Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................2
1.4 Manfaa....................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3
BAB 3 METODE PRAKTIKUM .........................................................................5
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................5
3.2 Desain Ekperimen ..................................................................................5
3.3 Metode Analisis Data .............................................................................6
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................9
4.1 Hasil .......................................................................................................9
4.2 Pembahasan ............................................................................................9
BAB 5 PENUTUPAN ...........................................................................................12
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................12
5.2 Saran .....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Viskositas adalah sifat dari suatu zat fluida yang disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kinetis pada zat cair tersebut.
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan di bagisn dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida di atas lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat meluncur di atas
pemukaan lainnya bila diantara permukan-permukaan ini terdapat lapisan fluida
haruslah dikerjakan gaya. Untuk mendapatkan viskositas (kekentalan) zat cair,
dalam percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah bola Alumumium. Bola
Alumuium ini dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi gliserin, oli, minyak
goreng. Bola Alumunium yang digunakan berukuran besar, sedang, dan kecil.
Kemudian menghitung waktu tempuh yang dibutuhksn oleh bola besi dalam zat
cair.

Peranan viskositaa dalam kehidupan sehari-hari misalnya Minyak pelumas


digunakan untuk melindungi mesin dengan menyerap tekanan dan getaran. Selai
atau madu lebih kental dan lebih sulit dituangkan daripada air atau minyak Tujuan
dilakukannya percobaan ini yaitu menentukan viskositas atau kekentalan suatu zat
cair.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana nilai viskositas yang dihasilkan dari ketiga jenis cairan yang
digunakan Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh berat pada nilai elastisitas?
2. Bagaimana perbandingan hasil antara nilai viskositas dari ketiga jenis cairan?
3. Bagaimana pengaruh massa dari bola terhadap kecepatan yang dihasilkan pada
ketiga jenis cairan?
2

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahuii pengaruh berat pada nilai viskositas zat cair
2. Mahasiswa dapat membandingkan nilai viskositas dari zat cair yang berbeda
3. Mahasiswa dapat mengetahuk pengaruh massa terhadap kecepatan

1.4 Manfaat

Manfaat dari praktikum viskositas zat cair adalah sebagai berikut. Sebagai
refrensi perbandingan hasil antara angka kekentalan gliserin, minyak, dan oli.
Sebagai refrensi pengaruh massa pada bola besi terhadap kecepatan terminal.
Sebagai refrensi penerapan hukum stokes terhadap kekentalan (viskositas) zat cair.
Serta dapat menerapkan prinsip viskositas dalam kehidupan sehari-hari, seperti
pengentalan darah, pengisian oli pada mesin, dan lain-lain.
3

BAB 2
TINJAU PUSTAKA

2.1 Modulus Elastisitas


Sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda.
Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya gaya kohesi
sedangkan pada zat gas viskositas terjadi karena adanya tumbukan antara molekul.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan
antar lapisan material. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir. Kecepatan
aliran berbeda karena adanya perbedaan viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan
dengan suatu bilangan yang menyatakan kekentalan suatu zat cair. Viskositas yang
dimiliki setiap fluida berbeda dan dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien
viskositas η (Giancoli, 2001).

Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk


mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat dan ada yang
mengalir secara lambat seperti gliserin, madu, dan minyak atau oli karena memiliki
viskositas yang besar. Semakin besar viskositas zat cair, maka semakin sulit suatu
benda bergerak di dalam zat cair tersebut. Didalam zat cair, viskositas dihasilkan
oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Didalam zat cair yang sangat kental
diperlukan gaya yang lebih besar dan untuk fluida yang kurang kental diperlukan
gaya yang lebih kecil (Lubis, 2018).

Percobaan viskositas zat cair dilakukan dengan menjatuhkan bola kecil (gotri)
ke dalam cairan oli, minyak, dan gliserol yang akan dihitung kekentalannya. Bola
tersebut mula mula akan mengalami percepatan dikarenakan gaya beratnya, tetapi
karena sifat kekentalan cairan, besar percepatan bola tersebut akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Kecepatan bola pada saat itu dinamakan kecepatan
bola tetap, dan disebut dengan kecepatan terminal (Lungidta dkk, 2013).

