Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Psikologi Sosial

2017, Vol. 15, No. 02, 72-83


doi: 10.7454/jps.2017.7

PENGARUH EMPATI EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL


YANG DIMODERASI OLEH JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA
Azmi Nisrina Umayah*, Amarina Ariyanto, & Whinda Yustisia
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Email*: azminisrina@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh empati emosional
terhadap perilaku prososial yang dimoderasi oleh jenis kelamin pada mahasiswa. Empati
emosional diartikan sebagai dorongan secara otomatis dan tanpa disadari untuk
merespon keadaan emosi orang lain dan perilaku prososial diartikan sebagai tindakan
yang dilakukan individu untuk membantu orang lain. Empati secara emosional diinduksi
dengan cara memberikan sebuah video yang dapat membuat empati seseorang menjadi
meningkat atau bahkan netral. Instrumen yang digunakan untuk mengukur empati
emosional dengan menggunakan Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) yang
dikembangkan oleh Watson, Clark, & Tellegen (1988). Pengukuran perilaku prososial
dilakukan dengan cara melihat dari jumlah donasi yang diberikan oleh partisipan.
Responden penelitian ini merupakan 126 mahasiswa aktif S1 Universitas Indonesia yang
terbagi atas laki-laki dan perempuan, dengan kriteria usia 18-25 tahun. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen laboratorium dengan menggunakan desain faktorial 2
(empati: netral vs empati) X 2 (jenis kelamin: laki-laki vs perempuan) between subject
design. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup
signifikan antara empati emosional terhadap perilaku prososial, namun pengaruh jenis
kelamin sebagai moderator terhadap perilaku prososial tidak memiliki efek yang signifikan,
namun pada penelitian ini ditemukan variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku
prososial pada individu.

Kata kunci: empati emosional, jenis kelamin, perilaku prososial

Abstract
This study was conducted to examine whether emotional empathy could predict prosocial
behavior if it’s moderated by gender among college students. Emotional empathy defined
as automatically and unconsciously impulse that responds to the emotions of others and
prosocial behavior defined as an action that individuals do to help others. Emotional
empathy induced with a provided video which can increase someone’s empathy or the
contrary neutralized empathy. Emotional empathy were measured by Positive Affect and
Negative Affect Scale (PANAS). Prosocial behavior were measured by looking at the
amount of donation given by the participants. The respondents of 126 undergraduate
student from Universitas Indonesia (18-25 years) participated in this study. This
study/research is an laboratory experimental study with 2x2 factorial design, between
subject design. The result shown there was a significant affect between emotional
empathy with prosocial behavior. However, result shown there were no gender differences
as the moderator to prosocial behavior. Study found there is another variable influenced
individual prosocial behavior.

