Farmakologi & Terapi - Annida Rahman - Studi Kasus + Algoritma
Farmakologi & Terapi - Annida Rahman - Studi Kasus + Algoritma
Semester 5 Farmasi
Kasus
Seorang pasien laki - laki berusia 45 tahun, yang akan kita sebut sebagai Mr. A, datang ke
apotek dengan keluhan nyeri kronis pada punggung bawah akibat cedera olahraga. Nyeri ini
telah berlangsung selama beberapa bulan dan memengaruhi kualitas hidupnya secara
signifikan. Mr. A ingin mencari solusi untuk mengurangi nyerinya.
Pemeriksaan Fisik
- Tidak ada tanda-tanda peradangan atau kelainan fisik yang mencolok pada punggung pasien.
Tidak ada
Riwayat pengobatan
Riwayat sosial
Masalah Terapi S O A P
4. Pasien juga
diberikan panduan
tentang latihan
peregangan dan
perubahan gaya hidup
yang dapat
membantu mengelola
nyeri punggung,
termasuk menjaga
postur yang baik dan
menghindari aktivitas
fisik yang berlebihan.
5. Pasien dijadwalkan
untuk follow-up dalam
4 minggu untuk
mengevaluasi
respons terhadap
terapi dan
memastikan tidak ada
masalah atau efek
samping yang
signifikan.
Prognosis
Prognosis nyeri punggung bawah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Riwayat nyeri punggung
bawah sebelumnya, intensitas nyeri lebih tinggi, dan adanya penjalaran nyeri ke tungkai
dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk. Prognosis juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan
kebiasaan, seperti merokok.
Risiko disabilitas meningkat pada pasien nyeri punggung bawah yang disertai depresi atau
kelainan psikologis lain.
Terapi Farmakologi
1. Natrium Diklofenak
Natrium Diklofenak merupakan derivat asam fenilasetat, obat ini mempunyai efek analgesik,
anti piretik dan anti-inflamasi. Ia merupakan suatu inhibitor siklooksigenase dan secara
substansial potensinya lebih besar dibanding indometasin, naproksen atau beberapa obat
lainnya.
Dosis : oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, setelah makan. (PIONas)
2. Eperisone HCl
Eperisone HCl menghambat refleks spinal secara selektif, serta mempunyai efek analgesik
melalui hambatannya pada aktivitas SP dan tidak berefek sedatif sehingga tidak mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Eperisone HCl memutus nyeri dengan jalan merelaksasi otot, sehingga
memperbaiki sirkulasi dengan jalan vasodilatasi dan menginhibisi refleks nyeri.
Terapi Non-farmakologi
1. Menjaga postur tubuh. Postur tubuh yang tegap saat duduk atau berdiri dapat mengurangi
tekanan berlebih pada otot dan tulang belakang.
2. Memberikan kompres dingin pada punggung. Caranya, bungkus es dengan kain, kemudian
tempelkan pada punggung selama 15-20 menit. Tiga hari setelah nyeri punggung muncul, ganti
dengan kompres hangat.
3. Memperbaiki posisi tidur. Disarankan untuk tidur dengan posisi kaki sedikit lebih tinggi.
4. Rutin berolahraga, terutama yang melatih otot perut dan punggung. Jenis latihan yang baik
untuk nyeri punggung adalah yoga, pilates, jalan kaki, dan berenang.
5. Menghindari stres
Ramadanti, FY., Setiadi, AP. (2021). Pemberian Rekomendasi oleh Mahasiswa Farmasi pada
Kasus Nyeri Pinggang di Setting Komunitas: Penelitian di Sebuah Institusi. Jurnal Sains Farmasi
& Klinis, 8(2), 190–199.
Purba, JS. (2022). Peran Analgesik Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs) dan
Analgesik Non-NSAID dalam Penanganan Nyeri Nosiseptif. Medicinus. Vol 35.
rsud.sulbarprov.go.id. (2022, 27 juni) Mengenal Low Back Pain. Diakses pada 22 September
2023, dari https://rsud.sulbarprov.go.id/mengenal-low-back-pain/