Hubungan antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan η dapat


diperoleh dari hukum Stokes. Hukum Stokes berbunyi: “bila sebuah bola bergerak
4

dalam suatu fluida yang diam terhadap bola itu akan bekerja gaya gesekan yang
arahnya berlawanan dengan arah gerak bola tersebut. Benda yang jatuh memiliki
kecepatan yang makin lama makin besar, tetapi dalam fluida sebagai mediumnya
ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Benda
pada satu titik akan didapat kesetimbangan yang menyebabkan kecepatan benda
tersebut akan tetap”. Menghitung viskositas fluida dapat dicari dengan mengetahui
kecepatan terminal, ukuran dan kerapatan bola, dan densitas cairan, hukum Stokes
dapat digunakan untuk menghitung viskositas fluida (Susanti dan Asmoro, 2019).

Viskositas zat cair didasarkan pada prinsip hukum stoke serta prinsip hukum
newton. Hukum Stoke menyatakan bahwa jika suatu benda bergerak dalam fluida
dengan kecepatan (v) dan koefisien viskositas tertentu maka benda tersebut akan
mengalami gesekan dengan fluida yang dinyatakan sebagai gaya stoke (Fs)
pengukruan viskositas dengan menggunakan prinsip bola jatuh adalah metode yang
didasarkan pada prinsip hukum stoke dengan rumus Fs= kvμ. Pada rumus tersebut
k dinyatakan sebagai konstanta yang nilainya bergantuk pada bentuk suatu benda.
Menurut stoker benda dengan bentuk bola memiliki konstanta sebesar 6πr. Ketika
benda bergerak dalam fluida maka gaya yang bekerja adalah gaya berat (w), gaya
apung (Fa) serta gaya stoke (Fs). Bola yang baru masuk kedalam fluida akan
mengalami percepatan gravitasi kemudian bola akan bergerak dengan kecepatan
terminal yaitu ketika gaya berat benda sama dengan gaya aoung dijumlahkan
dengan gaya stoke. ∑F = 0. Hukum newton I menyatakan bahwa resultan atau total
gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol sehingga benda yang 2
0 7 semula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan yang konstan Fa + FS –
w = 0 (Sissilia dkk, 2013).
5

BAB 3

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

1. Tabung Viskositas, digunakan untuk mengukru viskositas zat cair dengan


prinsip bola jatuh
2. Mikrometer, digunakan untuk mengukur diameter dari bola logam
3. Meteran, digunakan untuk mengukur diameter tabung.
4. Bola logam kecil (gotri), digunakan untuk bahan pengukuran dan bahan uji coba
percobaan.
5. Neraca/timbangan 1 buah, digunakan untuk mengukur massa dari bola besi
kecil (gotri).
6. Oli, digunakan sebagai cairan yang digunakan untuk pengukuran viskositas
7. Minyak, digunakan sebagai cairan yang digunakan untuk pengukuran
viskositas.
8. Gliserin, digunakan sebagai cairan yang digunakan untuk pengukuran
viskositas.
9. Gelas ukur 10 ml, sebagai wadah untuk meletakkan cairan uji.

3.2 Desain Eksperimen

3.2.1 Variabel Eksperimen


Ada tiga variable dalam praktikum kali ini, yaitu:
1. Variabel bebas, variable yang mempengaruhi munculnya variabel lainnya,
seperti bola logam besi, oli, minyak goreng, dan gliserin
2. Variabel terikat, variabel yang muncul karena adanya vaiabel lain, seperti nilai
dari massa, diameter, dan kecepatan terminal
3. Variabel kontrol, variabel yang dikendalikan sehingga tidak dapat dipengaruhi
oleh variabel bebas maupun variabel terikat, seperti massa jenis, volume, dan
viskositas
6

3.2.2 Desain Eksperimen


Langkah kerja pada praktikum “Viskositas Zat Cair” adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema percobaan penentuan viskositas zat cair

A. Menentukan massa jenis bola logam (gotri)


1. Diambil 10 buah bola logam kecil, bola logam sedang, dan bola logam
besar. Pastikan bola yang diambil memiliki ukuran massa yang sama
2. Diukur diameter masing-masing bola logam.
3. Ditimbang massa masing-masing bola logam.

B. Menentukan massa jenis cairan


1. Ditimbang massa gelas ukur tanpa cairan.
2. Diambil cairan sebanyak 10 ml menggunakan gelas ukur
3. Ditimbang massa cairan tersebut menggunakan neraca.
4. Dihitung massa cairan dari selisih hasil pengukuran pada langkah 1 dan 3