Keywords: Empathy; emotional empathy; gender; prosocial behavior

72
Pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial 73

Pendahuluan akan menjadi dorongan bagi dirinya untuk


Manusia merupakan makhluk sosial berperilaku prososial. Diantara berbagai
yang diciptakan untuk hidup berdampingan faktor pendorong perilaku prososial tersebut,
dengan manusia lainnya. Untuk dapat salah satu faktor yang paling banyak
hidup berdampingan, individu dapat saling diteliti adalah empati yang dikembangkan
mendukung satu sama lain misalnya berdasarkan hipotesis empathy-altruism
dengan saling memberikan pertolongan. (Cialdini, Brown, Lewis, Luce, & Neuberg,
Bantuan sebagai tindakan prososial memiliki 1997). Hipotesis ini menjelaskan bahwa
beragam bentuk diantaranya yaitu sharing perasaan empati terhadap orang lain
(membagi), cooperative (kerjasama), donating menghasilkan motivasi altruistik untuk
(menyumbang), helping (menolong), honesty meningkatkan kesejahteraan orang tersebut
(kejujuran), dan generosity (kedermawanan) (Batson, 1991). Secara konsisten empati
(Eisenberg & Mussen, 1989). Beberapa mendorong seseorang untuk memunculkan
penelitian menyebutkan bahwa faktor perilaku prososial (Aknin, Dunn, &
seseorang dalam memberikan pertolongan Norton, 2012).
berdasarkan empati yang dimiliki tiap Sze, Gyurak, Goodkind dan Levenson
individu, namun empati yang dimiliki (2016) melakukan sebuah studi yang melihat
setiap individu pun berbeda tergantung pengaruh empati emosional terhadap
dengan jenis kelamin maupun motivasi perilaku menolong. Empati emosional
yang dimiliki. Apa sebenarnya yang merupakan salah satu dimensi empati
menyebabkan individu mau untuk menolong? selain empati kognitif (Davis, 1983).
Perilaku prososial dapat didefinisikan Empati emosional dapat diartikan sebagai
secara singkat sebagai tindakan yang sebuah reaksi serta dorongan emosional
dilakukan oleh individu untuk membantu yang ditunjukkan terhadap orang lain
orang lain tanpa mengharapkan manfaat yang sedang berada dalam keadaan
atau imbalan untuk dirinya sendiri (Baron, buruk. Empati emosional yang disebut
Branscombe & Byrne, 2008). Terdapat juga dengan empati afektif merupakan
dua kategori yang termasuk kedalam keadaan subjektif akibat dari adanya
perilaku prososial menurut Dovidio dkk., emosi yang ditularkan oleh orang lain.
(dalam Schroeder & Graziano, 2015) Empati emosional merupakan dorongan
yang pertama adalah perilaku menolong secara otomatis dan tanpa disadari untuk
(helping behavior) sebagai tindakan yang merespon keadaan emosi orang lain
memberikan keuntungan dengan tujuan (Rogers, Dziobek, Hassenstab, Wolf, &
meningkatkan kesejahteraan hidup orang Convit, 2007). Komponen emosional
yang memberikan pertolongan. Kedua meliputi perasaan simpatik dan rasa
yaitu altruism yang merupakan perilaku kepedulian kepada orang lain yang
memberikan bantuan tanpa mengharapkan berada dalam kondisi kesusahan atau
keuntungan bagi diri penolong atas tidak beruntung (empathic concern), respon
tindakannya. Tindakan prososial dapat tersebut juga mungkin dimunculkan untuk
muncul jika dilandasi oleh dua faktor menghadapi situasi personal yang tidak
utama yaitu adanya faktor internal dan nyaman atau perasaan cemas yang ada
faktor eksternal (Baron & Byrne, 1994). pada diri sendiri (personal distress)
Faktor internal meliputi mood dan helping (Rogers dkk., 2007). Sementara itu,
serta empathy-altruism hypothesis. Faktor ini empati kognitif merupakan dorongan
menunjukkan pentingnya suasana hati dan secara sadar untuk mengenali secara akurat
rasa empati dalam mendorong seseorang dan memahami keadaan emosional orang
untuk berperilaku prososial. Sementara lain (Rogers dkk., 2007). Komponen
faktor eksternal meliputi role model. kognitif adalah kemampuan individu untuk
Adanya role model ini individu melihat menempatkan atau membayangkan
bahwa ketika orang lain melakukan suatu (fantasy) dirinya menjadi orang ketiga
tindakan prososial, maka hal tersebut dalam situasi di mana ia bisa mengambil
74 Umayah, Ariyanto, & Yustisia

