedua telapak tangan untuk mengetahui letak
bagian tertinggi rahim (fundus) guna menentukan usia kehamilan.

4. Leopold I Fungsi :
(menentukan TFU,
bagian janin yang Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
teraba di fundus) terdapat di fundus uteri.

prosedur pemeriksaan :

1. Fundal Grip
bidan akan meraba perut bagian atas dengan kedua tangan untuk
meraba kepala, badan, dan pantat bayi untuk mengetahui ukuran
dan posisi bayi di dalam rahim.

2. Pegangan Pusar
Pada tahap kedua ini bidan akan memberikan tekanan yang dalam
melalui telapak tangannya untuk merasakan rahim. Teknik ini
memungkinkan dokter mengidentifikasi lokasi punggung dan
bagian-bagian kecil bayi.

3. Pegangan Pawlik
Dengan menggunakan jari dan ibu jari, bidan akan memeriksa
perut bagian bawah ibu untuk mengetahui apakah bayi sudah
berada di posisi yang tepat, di jalan lahir. Pemeriksaan leopold
tahap ini juga bisa menilai berat janin dan volume cairan ketuban.

4. Pemeriksaan Panggul
bidan akan menempatkan jari-jarinya ke arah panggul, kemudian
menggeser tangannya ke sisi rahim untuk menentukan di mana
posisi wajah bayi. Ketika wajah bayi tidak bisa teraba lagi, itu
berarti kepala bayi sudah masuk ke rongga tulang panggul.

5. Leopold II Tujuan :
( menentuan bagian
janin yang berada Pemeriksaan Leopold tahap kedua adalah menentukan area
dikanan dan kiri punggung atau tulang belakang bayi. Tidak hanya itu, pada tahap
uterus) ini juga dokter akan mencari tahu apakah janin sedang berada di
posisi kanan atau kiri kandungan ibu.

Prosedur Pemeriksaaan :

Pada tahap Leopold 2, kedua telapak tangan dokter akan meraba


perlahan kedua sisi perut Bumil, tepatnya di area sekitar pusar.
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui bayi Bumil menghadap
ke kanan atau ke kiri. Caranya adalah dengan membedakan letak
punggung bayi dan anggota tubuh lain.

6. Leopold III Tujuan :


( menentukan
bagian terendah Pada dasarnya, metode ini memiliki tujuan untuk memastikan
janin,) bagian tubuh mana dari janin yang berada di bagian bawah perut
ibu (kepala atau bokong) dan apakah bagian tersebut sudah
memasuki pintu atas panggul (PAP).

Prosedur Pemeriksaaan :

Menggunakan jari dan ibu jari, dokter akan merasakan bagian


mana dari bayi yang muncul di perut bagian bawah ibu, tepat di
atas jalan lahir. Ini dilakukan untuk melihat apakah bayi berada di
posisi yang tepat atau tidak.

7. Leopold IV Tujuan :
(menentukan
penurunan bagian Bertujuan untuk menentukan penurunan bagian terendah janin dan
terendah janin dan per limaan
per limaan) prosedur pemeriksaan :

Bidan akan meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua sisi


perut bagian bawah ibu. Setelah itu, ujung jari akan menekan area
sepanjang jalan lahir. Ini dilakukan untuk memastikan apakah
kepala bayi masih terletak di area perut atau sudah sampai jalan
lahir.

8. Auskultasi Denyut Tujuan :


Jantung Janin
Pemeriksaan Auskultasi denyut jantung janin Prosedur ini juga
yang digunakan untuk mendengarkan detak jantung janin dalam
kandungan ibu hamil. Auskultasi merupakan pemeriksaan jantung
yang bersifat non-invasif (tindakan dari luar tubuh), sehingga
aman dan mudah dilakukan untuk mendiagnosis kondisi medis
terkait jantung.

Prosedur pemeriksaan :

Auskultasi adalah metode pemeriksaan detak jantung janin


menggunakan stetoskop khusus. Melalui stetoskop tersebut, dokter
bisa mendengarkan suara denyut jantung janin dan menilai kondisi
jantung janin secara keseluruhan.
Nilai normal :

Dari pemeriksaan Auskultasi adalah Minggu ke-8–12 kehamilan:


Pada usia ini, detak jantung janin normal meningkat menjadi 149
bpm hingga 170 bpm di usia kehamilan 9 minggu. Namun, pada
minggu ke–12 detak jantung bayi akan menurun sedikit. Minggu
ke-13–26 kehamilan: Rata-rata detak jantung janin normal pada
usia ini berkisar antara 110–160 bpm.

