Anda di halaman 1dari 5

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Sejarah Pabrik Gula Indonesia


Pabrik Gula di Indonesia (abad 17 - 18 - 19 )
Perkembangan penggilingan atau pengepresan tebu di
jawa, secara agak besar di mulai pertama kali pada
PENGOLAHAN TEBU … (1) pertengahan abad 17 didataran rendah batavia, di
kelola okeh orang-orang cina. Kemudian di
awal abad 19 muncul industri gula modern di pam
anukan, ciasem, Jawa Barat, yang dikelola oleh para
pedagang besar dari inggris. Yang karena kesalahan
lokasi hanya bertahan satu dasawarsa (kekurangan
tenaga kerja). Kehancuran industri gula Inggris
(Pamanukan-Ciasem) di gantikan industri Belanda
dalam kurun culturstelsel. VOC mulai melakukan
pengiriman gula Batavia sejak 1673 ke Eropa, dengan
Usman Ahmad & Sutrisno jumlah ekspor per tahun lebih dari 10.000 pikul. 130
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem buah penggilingan pada tahun 1710, dengan produksi
Institut Pertanian Bogor rata-rata setiap penggilingan sekitar 300 pikul. Tahun
usmanahmad@ipb.ac.id 1740 terdapat 65 penggilingan, sedang pada 1750 naik
menjadi 80, dan akhir abad ke-18 merosot tinggal 55
penggilingan yang memasok sekitar 100.000 pikul
gula.
1 2

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

3 4

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Potensi
Kondisi Pergulaan Indonesia Luas J u mla h T e b u Re n d e me n
Tahun
Ha Ton T o n /h a %
Sempat Terpuruk (1994 – 1998) Jawa 7,01

1. Produksi gula turun 40% (2.454 juta ton 1.392 juta ton) 1993 310.186 24.917.924 80,3 7,75
1994 313.054 22.907.683 73,2 8,3
2. Kebutuhan gula dalam negeri meningkat pesat, terutama untuk 1995 295.899 21.728.417 73,4 7,17
kebutuhan industri makanan/minuman yang tumbuh 8%/th 1996 274.853 19.710.306 71,7 7,36
1997 257.791 20.224.814 78,5 6,93
Produksi 2.5 juta ton, kebutuhan 5.9 juta ton impor 3.7 juta ton ?? 1998 245.173 17.731.425 72,3 5,39
3. Sebelum era reformasi, gula sebagai produk yang dilindungi secara 1999 209.710 12.791.140 61 6,65
politis subsidi 2000 209.057 14.583.130 69,8 6,48
2001 210.494 15.083.946 71,7 7,1
4. Saat ini memasuki era perdagangan bebas bersaing bebas Luar Jawa 7,23
1993 110.494 8.165.028 73,9 6,77
Akibat perubahan kebijakan 1994 115.572 7.637.379 66 7,24
1995 124.731 8.367.645 67,1 6,44
1. Menguntungkan industri makanan/minuman dan konsumen gula 1996 130.056 8.893.226 68,4 7,23
secara umum 1997 128.181 9.600.049 74,9 8,22
1998 132.301 9.408.412 71,1 5,69
2. Mengancam kelangsungan industri gula nasional
1999 131.092 8.610.697 65,7 7,4
3. Stabilisasi pasar gula domestik sukar dilakukan & menjadi sangat 2000 128.437 9.303.447 72,4 7,96
mahal 2001 134.499 10.011.922 74,4 8,14

5 6
TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Luas Area Produksi Tebu Nasional (000 Ha)


Rataan Hablur & Total Produksi Gula Nasional
300
TS TR
Rataan Hablur per Ha
7 3000
Total Produksi Gula Nasional
250
6 2500

Rataan Hablur (Ton/ha)

Total P roduksi Gula


Luas Areal (000 Ha)

Nasional (000 Ton)


200 5
2000
4
150 1500
3

100 1000
2

1 500
50
0 0
0 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 03
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 03 Tahun
Tahun

7 8

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Permasalahan produktivitas tebu dan Produktivitas tebu dan rendemen


pengolahannya di indonesia di beberapa negara

Produktivitas lahan relatif rendah dan sangat Cina: 100 ton/ha, rendemen sekitar 14%
variatif (35 -100 ton/ha, rata-rata nasional Thailand: 110 ton/ha, rendemen sekitar 14-16%.
sekitar 70 ton/ha)
Brazil: 70 ton/ha, rendemen antara 16-18%.
Luas areal tanam cenderung menurun
Rendemen relatif rendah, variatif dan fluktuatif Meksiko: 70 ton/ha, rendemen sekitar 14%.
(berkisar 5.5% – 9 %, rataan sekitar 7%) Louisiana-USA: 100 ton/ha, rendemen sekitar
Loss (pra maupun saat pengolahan) relatif 11%.
tinggi
Indonesia: 70 ton/ha, rendemen sekitar 7%
Efisiensi (teknis maupun ekonomis) pengolahan
relatif rendah
9 10