sudut pandang (perspective taking) yang pada usia 18-26 tahun, sementara usia
dipunyai orang lain dan dirinya sendiri tua yang dimaksud adalah partisipan
(Rogers dkk. 2007). yang berada pada usia 67-93 tahun.
Penelitian Sze, dkk. (2016) melihat Bahwa individu yang berada pada
pengaruh empati emosional terhadap kategori usia muda memiliki skor empati
perilaku prososial dengan cara pemberian emosional state yang lebih rendah
film dengan tema “uplifting” dan dibandingkan individu yang berada di
“distressing”. Diketahui bahwa empati usia tua. Pengukuran empati kognitif trait
yang tinggi dapat memunculkan perilaku juga dilakukan dan hasilnya diketahui
prososial tinggi pula dibandingkan dengan bahwa individu yang berada di usia tua
individu yang memiliki empati yang memiliki skor empati kognitif yang lebih
rendah. Peningkatan empati dengan tinggi dibandingkan dengan individu di
pemberian film dengan tema “uplifting” usia muda. Sesuai dugaan, individu yang
juga terbukti dapat meningkatkan perilaku memiliki skor lebih tinggi di empati
donasi pada diri individu. Penelitian lain kognitif trait terkait dengan tingkat
juga dapat dilihat pada studi yang prososial yang ditunjukkan.
dilakukan oleh Stürmer, Synder, Kropp Peneliti melihat adanya perbedaan
dan Siem (2006) yang melibatkan empati pada kategori usia dalam penelitian
variabel identitas kelompok (ingroup atau Beadle, dkk. (2013). Berdasarkan penelitian
outgroup) sebagai moderator. Hasilnya tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
sesuai prediksi, bahwa empati dan intensi adanya perbedaan empati yang dimiliki
membantu memiliki hubungan yang oleh individu dengan adanya perbedaan
signifikan ketika yang membantu adalah usia, yaitu semakin bertambahnya usia
individu yang berasal dari ingroup bukan individu empati yang dimiliki akan lebih
outgroup. Selain itu, dengan metode tinggi baik secara kognitif maupun
berbeda, yaitu eksperimental, pengaruh emosional. Studi lain milik Eisenberg dan
empati terhadap perilaku prososial ditemukan Lennon (1983) menguji empati pada
dalam penelitian yang dilakukan oleh perbedaan jenis kelamin. Eisenberg dan
Greitemeyer dan Osswald (2010). Hasilnya Lennon (1983) menemukan bahwa terdapat
menunjukkan bahwa partisipan dengan perbedaan pada jenis kelamin dan empati
kelompok yang diberikan video prososial ketika empati dinilai menggunakan indeks
terhadap perilaku menolong memiliki kuesioner (self-report). Hasilnya dilaporkan
hubungan yang signifikan. bahwa perempuan bereaksi dengan cara
Dari ketiga penelitian yang telah yang sesuai dengan peran feminin secara
dijelaskan menunjukkan bahwa empati emosional, sedangkan laki-laki dilaporkan
terbukti memiliki pengaruh terhadap bereaksi dengan cara yang sesuai dengan
perilaku prososial dalam berbagai kondisi peran maskulin dan menunjukan tindakan
serta pengukuran. Namun, hubungan kurang responsif secara emosional.
empati terhadap perilaku prososial tidak Penelitian lainnya dilakukan oleh
selalu signifikan, hal ini salah satunya O’Brien, Konrath, Grühn, & Hagen (2013)
dikarenakan terdapat faktor usia partisipan yang ternyata menemukan hasil yang
yang mempengaruhi seseorang dalam sama dengan penelitian milik Eisenberg
bertindak prososial (Beadle, Sheehan, dan Lennon (1983) bahwa ketika trait
Dahlben & Gutchess, 2013). Berbeda empati diukur didapatkan hasil bahwa
dengan penelitian yang dilakukan oleh perempuan dilaporkan memiliki skor empati
Beadle, dkk. (2013) menguji peran usia yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki
dalam hubungan empati dan perilaku dalam memunculkan tingkah laku prososial.
prososial. Partisipan dibagi atas dua Studi longitudinal dengan perbedaan
kelompok usia yang berbeda, yaitu usia waktu selama satu tahun pengukuran
muda dan usia tua. Usia muda yang dilakukan oleh Mestre, Samper, Frías dan
dimaksud adalah partisipan yang berada Tur (2009) dengan menggunakan partisipan
Pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial 75