C. Menentukan viskositas cairan


7

1. Diukur diameter dalam dari tabung menggunakan jangka sorong


2. Diambil 10 bola kecil yang sudah ditimbang dan diukur diameternya
3. Ditentukan titik (S1) yang jaraknya 40 cm dibawah titik T
4. Dijatuhkan bola (Q) dan dicatat waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
dari titik (T) ke titik S. Diulangi sebanyak 10 kali menggunakan 10 bola yang
sudah dipersiapkan
5. Diambil kembali bola logam yang sudah dibenamkan di dasar tabung dengan
menggunakan magnet. Dikeringkan dengan tisu lalu diulangi langkah 5 dan 6
untuk jarak S yang berbeda-beda (S2 = 50 cm, S3 = 60 cm, dan S4 = 70 cm),
semuanya dengan ukuran dan massa bola yang sama.
6. Dilakukan hal yang sama (langkah 2 – 7) untuk 2 bola kecil lainnya yang
memiliki diameter yang berbeda

3.3 Metode Analisi Data


Tabel 3.3.1 Tabel penentuan massa jenis logam
8
9

Tabel 3.3.2 Menentukan massa jenis zat cair

Tabel 3.3.3 Analisis data


10

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengukuran viskositas zat cai
Jenis bola ρb ± ∆ρb (g/cm3) vm η±∆η (… )
±∆vm (cm/s)

Kecil
Sedang
Besar

4.2 Pembahasan
Percobaan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini adalah percobaan
menentukan besaran viskositas suatu zat cair. Viskositas atau kekentalan adalah
sifat dari suatu zat cair (fluida) yang disebabkan oleh adanya gesekan antar
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-
gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Suatu zat memiliki kemampuan
tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan ke dalamnya mendapatkan gaya
tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut
dengan zat cair. Praktikum kali ini dilakukan dengan melakukan percobaan
menjatuhkan bola logam kecil (gotri) kedalam cairan dan kemudian dilakukan
perhitungan untuk m endapatkan nilai kekentalan cairan tersebut. Praktikum kali
ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam jenis cairan yang berbeda, yaitu
minyak goreng, gliserin, dan oli. Besaran kekentalan dari suatu cairan ditentukan
berdasarkan massa jenis suatu benda, massa jenis suatu cairan, dan kecepatan benda
tersebut saat dimasukkan ke dalam cairan. Praktikum dilakukan dengan melakukan
tiga percobaan, yaitu menentukan massa jenis bola logam kecil, menentukan massa
jenis cairan, dan menentukan nilai viskositas cairan tersebut

Percobaan pertama dilakukan dengan menentukan massa jenis dari bola


logam (gotri). Bola logam yang digunakan terdiri dari tiga jenis yang berbeda yakni,
11

kecil, sedang, dan besar. Pengukuran dilakukan dengan menentukan diameter bola
logam menggunakan mikrometer dan menentukan massa dari bola logam
menggunakan neraca. Bola logam ditentukan massa jenisnya dengan menggunakan
rumus , dimana adalah massa rata-rata dari bola logam dan adalah volume rata-rata
dari bola logam. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai massa jenis bola
logam bergantung pada ukuran dan massa bola logam tersebut. Bola logam yang
memiliki ukuran semakin besar, akan memiliki massa jenis yang juga besar. Bola
logam yang memiliki volume semakin kecil, akan memiliki nilai massa jenis yang
besar. Berdasarkan hal tersebut massa jenis suatu benda berbanding lurus dengan
massa dari benda tersebut, dan massa jenis suatu benda berbanding terbalik dengan
volume dari benda tersebut.

Percobaan kedua dilakukan dengan menentukan massa jenis dari suatu


cairan. Praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam jenis cairan
yaitu, minyak goreng, gliserin, dan oli. Percobaan dilakukan dengan melakukan
pengukuran terhadap massa dari cairan tersebut. Gelas ukur 10 ml ditimbang
menggunakan neraca untuk mendapatkan massanya. Cairan diambil sebanyak 10
ml menggunakan gelas ukur dan timbang gelas ukur tersebut yang berisi cairan
dengan menggunakan necara. Tentukan massa cairan dengan mengurangkan massa
gelas ukur yang berisi cairan dengan massa dari gelas ukur. Cairan ditentukan massa
jenisnya dengan menggunakan rumus , dimana adalah massa dari cairan dan adalah
volume cairan yang digunakan. Volume yang digunakan untuk pengukuran massa
jenis suatu cairan pada percobaan ini adalah sebanyak 10 ml. Berdasarkan hasil
percobaan didapat massa jenis tiap cairan yang berbeda-beda. Massa jenis yang
diperoleh pada cairan memiliki urutan dari yang terbesar yakni, gliserin, oli, dan
minyak.

Percobaan ketiga dilakukan dengan menentukan nilai viskositas dari cairan.


