Anda di halaman 1dari 3

Soal 1

1. Keputusan Presiden (Keppres):


A. Kekuatan Hukum: Keppres memiliki kekuatan hukum yang
lebih terbatas dibandingkan dengan Perpres. Keppres umumnya
memiliki kekuatan hukum yang bersifat spesifik dan
berlakuuntuk kasus-kasus tertentu. Keppres biasanya dikeluarkan
dalam rangka pelaksanaan tugas-tugastertentu yang diberikan
kepada Presiden.
B. Lingkup Penerapan: Keppres umumnya berlaku dalam lingkup
yang lebih terbatas, sepertiuntuk kepentingan tertentu, instansi
pemerintah, atau dalam konteks perintah eksekutif yanglebih
spesifik.
C. Pengaturan Detail: Keppres cenderung lebih mengatur detail
teknis atau administratif terkaitpelaksanaan kebijakan atau tugas
tertentu.
2. Peraturan Presiden (Perpres):
A. Kekuatan Hukum: Perpres memiliki kekuatan hukum yang lebih
kuat dan luas dibandingkandengan Keppres. Perpres adalah peraturan
yang dikeluarkan oleh Presiden untuk mengaturmasalah-masalah
yang penting dan memiliki dampak yang lebih luas dalam tatanan
pemerintahan.
B. Lingkup Penerapan: Perpres berlaku dalam lingkup yang lebih luas,
seperti kebijakannasional, kebijakan ekonomi, kebijakan keuangan,
atau kebijakan dalam bidang tertentu yangberdampak secara umum
pada masyarakat.
C. Pengaturan Detail: Perpres juga dapat mengatur detail teknis atau
administratif, tetapi umumnya memiliki karakteristik yang lebih umum
dan strategis dalam mengatur kebijakan atauprogram
pemerintah.Keppres maupun Perpres memiliki kekuatan hukum yang
sah dan mengikat. Kedua jeniskeputusan ini dikeluarkan oleh Presiden
berdasarkan kewenangannya yang diatur dalam undang-undang dan
digunakan untuk menjalankan tugas-tugas eksekutif serta mengatur
pelaksanaan kebijakan pemerintah. Namun, Perpres memiliki cakupan
yang lebih luas dan signifikan dalampengaturan kebijakan nasional,
sedangkan Keppres cenderung lebih terbatas dan spesifik dalam
pengaturan tertentu

Soal 2
1. Maklumat Polri merupakan salah satu jenis peraturan yang dikeluarkan oleh
Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Kedudukan Maklumat Polri dalam hierarki
peraturan perundang-undangan di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
Undang-Undang (UU): Merupakan peraturan perundang-undangan tertinggi di
Indonesia. UU dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan harus disahkan oleh
Presiden. UU mengatur hal-hal yang bersifat umum dan mendasar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
A. Peraturan Pemerintah (PP): Merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah untuk melaksanakan UU. PP mengatur hal-hal yang lebih rinci dan
teknis dibandingkan UU.
B. Peraturan Presiden (Perpres): Merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Presiden untuk melaksanakan UU. Perpres mengatur hal-hal yang bersifat strategis
dan penting dalam kebijakan pemerintah.
C. Peraturan Menteri (Permen): Merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Menteri untuk melaksanakan UU, PP, atau Perpres. Permen mengatur hal-hal yang
lebih spesifik dan terkait dengan bidang tugas menteri tersebut.
D. Maklumat Polri: Merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Kepolisian
Republik Indonesia (Polri) untuk mengatur tugas dan kewenangan kepolisian.
Maklumat Polri mengatur hal-hal yang terkait dengan keamanan dan ketertiban
masyarakat.

Dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia, Maklumat Polri berada di bawah


UU, PP, Perpres, dan Permen. Meskipun Maklumat Polri memiliki kekuatan hukum, namun
tingkat keabsahannya lebih rendah dibandingkan dengan peraturan yang dihasilkan oleh
lembaga legislatif dan eksekutif.

2. Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dibuat oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri
Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung, Kapolri, dan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak dapat dikategorikan
sebagai Keputusan Menteri.
Keputusan Menteri adalah peraturan yang dikeluarkan oleh seorang Menteri untuk
mengatur hal-hal yang terkait dengan bidang tugasnya. Keputusan Menteri memiliki
kekuatan hukum yang lebih rendah dibandingkan dengan UU, PP, Perpres, dan
Permen.
SKB, meskipun dibuat oleh beberapa Menteri, bukanlah Keputusan Menteri karena
tidak dikeluarkan oleh satu Menteri yang memiliki kewenangan dalam bidang
tertentu. SKB merupakan hasil kesepakatan antara beberapa Menteri untuk mengatur
hal-hal yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
Dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia, SKB berada di bawah
UU, PP, Perpres, Permen, dan Maklumat Polri. Meskipun SKB memiliki kekuatan
hukum, tingkat keabsahannya lebih rendah dibandingkan dengan peraturan yang
dihasilkan oleh lembaga legislatif dan eksekutif.

Sumber: https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/polemik-maklumat-kapolri-nomor-mak-
1-i-2021-tentang-kepatuhan-terhadap-larangan-kegiatan-penggunaan-simbol-dan-
atribut-serta-penghentian-kegiatan-fpi/
https://nasional.sindonews.com/read/293556/18/maklumat-kapolri-dan-tertib-
perundang-undangan-1610020874
HKUM4403
NAMA: Rendy Michaele Tandilolo
NIM: 048296699
UPBJJ: Surabaya
Tugas.2

Anda mungkin juga menyukai