penelitian yakni remaja perempuan dan hubungan yang harmonis, sedangkan


laki-laki usia antara 13 dan 16 tahun. identitas jenis kelamin maskulin konsisten
Pada penelitian tersebut diketahui bahwa dengan orientasi agentik yang berfokus
perempuan memiliki skor lebih tinggi pada perilaku asertif, fokus pada diri dan
pada trait empati saat diukur dengan self-efficacy.
menggunakan alat ukur IRI (Interpersonal Sesuai dengan apa yang telah
Reactivity Index) jika dibandingkan dengan dijelaskan sebelumnya dapat diambil
laki-laki. kesimpulan bahwa jenis kelamin juga
Berbeda dengan penelitian yang memiliki pengaruh terhadap empati dan
dilakukan oleh Mestre, dkk (2009), memiliki pengaruh terhadap perilaku
penelitian yang dilakukan oleh McMahon, prososial. Penelitian kali ini bertujuan
Wernsman dan Parnes (2006) pada untuk memperjelas peran jenis kelamin
remaja Afrika Amerika yang berjumlah dalam memoderasi hubungan empati
150 partisipan memberikan hasil yang terhadap perilaku prososial dengan
berbeda, dikemukakan bahwa laki-laki melakukan studi lanjutan terhadap studi
terbukti memiliki skor empati lebih tinggi yang telah dilakukan sebelumnya oleh
sehingga mereka juga cenderung memiliki Sze, dkk. (2012), Beadle, dkk. (2013),
skor yang tinggi pada pengukuran dan O’Brien, dkk. (2013). Pengukuran
perilaku prososial. Beberapa penelitian empati pada penelitian ini terfokus pada
menunjukkan bahwa perbedaan jenis pengaruh empati emosional sebagai state
kelamin sesuai dengan pola stereotip terhadap perilaku prososial. Pada penelitian
yang dimiliki, di mana perempuan ini, peneliti ingin melihat interaksi jenis
cenderung menunjukkan jenis perilaku kelamin terhadap empati dan perilaku
bantuan relasional yang lebih besar prososial. Induksi empati yang digunakan
(misalnya memberikan kenyamanan), pada penelitian ini pun bertujuan untuk
dibandingkan dengan laki-laki yang meningkatkan skor empati dengan
menunjukkan jenis perilaku prososial memberikan tayangan video berupa kisah
yang lebih instrumental (misalnya membantu yang sedih. Sementara penelitian
pekerjaan rumah seseorang) (Eisenberg, sebelumnya cara untuk meningkatkan
Matin & Fabes, dalam McMahon dkk., empati menggunakan pemaparan musik
2006). McMahon dkk. (2006) menjelaskan dengan lirik prososial (Greitemeyer &
bahwa hasil tersebut sangat mungkin Osswald, 2010) dan pemberian tayangan
dipengaruhi oleh faktor lain seperti film dengan tema “uplifting” atau “distressing”
hubungan individu dengan lingkungan (Sze, dkk., 2012).
sosial, atau dalam lingkup lebih kecilnya Empati seseorang dapat berkembang
adalah adanya kelompok belajar. jika dipengaruhi oleh beberapa faktor
Dari adanya perbedaan hasil pada seperti mood dan feeling yang akan
studi-studi penelitian sebelumnya, Bekkers mempengaruhi sebuah respon yang
(2010) menjelaskan analisis terhadap muncul ketika berinteraksi dengan orang
perilaku menolong yang memperlihatkan lain (Hoffman, 2000), respon empati yang
bahwa perempuan dengan usia muda muncul juga akan berbeda jika dihadapkan
memiliki sifat lebih extrovert, hangat, pada situasi atau tempat tertentu (Hoffman,
penolong, dan lebih baik dalam melihat 2000). Sesuai dengan studi sebelumnya
perspektif dari orang lain dan lebih mengatakan bahwa empati tinggi atau
berempati untuk menunjukkan perilaku rendah dapat muncul dari perbedaan usia
prososial. He, Inman, dan Mittal (2008) seseorang dan jenis kelamin. Usia dapat
menemukan bahwa perilaku orang-orang mempengaruhi respon empati seseorang
dengan identitas jenis kelamin feminin karena dengan bertambahnya usia maka
konsisten dengan orientasi komunal yang kemampuan respon empati pun akan
menekankan pada fokus hubungan sosial, bertambah sesuai dengan bertambahnya
interpersonal affiliation dan memiliki pula pemahaman perspektif seseorang
76 Umayah, Ariyanto, & Yustisia

