Anda di halaman 1dari 102

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DAN KREATIVITAS TERHADAP

EKSISTENSI UMKM BATIK SHAHO PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI


KOTA BALIKPAPAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
RANI ZULFIA
NPM 175030266

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

i
ABSTRAK

Zulfia, R. 2021. Pengaruh Perilaku Konsumen dan Kreativitas Terhadap


Eksistensi UMKM Batik Shaho Pada Masa Pandemi Covid-19 di
Kota Balikpapan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ekonomi. Universitas
Balikpapan. Pembimbing: (I) Prita Indriawati, M.Pd. (II)
Deden, M.Pd.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui


tentang pengaruh perilaku konsumen dan kreativitas terhadap eksistensi UMKM
Batik Shaho pada masa pandemi covid-19 di Kota Balikpapan. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa: 1) Hipotesis Pertama terbukti bahwa ada pengaruh Perilaku
Konsumen terhadap Eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19
di kota Balikpapan, hal ini terlihat dari tingkat signifikan (0,03 < 0,05). Artinya t-
hitung lebih besar dari t-tabel (2,707 > 2,002). 2) Hipotesis Kedua terbukti bahwa
ada pengaruh Kreativitas terhadap Eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa
pandemi covid-19 di kota Balikpapan, hal ini terlihat dari tingkat signifikan (0,00 <
0,05). Artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel (5,422 > 2,002). 3) Hipotesis ketiga
terbukti bahwa ada pengaruh secara bersama-sama antara Perilaku Konsumen dan
Efektivitas terhadap Eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19
di kota Balikpapan, hal ini terlihat dari tingkat signifikan (0,00 < 0,05). Artinya
nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel (15,614 > 3,159).

Kata Kunci: Perilaku Konsumen, Kreativitas, dan Eksistensi UMKM Pada Masa
Pandemi Covid-19.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DAN KREATIVITAS TERHADAP


EKSISTENSI UMKM BATIK SHAHO PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI KOTA BALIKPAPAN

Oleh:

RANI ZULFIA

NPM 175030266

Telah dipertahankan
di depan Tim Penguji Proposal Skripsi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Balikpapan
Pada tanggal

TIM PENGUJI

Nama Tanda Tangan Tanggal Keterangan


Pembimbing I
Prita Indriawati, M.Pd

Pembimbing II
Deden, M.Pd

Penguji I
Dr. H. Sugianto, M.M

Penguji II
Dr. Casmudi, M.M

Penguji III
Tri Astuti Nur’aini, M.Psi

iii
LEMBAR PERBAIKAN PROPOSAL

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DAN KREATIVITAS TERHADAP


EKSISTENSI UMKM BATIK SHAHO PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI KOTA BALIKPAPAN

Oleh:

RANI ZULFIA

NPM 175030266

Telah dipertahankan
di depan Tim Penguji Proposal Skripsi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Balikpapan
Pada tanggal

TIM PENGUJI

Nama Tanda Tanggal Keterangan


Tangan
Pembimbing I
Prita Indriawati, M.Pd

Pembimbing II
Deden, M.Pd

Penguji I
Dr. H. Sugianto, M.M

Penguji II
Dr. Casmudi, M.M

Penguji III
Tri Astuti Nur’aini,
M.Psi

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tugas
penyusunan proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Perilaku Konsumen dan
Kreativitas Terhadap Eksistensi UMKM Batik Shaho Pada Masa Pandemi Covid-
19 di Kota Balikpapan”.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus dari
berbagai pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai. Peneliti
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Sugianto, M.M Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Balikpapan.
2. Prita Indriawati, M.Pd Selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Balikpapan dan selaku dosen pembimbing I saya yang
telah dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan membimbing, mengarahkan
dan memberikan petunjuk dalam menyusun proposal skripsi ini hingga selesai.
3. Deden, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas
Balikpapan dan selaku dosen pembimbing II saya yang telah dengan
kesungguhan dan penuh keikhlasan membimbing, mengarahkan dan
memberikan petunjuk dalam menyusun proposal skripsi ini hingga selesai.
4. Para Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Balikpapan
yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti, semoga dapat berguna dan
bermanfaat.
5. Para Karyawan/wati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Balikpapan yang telah membantu penulis dalam proses keperluan Administrasi
dalam proses pembuatan laporan proposal skripsi.
6. Supraptono selaku pemilik usaha Batik Shaho di Kota Balikpapan yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Batik Shaho.
7. Kedua orang tua saya Slamet Riyanto, dan Suratmi yang telah memberikan
doa dan dukungan secara moril maupun materil.
8. Adik saya Aulia Virda Rahmawati yang telah memberikan dukungan dan doa
dalam penyusunan proposal skripsi ini.
9. Keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan dan doa dalam
penyusunan proposal skripsi ini.
10. Sahabat dan teman yang telah memberikan dukungan dan doa dalam
penyusunan proposal skripsi ini.
11. Teman-teman angkatan 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ekonomi Universitas Balikpapan yang telah memberikan dukungan dan doa
dalam penyusunan proposal skripsi ini.

v
Peneliti mohon maaf dan menyadari bahwa penyusunan proposal skripsi ini
jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak selalu peneliti terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada
Allah SWT peneliti serahkan segalanya dan mdah-mudahan dapat bermanfaat
khususnya bagi peneliti, umumnya bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Balikpapan,
Peneliti

Rani Zulfia
NPM 175030266

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... i


ABSTRAK .................................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iii
LEMBAR PERBAIKAN PROPOSAL ........................................................................iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................... v
DAFTAR ISI ...............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
Grafik 1. Pertumbuhan PDB 2019-2020....................................................................... 2
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................................7
C. Batasan Masalah................................................................................................7
D. Rumusan Masalah .............................................................................................8
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................9
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................ 11
A. Tinjauan Pustaka............................................................................................. 11
1. Eksistensi...................................................................................................... 11
2. Perilaku Konsumen ..................................................................................... 19
3. Kreativitas .................................................................................................... 28
4. Kebijakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Terhadap Covid-19................ 31
B. Penelitian Relevan ........................................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 37
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................................... 37
b. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 37
c. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 38
d. Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 40
e. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 42
f. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 44
g. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 47

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 54
a. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................... 54
1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................... 54
2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................ 55
b. Hasil Penelitian.................................................................................................... 68
1. Uji Validitas ..................................................................................................... 68
3. Uji Reliabilitas ............................................................................................. 71
c. Uji Prasyarat Analisis .......................................................................................... 72
1. Uji Normalitas .............................................................................................. 72
2. Uji Linieritas ................................................................................................ 75
3. Uji Heterokedastisitas .................................................................................. 77
4. Uji Multikolinieritas .................................................................................... 79
5. Uji Autokorelasi ........................................................................................... 80
d. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................................... 82
B. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................... 84
1. Uji Parsial (Uji t) .......................................................................................... 84
2. Uji Simultan (Uji f) ...................................................................................... 85
C. Pembahasan ..................................................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................. Error! Bookmark not defined.
a. Kesimpulan ................................................................ Error! Bookmark not defined.
b. Saran .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ Error! Bookmark not defined.

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 36


Tabel 2 Rincian Jumlah Pengrajin Batik ....................................................... 37
Tabel 3 Skala Pengukuran Likert .................................................................. 42
Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Eksistensi ........................................................... 43
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konsumen .......................................... 43
Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Kreativitas ......................................................... 43

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ....................................................................... 33

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Pasal 1 ayat 9 UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ialah Sumber Daya Alam (SDA) adalah

unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan non hayati

yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem. Kekayaan Sumber

Daya Alam (SDA) yang dimiliki bangsa Indonesia begitu besar merupakan

anugerah yang harus disyukuri serta dinikmati oleh seluruh masyarakat demi

tercapainya kesejahteraan. Menurut Bank Indonesia dalam (Aufar, 2014)

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha produktif milik

warga negara Indoneisa, yang berbentuk badan usaha orang perorangan,

badan usaha yang tidak berbadan hokum, atau badan usaha berbadan hokum.

Dalam perekonomian nasional, Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM)

memiliki peran yang cukup besar bagi pertumbuhan dan perekonomian

Indonesia. Oleh karena itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

mendapat prioritas pemerintah untuk dikembangkan agar memiliki

kemampuan daya saing dengan usaha lain yang sejenis.

Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) semakin tepat untuk

dikembangkan agar dapat memperbaiki perekonomian Indonesia yang

sedang turun pada masa pandemi covid-19. Selain itu pandemi covid-19 juga

berdampak pada semua sektor perekonomian baik yang berskala besar

1
maupun berskala kecil (Nasution, 2020; Amri, 2020). Kondisi ini tentunya

harus disikapi dengan bijaksana baik oleh pemerintah selaku pemangku

kepentingan dan juga para pelaku usaha. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani

mengungkapkan, bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Q2

(quartal 2) tahun 2020 terkontraksi menjadi minus 5,32 persen seperti data

yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) terkait PDB tahun 2019-

2020 yang terlihat pada grafik berikut:

Sumber: BPS 2020, data diolah

Grafik 1. Pertumbuhan PDB 2019-2020

Dari grafik 1 di atas dapat terlihat, bahwa dampak dari pandemi covid-

19 sangat signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. pada

tahun 2020 Q1 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih pada level positif,

akan tetapi memasuki Q2 pertumbuhan ekonomi terkoreksi sampai pada

level -5,32 persen. Hal ini tentunya harus segera diambil langkah-langkah

positif bagi perekonomian nasional Indonesia. Dengan mengembangkan

kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) oleh pemerintah

2
diharapkan tingkat pertumbuhan perekonomian dapat diperbaiki. Untuk

mengembangkan kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki semangat dan

mental yang kuat serta didukung oleh keterampilan dan keahlian (Masitoh,

2019)

Sumber daya manusia yang berkualitas pada kegiatan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan mampu untuk meningkatkan

kreativitas pada para pemilik usaha dalam berusaha agar perilaku konsumen

tetap terjaga untuk selalu penjadi pelanggan tetap salah satu cara untuk

mempertahankan perilaku konsumen dan kreativitas pemilik usaha, pemilik

usaha harus tetap bisa menjaga eksistensi usahanya. Menurut Sumandiyo

Hadi dalam (Lutfyana, 2015) eksistensi atau keberadaan dapat diartikan

sebagai hadirnya atau sesuatu dalam kehidupan. Keberadaan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) sudah kental dengan kehidupan sosial

ekonomi rakyat Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

menjual berbagai macam barang dagangan.

Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak

terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan masyarakat Indonesia pada

umumnya. Namun pada masa pandemi covid-19 saat ini eksistensi Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan yang

menyebabkan turunnya pendapatan bagi para pelaku usaha. Sehingga

membuat para pelaku usaha untuk terus berusaha melakukan berbagai

macam cara agar tetap menjaga eksistensi merk dagangannya dengan

3
mempertahakan faktor utama dalam menjaga eksistensi barang

dagangannya yaitu dengan mempertahankan perilaku konsumen dan

mengembangan kreativitas pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM).

Salah satu faktor utama dalam menjaga eksistensi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) adalah dengan mempertahankan konsumen loyal.

Konsumen Loyal ini merupakan kegiatan dari perilaku konsumen, dimana

menurut Kotler dan Keller dalam (Nofri, 2018) perilaku konsumen sebagai

studi tentang bagaimana tindakan individu, organisasi, dan kelompok dalam

memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Konsep pendekatan

perilaku konsumen memberikan masukan agar pemasaran cenderung

memiliki orientasi lebih kepada pelanggan dan bukan hanya sekedar menjual

apa yang diproduksi para pemilik usaha. Pada dasarnya perilaku konsumen

dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal yaitu segala sesuatu yang

berhubungan dengan keadaan pribadi konsumen seperti motivasi, persepsi,

pengetahuan, kepercayaan dan sikap, usia, tingkat kehidupan, keadaan

ekonomi, gaya hidup. Dan faktor eksternal yaitu budaya, sub-budaya, kelas

sosial, keluarga, kelompok acuan dan sebagainya.

Oleh karena itu pemilik batik shaho harus melakukan analisa perilaku

konsumen untuk mengetahui karakteristik konsumen serta menarik perhatian

konsumen untuk tetap menggunakan dan membeli produk batik dari batik

shaho. Bukan hanya dengan mempertahankan perilaku konsumen para

pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat bersaing dengan

4
para pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lainnya di tengah

masa pandemi covid-19 tetapi juga dengan diiringin oleh tingkat kreativitas

para pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Adapun

penelitian relevan Penelitian dari Wulan Suryani (2017) dalam penelitiannya

disimpulkan bahwa variable marketing mix dan perilaku konsumen secara

parsial berpengaruh dan signifikan terhadap eksistensi perbankan syariah.

Menurut Barron yang dikutip dari Ngalimun dalam (Guilford , 2013)

kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru. Guilford yang dikutip dari Ngalimun dkk dalam (Guilford , 2013)

menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai

seorang kreatif. Kreativitas tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi

dipengaruhi oleh keinginan seseorang untuk berkreasi sekreatif mungkin,

namun sayangnya tingkat kreativitas seseorang terhadap suatu usaha tidak

terlalu tinggi disebabkan oleh kurangnya pelatihan untuk menunjang

kreativitas seseorang agar dapat terus berkembang. Sehingga pentingnya

meningkatkan kreativitas dimasa pandemi covid-19 bagi pemilik Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat terus mengembangkan

usaha dimasa pandemi.

Oleh karena itu sangat penting bagi para pemilik Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) untuk memperhatikan perilaku konsumen dan

kreativitas terhadap produk usaha yang dijalaninya agar dapat terus menjaga

eksistensi usahanya di tengah masa pandemi covid-19 saat ini. Maka dari itu

sebagai pemilik usaha harus dapat pula meningkatkan kreativitas terhadap

5
usahanya sehingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak

mengalami kerugian yang cukup signifikan di tengah masa pandemi covid-

19 yang berdampak terhadap perekonomian.

Salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kota

Balikpapan yang akan peneliti lakukan penelitian ialah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Batik tepatnya di Batik Shaho yang beralamat di

jalan LKMD RT 05 Nomor 45 Kelurahan Batu Ampar Balikpapan Utara

didirikan Sejak tahun 1993, Batik Shaho tidak hanya menyediakan rumah

kreatif bagi orang yang ingin belajar untuk membatik namun mereka juga

menyediakan jasa pembuatan seragam sekolah untuk sekolahan yang ada di

Balikpapan maupun diluar Balikpapan dan adapula instansi Pemerintahan

yang melakukan pemesanan kain batik untuk dijadikan souvenir kepada para

tamu dari luar Balikpapan serta menjual berbagai macam alat untuk

membatik. Saat memulai usaha sang pemilik memiliki tujuan yaitu ingin

usahanya dapat terus meningkatkan taraf hidup di masa mendatang bagi

pemilik maupun bagi para pegawainya.

Berdasarkan hasil wawancara dari pemilik Batik Shaho di tengah masa

pandemi covid-19 Batik Shaho mengalami penurunan dalam segi pendapatan

disebabkan oleh ada beberapa instansi yang melakukan pemesanan kain batik

terlambat pada saat melakukan pembayaran yang membuat pemilik batik

shaho harus terus berkembang ditengah kendala perekonomian. Pentingnya

pelatihan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat meningkatkan

kreativitas para pengrajin di Batik Shaho kurang diperhatikan oleh sang

6
pemilik yang menyebabkan minimnya pengetahuan marketplace dan

kreativitas yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dan eksistensi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Shaho.

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu

dilakukan penelitian dengan judul sebagai berikut : Pengaruh Perilaku

Konsumen dan Kreativitas Terhadap Eksistensi UMKM Batik Shaho Pada

Masa Pandemi Covid-19 di Kota Balikpapan. Hal yang melandasi penelitiaan

ini adalah dalam peningkatan jiwa kreativitas pemilik usaha agar pemilik dapat

terus menjaga perilaku konsumen dan tetap mempertahkan eksistensi Batik

Shaho ditengah masa pandemi covid-19.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran konsumen terhadap ketepatan waktu dalam

pembayaran baju batik yang telah di order di Batik Shaho Balikpapan

2. Kurangnya kesadaran pemilik usaha Batik Shaho dalam pelatihan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang memadai dalam mengembangkan kreativitas.

3. Minimnya pengetahuan dari pemilik usaha mengenai marketplace dalam

usaha mempertahankan eksistensi usaha Batik Shaho.

C. Batasan Masalah

1. Dalam penelitian ini untuk mengetahui eksistensi UMKM Batik Shaho

pada masa pandemi covid-19 dipengaruhi oleh variabel perilaku konsumen

serta variabel kreativitas di UMKM Batik Shaho Kota Balikpapan.

7
2. Untuk memperjelas dan menghindari ruang lingkup permasalahan yang

terlalu luas dan tidak semua masalah dapat diteliti karena keterbatasan

waktu, tenaga, dan biaya maka peneliti hanya meneliti pengaruhnya

eksistensi Batik Shaho yang ada di Balikpapan pada masa pandemi covid-

19.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah perilaku konsumen berpengaruh terhadap eksistensi UMKM Batik

Shaho pada masa pandemi covid-19 di Kota Balikpapan ?

2. Apakah kreativitas berpengaruh terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho

pada masa pandemi covid-19 di Kota Balikpapan ?

3. Apakah perilaku konsumen dan kreativitas berpengaruh secara bersama-

sama terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-

19 di Kota Balikpapan ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap eksistensi UMKM Batik

Shaho pada masa pandemi covid-19 di Kota Balikpapan.

2. Untuk mengetahui kreativitas terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho

pada masa pandemi covid-19 di Kota Balikpapan.

3. Untuk mengetahui perilaku konsumen dan kreativitas terhadap eksistensi

UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19 di Kota Balikpapan.

8
F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat bagi

pemilik usaha Batik Shaho dalam mengetahui pengaruh perilaku konsumen dan

kreativitas terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-

19 di Kota Balikpapan. Adapun beberapa manfaat lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini untuk menambah wawasan penulis yang berhubungan

dengan mata kuliah kewirusahaan untuk mengetahui pentingnya perilaku

konsumen dan kreativitas terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho pada

masa pendemi covid-19 di Kota Balikpapan.

b. Sebagai acuan dan referensi pada penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan perilaku konsumen dan kreativitas terhadap eksistensi UMKM

Batik Shaho pada masa pendemi covid-19 di Kota Balikpapan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemilik Batik Shaho

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kekurangan dan

hambatan dari perilaku konsumen dan kreativitas terhadap eksistensi

UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19 di Kota Balikpapan.

b. Bagi Pengembangan Program Studi

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi manfaat bagi program studi

terkait referensi pada mata kuliah kewirausahaan.

9
c. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman

tentang pengaruh perilaku konsumen dan kreativitas terhadap eksistensi

UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19.

d. Bagi Mahasiswa/Pembaca.

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi manfaat mahasiswa FKIP serta

dapat menjadi rujukan dalam menulis karya ilmiah penelitian tindakan

kelas selanjutnya.

10
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Eksistensi
a. Pengertian Eksistensi
Menurut Sumandiyo Hadi dalam (Lutfyana, 2015) eksistensi atau

keberadaan dapat diartikan sebagai hadirnya atau sesuatu dalam

kehidupan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa eksistensi

merupakan hadirnya sesuatu dalam kehidupan baik benda atau

manusia menyangkut apa yang dialami.

Menurut Abidin dalam (Maritfa Nika , 2013) eksistensi adalah suatu

progress dinamis, suatu “menjadi” atau “mengada”. Ini sesuai dengan

asal kata eksistensi itu sendiri yakni existere, yang artinya keluar

dari,”melampaui” atau “mengatasi”. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku

atau terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami

perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada

kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya.

Eksistensi merupakan konsep yang menekankan bahwa sesuatu itu

ada dan satu-satunya faktor yang membedakan setiap hal adalah fakta.

Menurut Abidin dalam (Kusuma, 2007) eksistensi adalah suatu

proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan

asal kata eksistensi yakni eksistere yang artinya muncul, ada, timbul,

memilih keberadaan aktual.

11
Berdasarkan pengertian dan penjelasan diatas, maka peneliti

menarik kesimpulan mengenai definisi eksistensi adalah suatu

progress yang dinamis untuk berkembang terhadap suatu hal yang

telah dikonsep.

b. Faktor yang mempengaruhi eksistensi


Faktor yang mempengaruhi eksistensi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) menurut Abidin dalam (Kusuma, 2007) berkaitan

dengan berjalan atau tidaknya suatu sistem dalam pemasaran di Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari jumlah pengunjung atau

minat beli konsumen yang meningkat atau setidaknya stabil pada setiap

harinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah sebagai

berikut:

1. Faktor Lokasi

Pemilihan lokasi ritel adalah sebuah keputusan yang sangat

strategis setelah lokasi dipilih, peritel harus menanggung semua

konsekunsi dari plihan tersebut. Sebagai contoh, sebuah ritel

makanan mempertibangkan lokasi toko di area yang masih baru.

Peritel memilih dua tempat,berseberangan dengan toko lain atau

menempati lokasi yang benar-benar baru tanpa pesaing toko

makanan lain. Dalam membuat keputusan pilihan lokasi,

seharusnya pemilik ritel memikirkan untuk memutuskannya

dalam tiga tingkatan yaitu daerah, area perdagangan, dan tempat

yang lebih spesifik.

12
a. Daerah merujuk kepada suatu negara, bagian dari suatu negara,

kota tertentu, atau metropolitan statistical area (MSA).

b. Area perdagangan adalah area geografis yang berdekatan yang

memiliki mayoritas pelanggan dan penjulan sebuah toko,

mungkin bagian dari sebuah kota, atau dapat meluas diluar batas-

batas kota tersebut, tergantung pada jenis-jenis toko dan

intensitas dari para pelanggan potensial disekitarnya.

c. Tempat yang lebih spesifik, dalam mengambil keputusan lokasi

toko, para pemilik ritel seharusnya menguji tiga tingkatan

tersebut secara serempak dan terintegrasi. Sebelum menguji

ketiga keputusan lokasi secara berurutan, akan dijelaskan

terlebih dahulu hal-hal berikut :

1) Melihat faktor yang mempengaruhi daya tarik suatu area

perdagangan tertentu.

2) Menguji apa yang dicari peritel dalam memilih tempat,

seperti target penjualan yang harus dicapai sehingga dapat

dilakukan pengujian dengan menggunakan beberapa metode

peramalan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik sebuah lokasi adalah

keuntungan aksesibilitas dan keuntungan lokasi sebagai pusatnya.

a. Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi

konsumen untuk masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis

ini memiliki dua tahap yaitu:

13
1) Analisi makro

Analisis ini mempertimbangkan area perdagangan primer,

seperti area dua hingga tiga mil disekitar lokasi tersebut dalam

kasus sebuah super market atau sebuah toko obat. Untuk

menaksir aksesibilitas lokasi ada tingkat makro, ritel secara

bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola-pola

jalan, kondisi jalan, dan hambatannya.

2) Analisis mikro

Analisis ini berkonsentrasi pada masalah-masalah pada

sekitar lokasi, seperti fisibilitas, arus lalu lintas, parkir,

keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar.

b. Keuntungan secara lokasi sebagai pusatnya

Setelah aksesibilitas dievaluasi, analis harus mengevaluasi

lokasi didalamnya. Karena lokasi yang lebih baik memerlukan

biaya yang lebih, ritel harus mempertimbangkan

kepentingannya. Pertimbangan lainnya adalah untuk

menempatkan toko-toko yang menarik pasar sasaran yang

saling berdekatan. Pada intinya, konsumen ingin berbelanja

dimana meraka menemukan variasi barang dagangan yang

lengkap. Pemilihan lokasi sangat penting mengigat apabila salah

dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang

akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan

mengurangi minat konsumen untuk beebelanja di pasar.

14
2. Faktor Harga

Harga adalah salah satu unsur pembauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan dan pembayaran, serta paling mudah

disesuaikan yang bertujuan untuk mengkomunikasikan posisi nilai

yang dimaksudkan perusahan kepada pasar tentang produk dan

mereknya. Defenisi lain harga adalah jumlah uang yang telah

disepakati pembeli dan penjual utnuk ditukar dengan barang atau

jasa dalam transaksi bisnis normal. Berdasarkan uraian diatas

maka dapat disimpulkan harga adalah jumlah uang yang

disepakati penjual dan pembeli untuk ditukarkan dengan produk

atau jasa. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk

diperhatikan, mengigat harga sangat menentukan laku tidaknya

suatu barang dagangan yang di jual. Salah dalam menentukan

harga akan berakibat fatal terhadap barang dagangan yang

ditawarkan.

a) Faktor Faktor Kualitas dan Keragaman Produk

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian

dari pihak perusahaan/produsen. Kualitas merupakan salah satu

alat utama untuk mencapai posisi produk. Kualitas menyatakan

tingkat kemampuan dari suatu merek atau produk tertentu

dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan. Kualitas produk

menunjukkan ukuran tahan lamanya produk, dapat dipercayai

produk tersebut, ketepatan (precision) produk, mudah

15
mengoprasikan dan memeliharanya. Kualitas diukur dalam

ukuran persepsi pembeli tentang mutu/kualitasn produk.

Kebanyakan produk disediakan atau diadakan mulanya

berawal pada satu diantara empat tingkat kualitas, yaitu kualitas

rendah, kualitas rata-rata (sedang), kualitas baik (tinggi), dan

kualitas sangat baik. Produk itu sendiri adalah segala sesuatu

yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

dipergunakan, dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan

konsumen. Keragaman produk merupakan kumpulan seluruh

produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada

pembeli. Keragaman produk juga merupakan kelengkapan

barang yang dijual dan ketersediaan barang-barang tersebut.

Konsumen cenderung memilih pasar yang menawarkan produk

yang bervariasai dan lengkap menyangkut kedalaman luas, dan

kualitas keragaman barang yang ditawarkan oleh pengecer.

b) Faktor Kepuasan Konsumen

Kepuasan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidak

sesuaian/diskon fimasi yang dirasakan antara harapan

sebelumnya dan kinerja akurat produk yang dirasakan setalah

pemakaianya. Kepuasan pelanggan juga merupakan dampak

dari perbandingan antara harapan pelanggan sebelum

pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh pelanggan

dari produk yang dibeli tersebut. Berdasarkan uraian tersebut,

16
maka kepuasaan pelanggan adalah perbandingan antara

harapan pelanggan dan kinerja sesungguhnya diperoleh

pelanggan-pelanggan setelah melakukan pembelian produk

atau jasa. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk

menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Kepuasan para

pelanggan dapat memberi beberapa manfaat, diantaranya

hubungan perusahaan, pasar dan pelanggan jadi harmonis,

memberi dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya

loyalias pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari

mulut kemulut yang menguntungkan perusahaan dan

pedagang.

c) Faktor Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan terhadap

perusahaan, merek, maupun produk, mendefenisikan loyalitas

adalah sikap menyenangi terhadap sesuatu merek yang

dipresentasikan dalam pembelian secara konsisten terhadap

merek itu sepanjang waktu. Menurut Simaewan, loyalitas

pelanggan adalah sikap positif seorang pelanggan terhadap

merek dan pelanggan mempunyai keinginan yang kuat untuk

membeli merek yang sama pada masa sekarang maupun masa

mendatang. Berdasarkan uraian tersebut, maka loyalitas

pelanggan adalah kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek

yang tercermin dalam pembelian ulang secara konsisten.