9. Tinggi Fundus Uteri Tujuan :


(cm)
Tfu bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan sekaligus
mengukur pertumbuhan dan perkembangan janin.

Prosedur pemeriksaan :

Ambil posisi berbaring telentang di tempat datar. Ambil pita


pengukur, kemudian letakkan pita pengukurnya tepat pada tulang
kemaluan. Lanjutkan dengan menarik pita pengukur sampai ke
rahim bagian atas. Angka yang terdapat pada rahim bagian atas
merupakan tinggi fundus.

Nilai normal :

 Tinggi fundus uteri 24-25 cm di atas tulang kemaluan berarti


usia kehamilan 22-28 minggu.
 Tinggi fundus uteri 26,7 cm di atas tulang kemaluan berarti
usia kehamilan 28 minggu.
 Tinggi fundus uteri 29,5-30 cm di atas tulang kemaluan berarti
usia kehamilan 30-32 minggu
 Tinggi fundus uteri 31 cm di atas tulang kemaluan berarti usia
kehamilan 34 minggu
 Tinggi fundus uteri 32 cm di atas tulang kemaluan berarti usia
kehamilan 36 minggu
 Tinggi fundus uteri 33 cm di atas tulang kemaluan berarti usia
kehamilan 38 minggu
 Tinggi fundus uteri 37,7 cm di atas tulang kemaluan berarti
usia kehamilan 40 minggu

10. Periksa his Tangan penolong diletakan di atas uterus dan palpasi jumlah /
(Frekwensi dan frekuensi kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit,
durasi) lama / durasi setiap kontraksi yang terjadi, kekuatan, relaksasi,
simetri, dan dominasi fundus. Pada fase aktif, minimal terjadi dua
kontraksi dalam 10 menit, lama kontraksi 40 detik atau lebih. Di
antara dua kontraksi akan terjadi relaksasi dinding uterus.
11. Ekstremitas atas Pemeriksaan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas:
dan bawah (oedem,
varises, reflek) Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam berbagai posisi, baik posisi
duduk, berdiri, atau berbaring. Pemeriksa menahan gerakan otot
untuk menilai kekuatan otot. Pemeriksaan dilakukan pada sisi
yang sehat terlebih dahulu baru dibandingkan dengan sisi yang
sakit. Pemeriksaan kekuatan otot-otot ekstremitas atas adalah:

Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi otot lengan bawah


Pemeriksaan kekuatan adduksi dan abduksi otot lengan
Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi sendi metakarpal
Pemeriksaan kekuatan abduksi dan adduksi jari tangan
Pemeriksaan kekuatan menggenggam

Pemeriksaan Kekuatan Otot Ekstremitas Bawah:

Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu lalu


bandingkan dengan sisi yang sakit. Nilai kekuatan otot dengan
cara menahan gerakan otot lalu merujuk pada derajat kekuatan
otot. Pemeriksaan kekuatan otot-otot ekstremitas bawah adalah:

Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi otot paha


Pemeriksaan kekuatan adduksi dan abduksi otot tungkai
Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi persendian lutut
Pemeriksaan kekuatan dorsofleksi dan plantarfleksi otot-otot kaki

12. Pemeriksaan Tujuan :


Vaginal Toucher :
Melakukan vulva 1. Vaginal touvher : memeriksa pembukaan servik atau leher
hygiene Rahim apakah telah siap untuk proses kelahiran bayi atau
belum.

2. Vulva hygiene : vulva hygiene merupakan salah satu Tindakan


untuk memelihara kebersihan organ kewanitaan bagian luar
(vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan Kesehatan dan
mencegah infeksi

Prosedur pelaksanaan :

1. Vagian Toucher : VT atau vagina touvher atau pemeriksaan


dalam merupakan suatu metode dengan memasukkan dua jari
pemeriksa (telunjuk dan jari tengah) ke vagina ibu.

2. Vulva hygiene : gunakan air bersih, hindari sabun atau produk


permbersih yang mengandung pawing atau bahan kimia keras,
bilas dengan lembut, keringkan dengan tissue, gantilah pakaian
yang bersih.