(Eisenberg & Mussen, 1989). Empati menjadi Metode Penelitian


faktor penting dalam memunculkan perilaku Penelitian ini merupakan penelitian
prososial, jika seseorang memiliki empati eksperimen laboratorium (laboratory
yang tinggi berarti ia telah dapat experiment) dengan menggunakan desain
memahami keadaan yang dialami oleh faktorial 2 (Empati: netral vs empati) x 2
orang lain sehingga dapat mendorong (Jenis kelamin: laki-laki vs perempuan)
dirinya untuk bertindak prososial. Empati between subject design. Between subject
yang dimiliki tiap individu baik dengan design menurut Gravetter dan Wallnau
jenis kelamin perempuan maupun laki-laki (2013) merupakan design penelitian yang
berbeda, seperti yang telah dipaparkan menggunakan kelompok secara terpisah
sebelumnya bahwa perempuan cenderung untuk setiap kondisi perlakuan, design ini
memiliki empati yang lebih tinggi digunakan untuk melihat apakah ada
dibandingkan dengan laki-laki. Perilaku perbedaan secara signifikan antar kedua
prososial tidak terbatas pada siapa yang kelompok penelitian.
menolong dan kapan pertolongan tersebut Partisipan dalam penelitian ini adalah
diberikan. Perilaku prososial muncul pada individu dengan jenis kelamin perempuan
diri individu yang memiliki empati tinggi, dan laki-laki yang berada pada tahap
dan bersedia memberikan pertolongan perkembangan emerging adulthood yakni
secara sukarela tanpa mengharapkan yang memiliki usia 18 – 25 tahun.
manfaat secara langsung untuk dirinya. Pengambilan partisipan menggunakan
Pada penelitian ini akan mengukur teknik accidental sampling. Partisipan
state empathy dan ingin membuktikan dijaring dengan menggunakan penyebara
kembali apakah jika state diukur setelah form dan partisipan dapat memilih waktu
menerima manipulasi untuk meningkatkan yang ada disesuaikan dengan ketersediaan
empati, bagaimana hasil dan hubungannya waktu yang dimiliki partisipan. Dari
terhadap perilaku prososial. Pengukuran penjaringan tersebut didapatkan jumlah
empati pada penelitian ini berfokus pada partisipan pada penelitian ini sebanyak
pengukuran empati emosional state yang 126 mahasiswa Universitas Indonesia.
dilihat pada perbedaan jenis kelamin. Pada penelitian ini juga dilakukan pilot
Berdasarkan adanya dipaparkan perbedaan studi dengan tujuan untuk menguji alat
hasil yang oleh penelitian sebelumnya, tes, menguji metode pengambilan data
peneliti tertarik untuk meneliti apakah gender serta menguji prosedur yang akan
memiliki pengaruh dalam menguatkan dilaksanakan. Namun pada penelitian ini,
atau melemahkan hubungan antara sebelum pilot studi dilakukan terlebih
empati terhadap perilaku prososial. dahulu studi pendahulu (preliminary
Penelitian ini juga bertujuan untuk study).
meneliti kembali pada kategori usia muda Preliminary study dilakukan untuk
dengan dilakukannya induksi empati yang menentukan video manipulasi yang akan
sama sebelum pengukuran empati dilakukan. digunakan. Video pertama diuji cobakan
Pada penelitian ini akan menjawab kepada 30 partisipan yang dibagi dalam
pertanyaan penelitian mengenai hubungan dua kelompok (empati vs netral), situasi
antara ketiga variabel penelitian, dan yang digunakan saat uji coba disamakan
pengukuran perilaku prososial diukur dengan situasi pada saat pelaksanaan
dengan cara perilaku donasi. Terdapat penelitian yakni di kelas yang berbeda
dua hipotesis pada penelitian ini, yang (kelas A, dan kelas B) dengan masing-
pertama adalah terdapat pengaruh empati masing 15 orang di setiap ruangan, jarak
yang signifikan terhadap perilaku prososial. antar meja partisipan pun telah disesuaikan.
Kedua, jenis kelamin menguatkan atau Video pertama yang digunakan yakni
melemahkan pengaruh empati terhadap video berupa kejadian alam yaitu longsor
perilaku prososial. di Ponorogo bulan april 2017, terlihat
jelas dalam video itu bagaimana tanah
Pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial 77