17
c. Indikator Eksistensi
Menurut Sumandiyo Hadi dalam (Lutfyana, 2015) indikator eksistensi

adalah :

1. Mengikuti perkembangan pasar.

Merupakan sebuah usaha yang dilakukan dalam meningkatkan

penjualan dari hasil produk yang dihasilkan.

2. Mengamati pergerakan para pesaing.

Penjual harus mengikuti harga pasar, sebab penjual hanya

menentukan kuantitas barang yang akan dijual mencukupi

kebutuhan konsumen. Oleh karena itu penting pagi penjual untuk

melakukan analisis competitor agar bisa mengatur langkah bisnis

yang dilakukan kedepannya.

3. Fokus mengembangan usaha.

Dalam menjalankan sebuah bisnis terdapat fase pengembangan.

Dengan fokus pada satu bidang akan dapat menyaring ide-ide untuk

pengembangan yang lebih baik yang akan mempengaruhi nilai dari

usaha yang sedang dijalankan.

4. Perluas jaringan bisnis

Untuk mengembangkan bisnis, selain strategi yang tepat, seseorang

juga memerlukan jaringan profesional yang lebih luas. Dengan

18
memiliki jaringan yang profesional yang luas maka akan sangat

bagus untuk mengembangkan bisnis yang sedang dijalankan.

2. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Nessim Hanna & Richard Wozniak dalam (Umar,

2003), perilaku konsumen sebagai studi tentang bagaimana tindakan

individu, organisasi, dan kelompok dalam memuaskan kebutuhan

dan keinginan pelanggan.

Menurut Sheth & Mittal (Tjiptono, 2014), perilaku konsumen

adalah aktivitas mental dan fisik yang dilakukan oleh pelanggan

rumah tangga (konsumen akhir) dan pelanggan bisnis yang

menghasilkan keputusan untuk membayar, membeli dan

menggunakan produk dan jasa tertentu.

Menurut Hawkins & Mothersbaught dalam (Tjiptono, 2014)

perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau

organisasi dan proses proses yang mereka gunakan untuk

menyeleksi, mendapatkan, menggunakan dan menghentikan

pemakaian produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan

kebutuhan, serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen

dan masyarakat.

Menurut (Kotler & Keller, 2016) perilaku konsumen sebagai

studi tentang bagaimana tindakan individu, organisasi, dan kelompok

dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

19
Berdasarkan pengertian dan penjelasan diatas, maka peneliti

menarik kesimpulan mengenai definisi perilaku konsumen adalah

sebuah aktivitas individu maupun kelompok untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan masing-masing individu dan kelompok.

b. Faktor-faktor Perilaku Konsumen


Menurut (Kotler, 2000) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen antara lain: faktor kebudayaan, faktor sosial,

faktor personal dan faktor psikologis.

1) Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang luas dan mendalam

terhadap perilaku, peran budaya, sub budaya, kelas sosial yang

sangat penting.

1. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan

perilaku seseorang.

2. Sub Budaya Merupakan identifikasi dari sosialisasi yang khas

untuk perilaku anggotanya, ada empat macam sub budaya

yakni terdiri dari: kelompok kebangsaan, kelompok

keagamaan, kelompok ras dan kelompok wilayah geografis.

3. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan

yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku

yang serupa.

20
2) Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial, diantaranya adalah kelompok sosial dan kelompok

referensi, kelurga.

1. Seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau

pengaruh perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki

pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok

keanggotaan.

2. Keluarga adalah suatu unit masyarakat terkecil yang

perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam

pengambilan keputusan. Keluarga sebagai sumber orientasi

yang terdiri dari orang tua, dimana seseorang mempengaruhi

suatu orientasi terhadap agama, politik dan ekonomi. Status

dan Peran Status dan peran berhubungan dengan kedudukan

seseorang dalam masyarakat, setiap peranan yang dimainkan

akan mempengaruhi perilaku pembelinya.

3) Faktor Pribadi

1. Usia dan tahap daur

Hidup kelompok membeli barang dan jasa yang berubah-ubah

selama hidupnya, usia merupakan perkembangan fisik dari

seseorang. Oleh karena itu tahapan perkembangan pasti

21
membutuhkan makanan, pakaian yang berbeda-beda

sehingga mempengaruhi terhadap perilaku pembelian.

2. Keadaan Ekonomi

Seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pemilihan

produk. Keadaan ekonomi seseorang yang terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan kekayaan,

dan kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap

pengeluaran.

3. Pekerjaan

Pola konsumsi yang berhubungan dengan perlengkapan kerja

dan kebutuhan lain yang terkait dengan pekerjaannya .

4. Gaya Hidup

Pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang

dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang

bersangkutan. Gaya hidup melukiskan keseluruhan pribadi

yang berinteraksi dengan lingkungan. Faktor Psikologis yang

berpengaruh terhadap perilaku seorang konsumen meliputi

beberapa unsur penting yaitu motivasi, belajar, kepribadian

dan konsep diri, sikap yang meliputi:

a) Motivasi

Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila

kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif

22
adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang

untuk mengejar kepuasan.

b) Persepsi

Proses dimana individu memilih, merumuskan dan

menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.

c) Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan

perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori,

pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan,

rangsangan, isyarat, tanggapan dan penguatan.

d) Kepercayaan dan Sikap Kepercayaan

Suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang

tentang sesuatu, sedangkan sikap adalah organisasi dari

motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses

kognitif pada suatu aspek. Melalui tindakan dan proses

belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap

yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeli.

Sedangkan menurut Assael dalam (Khodijah & Saino,

2012) ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen diantaranya:

1) Faktor Individu Konsumen

23
Individu konsumen adalah segala sesuatu yang

terdapat dalam diri individu konsumen, terdiri dari

persepsi konsumen, perolehan dan pemprosesan

informasi, sikap konsumen, demografi,kepribadian

dan gaya hidup.

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen

adalah faktor eksternal konsumen, yang terdiri dari

budaya dan kelas sosial, pengaruh sub budaya,

pengaruh lintas budaya, kelompok referensi,

komunikasi dalam kelompok baik itu komunikasi dari

mulut ke mulut maupun opini pemimpin, pengaruh

keluarga dan pengaruh situasi.

3) Faktor Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah faktor yang berhubungan

dengan pemasaran mengenai produk, promosi dan

distribusi. Dalam teori ini yang dibahas adalah

mengenai segmentasi pasar dan memposisikan

produk, komunikasi pemasaran, pilihan toko dan

perilaku dalam berbelanja, serta harga dan penjualan

perseorangan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial,

24
faktor personal, faktor psikologis dan faktor bauran

pemasaran.

c. Model-model Perilaku Konsumen

Menurut (Khodijah & Saino, 2012) dalam model perilaku konsumen

terdapat 3 dimensi yaitu:

1) Stimulus ganda (stimulus pemasaran dan stimulus lain)

Stimulus yang dijalankan produsen atau pemasar, bisa berupa

strategi bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi) dan

stimulus lain yang berupa kondisi ekonomi, politik, teknologi,

dan budaya. Berikut penjelasan tentang strategi bauran

pemasaran dan stimulus lain berupa kondisi ekonomi, politik,

budaya, dan teknologi yang dirancang pemasar untuk

memengaruhi dan memotivasi perilaku konsumen agar mau

melakukan pembelian produk:

a) Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke

pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Produk yang dipasarkan meliputi baarang fisik, misalnya

mobil, makanan, pakaian, dsb.

25
b) Harga

Produsen menetapkan harga pertama kali ketika menciptkan

produk baru, memperkenalkan produk regular ke saluran

distributornya.

c) Promosi

Promosi merupakan jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan

untuk mendorong permintaan konsumen atas produk yang

ditawarkan produsen atau penjual. Tujuannya adalah :

(1) Memodifikasi tingkah laku konsumen

(2) Memberitahukan atau menginformasikan produk kepada

konsumen

(3) Membujuk atau memotivasi konsumen agar mau membeli

produk yang ditawarkan

(4) Mengingatkan konsumen tentang produk agar tidak beralih

ke produk lain

d) Tempat (distribusi)

Saluran distribusi merupakan jalur yang dilalui arus barang

dari produsen ke konsumen akhir baik melalui perantara yang

panjang maupun pendek. Selain strategi pemasaran stimulus

lain yang memengaruhi perilaku konsumen adalah faktor

lingkungan, yang meliputi :

26
1) Kondisi Ekonomi

Kondisi ekoomi yang stabil memudahkan produsen atau

pemasar menentukan stratgei pemasaran. Namun, ketika

kondisi ekonomi tidak stabil, seperti terjadi inflasi, deflasi,

dan sebagainya. Produsen kesulitan untuk menetapkan

strategi yang tepat untuk memasarkan produknya.

2) Politik atau Hukum

Peraturan atau perundang-undangan atau politik, baik yang

dibuat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,

memengaruhi kegiatan pemasaran.

3) Budaya

Kebudayaan merupakan symbol atau fakta yang kompleks,

yang merupakan hasil cipta, karsa, dan karya manusia yang

dipercayai dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4) Teknologi

Teknologi memengaruhi strategi pemasaran produsen atau

pemasar untuk membujuk konsumen terutama dalam hal

selera dan gaya hidup, cara hidup, dan pola konsumsi

konsumen.

d. Indikator Perilaku Konsumen

Indikator perilaku konsumen yang dikemukan (Kotler & Keller, 2016)

menerangkan keputusan konsumen dalam pembelian selain

27
dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat juga dipengaruhi

rangsangan yang mencakup :

a. Produk

b. Harga

c. Tempat

d. Promosi

Variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi proses keputusan

pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang

didasarkan pada pilihan produk, pilihan merek, waktu pembelian,

dan jumlah pembelian.

3. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Menurut (Guilford , 2013) menyatakan bahwa kreativitas mengacu

pada kemampuan yang menandai seorang kreatif. Kreativitas tidak

tumbuh dengan sendirinya tetapi dipengaruhi oleh keinginan seseorang

untuk berkreasi sekreatif mungkin, namun sayangnya tingkat kreativitas

seseorang terhadap suatu usaha tidak terlalu tinggi disebabkan oleh

kurangnya pelatihan untuk menunjang kreativitas seseorang agar dapat

terus berkembang.

Menurut (Munandar , 2009) Kreativitas merupakan suatu hasil

keterkaitan antara individu dengan lingkungannya, kemampuan untuk

membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur

28
yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman yang

ia miliki dan semua pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama

hidupnya baik itu di dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari

lingkungan masyarakat.

Menurut (Suryana, 2017) Kreativitas dapat diartikan sebagai sebuah

kemampuan dalam mengembangkan ide-ide dan menemukan berbagai

cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang.

Berdasarkan pengertian dan penjelasan diatas, maka peneliti

menarik kesimpulan mengenai definisi kreativitas adalah kemampuan

untuk membuat kombinasi baru dalam mengembangankan ide-ide.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Dalam kemajuan selanjutnya, ditemukan bahwa kreativitas

tidak dapat berkembang secara otomatis tetapi kreativitas

membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Berikut pendapat para ahli

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas.

Menurut Munandar dalam (Ali & Asrori, 2006) menjelaskan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas meliputi usia

seseorang, tingkat pendidikan orang tua, fasilitas yang tersedia, serta

penggunaan waktu luang.

Sedangkan Menurut (Hurlock, 1978) memiliki pendapat bahwa

adanya kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas itu sendiri,

yaitu:

29
a) Waktu disaat adanya kegiatan anak yang seharusnya jangan

diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi

mereka untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep serta

mencoba dalam bentuk baru dan orisinal.

b) Kesempatan menyendiri Singer dalam (Hurlock, 1978) ia

mengatakan bahwa seorang anak membutuhkan waktu dan

kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan

imajinatif yang kaya.

c) Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi

standar orang dewasa, mereka harus didorong untuk kreatif dan

bebas dari ejekan dan kritik.

d) Fasilitas dalam bermain dan fasilitas lainnya harus disediakan

untuk memicu adanya dorongan eksperimentasi dan eksplorasi,

yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas.

e) Dorongan dari lingkungan-lingkungan di rumah maupun sekolah

harus dapat memicu keinginan untuk berkreativitas dengan

memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan

sarana yang akan mendorong kreativitas.

f) Hubungan orang tua dengan anak yang dimana Orang tua tidak

terlalu posesif yang tidak terlalu melindungi terhadap anak,

mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua kualitas

yang sangat mendukung kreativitas.

30
g) Cara mendidik anak, mendidik seorang anak harus dengan cara

demokratis dan permisif ketika di dalam rumah dan sekolah

meningkatkan kreativitas. Sedangkan mendidik secara otoriter

memadamkannya.

h) Kesempatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang

semakin banyak pengetahuan diperoleh anak, semakin baik

dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.

c. Indikator Kreativitas
Menurut Suryana dalam (Mardiah, 2017) indikator kreativitas yaitu:

1. Selalu ingin tahu, yaitu mengeksploitasi lingkungan dan

menginvestasi kemungkinan - kemungkinan baru.

2. Optimis, yaitu memiliki keyakinan di dalam dirinya saat

melakukan usaha yang sedang dijalankan, dan mempunyai

keyakinan jika produknya akan laku dipasaran.

3. Memiliki motivasi diri yang tinggi, yaitu tanggap terhadap

kebutuhan dari dalam, selalu proaktif dan menghargai setiap

usaha.