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Tabel Produksi Tebu Dunia Tahun 2007-2011 (juta ton)

11 12
TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Proses Revitalisasi
REVITALISASI AGROINDUSTRI SISTEM MANAGEMEN
AGROINDUSTRI GULA
GULA INDONESIA
OFF-FARM ON-FARM

PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS &
EFISIENSI
Keywords:
PENINGKATAN
On-Farm Productivity PENGEMBANGAN &
MODERNISASI REVENUE
KEBUN
Off-Farm Efficiency PEREMAJAAN
PABRIK RE-INVESTASI PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
Research & Development INPUT TEKNOLOGI

PENGEMBANGAN

Good Management Practices PRODUK


PENINGKATAN
SUMBER DAYA
MANUSIA

13 14

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
PROSPEK AGRIBISNIS TEBU
Menuju Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi
Peningkatan Konsumsi Gula
1. Jumlah penduduk bertambah Infrastruktur umum
2. Pendapatan per kapita meningkat Teknik penyiapan & pengolahan lahan
Upaya peningkatan kemampuan industri gula nasional Teknik budidaya
1. Rehabilitasi pabrik gula Sarana produksi
2. Ekstensifikasi & intensifikasi tebu rakyat (TRI)
3. Pengembangan pabrik gula baru Tebang-angkut
4. Pemanfaatan sumber bahan pemanis non tebu Manajemen mekanisasi
Bahan Baku Gula Pabrik gula/pengolahan
1. Tebu
2. Non Tebu (nipah, kelapa, siwalan, stevia, aren) Sistem informasi & basis data
3. Bit Pembiayaan
Kemitraan
15 16

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

MATRIKS IDENTIFIKASI DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


‘Segitiga Sukses’
ALTERNATIF
LITBANG ASPEK MASALAH KAJIAN
PEMECAHAN
User,
Mekanisasi & ‘Lab Lapangan’ INFRASTRUKTUR Sarana/prasarana angkut Standar baku (teknis &
ekonomis) lahan
Pembangunan dan
standarisasi
untuk riset & UMUM Sarana/prasarana pabrik
Agroindustri pendidikan Ketersediaan & kesesuaian Sistem tata air yg sesuai Penataan lahan
untuk mekanisasi
lahan Data penunjang yang
Tata air akurat SOP, sistem
INDUSTRI monitoring dan QC

TEKNIK PENYIAPAN Kedalaman olah Kesesuaian implemen Pengkondisian lahan


& PENGOLAHAN Sistem penjadwalan & Mekanisasi terencana Operasi “subsoiler-
LAHAN kedisiplinan pelaksana Pengawasan mutu ridger-tanam” untuk
menjamin perakaran
yang baik
SOP, sistem monitoring
dan QC
Litbang,
Diseminasi, Pabrikasi, TEKNIK BUDIDAYA Produktifitas Data teknis yg akurat Bibit unggul
Konsultasi, Sosialisasi, Rendemen Varietas & mutu bibit Teknik dan alsin kepras
Pendidikan Komersialisasi Inovasi dan teknologi Sistem penanaman, SOP, sistem monitoring
Kedalaman tanam pemupukan, dan QC
Produktivitas tebu ratoon pemeliharaan, tebang,
PERG. TINGGI MANUFAKTUR ratoon, dll
Penjadwalan tanam-
tebang
17 18
TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

ALTERNATIF ALTERNATIF
ASPEK MASALAH KAJIAN ASPEK MASALAH KAJIAN
PEMECAHAN PEMECAHAN

PABRIK GULA / Inefisiensi proses Sistem manajemen pabrik Penyempurnaan sistem


SARANA Ketersediaan sesuai jenis Inventarisasi sapro Penyempurnaan sistem Umur teknis & ekonomis Uji performansi pabrik operasi mesin & pabrik
dan waktu (teknis inventori PENGOLAHAN
PRODUKSI Sistem penyimpanan dan Sistem penghitungan Pemanfaatan by-product Standar operasi dan
internal) distribusi Penyempurnaan sistem manajemen (SOP)
rendemen Audit energi
Kuantitas, kualitas & penyimpanan dan Peningkatan SDM
Susut akibat antrian Penanganan limbah
kontinuitas distribusi (FIFO)
Sistem penghitungan Diversifikasi produk
SOP, sistem monitoring
rendemen yang tepat Standarisasi & konsistensi
dan QC
penentuan rendemen
(SOP)
Audit teknologi
MANAJEMEN Keterbatasan Alsintan Keakuratan data lahan Pengadaan alsintan
MEKANISASI Kesiapan lahan Requirement luasan, Peningkatan
(fragmentasi, bentuk, bentuk & relief mikro kemampuan perawatan Keterbatasan dana Tekno-ekonomi Akses dana yang
PEMBIAYAAN
penyebaran dan kondisi) Analisis kebutuhan alsin dan perbaikan alsin Ketepatan waktu agroindustri gula memadai
Sarana perawatan & Keterampilan operator Perbaikan SDM pencairan Kebijakan
perbaikan (operator & pengelola) pendukung
Kemampuan SDM SOP, sistem monitoring
dan QC
SISTEM INFORMASI Sistem data & informasi Mapping kondisi dan Penyusunan sistem
untuk kegiatan on-farm & potensi informasi terpadu
& BASIS DATA
off-farm Inventarisasi
TEBANG- Manajemen Desain alat tebang Core sampling
permasalahan
ANGKUT Alat/mesin tebang Jadwal dan Optimasi sistem “tebang-
Tunggul sisa tebang mekanisme “tebang- angkut”
angkut” Kurang harmonis antara Pola keterkaitan Model kemitraan
SOP, sistem monitoring KEMITRAAN petani dan PG antar stake holder terbaik
dan QC
Peran fasilitator belum
efektif