bergerak turun dan terjadi sebuah gempa tinggal bersama dengan ayahnya. Anak
susulan yang membuat warga panik dan tersebut sangat merindukan kehadiran
durasi video tersebut selama empat menit. ibunya, namun ibunya telah nama meninggal
Setelah partisipan melihat video tersebut, dunia. Sampai suatu ketika ayahnya
partisipan diberikan alat ukur PANAS melihat bukti kerinduan anaknya pada
untuk melihat empati yang dimiliki, dan saat malam hari anaknya tidur di lantai,
didapatkan hasil pada kelompok empati dan di lantai tersebut ia mencoba untuk
(M= 33,27; SD= 6,273), sementara pada memeluk gambar ibunya yang ia buat
kelompok netral didapatkan hasil sendiri. Setelah itu sang anak tersebut
(M=31,07; SD=4,044). Berdasarkan hasil mencoba untuk terus membuat surat dan
tersebut diketahui mean pada dua kelompok pada suatu hari ia membeli banyak balon.
memiliki hanya sedikit perbedaan, dan Balon tersebut ia gunakan untuk
memiliki hasil yang tidak signifikan (p > menyampaikan semua surat yang ia tulis
0,05). pada ibunya di surga. Pada video ini,
Dari hasil tersebut, maka dilakukanlah peneliti tidak melakukan pengukuran
preliminary study kedua dengan mengganti kepada partisipan, dan hanya bertanya
video untuk menginduksi empati yakni secara verbal; “apa yang Anda rasakan
dengan menggunakan video yang berasal setelah menonton video tersebut?” “dari
dari negara Thailand dengan durasi yang skala 1-5 seberapa besar Anda merasakan
sama kurang lebih empat menit. Video hal tersebut?” “Menurut Anda, apakah
tersebut menceritakan seorang gadis video tersebut dapat memunculkan rasa
yang memiliki ayah dengan kekurangan empati seseorang?”. Dari ketiga pertanyaan
berupa tunawicara. Gadis tersebut merasa manipulasi tersebut yang diberikan
marah dengan keadaan ayahnya, karena kepada lima orang partisipan, semua
setiap hari di sekolah anak tersebut partisipan menjawab bahwa video tersebut
selalu di rundung oleh teman-temannya. sesuai digunakan untuk memunculkan
Sampai suatu ketika ia memutuskan empati, dan kelima partisipan merasa
untuk mencoba bunuh diri dan ayahnya sedih dengan cerita yang terdapat dalam
menolong putrinya dengan cara video tersebut, karena video dengan
melakukan transfusi darah agar anaknya cerita tersebut sangat erat dalam
dapat selamat. Tiga puluh orang partisipan kehidupan sehari-hari yang berasal dari
yang berbeda mengikuti preliminary study lingkungan sosial, dan video tersebut
kedua dan didapatkan hasil bahwa kelompok menjadi kuat pengaruhnya karena model
empati sebesar (M=31,47; SD=4,257), dalam video tersebut adalah seorang
sementara pada kelompok netral didapatkan anak kecil dan latar belakang kejadiannya
hasil sebesar (M=31,07; SD=4,044). Dari di Indonesia. Maka dengan hasil yang
hasil tersebut diketahui bahwa manipulasi telah didapatkan, peneliti memutuskan
pada dua kelompok eksperimen tidak untuk menggunakan video ketiga untuk
memiliki perbedaan yang signifikan (p > menginduksi empati partisipan.
0,05).
Dari kedua preliminary study yang Uji coba alat ukur. Uji coba alat
dilakukan dapat disimpulkan bahwa video- ukur dilakukan kepada 20 partisipan
video tersebut kurang menggambarkan mahasiswa (10 laki-laki dan 10 perempuan)
adanya perbedaan empati pada kelompok Fakultas Psikologi dari berbagai angkatan.
eksperimen (empati vs netral). Maka dari Pada tahap uji coba alat ukur, uji
itu, peneliti mencoba untuk mengganti reliabilitas dilakukan. Uji reliabilitas
lagi video yang akan digunakan sebagai dilakukan menggunakan Cronbach’s
alat manipulasi dan video yang alpha. Batas koefisien reliabilitas yang
digunakan adalah video iklan bank BRI. baik harus memiliki nilai cronbach’s alpha
Video tersebut bercerita mengenai sebesar 0,70 – 0,80 (Kaplan & Sacuzzo,
seorang anak kecil laki-laki yang hanya
78 Umayah, Ariyanto, & Yustisia