4. Berimajinasi, variasi yang berbeda dan menciptakan ide baru.

4. Kebijakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Terhadap Covid-19


Kasus covid-19 di Indonesia membuat pemerintah menerapkan

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku di seluruh

Indonesia. Hal ini yang membuat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)

KH Colil Nafis mengingatkan dalam pelaksanaan ibadah pada masa

31
pandemi covid-19. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengerluarkan

Fatwa Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah Pada

Masa Pandemi Covid-19 :

1. Setiap orang wajib melakukan ikhtiar menjaga kesehatan dan

menjauhi setiap hal yang diyakini dapat menyebabkan terpapar

penyakit, karena hal itu merupakan bagian dari menjaga tujuan

pokok beragama (al-Dharuriyat al-Khmas).

2. Orang yang telah terpapar virus covid-19, wajib menjaga dan

mengisolkasikan diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain.

Baginya salat Jumat dapat diganti dengan salah zuhur di tempat

kediaman, karena salat Jumat merupakan ibadah wajib yang

melibatkan banyak orang sehinga berpeluang terjadinya penularan

virus secara masal.

3. Orang yang sehat dan yang belum diketahui atau diyakini tidak

terpapar covid-19, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi

penularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan

pihak yang berwenang maka ia boleh meninggalkan salat Jumat

dan menggantikannya dengan salah zuhur di tempat kediaman,

serta meninggalkan Jemaah salat lima waktu atau rawatib,

terawih, dan ied di masjid atau tempat umum lainnya.

b. Dalam hal ini ia berada di suatu kawasan yang potensi

penularannya rendah berdasarkan ketetapan pihak yang

32
berwenang maka ia tetap wajib menjalankan kewajiban ibadah

sebagaimana biasa dan wajib menajaga diri agar tidak terpapar

virus covid-19 (Seperti tidak kontak fisik langsung

(bersalaman, berpelukan, cium tangan), membawa sejadah

sendiri, dan sering membasuh tangan dengan sabun.

4. Dalam kondisi penyebaran covid-19 tidaak terkendali di suatu

kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh

menyelenggarakan salat Jumat di kawasan tersebut, sampai keadaan

menjadi normal kembali dan wajib menggantikannya dengan salat

zuhur di tempat masinh-masing.

B. Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Leny Rintaningsih Perdana Putri (2013)

dengan judul Pengaruh Inovasi dan Kreativitas Terhadap Eksistensi

Dalam Bisnis Franchise, dalam penelitiannya disimpulkan bahwa

variabel inovasi dan kreativitas berpengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel eksistensi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Wulan Suryani (2017) yang berjudul

Pengaruh Marketing Mix dan Perilaku Konsumen Terhadap Esksistensi

Perbankan Syariah di Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga, dalam

penelitiannya disimpulkan bahwa variable marketing mix dan perilaku

konsumen secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap eksistensi

33
perbankan syariah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah Lubis (2019) yang berjudul

Pengaruh Motivasi dan Kreativitas Terhadap Eksistensi Berwirausaha,

dalam penelitiannya disimpulkan bahwa variabel motivasi dan

kreativitas berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

eksistensi berwirausaha.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nadya Selly Novalia (2018) yang

berjudul Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Produk Terhadap Eksistensi

(Studi Pada Wirausaha Batik di Kota Semarang) dalam penelitiannya

disimpulkan bahwa variabel kreativitas dan inovasi berpengaruh secara

parsial terhadap variabel eksistensi.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Septian Adi Kurnia (2021) yang berjudul

Pengaruh Inovasi dan Kreativitas Terhadap Eksistensi Sentra Industri

Marmer di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung,

dalam penelitiannya disimpulkan bahwa variabel inovasi dan kreativitas

berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel eksistensi sentra

industri marmer.

C. Kerangka Berpikir
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Perilaku

Konsumen dan Kreativitas Terhadap Eksistensi UMKM Batik Shaho Pada

Masa Pandemi Covid-19 di Kota Balikpapan.

Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas (variabel indipenden) dan

variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas (variabel independen)

34
merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan

timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas pada dalam penelitian

ini yaitu variabel (𝑋1 ) Perilaku Konsumen dan variabel (𝑋2 ) Kreativitas.

Variabel terikat (variabel dependen) dalam penelitian ini adalah eksistensi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik shaho pada masa

pandemi covid-19 di Kota Balikpapan.

Pengaruh perilaku konsumen terhadap eksistensi adalah untuk

meningkatkan atau mempertahankan eksistensi usaha Batik Shaho di tengah

masa pandemi covid-19 agar para konsumen tetap menjadi pembeli tetap di

Batik Shaho, sedangkan pengaruh kreativitas terhadap eksistensi adalah

untuk membuat produk yang baru atau memperbaharui yang sudah ada agar

terlihat lebih menarik. Jadi, perilaku konsumen dan kreativitas merupakan

salah satu faktor utama pendorong untuk meningkatkan eksistensi pada

usaha mikro kecil menengah agar dapat meningkatkan pendapatan ditengah

masa pandemi covid-19.

Terdapat 60 pengrajin yang telah bekerja. Karena, populasi tidak lebih

dari 100 orang, maka diambil 100% dari jumlah populasinya untuk sampel

sebanyak 100 orang responden.

Berdasarkan uraian kerangka berfikir diatas, maka secara garis besar

dapat digambarkan pengaruh variabel perilaku konsumen dan variabel

kreativitas terhadap variabel eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa

pandemi covid-19 di Kota Balikpapan.

35
Perilaku Konsumen(𝑋1 )

Eksistensi(Y)

Kreativitas(𝑋2 )

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Keterangan:
𝑋1 : Perilaku Konsumen
𝑋2 : Kreativitas
Y : Eksistensi UMKM
: Pengaruh secara bersama-sama (simultan)
: Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial)

A. Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2010) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1 : Ada pengaruh perilaku konsumen terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho

pada masa pandemi covid-19 di kota Balikpapan.

H2 : Ada pengaruh kreativitas terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho pada

masa pandemi covid-19 di kota Balikpapan.

H3 : Ada pengaruh secara bersama-sama antara perilaku konsumen dan

kreativitas terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa pandemi

covid-19 di kota Balikpapan.

36
BAB III

METODE PENELITIAN

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif . Menurut (Sugiyono, 2017) penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Jenis penelitian ini adalah ex post facto, yaitu penelitian yang dilakukan

untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian meruntut ke belakang

untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

Pada penelitian ini akan dipilih Usaha Batik Shaho di Balikpapan yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh prrilaku konsumen dan kreativitas

terhadap eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19 di Kota

Balikpapan.

b. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2020 di Batik Shaho

beralamat di jalan LKMD RT 05 Nomor 45 Kelurahan Batu Ampar Balikpapan

Utara. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang terjadi

dilapangan dengan susunan perencanaan sebagai berikut:

37
Tabel 1 Rancangan Penelitian
Tahun
2021
No. Jenis Kegiatan

Bulan

2 3 4 5 6 7 8

1. Penyusunan
judul proposal

2. Observasi

3. Penyusunan Proposal

4. Ujian proposal

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan Data

7. Laporan Hasil Penelitian

8. Ujian Skripsi

c. Populasi dan Sampel Penelitian

a) Populasi

Menurut (Sugiyono, 2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin batik di Batik

Shaho Balikpapan sebanyak 60 orang.

38
Tabel 2 Rincian Jumlah Pengrajin Batik

(Sumber data: Batik Shaho Balikpapan)

b. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi terlalu besar,

sehingga peneliti tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena terdapat keterbatasan waktu, tenaga dan dana, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Teknik sampling yang digunakan adalah Non Probability Sampling.

Menurut (Sugiyono, 2017) non probability sampling ialah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur

39
atau anggota pupulasi untuk dipilih menjadi sampel. Maka sampel yang

diguanakan sebagai penelitian ini adalah sampel jenuh (sampel sensus).

Menurut (Arikunto , 2012) jika jumlah populasi tidak lebih dari 100 orang,

maka jumlah sampel diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih

besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah

populasinya.

Karena jumlah populasi pada penelitian ini tidak lebih besar dari 100 orang

responden, maka peneliti mengambil 100% jumlah populasi yang ada pada

BATIK SHAHO yaitu sebanyak 60 orang responden. Dengan demikian

penggunaan seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai

unit observaasi disebut dengan teknik sensus.

d. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman variabel penelitian, penelitian ini

memberi batasan definisi operasional sebagai berikut:

1. Eksistensi (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah eksistensi yang dinyatakan

dengan Y. Menurut Sumandiyo Hadi dalam (Lutfyana, 2015) eksistensi

atau keberadaan dapat diartikan sebagai hadirnya atau sesuatu dalam

kehidupan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa eksistensi merupakan

hadirnya sesuatu dalam kehidupan baik benda atau manusia menyangkut

apa yang dialami.

40
Menurut Sumandiyo Hadi dalam (Lutfyana, 2015) indikator eksistensi

adalah :

i. Mengikuti perkembangan pasar.

ii. Mengamati pergerakan para pesaing.

iii. Fokus mengembangan usaha.

iv. Perluas jaringan bisnis

2. Perilaku Konsumen (X1)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku konsumen yang

dilambangkan dengan (X1). Menurut (Kotler & Keller, 2016), perilaku

konsumen sebagai studi tentang bagaimana tindakan individu, organisasi,

dan kelompok dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Indikator perilaku konsumen yang dikemukan (Kotler & Keller, 2016)

menerangkan keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh

karakteristik konsumen, dapat juga dipengaruhi rangsangan yang mencakup

a. Produk

b. Harga

c. Tempat

d. Promosi

Variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi proses keputusan

pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan

pada pilihan produk, pilihan merek, waktu pembelian, dan jumlah

pembelian.

3. Kreativitas (X2)

41
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kreativitas yang

dilambangan dengan (X2). (Suryana, 2017) Kreativitas diartikan sebagai

kemampuan mengembangkan ide-ide dan menemukan cara-cara baru dalam

memecahkan persoalan dan menghadapi peluang.

Menurut (Suryana, 2017) indikator kreativitas, yaitu:

a) Selalu ingin tahu.

b) Optimis.

c) Memiliki motivasi diri yang tinggi.

d) Berimajinasi.

e. Teknik Pengumpulan Data

Adapun beberapa teknik dalam pengumpulan data yang diperlukan pada saat

penelitian ini diperoleh, yaitu sebagai berikut:

1. Teknik Kuisioner (Angket)

Menurut (Sugiyono, 2014) Kuisioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tertulis pada responden untuk kemudian dijawab. Angket

digunakan untuk memperoleh data mengenai kreativitas, inovasi dan

kewirausahaan dengan menyebarkan kuisioner ke 60 pegawai di Batik

Shaho menggunakan Lampiran berupa kertas dan Tautan Link yang

dibagikan melalui WhatsApp.

2. Teknik Wawancara

Menurut (Sugiyono, 2012) Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

42
untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau kecil.

Wawancara dapat dilakukan dengan terstruktur (peneliti telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dari

hasil wawancara) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

sebagai pengumpulan data) dan dapat pula dilakukan dengan cara langsung

(tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media seperti telpon

atau videocall).

3. Teknik Observasi

Menurut Hadi dalam (Sugiyono, 2017) Observasi merupakan sesuatu

proses yang kompleks, sesuatu proses yang tersusun dari berbagai proses

bilogis dan psikologis. Teknik pengumpulan data observasi dugunakan

untuk memperoleh data proses jalannya pengisian angket.

4. Dokumentasi

Menurut (Arikunto , 2012) Dokumentasi berasal dari kata dokumen

yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, data dan sebagainya. Metode ini peniliti gunakan untuk

menggunakan data daftar pengrajin dan juga untuk mengumupulakan profil

Batik Shaho Balikpapan.

43
f. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut (Sugiyono, 2014), “Instrumen penelitian digunakan untuk

mengukur nilai variabel yag diteliti”. Dengan demikian maka jumlah instrumen

yang digunakan untuk penelitian ini akan tergantung pada jumlah variabel yang

akan diteliti. Bila variabel penelitiannya empat maka jumlah instrumen yang

harus digunakan untuk penelitian juga empat. Karena instrumen penelitian

yang digunakan untuk pengukuran bertujuan untuk menghasilkan data

kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Skala

yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

Menurut (Sugiyono, 2013) Skala likert digunakan untuk mengukur suatu

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang sebuah

fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala

Likert mempunyai sebuah gradasi yang positif. Terdapat empat kategori

pembobotan dalam skala Likert sebagai berikut:

Tabel 3 Skala Pengukuran Likert


Nama SS S TS STS
Item (Sangat (Setuju) (Tidak (Sangat Tidak
Setuju) Setuju) Setuju)

Postifif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
(Sumber: Sugiyono 2013).