19 20

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Tiga macam rendemen tebu:

TANAMAN TEBU (Saccharum 1. Rendemen Contoh


officinerum L.) Merupakan contoh yang dipakai untuk mengetahui apakah tebu sudah
mencapai masak optimal atau belum.
Nilai nira x Faktor rendemen = Rendemen
1. Umur penebangan 12 – 16
bulan 2. Rendemen Sementara
Untuk menentukan bagi hasil gula,namun sifatnya masih sementara,
2. Produksi rata-rata 100 ton/ha
agar petani tidak menunggu terlalu lama sampai selesai giling
3. Rendemen rata-rata 11% Rendemen Sementara = Faktor Rendemen x Nilai Nira.
3. Rendemen Efektif
Rendemen tergantung pada: Disebut juga rendemen nyata atau rendemen terkoreksi, setelah tebu
1. Jenis tebu digiling habis dalam jangka waktu tertentu.
2. Penanganan pra-panen Perhitungan rendemen efektif ini dapat dilaksanakan dalam jangka
3. Umur panen proses pengolahan waktu 15 hari atau disebut 1 periode giling sehingga apabila pabrik
4. Alat pengolahan gula mempunyai hari giling 170 hari,maka jumlah periode giling adalah
170/15= 12 periode, artinya terdapat 12 kali rendemen efektif yang
diperhitungkan.
21 22

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Indikator Efisiensi Teknis PG Wringinanom Tahun 2001-2010


Sumber : PG Wringinanom (2011).

Tahun ME (%) BHR (%) OR (%) Pol (%) Rendemen (%) Batang Tebu yg
2001 90,40 91,00 84,27 8,73 6,50 Menghasilkan
2002 90,60 91,13 84,72 8,92 6,67
Rendemen Tinggi
2003 90,00 91,63 83,64 8,90 6,57
2004 89,90 91,27 83,62 9,46 7,00
2005 90,54 89,52 84,57 8,57 6,35 • Berumur cukup
2006 90,13 90,30 75,76 8,79 6,56 • Lurus
2007 88,50 82,81 79,96 8,28 5,54
2008 90,71 83,65 83,56 8,90 6,71 • Bersih
2009 90,15 88,75 83,68 9,05 6,55 • Bebas dari pucuk tebu
2010 86,24 85,26 75,59 8,35 5,14 mati, tebu muda,
Rata-rata 89,72 88,53 81,94 8,80 6,36
lelaras, akar & tanah
Efisiensi Normal
95 90 85 14 12
(%)

ME=Miil Extraction ; BHR=Boiling House Recovery, OR=Overall Recovery

23 24
TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Pengolahan Tebu
Tujuan:
Mendapatkan kadar sukrosa Kristal
setinggi mungkin dalam gula
bentuk kristal (kandungan
sukrosa 90-95%)

Nira
tebu
STASIUN PENGOLAHAN
1. Pemerahan/Penggilingan
2. Pemurnian
3. Penguapan
Batang 4. Pemasakan
tebu 5. Sentrifugasi
6. Penyelesaian

25 26

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Proses pembuatan gula

27 28

TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan TMB624: teknik pengolahan hasil perkebunan

Diagram alir pengolahan tebu


Tebu serat 13.7%
menjadi gula gula 14.6%
19.2% Bgn tak murni 2.8%
Air ambibisi Air 68.9%
Total 100.0%
serat 13.7%
gula 0.7%
Sta . pemerahan /
tak murni 0.3%
air 12.0% penggilingan
Ampas 26.6%
Larutan susu kapur nira mentah gula 13.9%
5.3% tak murni 2.1%
gula 0.1% air 76.6%
tak murni 0.3%
Sta . pemurnian Total 92.6%
air 1.8%
endapan 0.3% nira encer
Blotung 2.5% gula 13.8%
tak murni 1.8%
Air 71.4% Sta . penguapan air 79.8%
Total 95.4%

Siraman 8% nira kental gula 13.8%


tak murni 1.8%
air 8.4%
Air 16% Sta . pemasakan Total 24.0%

masakan
gula 13.8%
gula 0.8% tak murni 1.8%
tak murni 1.8% Sta . sentrifus air 0.4%
air 0.4% Total 16.0%
Tetesl 3.0%

Gula 13%

29 30

Anda mungkin juga menyukai