2005). Pada pilot studi ini didapatkan yakni pre-test dan post-test yang akan
hasil uji reliabitas sebagai berikut: diisi setelah partisipan menonton video
yang diberikan. Setelah partisipan mengisi
Tabel 1 Reliabilitas instrumen pada post-test PANAS, partisipan akan melakukan
pilot studi pengukuran tingkat perilaku prososial,
dengan diberikannya skenario di mana
Instrumen Dimensi Reliabilitas partisipan diminta untuk membayangkan
(α) suatu kejadian dan pengukuran prososial
PANAS Afek Positif 0,734 diukur berdasarkan donasi yang diberikan
Afek Negatif 0,923 oleh partisipan. Donasi yang diberikan
oleh partisipan menggunakan kupon
Mengacu pada tabel 1, alat ukur uang yang telah disediakan oleh peneliti
PANAS dapat digunakan karena telah di dalam amplop, dan jika partisipan ingin
memenuhi standar yang baik menurut memberikan donasi maka partisipan
Nunnally dan Bernstein (1964) karena dipersilahkan untuk memasukan kupon
berada di atas 0,70. uang tersebut ke dalam amplop kosong
Sebelum nantinya dilakukan uji yang telah disediakan.
hipotesis terlebih dahulu pada penelitian Pada penelitian ini metode atau
ini juga dilakukan uji reliabilitas studi teknik statistik yang digunakan untuk
utama pada instrumen PANAS, uji reliabilitas pengolahan data menggunakan teknik
dalam penelitian ini menggunakan jumlah analisis deskriptif untuk memeroleh
sampel yang lebih besar (n = 126). Hasil perhitungan mean dan standar deviasi
pengujian pada studi utama ini dapat tiap variabel. Analisis korelasi pearson
dilihat pada tabel 2. digunakan untuk melihat hubungan antar
Hasil pengujian reliabilitas alat ukur variabel dalam penelitian. Selanjutnya
PANAS tergolong baik dengan nilai menggunakan analisis Independent Sample
Cronbach’s Alpha sebesar 0,835. Pada T-test dan analisis ANOVA dalam
masing-masing dimensi, untuk dimensi perhitungan manipulation check. Independent
positif afek nilai Cronbach’s Alpha sample t-test digunakan untuk untuk
sebesar 0,913. mengetahui apakah terdapat perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel,
Tabel 2. Reliabilitas instrumen pada data yang digunakan biasanya berskala
studi utama interval atau rasio (Gravetter & Wallnau,
2013). Analisis ANOVA merupakan analisis
Instrumen Dimensi Reliabilitas statistik yang dapat menguji perbedaan
(α) antar kelompok dan dapat melihat
PANAS Afek Positif 0,858 apakah terdapat perbedaan makna antar
Afek Negatif 0,913 perlakuan yang diberikan (Gravetter &
Wallnau, 2013).
Prosedur. Penelitian ini menggunakan
metode class setting di ruangan-ruangan Hasil Penelitian
yang telah disiapkan. Pembagian kelompok Analisis menggunakan independent
partisipan dilakukan dengan cara sample t-test digunakan untuk tiga hal.
randomisasi, menghitung angka satu dan Pertama, analisis independent sample t-
dua, partisipan yang mendapat angka test yang digunakan untuk menguji
satu ditempatkan di ruangan A (induksi manipulasi.
empati), dan partisipan yang mendapat Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
angka dua ditempatkan di ruangan B perbedaan nilai rata-rata afek positif yang
(netral). Sebelum partisipan diberikan signifikan antara kelompok eksperimen
video, partisipan akan mengisi alat ukur (M=31,51; SD=6,841) dan kelompok kontrol
PANAS yang diadministrasikan dua kali (M=27,70; SD=5,290). Maka dari itu, hasil
Pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial 79

Tabel 3. Hasil Independent sample t-test untuk cek manipulasi studi utama
pengukuran PANAS

Instrumen Dimensi Kelompok (N) Mean SD t-statistik p-value


PANAS Afek Positif Empati (63) 31,51 6,841 3,496 p < 0,05
Netral (63) 27,70 5,290 3,496 p < 0,05