Adapun kisi-kisi penyusunan dan butir pertanyaan dalam instrument angket adalah

sebagai berikut:

44
Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Eksistensi
No. Aspek/Indikator No. Soal
1. Mengikuti perkembangan pasar 1,2,3,4
2. Mengamati pergerakan para pesaing 5,6,7,8
3. Fokus mengembangkan usaha 9,10,11,12
4. Perluas jaringan bisnis 13,14,15,16

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konsumen


No. Aspek/Indikator No. Soal
1. Produk 1,2,3,4
2. Harga 5,6,7,8
3. Tempat 9,10,11,12
4. Promosi 13,14,15,16

Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Kreativitas


No. Aspek/Indikator No. Soal
1. Selalu ingin tahu 1,2,3,4
2. Optimis 5,6,7,8
3. Memiliki motivasi diri yang tinggi 9,10,11,12
4. Berimajinasi 13,14,15,16

Mengacu pada ketentuan tersebut maka jawaban dari setiap responden dapat

dihitung skornya yang kemudian skor tersebut dapat digunakan untuk menghitung

validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Validitas sebagai salah satu derajat ketepatan atau keandalan pengukuran

instrumen mengenai isi pertanyaan (Sugiyono, 2012) Teknik uji yang

digunakan ini ialah teknik korelasi melalui koefisien korelasi Product

Moment. Skor ordinal dari setiap item-item pertanyaan yang diuji

45
validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal keseluruhan item

pertanyaan. Jika koefisien korelasi tersebut positif, maka item tersebut dapat

dinyatakan valid, sedangkan jika negatif maka item tersebut dapat

dinyatakan tidak valid dan akan dikeluarkan dari kuisioner atau diganti

dengan pernyataan perbaikan. Cara mencari nilai korelasi ialah sebagai

berikut:

𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟=
[𝑛(∑𝑥 2 )− (∑𝑥)2 ][𝑛(∑𝑌)2 − (∑𝑌)2 ]

Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

∑𝑋 = jumlah skor item

∑𝑌 = jumlah total skor jawaban

∑𝑋 2 = jumlah kuadrat skor item

∑𝑌 2 = jumlah kuadrat total skor jawaban

∑𝑋𝑌 = jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah

nilai indeks validitasnya ≥ 0,30 (Sugiyono, 2012) dan jika koefisien

korelasi Product Moment > r table. Oleh sebab itu, semua pernyataan yang

46
memiliki tingkat korelasi berada dibawah 0,3 harus diperbaiki karena

dianggap tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran

yang tetap (Purwanto, 2017) Berbagai metode dapat digunakan untuk

menguji reliabilitas sehingga menghasilkan sebuah indeks reliabilitas,

indeks inilah yang akan digunakan untuk memaknai realibilitas instrument

apabila dihubungan dengan kriteria uji coba. Salah satu rumus yang

digunakan untuk mencari realibilitas yaitu dengan rumus Alpha (Arikunto ,

2012) Dengan program SPSS Versi 25 dapat diukur reliabilitas dengan uji

statistic cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai a > 0,60 dan tidak reliabel jika nilai a < 6,0 (Ghozali,

2009)

g. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Penelitian

a. Asumsi Klasik

Untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini

layak atau tidak untuk digunakan maka perlu dilakukan uji asumsi klasik.

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel

yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiarto dalam

(Sudarmanto, 2013) “hal ini didukung oleh teori limit pusat yang

47
menyatakan bahwa distribusi dari rata-rata sampel hasil observasi akan

mendekati normal apabila jumlah individu sampel semakin besar tanpa

memperhatikan suatu bentuk distribusi dari data hasil observasinya”.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara menggunakan histogram

regression residual yang sudah distandarkan. Kurva nilai residual

terstandarisasi dapat dikatakan normal apabila nilai kolmogrov-smirnov

Z < Z tab atau Probaility Sig > a : sig > 0,05 (Wibowo, 2012).

2) Uji Linieritas

(Sudarmanto, 2013) mengemukakan “uji linieritas ialah suatu

analisis guna menguji atau mengetahui apakah hubungan antar satu

variabel dengan variabel yang lainnya memiliki kecenderungan

mengikuti garis lurus atau tidak”. Uji linieritas dapat dilakukan dengan

perangkat test of linieriy. Uji linieritas menggunakan koefisien

hubungan pada baris Devation From Linierity. Apabila pada nilai Sig.

baris Devation From Linierity lebih besar dari tingkat kesalahan atau

alpha yang ditetapkan 5% Sig > Alpha maka suatu variabel memiliki

sebuah hubungan linier dengan variabel lainnya jika nilai signifikasinya

lebih kecil dari 0,05 (Sudarmanto, 2013)

3) Uji Heteroskedastisitas

(Sudarmanto, 2013) mengemukakan “Uji heteroskedastisitas untuk

mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk

semua pengamatan”. Salah satu cara mengetahui ada gejala

heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park gieyser dengan cara

48
mengkorelasikan nilai absolute residualnya dengan masing-masing

variabel yang independen. Jika nilai probabilitasnya memiliki nilai yang

signifikasi > nilai alphanya 0,05 maka dapat dikatakan tidak mengalami

heteroskedastisitas (Wibowo, 2012).

4) Uji Multikolinearitas

Menurut (Sudarmanto, 2013) mengemukakan “uji multikolinearitas

ini dimaskud untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan

yang linear antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel

bebas (independen) yang lainnya”. Cara yang dapat digunakan untuk

menguji multikolinearitas dengan menggunakan Variance Inflation

Factor (VIF). Ukuran ini dapat menunjukkan bahwa pada setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh setiap variabel bebas

lainnya. Dalam pengertian yang sederhana setiap variabel bebas menjadi

variabel terikat dan deregres terhadap variabel bebas lainnya.

(Sudarmanto, 2013). Mengatakan “bila nila VIF > 0,10 berarti terjadi

multikolinearitas dan sebaliknya bila nilai VIF < 0,10 berarti tidak

terjadi multikolinearitas”.

5) Uji Autokorelasi

(Sudarmanto, 2013) mengemukakan “pengujian autokorelasi ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada tidaknya korelasi antar

anggota. Metode pengujian ini sering digunakan adalah dengan Uji

Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan jika nilai DW terletak dU

49
dan (4-dU) atau dU < DW < (4-dU) berarti bebas autokorelasi, jika nilai

DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4-dL) berarti terdapat

autokorelasi.

B. Persamaan Regresi Berganda

Adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen

(𝑋1 , 𝑋2 … 𝑋𝑛 ) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif

atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila

nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang

digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥1 + 𝑏𝑥2 +. . . +𝑒𝑖

Keterangan:

Y = Variabel terikat (nilai duga Y) yaitu eksistensi

𝑋1 = Variabel independen yaitu perilaku konsumen

𝑋2 = Variabel bebas (independen) yaitu kreativitas

𝑏1 , 𝑏2 , = Koefisien regresi linear berganda

a = Nilai Y, apabila 𝑋1 = 𝑋2 = 0

𝑏1 , = Koefisien regresi 𝑋1

𝑏2 , = Koefisien regresi 𝑋2

𝑒𝑖 = Faktor Pengganggu

50
2. Penguji Hipotesa

a. Uji Parsial (Uji T)

Uji T (uji parsial) pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel terikat

(Ghozali, 2009). Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui

apakah variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh terhadap

variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain itu konstan. Untuk

melakukan pengujian t maka dapat digunakan dengan rumus sebagai

berikut:

t = βn/Sβn

Dimana :

t: mengikuti fungsi t dengan derajat kebebasan (df).

βn : koefisien regresi masing-masing variabel.

Sβn : standar error masing-masing variabel.

Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) atau T hitung < T tabel berarti

hipotesa tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak, bila dilakukan uji

secara parsial.

b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau T hitung > T tabel berarti

hipotesa terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima, bila dilakukan uji

secara parsial.

51
Dapat disimpulkan untuk menguji hipotesa pertama dan kedua derajat

signifikan yang digunakan ialah 0,05. Namun, apabila dari perhitungan

tersebut diperoleh nilai probabilitas atau signifikan < 0,05 atau T hitung > T

tabel maka dapat dikatakan variabel perilaku konsumen dan kreativitas

erpengaruh secara parsial terhadap eksistensi. Dan sebaliknya jika sig > 0,05

atau T hitung < T tabel maka dapat dikatakan variabel perilaku konsumen dan

kreativitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat

eksistensi. Pada penelitian ini, uji parsial (T) di bantu dibantu dengan

menggunakan program SPSS Windows versi 25 dengan cara :

a. Membuka aplikasi Ms. Excel 2016.

b. Klik Menu Formula.

c. Pilih Statistic dan jenis Statistik.

d. Lalu di Worksheet dropdown menu, pilih sheet Workbook Excel yang

berisi data dan mengimpor satu lembar dari file Excel.

e. Lalu klik Ok apabila telah selesai.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F (uji simultan) adalah untuk melihat apakah variabel indipenden secara

bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen. Pada pengujian secara simultan akan diuji pengaruh

kedua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Statistik uji yang digunakan pada pengujian simultan adalah uji

F dengan rumus:

52
𝑅2 /𝐾
𝐹𝑛 = (1−𝑅2 )/(𝑛−𝑘−1)

(Sumber: Sugiyono 2013)

Di mana:

R2: koefisien determinasi

n: Jumlah sampel

k: Jumlah variabel bebas

Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) atau F hitung < F tabel

berarti hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak bila

dilakukan secara simultan.

b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau F hitung > F tabel

berarti hipotesis terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima bila

dilakukan secara simultan.

Dapat disimpulkan, untuk menguji hipotesa pertama dan kedua derajat

signifikan yang digunakan adalah 0,05. Apabila dari perhitungan tersebut

diperoleh nilai probabilitas atau signifikan < 0,05 atau F hitung > F tabel maka

dapat dikatakan bahwa variabel perilaku konsumen dan kreativitas

berpengaruh secara simultan terhadap eksistensi. Dan sebaliknya jika sig>0,05

atau F hitung F<F table maka dapat dikatakan variabel perilaku konsumen dan

kreativitas tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat

eksistensi. Pada penelitiam ini, uji simultan (F) dibantu dengan menggunakan

program SPSS Windows versi 25.

53
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian


a) Profil Batik Shaho
Batik Shaho terletak di Jl. LKMD, No. 45, RT. 05, Kecamatan Batu

Ampar, Kelurahan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi

Kalimantan Timur. Batik Shaho di bangun sejak tahun 1990 dengan usaha

aawalnya adalah membuat seragam sekolah. Lokasi Batik Shaho sangat

jauh dari pusat kota Balikpapan dan tidak mudah ditemukan karena

lokasinya yang berada sedikit jauh dari jalan utama, usaha batik shaho

merupakan industri rumah tangga yang dijalankan oleh Bapak Supratono

dan keluarganya. Batik shaho merupakan produsen batik tulis, batik cap,

dan batik print dengan corak khas Kalimantan Timur. Nama Shaho diambil

dari singkatan nama depan seluruh anggota keluarga. Supratono dan Haryati

selaku orangtua dan ketiga anak mereka yaitu Ardi, Hendri, dan Oki.

b) Berdasarkan Jenis Kelamin Pengrajin

Tabel 7 Pembagian Jumlah Pengrajin Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah
Jumlah Laki-laki 32 Orang
Jumlah Perempuan 28 Orang
Jumlah Total 60 Orang
(Sumber data: Batik Shaho Balikpapan)

54
Berdasarkan gender untuk pengrajin di Batik Shaho dengan jumlah laki-

laki 32 orang dan jumlah perempuan 28 orang dengan jumlah total 60 orang.

Jumlah tersebut dapat berubah jika pemilik batik shaho kekurangan pegawai

dan ingin menambahkan pegawainya.

2. Deskripsi Data Penelitian


Data hasil penelitian ini di peroleh dari kuesioner (angket) yang diberikan

dan di isi oleh 60 pengrajin di Batik Shaho. Kuesioner (angket) yang disebar

terdiri dari variabel bebas perilaku konsumen sebanyak 16 item pertanyaan

dengan 4 indikator kemudian variabel bebas kreativitas sebanyak 16 item

pertanyaan dengan 4 indikator dan variabel terikat eksistensi sebanyak 16

item pertanyaan dengan 4 indikator. Penilaian untuk tiap butir pertanyaan

menggunakan skala likert. Deskripsi data masing-masing variabel sebagai

rincian dapat dilihat sebagai berikut:

a. Perilaku Konsumen

Data variabel perilaku konsumen di peroleh melalui kuesioner

(angket) yang berjumlah 16 item pertanyaan dan 4 indikator yaitu produk,

harga, tempat, dan promosi yang di isi oleh 60 responden. Hasil jawaban

dan analisis skor jawaban terhadap variabel bebas X1 Perilaku Konsumen

dapat di kelaskan sebagai berikut :

55
Tabel 8 Jawaban Produk
Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Kain batik dari hasil produksi
3 8 24 25 60
kami tidak mudah luntur dan
1.
pudar warnanya jika di cuci
5% 13,3% 40% 41,7% 100%
setiap saat
Batik Shaho tidak hanya
3 10 34 13 60
menyediakan pembuatan baju
2. batik ataupun kain batik,
tetapi juga menyediakan 5% 16,7% 56,7% 21,7% 100%
perlengkapan untuk membatik
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS
Hasil finishing dari ngebatik
3 9 34 14 60
tidak akan dilakukan
4. pengecekan ulang terhadap
produk yang telah selesai di 5% 15% 56,7% 23,3% 100%
produksi
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir pertama menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang, 24 orang

setuju, 8 orang tidak setuju dan 3 orang sangat tidak setuju. Butir kedua

enyatakan 13 orang sangat setuju, 34 orang setuju, 10 orang tidak setuju dan

3 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir ketiga sebanyak 8 orang

menjawab sangat setuju, 19 orang menjawab setuju, 23 orang menjawab

tidak setuju dan 10 orang menjawab sangat tidak setuju. Untuk butir

keempat sebanyak 3 orang menjawab sangat setuju, 9 orang menjawab

setuju, 34 orang menjawab tidak setuju dan 14 orang menjawab sangat tidak

setuju.

