Anda di halaman 1dari 3

BEST PRACTICE PEMEBELAJARAN INOVATIF

SMK WIRASABA KARAWANG

PENDAHULUAN :

Motivasi belajar peserta didik rendah dalam mengikuti proses pembelajaran dalam elemen
Pemberian obat , Fase F.
Penggunaan metode dan model pembelajaran yang kurang tepat serta kurangnya pemanfaatan
media pembelajaran, penggunaan model pembelajaran kurang tepat dan inovatif yang
diimplementasikan oleh guru, serta terbatasnya alat pembelajaran yang dimiliki tidak sebanding
dengan jumlah siswa

PEMBAHASAN :
Tantangan yang dihadapi dalam praktek pembelajaran ini :
a. Guru dan siswa secara tidak langsung pernah melakukan pembelajaran berbasis proyek,
namun masih belum terbiasa untuk melaksanakan sesuai alur/sintaks
b. Peserta didik belum terbiasa untuk mencari informasi yang terpercaya melalui internet.
Padahal peserta didik dituntut untuk lebih mandiri dalam pencarian informasi, sehingga
mereka harus mampu melakukan pencarian informasi yang sesuai dari sumber terpercaya.
c. Pembelajaran secara luring juga memerlukan kesiapan sarana prasarana dan SDM yang
banyak agar pembelajaran dapat berjalan lancar.
d. Pada saat shooting pengambilan gambar hari pertama terdeteksi noise yang sangat
mengganggu, sumber suara dari lingkungan di luar sekolah saat sedang melakukan
renovasi bangunan.

Pendekatan belajar yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Metode ini juga
menitikberatkan proses untuk memiliki hasil akhir berupa produk atau layanan (tergantung
permasalahan apa yang diberikan). Sehingga peserta didik diberikan kebebasan untuk menentukan
aktivitas belajarnya sendiri hingga menciptakan hasil berupa sebuah produk.
Dampak dari penerapan metode diskusi kelompok dengan menggunakan model Project Based
Learning yang dikolaborasikan dengan penggunaan media berbasis TPACK menunjukkan
kenaikan hasil evaluasi peserta didik dapat melakukan menganalisis masalah dan membuat alat
peraga tentang Kebutuhan Dasar Manusia pada Pemberian Obat serta aktifitas pembelajaran
berlangsung aktif bertanya dan aktif menanggapi pertanyaan, serta proses pengajaran tugas yang
diberikan dapat diselesaikan dalam 2 (dua) pertemuan pembelajaran. Dilihat dari hasil penilaian
Pengetahuan dan keterampilan berupa mengerjakan LKPD dan pembuatan proyek , serta penilaian
sikap peserta didik perolehan nilai menunjukan ketuntasan dengan nilai diatas KKTP yaitu 75.

Respon peserta didik dalam pemlajaran ini :


a. Peserta didik merasa senang karena pembelajaran berbasis masalah dengan menganalisis
masalahnya sehingga dapat menemukan solusi , bisa melakukan demostrasi sesuai dengan
penemuan solusi nya dan melakukan pembuatan video.
b. Dapat menunjukkan kemampuan murid untuk menerapka keterampilan yang diinginkan seperti
melakukan riset penelitian
c. Mengembangkan kemampuan kerja sama murid dengan teman-temannya
d. Pembelajaran luring juga mengajarkan peserta didik memanfaatkan teknologi untuk proses
pembelajaran

Respon dari rekan guru :


a. Memberikan guru banyak kesempatan melakukan penilaian atau asesmen
b. Membantu guru untuk berkomunikasi secara progresif dan bermakna dengan murid atau
sekelompok murid mengenai berbagai masalah.
c. Guru bertindak sebagai motivator serta bertindak sebagai fasilitator, yang mana diberi
kesempatan untuk bekerja secara bebas dalam membangun konsep belajarnya
KESIMPULAN :

Siswa menjadi pembelajar aktif, pembelajaran menjadi lebih interaktif, memberikan kesempatan
siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih siswa
menjadi mandiri, dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam
kepada siswa. Metode yang sifatnya proyek serta bisa mengarahkan siswakepada pemecahan
dari sebuah masalah.

DAFTAR PUSTAKA
Hanun, S. F., Rahman, Y., & Husnita, H. (2023). Penerapan Metode Project Based Learning Untuk
Meningkatkan Minat Belajar PAI Siswa. Educativo: Jurnal Pendidikan, 2(1), 97-106

https://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/article/view/112

Anda mungkin juga menyukai