Anda di halaman 1dari 2

KONSEP DAN ETIKA GURU

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana dijelaskan Mujtahid dalam bukunya
yang berjudul “Pengembangan Profesi Guru”, definisi guru adalah orang yang pekerjaan,
mata pencaharian, atau profesinya mengajar.

Menurut Yamin dan Maisah (2010:88) Kata “GURU” terkadang ditengah-tengah masyarakat
merupakan akronim dari orang yang di “gugu” dan di “tiru” yaitu orang yang selalu dapat
ditaati dan diikuti. Dalam hal ini guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada orang lain yang melaksanakan Pendidikan dan pembelajaran ditempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga Pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di rumah dan
sebagainya.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, konsep guru
mencakup beberapa aspek yang menentukan peran dan kualifikasi guru sebagai pendidik
profesional. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Konsep kompetensi guru dalam undang-undang No 14 tahun 2005 pasal 8
mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Selain itu, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, serta etika profesi yang tinggi.

Menurut Adi Negoro dalam bukunya Ensiklopedi Umum sebagaimana yang dikutip oleh
Sudarno, dkk, mengemukakan : Etika berasal dari kata Etika yang berarti ilmu kesopanan,
ilmu kesusilaan.

Menurut undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kode etik guru
dalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru sebagai pedoman untuk bersikap
dan berperilaku dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kode etik guru menurut hukum
Indonesia dituangkan dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
pasal 41 yakni:

1. Guru dapat membantu organisasi profesi yang bersifat independen.


2. Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berfungsi intuk memajukan
profesi, meningkatkan profesi kompetensi, karier wawasan kependidikan,
perlindngan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Guru wajib menjadi anggota profesi.
4. Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
5. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru
dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Tujuan dari kode etik guru adalah untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan serta
mertabat pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kode etik guru ini juga
berfungsi sebagai pedoman bersikap dan berperilaku bagi guru dalam melaksanakan
profesinya.

Anda mungkin juga menyukai