56
Tabel 9 Jawaban Harga
Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Harga yang ditawarkan untuk
2 1 31 26 60
hasil produksi dari Batik
5.
Shaho tidak di khususkan
3,3% 1,7% 51,7% 43,3% 100%
untuk kelangan kelas atas saja
Kami menjual hasil produksi
1 4 26 29 60
dan menyediakan tempat
6. belajar membatik dimulai
dari harga yang termurah 1,7% 6,7% 43,3% 48,3% 100%
hingga mahal
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS

Harga yang kami tawarkan 4 26 22 8 60


7.
kurang diterima di
masyarakat 6,7% 43,3% 36,7% 13,3% 100%
Kelas membatik di Batik
8 11 31 10 60
Shaho harganya kurang
8.
terjangkau oleh berbagai
13,3% 18,3% 51,7% 16,7% 100%
kalangan masyarakat
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir kelima menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang, 31 orang

setuju, 1 orang tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Butir keenam

menyatakan 29 orang sangat setuju, 26 orang setuju, 4 orang tidak setuju

dan 1 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir ketujuh sebanyak 4

orang menjawab sangat setuju, 26 orang menjawab setuju, 22 orang

menjawab tidak setuju dan 8 orang menjawab sangat tidak setuju. Untuk

butir kedelapan sebanyak 8 orang menjawab sangat setuju, 11 orang

menjawab setuju, 31 orang menjawab tidak setuju dan 10 orang menjawab

sangat tidak setuju.

57
Tabel 10 Jawaban Tempat
Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS

Lokasi Batik Shaho sangat 2 3 27 28 60


9. mudah di jangkau oleh
konsumen 3,3% 5% 45% 46,7% 100%

Batik Shaho menyediakan 4 9 25 22 60


10. halaman parker yang cukup
luas 6,7% 15% 41,7% 36,7% 100%

Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS

5 18 27 10 60
11. Akses menuju Batik Shaho
sangat sulit ditemukan
8,3% 30% 45% 16,7% 100%

Konsumen kesulitan mencari 6 8 29 17 60


12. lahan parker ketika
berkunjung ke Batik Shaho 10% 13,3% 48,3% 28,3% 100%
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir kesembilan menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang, 27

orang setuju, 3 orang tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Butir

kesepuluh menyatakan 22 orang sangat setuju, 25 orang setuju, 9 orang

tidak setuju dan 4 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir

kesebelas sebanyak 5 orang menjawab sangat setuju, 18 orang menjawab

setuju, 27 orang menjawab tidak setuju dan 10 orang menjawab sangat tidak

setuju. Untuk butir kedua belas sebanyak 6 orang menjawab sangat setuju,

8 orang menjawab setuju, 29 orang menjawab tidak setuju dan 17 orang

menjawab sangat tidak setuju.

58
Tabel 11 Jawaban Promosi
Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Di Batik Shaho memberikan
3 40 17 0 60
potongan harga setiap
13.
pembelian produk tertentu
5% 66,7% 28,3% 0% 100%
dengan minimal pembelian
Di Batik Shaho memberikan
1 5 34 20 60
harga khusus bagi orang yang
14. akan menjual kembali batik
yang telah di produksi di 1,7% 8,3% 56,7% 33,3% 100%
Batik Shaho
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS
Di Batik Shaho kurang
melakukan promosi produk 7 31 22 0 60
dengan memberikan tampilan
15.
iklan di sosial media seperti
Instagram dengan semenarik
mungkin untuk menarik 11,7% 51,7% 36,7% 0% 100%
followers di instagram
Batik Shaho tidak sedang
mengembangkan promosi 1 20 16 23 60
produk kepada masyarakat di
16. luar kota Balikpapan di
karenakan kami yakin produk
kami pasti di terima oleh 1,7% 33,3% 26,7% 38,3% 100%
masyarakat
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir ketiga belas menjawab sangat setuju sebanyak 0 orang, 17

orang setuju, 40 orang tidak setuju dan 3 orang sangat tidak setuju. Butir

keempat belas menyatakan 20 orang sangat setuju, 34 orang setuju, 5 orang

tidak setuju dan 1 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir kelima

belas sebanyak 7 orang menjawab sangat setuju, 31 orang menjawab setuju,

22 orang menjawab tidak setuju dan 0 orang menjawab sangat tidak setuju.

59
Untuk butir keenam belas sebanyak 1 orang menjawab sangat setuju, 20

orang menjawab setuju, 16 orang menjawab tidak setuju dan 23 orang

menjawab sangat tidak setuju.

b. Kreativitas

Data variabel kreativitas di peroleh melalui kuesioner (angket) yang

berjumlah 16 item pertanyaan dan 4 indikator yaitu selalu ingin tahu,

optimis, memiliki motivasi yang tinggi, dan berimajinasi yang di isi oleh

60 responden. Hasil jawaban dan analisis skor jawaban terhadap variabel

bebas X2 Kreativitas dapat di kelaskan sebagai berikut:

Tabel 12. Selalu Ingin Tahu


Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Saya memiliki usaha
2 7 30 21 60
Batik Shaho karena
ingin
1.
mengembangkan
3,3% 11,7% 50% 35% 100%
pengetahuan yang
saya miliki
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS
Saya tidak dapat
4 13 30 13 60
berkreativitas dalam
4. mengembangkan
usaha di masa 6,7% 21,7% 50% 21,7% 100%
pandemi covid-19
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir pertama menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang, 30 orang

setuju, 7 orang tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Butir kedua

menyatakan 13 orang sangat setuju, 31 orang setuju, 13 orang tidak setuju

60
dan 3 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir ketiga sebanyak 9

orang menjawab sangat setuju, 13 orang menjawab setuju, 26 orang

menjawab tidak setuju dan 12 orang menjawab sangat tidak setuju. Untuk

butir keempat sebanyak 4 orang menjawab sangat setuju, 13 orang

menjawab setuju, 30 orang menjawab tidak setuju dan 13 orang menjawab

sangat tidak setuju.

Tabel 13. Optimis


Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Saya tidak mudah 3 3 33 21 60
5. menyerah meskipun dalam
keadaan pandemi covid-19 5% 5% 55% 35% 100%
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS
Pada masa pandemi covid- 4 31 16 9 60
7.
19 saya merasa kreativitas
yang saya buat menurun 6,7% 51,7% 26,7% 15% 100%
Saya kurang yakin bahwa 7 19 27 7 60
kreativitas yang saya buat
8.
dapat mencapai target pada 11,7% 31,7% 45% 11,7% 100%
masa pandemi covid-19
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir kelima menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang, 33 orang

setuju, 3 orang tidak setuju dan 3 orang sangat tidak setuju. Butir keenam

menyatakan 20 orang sangat setuju, 33 orang setuju, 6 orang tidak setuju

dan 1 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir ketujuh sebanyak 4

orang menjawab sangat setuju, 31 orang menjawab setuju, 16 orang

menjawab tidak setuju dan 9 orang menjawab sangat tidak setuju. Untuk

61
butir kedelapan belas sebanyak 7 orang menjawab sangat setuju, 19 orang

menjawab setuju, 27 orang menjawab tidak setuju dan 7 orang menjawab

sangat tidak setuju.

Tabel 14. Memiliki Motivasi Diri Yang Tinggi


Jumlah
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Saya mampu beradaptasi
2 2 34 22 60
dengan situasi pandemi covid-
9.
19 dalam mengembangkan
3,3% 3,3% 56,7% 36,7% 100%
usaha
Saya berani untuk
4 14 28 14 60
menghasilkan sesuatu yang baru
10. dalam menghadapi peluang
usaha pada masa pandemi 6,7% 23,3% 46,7% 23,3% 100%
covid-19
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS
Saya merasa kesulitan dalam 4 15 28 13 60
11.
mengembangkan usaha di masa
pandemi covid-19 6,7% 25% 46,7% 21,7% 100%
Saya lebih suka membeli 5 14 25 16 60
12. sesuatu di banding menciptakan
sesuatu 8,3% 23,3% 41,7% 26,7% 100%
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir kesembilan menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang, 34

orang setuju, 2 orang tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Butir

kesepuluh menyatakan 14 orang sangat setuju, 28 orang setuju, 14 orang

tidak setuju dan 4 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir

kesebelas sebanyak 4 orang menjawab sangat setuju, 15 orang menjawab

setuju, 28 orang menjawab tidak setuju dan 13 orang menjawab sangat tidak

62
setuju. Untuk butir kedua belas sebanyak 5 orang menjawab sangat setuju,

14 orang menjawab setuju, 25 orang menjawab tidak setuju dan 16 orang

menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 15. Berimajinasi


Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Saya selalu ingin menciptakan 3 35 22 60
0
13. sesuatu yang baru apalagi bagi
kalangan anak muda 5% 58,3% 36,7% 0% 100%
Saya sering kali muncul ide- 2 11 32 15 60
ide kreativitas untuk
14.
menghasilkan sesuatu gagasan 3,3% 18,3% 53,3% 25% 100%
atau motif baru
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS

15. Saya tidak suka pekerjaan yang 12 32 16 0 60


banyak berfikir 20% 53,3% 26,7% 100%
0%
Saya sering kali mengalami 1 24 20 15 60
16. kesulitan dalam
mengembangkan gagasan baru 1,7% 40% 33,3% 25% 100%
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir ketiga belas menjawab sangat setuju sebanyak 0 orang, 22

orang setuju, 35 orang tidak setuju dan 3 orang sangat tidak setuju. Butir

keempat belas menyatakan 15 orang sangat setuju, 32 orang setuju, 11 orang

tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir kelima

belas sebanyak 12 orang menjawab sangat setuju, 32 orang menjawab

setuju, 16 orang menjawab tidak setuju dan 0 orang menjawab sangat tidak

setuju. Untuk butir keenam belas sebanyak 1 orang menjawab sangat setuju,

63
24 orang menjawab setuju, 20 orang menjawab tidak setuju dan 15 orang

menjawab sangat tidak setuju.

b. Eksistensi

Data variabel terikat yaitu eksistensi di peroleh melalui kuesioner

(angket) yang berjumlah 16 item pertanyaan dan 4 indikator yaitu

mengikuti perkembangan pasar, mengamati perkembangan para pesaing,

focus mengembangkan usaha, dan perluas jaringan bisnis yang di isi oleh

60 responden. Hasil jawaban dan analisis skor jawaban terhadap variabel

terikat Y Eksistensi dapat di kelaskan sebagai berikut :

Tabel 16. Mengikuti Perkembangan Pasar


Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Saya memiliki pengetahuan
1 13 28 18 60
mengenai perkembangan pasar yang
1.
sedang trending dikalangan anak
1,7% 21,7% 46,7% 30% 100%
muda pada masa pandemi covid-19
Saya yakin dengan eksistensi
4 21 26 9 60
produk yang saya buat akan ramai di
2.
pasarkan pada masa pandemi covid-
6,7% 35% 43,3% 15% 100%
19
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS
Saya tidak mengetahui
1 11 35 13 60
3. perkembangan pasar pada masa
pandemi covid-19 dikalangan anak
1,7% 18,3% 58,3% 21,7% 100%
muda
Saya tidak memahami marketplace 7 23 20 9 60
4. untuk mempertahankan eksistensi
produk yang akan saya pasarkan 11,7% 38,3% 33,3% 15% 100%
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

64
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir pertama menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang, 28 orang

setuju, 13 orang tidak setuju dan 1 orang sangat tidak setuju. Butir kedua

belas menyatakan 9 orang sangat setuju, 26 orang setuju, 21 orang tidak

setuju dan 4 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir ketiga

sebanyak 1 orang menjawab sangat setuju, 11 orang menjawab setuju, 35

orang menjawab tidak setuju dan 13 orang menjawab sangat tidak setuju.

Untuk butir keempat sebanyak 7 orang menjawab sangat setuju, 23 orang

menjawab setuju, 20 orang menjawab tidak setuju dan 9 orang menjawab

sangat tidak setuju.

Tabel 17. Mengamati Pergerakan Para Pesaing


Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS

Saya mencoba untuk terus 2 7 31 20 60


5. mengembangkan ide-ide baru dalam
membuat motif batik 3,3% 11,7% 51,7% 33,3% 100%
Saya berusaha untuk mencari tahu
2 9 33 16 60
tentang macam-macam strategi
6.
pemasaran yang sebagian besar
3,3% 15% 55% 26,7% 100%
dilakukan oleh pengusaha batik
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS

5 28 18 9 60
7. Saya tetap mempertahankan motif-
motif yang ada
8,3% 46,7% 30% 15% 100%

Strategi pemasaran yang saya punya 4 21 27 8 60


8.
sudah lebih baik dari pada yang lain
6,7% 35% 45% 13,3% 100%
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

65
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir kelima menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang, 31 orang

setuju, 7 orang tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Butir keenam

menyatakan 16 orang sangat setuju, 33 orang setuju, 9 orang tidak setuju

dan 2 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir ketujuh sebanyak 5

orang menjawab sangat setuju, 28 orang menjawab setuju, 18 orang

menjawab tidak setuju dan 9 orang menjawab sangat tidak setuju. Untuk

butir kedelapan sebanyak 4 orang menjawab sangat setuju, 21 orang

menjawab setuju, 27 orang menjawab tidak setuju dan 8 orang menjawab

sangat tidak setuju.