Percobaan dilakukan dengan mengukur diameter tabung menggunakan jangka
sorong untuk mendapat jari-jari tabung. Bola logam (gotri) dijatuhkan kedalam
tabung viskositas dan ditentukan waktu yang diperlukan bola tersebut untuk
mencapai kedudukan yang ditentukan. Percobaan dilakukan dengan menentukan
12

titik kedudukan yang jaraknya 40 cm, 50 cm, 60 cm, dan 70 cm dari bawah titik
benda tersebut mengalami kecepatan terminal. Kecepatan terminal adalah
kecepatan dimana saat bola tersebut dijatuhkan dan kecepatan tersebut akan terus
berkurang dan akhirnya nol yang diakibatkan gaya gesek yang terjadi antara bola
tersebut dengan suatu cairan. Kecepatan terminal ditentukan dengan menggunakan
rumus , dimana s adalah jarak yang ditempuh bola tersebut, dan t adalah waktu yang
diperlukan untuk mencapai jarak tersebut. Berdasarkan hasil percobaan terhadap
ketiga jenis cairan, didapat kecepatan terminal dari yang terbesar yaitu minyak
goreng, oli, dan gliserol. Berdasarkan hal tersebut cairan yang memiliki nilai
kecepatan terminal yang tinggi saat dijatuhkan benda kedalamnya memiliki nilai
viskositas atau kekentalan yang rendah, artinya besar kecepatan terminal suatu
benda berbanding terbalik terhadap nilai viskositas dari suatu cairan.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan literatur yang dipelajari,


didapat nilai viskositas atau kekentalan dari ketiga cairan berbeda-beda. Besar nilai
viskositas dari yang terbesar adalah gliserin, oli, dan minyak. Besarnya nilai
viskositas menunjukkan bahwa semakin besar angka viskositas suatu cairan, maka
semakin kental cairan tersebut. Sebaliknya, semakin kecil angka viskositas suatu
cairan maka semakin encer cairan tersebut. Hubungan antara kecepatan terminal
benda dengan besarnya viskositas adalah berbanding terbalik. Semakin besar
kecepatan suatu benda melewati cairan tersebut, maka semakin besar nilai
viskositas cairan tersebut. Sebaliknya semakin lambat benda melewati cairan
tersebut, maka semakin kecil nilai viskositas cairan tersebut.
13

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum viskositas zat cair adalah sebagai
berikut:
1. Angka kekentalan pada ketiga zat cairan yang diuji adalah berbeda-beda. Angka
kekentalan yang didapat memiliki urutan dari yang terbesar yakni, gliserol, oli,
minyak.
2. Massa pada bola berpengaruh terhadap kecepatan terminal. Massa pada bola
berbanding lurus dengan kecepatan terminal. Artinya semakin besar massa bola
maka, semakin besar kecepatan terminal bola tersebut. Dan sebaliknya, semakin
kecil massa bola maka, juga semakin kecil kecepatan terminal bola tersebut.
3. Kekentalan suatu zat dapat ditentukan dengan melihat angka kekentalan zat
tersebut. Hubungan antara kekentalan zat dengan angka kekentalannya adalah jika
angka kekentalan zat tersebut semakin besar, maka zat tersebut juga semakin kental.
Sebaliknya jika angka kekentalan zat tersebut kecil, maka zat tersebut juga semakin
encer.

5.2 Saran
Praktikan harus mengetahui prosedur kerja terlebih dahulu sebelum praktikum.
Praktikan harus teliti dalam mengambil data percobaan untuk mengurangi
kesalahan dalam menganalisa data. Praktikan harus memperhatikan intsruksi dari
asisten, supaya praktikum berjalan dengan lancar
14

Daftar Pustaka

Giancoli, D. C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 . Jakarta: Erlangga.

Lubis, N. A. 2018. Pengaruh Kekentalan Cairan Terhadap Waktu Jatuh Benda


Menggunakan Falling Ball Method. UIN Sumatera Utara. 2(2): 26-32

Lungidta, B. M. Putri, O.S. Farida, I. Mukhlis, F. 2013. Pembuatan Prototipe


Viskositas Bola Jatuh Menggunakan Sensor Magnet dan Bola Magnet.
ITB. 5(2): 101-111
Sissilia, O., M. Bias., L. Putri., I. Muchtadi, dan F. Mukhlish. 2013. Pembuatan
ptototipe viskositas bola jatuh menggunakan sensor magnet dan bola
magnet. J. Oto. Ktrl. Inst (J. Auto. Ctrl. Inst). 19 2 5(2) : 10
Susanti, H. dan Asmoro, P. C. 2019. Rekonstruksi Set Alat Percobaan Viskositas.
UPI. 4(1): 31-36.

Anda mungkin juga menyukai