13. Menilai vagina: Tujuan :


dinding vagina
teraba licin, rugae, 1. diagnose masalah Kesehatan
varises, benjolan 2. pemeriksaan kehamilan
3. pemantauan Kesehatan reproduksi
4. evaluasi masalah ginekologis
5. pemantauan kondisi medis tertentu

Prosedur pelaksanaan :

Gunakan sarung tangan dan masukkan jari-jari kedalam vagina


dan menekan perut dengan tangan yang lain untuk memeriksa
ukuran dan keadaan organ dalam seperti Rahim dan ovarium.

14. Menilai portio dan Tujuan :


serviks : tebal, tipis,
lunak, kaku. 1. Untuk menentukan faktor janin dan panggul
pembukaan 2. Menentukan perkiraan persalinan
Menilai selaput 3. Untuk menilai vagina
ketuban: utuh, 4. Untuk menilai keadaan serta pembukaan serviks
sudah pecah 5. Untuk menilai ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir

Prosedur : Persiapan Pasien

1. Petugas memperkenalkan diri


2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

Nilai normal:

serviks biasanya berukuran 3,5-4 sentimeter. Saat persalinan


dimulai, serviks akan melunak, memendek dan menipis. ibu
mungkin merasa tidak nyaman dengan kontraksi yang dapat secara
tidak teratur dan agak menyakitkan. Effacement sering dinyatakan
dalam persentase. Pada jarak 0 persen, serviks setidaknya 2
sentimeter atau lebih. Leher rahim harus terbuka hingga 100
persen atau benar-benar menipis sebelum persalinan pervaginam

15. Memastikan bagian


terendah janin, di
hodge, sutura,
molase, UUK di
jam, terdapat tali
pusat dan atau
bagian- bagian kecil
(tangan atau kaki)

16. Menilai sarung


tangan : air ketuban
(jernih,
keruh/meconium,
kering, darah),
lender darah.

17. Buang sampah Tujuan


sesuai tempatnya 1. buang sampah - safety bos : untuk melindungi dari bahaya
sampah yang ada di dalamnya dan tidak
menimbulkan infeksi bahaya
2. Tempat sampah kuning : untuk limbah infeksius dan patologi.
Limbah infeksius yaitu jenis limbah yang berkaitan langsung
dengan pasien dengan penanganan isolasi penyakit menular.
3. Tempat sampah warna coklat : Tempat sampah berwarna
coklat biasanya digunakan untuk membuang limbah farmasi,
misalnya obat-obatan yang sudah kedaluwarsa.
4. Tempat sampah warna ungu : untuk limbah sitotoksi. Tempat
sampah ungu digunakan untuk limbah yang berasal dari
aktivitas kemoterapi pada pasien.
5. Tempat sampah warna merah : untuk menampung limbah
radioaktif. Limbah radioaktif merupakan limbah yang berasal
dari penggunaan medis ataupun riset yang berasal dari
laboratorium dan mengandung radioaktif.

Tujuan pemerintah dari pengelompokkan tempat sampah


berdasarkan warna adalah untuk memisahkan sampah berdasarkan
jenisnya.

Tujuan lainnya yaitu untuk memberikan perlindungan kepada


petugas pengambilan sampah sehingga tidak sembarangan dalam
mengelola atau melakukan prosedur pengolahan sampah.
Sehingga sampah dapat diolah dengan baik berdasarkan jenisnya
dan tidak akan membahayakan dirinya.

18. Rendam alat di Tujuan dari rendam alat dilarutan sabun/enzimatik agar alat
larutan sabun/ tersebut sterilisasi dan untuk mencegah peralatan rusak, mencegah
larutan enzimatik terjadinya infeksi silang, menjamin kebersihan alat dan
menetapkan produk akhir dinyatakan steril dan aman digunakan
pasien.

Nilai atau berapa lama kita untuk merendam alat ke larutan


sabun/enzimatik kurang lebih 10 menit.

19. Menjelaskan hasil Tujuan dari Hasil pemeriksaan yaitu Mencegah masalah kesehatan
pemeriksaan jadi tujuan pemeriksaan fisik. Prosedur dapat mengevaluasi tanda
vital, meninjau kesehatan pribadi, riwayat keluarga, dan sistem
organ tubuh.” Halodoc, Jakarta – Salah satu tujuan pemeriksaan
fisik rutin mencegah masalah kesehatan yang mungkin saja terjadi.

Anda mungkin juga menyukai