Tabel 18. Fokus Mengembangkan Usaha


Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS

Batik Shaho menyediakan 2 1 38 19 60


9. oleh-oleh batik Balikpapan
bagi para wisatawan 3,3% 1,7% 63,3% 31,7% 100%

Batik Shaho menyediakan 4 20 23 13 60


10. pengiriman hingga keluar
Balikpapan 6,7% 33,3% 38,3% 21,7% 100%

Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS


Saya kurang berminat untuk
5 8 36 11 60
11. mengembangkan ide-ide
baru dalam melaksanakan
8,3% 13,3% 60% 18,3% 100%
program pemasaran
Batik Shaho masih
3 17 26 14 60
menggunakan transportasi
12.
umum dalam proses
55 28,3% 43,3% 23,3% 100%
pengiriman barang
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

66
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir kesembilan menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang, 38

orang setuju, 1 orang tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Butir

kesepuluh menyatakan 13 orang sangat setuju, 23 orang setuju, 20 orang

tidak setuju dan 4 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir

kesebelas sebanyak 5 orang menjawab sangat setuju, 8 orang menjawab

setuju, 36 orang menjawab tidak setuju dan 11 orang menjawab sangat tidak

setuju. Untuk butir kedua belas sebanyak 3 orang menjawab sangat setuju,

17 orang menjawab setuju, 26 orang menjawab tidak setuju dan 14 orang

menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 19. Perluas Jaringan Bisnis


Jumlah/%
No. Pernyataan Jawaban
Responden
Item Pernyataan Positif (+) STS TS S SS
Hasil usaha ngebatik saya 1 3 33 23 60
13. tawarkan dibeberapa sekolahan
dan instansi pemerintahan 1,7% 5% 55% 38,3% 100%
Saya sudah memulai 2 12 31 15 60
14.
memasarkan batik secara online 3,3% 20% 51,7% 25% 100%
Item Pernyataan Negatif (-) SS S TS STS

15. Pada masa pandemi covid-19 14 29 17 0 60


saya menawarkan produk batik
hanya kebeberapa instansi 23,3% 48,3% 28,3% 0% 100%

Saya kurang memahami 1 23 23 13 60


16. penjualan dengan sistem online
di marketplace 1,7% 38,3% 38,3% 21,7% 100%
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

67
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan jawaban yang terlihat

adalah butir ketiga belas menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang, 33

orang setuju, 3 orang tidak setuju dan 1 orang sangat tidak setuju. Butir

keempat belas menyatakan 15 orang sangat setuju, 31 orang setuju, 12 orang

tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk butir kelima

belas sebanyak 14 orang menjawab sangat setuju, 29 orang menjawab

setuju, 17 orang menjawab tidak setuju dan 0 orang menjawab sangat tidak

setuju. Untuk butir keenam belas sebanyak 1 orang menjawab sangat setuju,

23 orang menjawab setuju, 23 orang menjawab tidak setuju dan 13 orang

menjawab sangat tidak setuju.

b. Hasil Penelitian

1. Uji Validitas
Uji validitas sebagai salah satu derajat ketepatan atau keandalan

pengukuran instrument mengenai isis pertanyaan (Sugiyono, Penelitian

Kuantitatif, 2012). Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan SPSS

versi 25. Pengukuran validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antar

skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk tau variabel. Sebuah butir

soal dikatakan valid apabila mempunyai korelasi butir soal 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .

Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,361 dengan signifikan 5% untuk N=30 pada batik

semar dan 0,254 dengan signifikan 5% untuk N=60 pada batik shaho.

Berikut uji tabel hasil uji validitas.

68
Tabel 20. Uji Tryout

Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan


X1.1 0,282 0,361 Tidak Valid
X1.2 0,598 0,361 Valid
X1.3 0,536 0,361 Valid
X1.4 0,746 0,361 Valid
X1.5 0,396 0,361 Valid
X1.6 0,851 0,361 Valid
X1.7 0,667 0,361 Valid
Perilaku X1.8 0,656 0,361 Valid
Konsumen X1.9 0,790 0,361 Valid
X1.10 0,417 0,361 Valid
X1.11 0,580 0,361 Valid
X1.12 0,641 0,361 Valid
X1.13 0,683 0,361 Valid
X1.14 0,735 0,361 Valid
X1.15 0,744 0,361 Valid
X1.16 0,705 0,361 Valid
X2.1 0,894 0,361 Valid
X2.2 0,631 0,361 Valid
X2.3 0,357 0,361 Tidak Valid
X2.4 0,733 0,361 Valid
X2.5 0,698 0,361 Valid
X2.6 0,789 0,361 Valid
X2.7 0,500 0,361 Valid
X2.8 0,604 0,361 Valid
Kreativitas
X2.9 0,734 0,361 Valid
X2.10 0,680 0,361 Valid
X2.11 0,602 0,361 Valid
X2.12 0,904 0,361 Valid
X2.13 0,630 0,361 Valid
X2.14 0,673 0,361 Valid
X2.15 0,847 0,361 Valid
X2.16 0,867 0,361 Valid
Y1 0,518 0,361 Valid
Y2 0,531 0,361 Valid
Y3 0,229 0,361 Tidak Valid
Y4 0,773 0,361 Valid
Y5 0,509 0,361 Valid
Eksistensi
Y6 0,596 0,361 Valid
Y7 0,638 0,361 Valid
Y8 0,664 0,361 Valid
Y9 0,629 0,361 Valid
Y10 0,637 0,361 Valid

69
Y11 0,237 0,361 Tidak Valid
Y12 0,836 0,361 Valid
Y13 0,536 0,361 Valid
Y14 0,824 0,361 Valid
Y15 -0,028 0,361 Tidak Valid
Y16 0,741 0,361 Valid
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan hasil pengujian validitas batik semar pada tabel 20,

diperoleh koefisien korelasi dari pernyataan masing-masing variabel yaitu

perilaku konsumen (X1), kreativitas (X2), dan eksistesi (Y) di Batik Semar

Balikpapan dari 48 pernyataan yang di uji validitasnya yang bernilai

signifikan sebanyak 44 pernyataan dan tidak bernilai signifikan sebanyak 4

pernyataan. Dimana 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Kemudian

pernyataan yang tidak valid digugurkan dari kuesioner. Peneliti tidak perlu

melakukan penelitian secara ulang karena ada pernyataan cadangan positif

dan negatif yang dapat digunakan untuk pengambilan data. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa pernyataan kuesioner pada penelitian ini

layak dijadikan alat instrument untuk mengukur data penelitian.

Berikut data hasil uji validitas dari data tabel 20 hasil yang valid

sebagai berikut :

Tabel 21. Hasil Valid Uji Tryout


Variabel Indikator r hitung r tabel Katerangan
X1.1 0,598 0,361 Valid
X1.2 0,536 0,361 Valid
X1.3 0,746 0,361 Valid
Perilaku X1.4 0,396 0,361 Valid
Konsumen X1.5 0,851 0,361 Valid
X1.6 0,667 0,361 Valid
X1.7 0,656 0,361 Valid
X1.8 0,790 0,361 Valid

70
X1.9 0,417 0,361 Valid
X1.10 0,580 0,361 Valid
X1.11 0,641 0,361 Valid
X1.12 0,683 0,361 Valid
X1.13 0,735 0,361 Valid
X1.14 0,744 0,361 Valid
X1.15 0,705 0,361 Valid
X2.1 0,894 0,361 Valid
X2.2 0,631 0,361 Valid
X2.3 0,733 0,361 Valid
X2.4 0,698 0,361 Valid
X2.5 0,789 0,361 Valid
X2.6 0,500 0,361 Valid
X2.7 0,604 0,361 Valid
Kreativitas X.8 0,734 0,361 Valid
X2.9 0,680 0,361 Valid
X2.10 0,602 0,361 Valid
X2.11 0,904 0,361 Valid
X2.12 0,630 0,361 Valid
X2.13 0,673 0,361 Valid
X2.14 0,847 0,361 Valid
X2.15 0,867 0,361 Valid
Y1 0,518 0,361 Valid
Y2 0,531 0,361 Valid
Y3 0,773 0,361 Valid
Y4 0,509 0,361 Valid
Y5 0,596 0,361 Valid
Y6 0,638 0,361 Valid
Eksistensi Y7 0,664 0,361 Valid
Y8 0,629 0,361 Valid
Y9 0,637 0,361 Valid
Y10 0,836 0,361 Valid
Y11 0,536 0,361 Valid
Y12 0,824 0,361 Valid
Y13 0,741 0,361 Valid

2. Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas menggunakan uji statistik cronbach’s alpha (𝛼) > 0,60.

Maka pengukuran tersebut dikatakan reliabel dan sebaliknya. Berikut ini tabel dari

hasil uji reliabilitas.

71
Tabel 22 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cornbach’s Nilai Kritis Keterangan
Alpha
Perilaku Konsumen ( 𝑋1 ) 0,855 0,60 Reliabel
Kreativitas (𝑋2 ) 0,841 0,60 Reliabel
Eksistensi (Y) 0,827 0,60 Reliabel
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dapat dinyatakan bahwa masing-

masing variabel yang ada di dalam penelitian ini adalah reliabel, karena masing-

masing variabel memiliki nilai cornbach’s alpha (𝛼) > 0,60. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pernyataan mengenai variabel perilaku konsumen ( 𝑋1 ),

kreativitas (𝑋2 ), dan eksistensi (Y) adalah pernyataan yang reliabel dan dapat

digunakan dalam penelitian ini.

c. Uji Prasyarat Analisis


1. Uji Normalitas
Uji normalitas di gunakan untuk memperlihatkan bahwa data sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga jika data

terdistribusi normal maka bisa di teruskan ke tahap selanjutnya. Di dalam

penelitian ini menggunakan uji normalitas uji grafik histogram regression

residual dan diperkuat dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-

Smirnov (K-S).

Hasil pengujian normalitas terhadap masing-masing variabel dengan

menggunakan uji grafik histogram regression residual diperoleh sebagai

berikut :

72
Gambar 2 Grafik Histogram

(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Gambar 2 tersebut merupakan grafik histogram. Grafik histogram

dikatakan normal jika distribusi data membentuk lonceng (bell shaped), tidak

condong ke kiri atau tidak condong ke kanan (Santoso, 2015). Grafik

histogram diatas membentuk lonceng dan tidak condong ke kanan atau ke kiri

sehingga grafik histogram tersebut dinyatakan normal.

Adapun hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk meperkuat

hasil uji normalitas dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut

Tabel 23 Hasil Uji Kolmogorv-smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 4,74824765

73
Most Extreme Differences Absolute ,104

Positive ,052

Negative -,104

Test Statistic ,104

Asymp. Sig. (2-tailed) ,166c


(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan tabel 23 di atas, dengan N = 60 dapat diketahui bahwa

Asymp. Sig. (2-tailed) di atas menunjukan nilai sebesar 0,166, yang berarti

lebih besar dari 0,05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual

terdistribusi dengan normal.

Adapun hasil pengujian lain yang dilakukan yaitu dengan grafik P-P

Plot, untuk melihat kenormalan dari nilai residual, maka dapat berpedoman

pada titik – titik ploting pada grafik probabbility plot yang terdapat dalam

hasil output SPSS 25 adapun ketentuannya sebagai berikut :

a. Jika titik-titik atau data berada di dekat atau mengikuti garis diagonalnya

maka dapat dikatakan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

b. Sementara itu, jika titik-titik menjauh atau tersebar dan tidak mengikuti

garis diagonal maka hal ini menunjukkan bahwa nilai residual tidak

berdistribusi normal. (Ghozali, 2011)

74
Gambar 3 Grafik Probability Plot

(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan gambar 3 tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik ploting

yang terdapat pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standarizet

Residual selalu mengikuti dan mendekati garis diagonalnya. Oleh karena itu

sebagaimana dasar atau pedoman pengambilan keputusan dalam uji

normalitas teknik probability plot dapat disimpulkan bahwa nilai residual

berdistribusi normal. Dengan demikian maka asumsi normalitas untuk nilai

residual pada analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat

terpenuhi.

2. Uji Linieritas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan

terikat mempunyai hubungan yang linear. Dasar pengambilan keputusan

75
dalam uji linearitas dapat dilakukan dengan cara melihat nilai signifikansi

pada hasil uji linearitas dengan menggunakan bantuan SPSS 25 for windows.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas adalah jika nilai

signifikansi Deviation from Liniearity > dari 0,05, maka kesimpulannya

adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Sebaliknya, Jika nilai signifikansi Deviation from

Liniearity < dari 0,05, maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan

yang linear antara variabel independen dengan variabel dependen.

Berikut disajikan hasil output pada uji linear masing-masing variabel,

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 24 Hasil Uji Linieritas Y – X1


ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Eksistensi * Between (Combined) 779,876 16 48,742 1,639 ,099


Perilaku Groups
Konsumen Linearity 42,646 1 42,646 1,434 ,238

Deviation from 737,231 15 49,149 1,652 ,099


Linearity

Within Groups 1279,107 43 29,747

Total 2058,983 59
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan tabel 24, diperoleh nilai signifikansi Devitiation from

Lenierity = 0,099 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear

secara signifikan antara variabel Eksistensi dengan Perilaku Konsumen.

76
Tabel 25 Hasil Uji Linieritas Y-X2
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Eksistensi * Between (Combined) 1122,531 13 86,349 4,242 ,000


Kreativitas Groups
Linearity 717,129 1 717,129 35,226 ,000

Deviation 405,402 12 33,783 1,659 ,108


from Linearity

Within Groups 936,453 46 20,358

Total 2058,983 59
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan tabel 25, diperoleh nilai signifikansi Devitiation from

Lenerity = 0,108 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear

secara signifikan antara variabel Eksistensi dengan Kreativitas.

3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan melakukan uji glejser

yaitu dengan cara meregresikan variabel independent terhadap nilai absolute

residual atau Abs_RES. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

heteroskedastisitas menggunakan uji glejser adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.

