PRO :
menurut Arnold J. Toynbee, seorang sejarahwan ternama, Sejarah adalah "studi tentang
perubahan manusia dan perubahan di antara manusia, yang merupakan hasil dari perbuatan
mereka sendiri dan juga dari reaksi terhadap perubahan dalam keadaan mereka." Toynbee
menekankan pentingnya melihat sejarah sebagai rekaman evolusi manusia yang kompleks, di
mana faktor internal dan eksternal saling berinteraksi. sejarahnya yang holistik, yang tidak
hanya menyoroti peristiwa-peristiwa krusial tetapi juga mengeksplorasi akar penyebab dan
konsekuensi jangka panjang. Dengan demikian, definisi sejarah menurut Arnold J. Toynbee
menekankan pada pemahaman mendalam terhadap evolusi manusia melalui interpretasi kritis
terhadap fakta-fakta dan konteks sejarah.
"Acuan adalah pemandu yang melekat pada langkah-langkah kita, memanfaatkan cahaya dari
masa lalu untuk menerangi jalan di masa depan." - John C. Maxwell
suatu panduan yang tidak hanya memberikan arah dan bimbingan, tetapi juga mengambil
kebijaksanaan dari pengalaman masa lalu. Acuan berfungsi sebagai sumber pencerahan,
memanfaatkan cahaya pengetahuan dari sejarah untuk menerangi langkah-langkah kita
menuju masa depan. Dengan memahami dan merenungkan acuan, kita dapat mengambil
pelajaran berharga dan memanfaatkannya untuk membuat keputusan yang bijaksana dan
memberikan bentuk kepada perjalanan hidup kita.
Sejarah memberikan kejelasan tentang siapa kita sebagai bangsa. Sejarahawan dunia
Herodotus mengatakan “Historia Vitae Magistra“ berarti Sejarah adalah guru kehidupan.
Dari kesalahan dan keberhasilan masa lalu, kita dapat pelajaran berharga untuk membimbing
langkah-langkah masa depan.
Sejarah tidak hanya ada dan tidak dipelajari tetapi ada untuk jadi pembelajaran, sebuah
sejarah itu adalah pembelajaran bukan warisan. Sebab warisan yang bekerja adalah yang
mewariskan bukan yang diwariskan (Anis, 2015 : 53). Sebagai generasi muda, sudah
seharusnya memiliki pemahaman sejarah. Dengan memiliki pemahaman sejarah maka
generasi muda bisa mengetahui asal usul mereka dan mereka tau sejarah mereka dari mana.
“Jangan lupakan sejarah” begitu lah yang disampaikan bung karno yang kita kenal sampai
saat ini. Sejarah perjuangan Indonesia, adalah kontiunitas, dari suatu perjuangan generasi
yang satu kepada kegenerasi selanjutnya yang akan melanjutkan. (Aminullah, 2017:142)
Sejarah bukan hanya catatan masa lalu, melainkan fondasi yang kuat untuk membentuk
identitas, nilai-nilai, dan arah pembangunan suatu bangsa. Sejarah memberikan kita
pandangan yang mendalam tentang perjalanan suatu bangsa, peristiwa-peristiwa krusial yang
membentuk karakter dan identitasnya. Dengan memahami akar-akar sejarah, negara dapat
membangun fondasi yang kokoh, merangkul nilai-nilai yang melekat pada budaya, dan
menciptakan identitas nasional yang kuat.
Kesimpulan:
Dalam merangkum argumen kami, sejarah bukan hanya cerita masa lalu; itu adalah landasan
yang hidup untuk membangun masa depan yang lebih baik. Menggunakan sejarah sebagai
acuan utama dalam pembangunan negara membawa manfaat besar dalam membentuk
identitas, mengajarkan pelajaran berharga, dan memandu arah menuju masyarakat yang lebih
adil dan berkelanjutan.
KONTRA :
sejarah seharusnya bukan satu-satunya acuan dalam membangun sebuah negara. Meskipun
sejarah memiliki nilai yang tak terbantahkan, kita perlu mempertimbangkan fakta bahwa
memosisikan sejarah sebagai satu-satunya landasan pembangunan bisa membatasi inovasi
dan progresivitas dalam tatanan masyarakat.
Mengikat pembangunan sebuah negara sepenuhnya pada sejarah dapat menjadi hambatan
terhadap kemajuan. Keterpautan yang ketat pada tradisi dan norma-norma masa lalu mungkin
menghalangi adaptasi terhadap perubahan zaman. Sejarah, kendati kaya akan pelajaran,
terkadang tidak dapat memberikan pandangan yang cukup luas terhadap dinamika yang
berkembang pesat dalam era modern ini
Sejarah tidak selalu netral dan objektif. Interpretasi sejarah dapat bervariasi tergantung pada
sudut pandang yang digunakan. Oleh karena itu, menentukan arah pembangunan hanya
berdasarkan satu versi sejarah dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
Adanya bias dalam penulisan sejarah dapat menghasilkan pemahaman yang keliru tentang
nilai-nilai yang seharusnya menjadi acuan dalam membangun negara.
Masyarakat selalu mengalami perubahan nilai dan norma seiring waktu. Menyandarkan
pembangunan negara pada nilai-nilai masa lalu mungkin tidak selalu mencerminkan
kebutuhan dan harapan masyarakat saat ini. Kita harus mengakui bahwa nilai-nilai yang
relevan di satu periode sejarah tidak selalu dapat diterapkan dengan efektif dalam konteks
masyarakat yang berubah.
Sejarah seringkali menyoroti keberhasilan dan kegagalan masa lalu. Namun, fokus pada
sejarah dapat mengaburkan pandangan terhadap solusi inovatif untuk masalah-masalah baru
yang muncul. Pembangunan negara memerlukan ruang bagi ide-ide baru dan pendekatan
inovatif, bukan hanya mereplikasi model-model yang telah ada dalam sejarah.