Anda di halaman 1dari 2

Adalah merupakan kewajiban pemerintah untuk menyediakan barang publik.

Teori public finance


(Musgrave, 1989) mengungkapkan bahwa tidak seluruhnya semua masalah ekonomi diselesaikan oleh
mekanisme pasar seperti halnya dengan social goods. Social goods yang dimaksud terkait dengan
eksternalitas, distribusi pendapatan, masalah-masalah ekonomi lainnya (pengangguran, kemiskinan,
inflasi, dan lain-lain). Dalam hal tersebut mekanisme pasar gagal menyelesaikannya (market failure).
Pasar pada hakekatnya adalah wahana untuk mengekspresi-kan kebebasan individu, untuk mencari
keuntungan individual. Oleh karena itu, aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat kolektif publik
dan atau aktivitas tidak bermotif keuntungan tidak bisa diselenggarakan oleh pasar. Karena adanya
kegagalan pasar dan dalam kaitannya dengan ketiga peran pemerintah sebagai peran alokasi, peran
distribusi, dan peran stabilitasi, maka kewajiban publik di bidang pendidikan dan kesehatan yang tidak
disentuh oleh pasar, menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakannya.

sumber :

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP


PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA
TENGAH

Adi Widodo1, Waridin2, dan Johanna Maria K.2

DAPUT :

Musgrave, Richard. A dan Peggy B Musgrave. 1989. Public Finance in Theory and Practise. Fifth
Edition, McGraw-Hill Book, International Edition, 1989.

########################################################

Peran Pemerintah dalam perekonomian dapat diklasifikasikan dalam empat macam peran, yaitu : peran
alokasi, peran distribusi, peran stabilisasi, dan peran dinamisasi. Peranan pemerintah dapat diwujudkan
dalam bentuk kebijakan fiskal. Menurut McEachern (2000) kebijakan fiscal menggunakan belanja
pemerintah, pembayaran transfer, pajak dan pinjaman untuk mempengaruhi variabel mekroekonomi
seperi tenaga kerja, tingkat harga dan tingkat GDP. Alat kebijakan fiscal dapat dipisahkan menjadi dua
kategori yaitu kebijakan fiskal stabilisator dan diskrit.

sumber :

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan
Pembangunan Wilayah (Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Timur) o/ Lukman Harun, Ghozali Maski

DAPUT : McEachern, William. 2000. Ekonomi Makro - Pendekatan Kontemporer. Terj. Sigit Triandaru.
Jakarta: Salemba Empat.
***********************************************************************

Kebijakan fiskal penstabil otomatik atau disebut juga stabilisator terpasang menurut Lipsey (1990)
adalah berbagai kebijakan yang dapat menurunkan kecenderungan membelanjakan marjinal dari
pendapatan nasional, sehingga mengurangi angka multiplier. Penstabil otomatik mengurangi besarnya
fluktuasi pendapatan nasional yang disebabkan oleh perubahan-perubahan autonomous pada
pengeluaran-pengeluaran seperti investasi. Selain itu, perangkat ini akan bekerja tanpa pemerintah
harus bereaksi dengan sengaja, terhadap setiap perubahan pendapatan nasional pada waktu perubahan
ini terjadi. Tiga bentuk penstabil otomatik yang utama adalah pajak, pengeluaran pemerintah dan
transfer pemerintah.

sumber : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Ketimpangan Pembangunan Wilayah (Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Timur)

Lukman Harun, Ghozali Maski

DAPUT : Lipsey, Richard G.1992. Pengantar Makro Ekonomi Edisi 8. Jakarta: Erlangga

G. Lipsey, Richard, dkk, Pengantar Makro Ekonomi, alih bahasa A. Jaka Wasana dan Kirbantoro, Cet. X,
Jakarta : Prinapura Aksara, 1995.

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Menurut Dumairy (1999) peran pemerintah dalam perekonomian dapat dikategorikan dalam empat
macam peran yaitu: peran alokasi, peran distribusi, peran stabilisasi, dan peran dinamisasi. Salah satu
bentuk peran pemerintah dalam perekonomian adalah kebijakan fiskal, menurut William A. McEachern
(2000) pengeluaran pemerintah adalah salah satu dari bentuk kebijakan fiskal. Sejalan dengan pendapat
tersebut sesuai dengan UU No 33 Tahun 2004 pasal 66, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) memiliki fungsi fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, dan distribusi. Fungsi alokasi
dan distribusi yang dimiliki APBD diharuskan dapat mengalokasikan serta mendistribusikan seluruh
sumber daya, kesempatan dan hasil ekonomi secara optimal dan adil. Oleh karena itu peran pemerintah
dapat dilihat dari pengeluaran APBD.

sumber : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Ketimpangan Pembangunan Wilayah (Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Timur) Lukman Harun,
Ghozali Maski Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: lukmanharun2003@gmail.com

DAPUT: Dumairy, 1999, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Erlangga

Anda mungkin juga menyukai