Anda di halaman 1dari 5

KARYA TULIS ILMIAH

PEMUDA UNGGUL BERKARAKTER BELA NEGARA ;


IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI ERA
GLOBALISASI

JUDUL :
“Peran Mahasiswa sebagai Agent Of Change untuk Mewujudkan
Indonesia yang Berkarakter Cerdas dan Prestatif”

Ditulis Oleh :
Hasan Djadid Assegaff
NPM 1431010056

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
2016
Abtraksi

Karya Tulis Ilmiah ini mencoba untuk memberi jawaban terhadap


masalah-masalah yang timbul dalam dinamika kehidupan berpancasila
khususnya dalam ranah pendidikan. Mahasiswa sebagai generasi muda
bangsa ini yang diharapkan dapat menjadi penerus tambuk kepemimpinan
memiliki peranan sebagai agent of change, yaitu sebagai agen perubahan
yang diharapkan mampu merubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih
baik.
Di era globalisasi, banyak aspek-aspek yang mengalami
perkembangan yang signifikan. Perkembangan yang terjadi tentunya
membawa suatu kemajuan bagi segala aspek yang mendapat dampak
adanya globalisasi. Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua
dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi
dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi
adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dengan adanya
perkembangan yang secara signifikan di era globalisasi, dunia pendidikan
pun ikut mengalami perubahan-perubahan yang berdampak pada
masyarakat luas. Disinilah peranan mahasiswa diperlukan sebagai agent of
change untuk mengarahkan serta mengimplementasikan didplin ilmu yang
telah dituai dibangku perkuliahan.
Selain itu karya tulis ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
untuk menjaga konsistensi, hubungan dan kontekstual dari Pancasila,
bahwa dalam bermasyarakat dan benegara Pancasila selalu dibutuhkan
dalam melanjutkan sesuai cita-cita negara kita, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.Di era globalisasi ini, fungsionalitas Pancasila dan
ketangguhan serta kualitas dari pemuda-pemuda bangsa akan diuji apakah
mampu untuk tetap mempertahankan eksistensinya sebagai dasar bagi
bangsa Indonesia dan melaksanakan tujuan cita Negara Indonesia.
I. Globalisasi Dan Dampaknya bagi Pendidikan
Roland Robertson, dosen sosiologi Universitas Aberdeen, salah satu
penulis pertama di bidang globalisasi, mendefinisikan globalisasi pada
tahun 1992 sebagai pemadatan dunia dan pemerkayaan kesadaran dunia
secara keseluruhan. Sedangkan Sosiolog Martin Albrow dan Elizabeth King
mendefinisikan globalisasi sebagai semua proses yang menyatukan
penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal.
Dampak positif globalisasi pendidikan:
 Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang
professional dan berstandar Internasional dalam bidang pendidikan.
 Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia mampu
bersaing di dunia Internasional.
 Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan
Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan karena perkembangan
ilmu pengetahuan dalam pendidikan akan sangat pesat.
Dampak negatif globalisasi pendidikan:
 Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.
 Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang
berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
 Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan didalam
dunia pendidikan.
 Semakin terkikisnya kebudayaan akibat masuknya budaya dari luar.
 Globalisasi mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol
pendidikan oleh negara.

II. Mahasiswa Sebagai Agen perubahan


Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat
pahlawan yang datang ke sebuah negeri lalu dengan gagahnya mengusir
penjahat-penjahat. Dalam artian kita tidak hanya menjadi penggagas
perubahan, melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut.
Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan dapat
memberikan solusi-solusi permasalahan yang ada.
Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah
agen perubahan karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang
memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang
rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap
pembangunan pendidikan dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah
menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk
mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan
pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial yang dimiliki mahasiswa bagi
pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan.

III. Potensi Mahasiswa terhadap Pembangunan Pendidikan


Keterpurukan pendidikan di Negara kita, membutuhkan perhatian dari
mahasiswa, terlebih lagi mahasiswa selaku konsumen pendidikan yang
sedang menempuh pendidikan tinggi. Artinya, segala kebijakan pemerintah
mengenai system pendidikan nasional hendaklah mengarah pada
peningkatan mutu bukan sekedar peningkatan biaya yang selama ini kita
rasakan. Fungsi agent of change yang melekat pada jati diri mahasiswa
saat ini hendaklah bukan sebatas slogan-slogan demonstrasi saja, namun
suatu pemikiran yang rekonstruktif dan solutif terhadap permasalahan
seputar pendidikan dibangsa ini dapat disumbangkan oleh mahasiswa
terhadap pihak terkait, dan melakukan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam dunia pendidikan. Sehingga suatu komunikasi antar
mahasiswa, masyarakat dan pemerintah dapat berjalan dengan baik
dengan menghasilkan suatu argument dan saran sebagai solusi bagi
kebuntuan permasalahan pendidikan. Sudah menjadi keharusan bagi
seorang atau kelompok mahasiswa untuk aktif dalam menyoroti kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah, mengingat tuntutan status sosial yang
strategis bagi mahasiswa dari pada elemen masyarakat lainnya, dan ini
bukan berarti mahasiswa bergerak atau aktif dalam melakukan kontrol
sosial yang berkembang dengan tanpa ideology dan orientasi perjuangan
yang jelas.
Oleh karenanya mahasiswa dalam memahami peranan dirinya
dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan di Indonesia sepatutnya
memiliki kerangka acuan dan penafsiran yang jelas atau lebih sering kita
dengar kesadaran ideologi. Kesadaran ideologi itu sebagai akibat
internalisasi ideologi secara menyeluruh. Artinya, mengupayakan setiap
potensi yang ada untuk menjalankan dan mempertahankan ideologinya.
Setiap tingkah laku dari individu atau kelompok ini sebagai tafsir terhadap
ideologi.

IV. Kesimpulan
Globalisasi merupakan masalah nyata yang memiliki konsekuensi
terhadap kehidupan masyarakat luas, diantara konsekuensi tersebut
adalah evolusi pola pikir dan kemampuan secara intelektual pada
masyarakat. Mahasiswa sebagai mandiri yang memiliki intelektualitas
memiliki peranan untuk merubah masyarakat menuju masyarakat yang
cerdas. Mahasiswa harus mengajarkan Pancasila sebagai acuan tolak
dalam berpendidikan dalam masyarakat. Sehingga tercapainya tujuan
Negara kita yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh Karena itu
perlunya diperhatikan bahwa Pancasila digunakan sebagai cara pandang
untuk membangun nasionalisme bangsa.
Disinilah mahasiswa sebagai generasi muda dituntut untuk
berpikir,memerdekakan negara yang sebenarnya masih terjajah dari segi
pemikiran. Maka dari itu kita juga harus bisa memilah setiap hal yang
dibawa dari pengaruh globalisasi, sehingga tidak ada lagi penerus bangsa
yang hedonis dan feudal, tetapi mempunyai nilai-nilai kritis seorang
Mahasiswa.
Karena orientasi pendidikan kita harus segera diperbaiki. Selama ini
mungkin pendidikan kita masih saja hanya sebatas prestasi akademik dan
nilai hasil ujian semata. Pendidikan kita seharusnya lebih berorientasi
kepada nilai, dan penanaman budaya semangat untuk terus menuntut ilmu.

Anda mungkin juga menyukai