SK Penanggung Jawab Pelayanan Kefarmasian
SK Penanggung Jawab Pelayanan Kefarmasian
KEPUTUSAN
DIREKTUR KLINIK CEMPAKA MEDICAL CENTER
Nomor : /SK/CMC/2022
TENTANG
PELAYANAN FARMASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR KLINIK CEMPAKA MEDICAL CENTER
Menimbang : a. bahwa dalam menunjang layanan klinis di Klinik, maka perlu didukung
oleh pelayanan obat yang baik;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf a, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Klinik Cempaka Medical Center Tentang
Pelayanan Farmasi.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 1 Maret 2022
LAMPIRAN : SK DIREKTUR
NOMOR :
PELAYANAN FARMASI
A. PENGERTIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Klinik Cempaka Medical Center adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.
C. SISTEM PELAYANAN
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari ruang farmasi pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di ruang pelayanan farmasi dan gudang
obat.
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian
obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Klinik dan seluruh
unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga
3. Menentukan waktu tunggu.
1. Pengendalian Persediaan
2. Pengendalian Penggunaan
3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
1. PERESEPAN
Pengkajian dan pelayanan Resep
Resep adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi,
dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Klinik Pratama Cempaka
Medical Center untuk menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada
pasien. Resep merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat
dan pasien (pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk
itu, agar obat berhasil, resep harus rasional.
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimbangan klinis.
Kajian administrasi, meliputi :
1. Nama pasien, Tahun Tanggal Lahir, No.telp pasien
2. Nama dan paraf dokter
3. Tanggal penulisan resep
6. interaksi
jika ditemukan ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus menghubungi
dokter penulis resep.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
- Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
- Tepat indikasi penyakit.
- Tepat pemilihan obat.
- Tepat dosis.
- Tepat cara pemberian obat.
- Tepat pasien
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Klinik Cempaka Medical Center dari distributor obat ( PBF ).
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Klinik Cempaka Medical Center
dengan menggunakan format LPLPO. Tujuan dari permintaan obat adalah untuk
memenuhi kebutuhan obat di Klinik Cempaka Medical Center sesuai dengan pola
penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Tambun Selatan.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada di Klinik Cempaka Medical Center
2. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
- kebutuhan meningkat
- terjadi kekosongan
b Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
- Data pemakaian obat periode sebelumnya.
- Jumlah kunjungan resep.
- Sisa Stok.
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan BMHP hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya
tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat
penggunaan dan tepat mutunya ditiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat dan BMHP meliputi kegiatan:
a. perencanaan
b. permintaan
c. penerimaan
d. penyimpanan
e. pendistribusian
f. pemusnahan dan penarikan
g. pengendalian
h. administrasi
i. pemantauan dan evaluasi pengelolaan
CEMPAKA MEDICAL CENTER
Jl. Setia Mekar No. 3, Tambun – Bekasi
Telp (021) 88347378, (021) 8807111, e-mail : cempakamedicalcenter01@gmail.com
G. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai persyaratan yang telah
ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu sediaan farmasi yang tersedia di klinik dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dengan mempertimbangkan hal-
hal berikut:
1. Bentuk dan jenis sediaan
2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan seperti suhu penyimpanan
3. Mudah atau tidaknya meledak atau terbakar
4. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketetapan peraturan perundang-
undangan
5. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi
Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Klinik Cempaka Medical Center
dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di Klink Cempaka Medical Center.
petugas penyedia obat di klinik denti sari wajib mendapatkan pelatihan tata kelola obat
diusulkan untuk mendapatkan pelatihan tatakelola obat yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya;
2. Cara membaca resep;
3. Cara pemakaian dan aturan pakai obat;
4. Efek samping obat;
5. Penyampaian informasi cara pemakain dan aturan pakai obat kepada pasien.
1. Petugas menanyakan obat-obat apa saja yang sedang dikonsumsi oleh pasien.
Mengkonsultasikan ke dokter obat tersebut perlu diberikan atau dilanjutkan
2. Petugas menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien alasan obat tersebut
diteruskan/dihentikan.
3. Petugas menjelaskan kembali aturan pakai obat tersebut apabila diteruskan
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek
samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Petugas pelayanan farmasi mengumpulkan obat rusak/kadaluwarsa dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pelayanan farmasi.
3. Obat yang rusak dimusnahkan sesuai bentuk sediaannya
4. Obat yang kadaluwarsa di kembalikan/diretur kembali ke PBF
5. Petugas pelayanan farmasi melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Klinik.
penanggung jawab tindak lanjut pelaporan kesalahan pemberin obat dan kejadian nyaris
cedera. Kepala Klinik Cempaka Medical Center menunjuk seseorang yang di tunjuk sebagai
mana dimaksud bertugas untuk :
1. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi kejadian kesalahan pemberian
obat dan Kejadian Nyaris Cedera;
2. Melakukan perbaikan sehingga tidak terjadi kesalahan serupa;
3. Tim mutu keselamatan pasien melaporkan tindak lanjut pelaporan pemberian obat dan
KNC ke Kepala Klinik
Kegiatan pemberian obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
penyiapan, peracikan, memberikan label/etiket, penyerahan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai.
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh petugas pelayanan farmasi untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas, dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat ,
petugas kesehatan lain, dan pasien.
CEMPAKA MEDICAL CENTER
Jl. Setia Mekar No. 3, Tambun – Bekasi
Telp (021) 88347378, (021) 8807111, e-mail : cempakamedicalcenter01@gmail.com
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh petugas pelayanan farmasi untuk
memberikan informasi obat tentang efek samping obat dan efek yang tidak diharapakan
secara akurat, jelas.