77
Hasil pengujian heteroskedastisitas menggunakan uji glejser dimana t-

tabel diperoleh 2,002. Kemudian uji glejser dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 26 Hasil Uji Glejser


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1,51 3,260 ,464 ,644


3
Perilaku Konsumen (X1) ,122 ,051 ,300 2,390 ,020

Kreativitas (X2) - ,049 -,196 -1,565 ,123


,077

a. Dependent Variable: Abs_RES


(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)
Berdasarkan tabel 26 tersebut, hasil regresi antara variabel independen

dengan absolut residualnya menunjukkan bahwa koefisien dari masing-

masing variabel independen yaitu perilaku konsumen memiliki nilai

signifikan 0,020 > 0,05 dan kreativitas memiliki nilai signifikan 0,123 > 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

Adapun uji heteroskedastisitas lain dengan menggunakan grafik

scatterplot untuk memperkuat hasil sebelumnya, dapat dilihat pada gambar

berikut :

78
Gambar 4 ScatterPlot

(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan pada gambar 4 menunjukkan tidak ada pola yang tidak

jelas, dan juga titik-titik pada gambar diatas menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas pada model regresi penelitian ini.

4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan kondisi dimana terjadi korelasi atau

hubungan yang kuat di antara variabel bebas yang di ikut sertakan dalam

pembentukan model regresi linier.

Dalam analisis regresi, suatu model harus terbebas dari gejala

multikolinieritas dan untuk mendeteksi apakah suatu model mengalami

multikolinieritas yaitu nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10.0.

berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 25 diperoleh hasil

sebagai berikut:

79
Tabel 27 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Correlations Collinearity Statistics

Model Part Tolerance VIF

1 (Constant)

Perilaku Konsumen (X1) ,075 ,986 1,014

Kreativitas (X2) ,577 ,986 1,014

a. Dependent Variable: Kinerja Personil


(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, dapat diketahui nilai VIF

variabel bebas Perilaku Konsumen (X1) 1,014 dengan nilai tolerance 0,986,

variabel Kreativitas (X2) 1,014 dengan nilai tolerance 0,986. Dengan begitu

menunjukkan bahwa semua nilai VIF kedua variabel < 10,00 dan nilai

tolerance > 0,10. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa tidak ada

multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi.

5. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi.

Adapun dasar dari pengambilan keputusan untuk uji autokorelasi

yakni dengan metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji

Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

80
a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-

du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada

autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl),

maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada

autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi

lebih kecil darpada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau

DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat

disimpulkan.

Adapun hasil dari Pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 28 Hasil Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson

1 ,595a ,354 ,331 4,83083 1,891

a. Predictors: (Constant), Kreativitas, Perilaku Konsumen

b. Dependent Variable: Eksistensi


(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan tabel 28, menunjukkan hasil pengujian autokorelasi. Dari

hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai DW sebesar 0,891, selanjutnya

nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel

81
adalah 60 (n = 60), dan jumlah variabel independen 2 (k=2). Berdasarkan

DW tabel diperoleh nilai dU sebesar 1,652 dan dL 1,514.

Nilai DW = 1,891 lebih besar dari batas atas (dU) yakni 1,652 dan

kurang dari (4 - dU) 4 - 1,652 = 2,348. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka

tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif.

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan.

Adapun hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dengan

menggunakan bantuan program SPSS 25 For Windows dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 29 Analisis Regresi Linier berganda


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24,641 5,257 4,688 ,000

Perilaku Konsumen (X1) ,158 ,082 ,276 2,707 ,003

82
Kreativitas (X2) ,430 ,079 ,581 5,422 ,000

a. Dependent Variable: Eksistensi


(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan tabel 29 diatas di peroleh koefisien regresi masing- masing

variabel dengan bantuan SPSS 25 For Windows di peroleh persamaan

regresi linier berganda dapat di tuliskan sebagai beriku :

𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝒙𝟏 + 𝒃𝒙𝟐 +. . . +𝒆𝒊

Eksistensi = 24,641 + 0,158 Perilaku Konsumen + 0,430 Kreativitas + ei

Hasil analisis regresi linier berganda diatas dapat diinterprestasikan

sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 24,641 (Positif) artinya, jika variabel Perilaku

Konsumen (X1), dan Kreativitas (X2) bernilai konstan atau tetap, maka

variabel Eksistensi naik sebesar 24,641 satuan.

2. Nilai koefisien variabel Perilaku Konsumen (X1) sebesar 0,158 artinya jika

perilaku konsumen mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka variabel

eksistensi akan meningkat sebesar 0,158 satuan. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan searah antara perilaku konsumen dan eksistensi.

3. Nilai koefisien variabel Kreativitas (X2) adalah sebesar 0,430 artinya jika

kreativitas mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka variabel eksistensi

akan meningkat sebesar 0,430. Koefisien bernilai positif artinya terjadi

hubungan searah antara kreativitas dan eksistensi.

83
c. Hasil Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji t)


Uji t digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial variabel bebas

terhadap variabel terikat dalam regresi linier berganda. Apabila t hitung >

ttabel dan nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima, variabel bebas

secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini untuk memperoleh nilai t-tabel dapat dilihat pada

tabel t statistik pada df = n-(k-1) atau 60 - 3 = 57 (k adalah jumlah variabel

independen). Dengan taraf signifikan 0,05, dan uji 2 sisi. Diperoleh hasil t-

tabel = 2,002.

Hasil uji t (parsial) dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan

SPSS 25 For Windows dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 30 Hasil Uji Parsial (Uji t)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24,641 5,257 4,688 ,000

Perilaku Konsumen ,158 ,082 ,276 2,707 ,003


(X1)

Kreativitas (X2) ,430 ,079 ,581 5,422 ,000


a. Dependent Variable: Eksistensi
(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

84
Berdasarkan tabel 30, maka hasil dari pengujian hipotesis secara

parsial (Uji t) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada variabel Perilaku Konsumen (X1), diperoleh nilai t-hitung sebesar

2,707 dan nilai signifikansinya 0,03. Artinya t-hitung lebih besar dari t-

tabel (2,707 > 2,002) dan nilai signifikan 0,03 lebih kecil dari

probabilitas (0,00 < 0,05), maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis

diterima, variabel independen Perilaku Konsumen (X1) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Eksistensi (Y).

2. Pada variabel Kreativitas (X2), diperoleh nilai t-hitung sebesar 5,422

dan nilai signifikansinya 0,00. Artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel

(5,422 > 2,002) dan nilai signifikan 0,00 lebih kecil dari probabilitas

(0,00 < 0,05), maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis diterima,

variabel independen Kreativitas (X2) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Eksistensi (Y).

2. Uji Simultan (Uji f)


Uji F (simultan) di gunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Jika F-hitung > F-tabel

dengan signifikan < 0,05 maka dapat dinyatakan variabel bebas berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat secara simultan dan begitupun sebaliknya

jika Fhitung < Ftabel dapat dinyatakan variabel bebas tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat secara simultan. Hasil uji F (simultan)

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

85
Tabel 31 Hasil Uji Simultan (Uji f)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 728,778 2 364,389 15,614 ,000b

Residual 1330,205 57 23,337

Total 2058,983 59

a. Dependent Variable: Eksistensi

b. Predictors: (Constant), Kreativitas, Perilaku Konsumen


(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan tabel 31 diatas dapat diketahui nilai F-tabel dengan

ketentuan α = 0,05, pada tabel menunjukkan nilai df1 = 2 dan df2 = 57

sehingga diperoleh nilai F-tabel sebesar 3,159. Kemudian nilai F-hitung

sebesar 15,614 dan nilai signifikansinya 0,00. Artinya nilai F-hitung lebih

besar dari F-tabel (15,614 > 3,159) dan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai

probabilitas (0,00 < 0,05). Sehingga hipotesis diterima, artinya terdapat

pengaruh secara bersama-sama (simultan) antara Perilaku Konsumen (X1)

dan Kreativitas (X2) terhadap Eksistensi (Y).

3. Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Jika nilai R 2

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen menjadi sangat terbatas. Hasil pengujian koefisien

determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :

86
Tabel 32 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate

1 ,595a ,354 ,331 4,83083

a. Predictors: (Constant), Kreativitas, Perilaku Konsumen

b. Dependent Variable: Eksistensi


(Sumber data: hasil output SPSS versi 25 for windows)

Berdasarkan tabel 32 dapat diketahui bahwa perolehan nilai koefisien

determinasi R2 atau R Square adalah sebesar 0,354. Nilai R Square ini berasal

dari pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau “R”, yaitu 0,595 x 0,595 =

0,354. Hasil ini berarti bahwa variabel Perilaku Konsumen (X1) dan

Kreativitas (X2) memiliki hubungan dengan variabel Eksistensi (Y) sebesar

35,4%, dan sisanya (100% - 35,4% = 64,6%) 64,6% dijelaskan oleh sebab-

sebab yang lain diluar model.

d. Pembahasan
1. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Eksistensi

Berdasarkan hasil analisis persamaan regresi dalam penelitian ini

diperoleh nilai koefisien variabel Perilaku Konsumen (X1) sebesar 0,158

artinya jika perilaku konsumen (X1) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan

maka variabel eksistensi akan meningkat sebesar 0,158 satuan. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi hubungan searah antara perilaku konsumen dan

eksistensi UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19 di kota

Balikpapan.

87
Adapun hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t) yang telah

dilakukan pada variabel Perilaku Konsumen (X1) diperoleh nilai t-hitung

sebesar 2,707 dan nilai signifikansinya 0,03. Artinya t-hitung lebih besar dari t-

tabel (2,707 > 2,002) dan nilai signifikan 0,00 lebih kecil dari probabilitas (0,03

< 0,05), maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini

diterima, variabel independen Perilaku Konsumen (X1) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Eksistensi (Y) UMKM Batik Shaho pada masa

pandemi covid-19 di kota Balikpapan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori (Andayana, 2020) bahwa di

masa pandemi covid-19 untuk menjaga eksistensinya Pelaku UMKM perlu

menyesuaikan operasionalnya sesuai dengan perubahan prilaku konsumen (X1)

tersebut yaitu meciptakan produk yang hanya focus pada nilai, meningkat jalur

pemasaran online dan menciptakan produk produk sehat minimal bahan kimia

atau green produk.

2. Pengaruh Kreativitas Terhadap Eksistensi

Berdasarkan hasil analisis persamaan regresi dalam penelitian ini

diperoleh nilai koefisien variabel Kreativitas (X2) adalah sebesar 0,430 artinya

jika kreativitas mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka variabel eksistensi

(Y) akan meningkat sebesar 0,430. Koefisien bernilai positif artinya terjadi

hubungan searah antara Kreativitas (X2) dan Eksistensi (Y) UMKM Batik

Shaho pada masa pandemi covid-19 di kota Balikpapan.

Adapun hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t) yang telah

88
dilakukan pada variabel Kreativitas (X2) diperoleh nilai t-hitung sebesar 5,422

dan nilai signifikansinya 0,00. Artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel (5,422 >

2,002) dan nilai signifikan 0,00 lebih kecil dari probabilitas (0,00 < 0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima,

variabel independen Kreativitas (X2) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Eksistensi (Y) UMKM Batik Shaho pada masa pandemi covid-19 di

kota Balikpapan.

Hasil Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Rosmadi, 2021)

bahwa situasi apapun kegiatan UMKM di Indonesia harus dapat bertahan

bahkan ditingkatkan agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Selain itu

dalam pandemi covid-19 ini pelaku usaha harus mengoptimalkan peran SDM

terutama meningkatkan daya inovasi dan kreativitasnya agar usaha ini tetap

berjalan. Kreativitas dan inovasi baik produk maupun kemasannya dapat

berdampak positif bagi pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) meskipun sedang dilanda pandemi covid-19.

3. Pengaruh Perilaku Konsumen dan Kreativitas Terhadap Eksistensi

Berdasarkan hasil analisis persamaan regresi dalam penelitian ini

diperoleh nilai konstanta sebesar 24,641 (Positif) artinya, jika variabel Perilaku

Konsumen (X1), dan Kreativitas (X2) bernilai konstan atau tetap, maka variabel

Eksistensi (Y) naik sebesar 24,641 satuan

Adapun hasil pengujian hipotesis secara simultan (uji f) yang telah

dilakukan diketahui nilai F-hitung sebesar 15,614 dan nilai signifikansinya

89
0,00. Artinya nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel (15,614 > 3,159) dan nilai

signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas (0,00 < 0,05). Sehingga

hipotesis ketiga dalam penelitian ini terbukti dan diterima, artinya terdapat

pengaruh secara bersama-sama (simultan) antara Perilaku Konsumen (X1)

dan Kreativitas (X2) terhadap Eksistensi (Y) UMKM Batik Shaho pada masa

pandemi covid-19 di kota Balikpapan sebesar 64,6%.

Eksistensi tidak lepas dari pengaruh perilaku konsumen dan

kreativitas pemilik usaha batik shaho pada masa pandemi covid-19 di Kota

Balikpapan. Jika kita melihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

perilaku konsumen dan kreativitas berpengaruh secara bersama-sama

terhadap eksistensi, maka pemilik usaha batik shaho di Kota Balikpapan

harus mampu mempertahankan keseimbangan perilaku konsumen dan

kreativitas di tengah masa pandemi covid-19. Jika, hanya mengoptimalkan

perilaku konsumen tanpa memperhatikan kreativitasnya belum terpenuhi atau

merasa puas begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, keseimbangan antara

perilaku konsumen dan kreativitas yang difungsikan secara bersamaan akan

memberikan dampak yang bagus terhadap eksistensi batik shaho pada masa

pandemi covid-19.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

perilaku konsumen dan kreativitas mempengaruhi eksistensi. Hasil penelitian

ini relevan dengan penelitian sebelumnya oleh NR. Lubis (2018). Dalam

penelitiannya disimpulkan variabel X1 dan X2 berpengaruh secara bersama-

sama sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan perilaku konsumen

90
dan kreativitas terhadap eksistensi.

91

Anda mungkin juga menyukai