Tabel 4. Hasil Independent sample t-test PANAS pada kelompok empati

Kelompok (N) Dimensi Mean SD t-statistik p-value


Empati (63) Afek Positif 31,51 6,841 3,496 p < 0,05
Afek Negatif 24,87 6,847 2,965 p < 0,05

Tabel 5. Hasil Independent sample t-test pengukuran donasi

Variabel Kelompok (N) Mean SD t-statistik p-value


DONASI Empati (63) 83.809 22.028 2,377 p < 0,05
Netral (63) 72.698 29.849 2,377 p < 0,05

Tabel 6. Hasil main effect dan efek interaksi dari empati dan jenis kelamin terhadap
perilaku prososial (donasi) dengan menggunakan ANOVA.

Variabel Sumber df F Sig. Partial Eta


Terikat Squared
Donasi Kelompok Eksperimen (A) 1 3,825 0,053 0,030
Gender (B) 1 0,010 0,920 0,000
AxB 1 0,452 0,503 0,004
USIA* 1 14,375 0,000 0,106
2
R = 0,132; (*) p < 0,05

menunjukkan bahwa secara signifikan mengenai empati emosional bahwa empati


manipulasi terbukti dapat meningkatkan emosional memiliki nilai yang lebih tinggi
empati pada kelompok eksperimen. pada dimensi afek positif dibandingkan
Kedua, analisis independent sample dengan nilai pada dimensi afek negatif.
t-test digunakan untuk melihat skor afek Ketiga, analisis independent sample
yang dimiliki individu yang termasuk t-test digunakan untuk pengukuran donasi.
kedalam kelompok empati. Hasilnya menunjukkan kelompok
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat empati memiliki nilai rata-rata yang lebih
perbedaan nilai rata-rata kelompok tinggi terhadap pemberian donasi (M=83.809;
eksperimen yang signifikan antara afek SD=22.028) dibandingkan dengan kelompok
positif (M=31,51; SD=6,841) dan afek netral (M=72.698; SD=29.849) secara
negatif (M=24,87; SD=6,847). Temuan ini signifikan. Berdasarkan ketiga analisis
mendorong rasionalisasi pembahasan menggunakan independent sample t-test
80 Umayah, Ariyanto, & Yustisia

dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang dilakukan dalam penelitian ini
yang termasuk ke dalam kelompok menemukan bukti bahwa jenis kelamin
eksperimen memiliki nilai empati emosional tidak memiliki efek yang signifikan terhadap
yang lebih tinggi. Empati emosional yang pengaruh empati terhadap perilaku
dimiliki terbukti dapat lebih meningkatkan prososial.
perilaku prososial dalam hal ini memberikan Penelitian ini mendapatkan temuan
sumbangan, yang dilihat berdasarkan terbaru dan mendapatkan hasil yang
nilai afek positif yang dimiliki. berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Analisis utama yang dilakukan pada oleh Mestre, dkk. (2009), dan McMahon,
penelitian ini menggunakan analisis Two- dkk. (2006). Kedua penelitian tersebut
way Analysis of Variance (ANOVA). ANOVA memaparkan hasil bahwa dalam perbedaan
digunakan untuk mendapatkan hasil uji sampel penelitian, perempuan terbukti
hipotesis dan mengetahui perbandingan memiliki skor perilaku prososial yang
mean atau main effect dari variabel lebih tinggi (Mestre, dkk., 2009), dan laki-
bebas empati (video netral vs. video laki terbukti memiliki skor perilaku prososial
empati) dan interaksi antara kelompok yang lebih tinggi (McMahon dkk., 2006).
eksperimen dan gender terhadap variabel Pada penelitian ini tidak dapat dilihat skor
terikat perilaku prososial (donasi). Berikut empati mana yang lebih tinggi diantara
tabel hasil perhitungan menggunakan perempuan dan laki-laki. Namun, hanya
ANOVA. dapat diketahui bahwa skor positif empati
ANOVA dilakukan untuk menguji memiliki hasil yang signifikan (p<0,05)
perbedaan mean antara kelompok partisipan pada jenis kelamin. Pada penelitian ini
yang memiliki tingkat empati tinggi dan juga ditemukan tidak adanya interaksi
kelompok partisipan yang memiliki tingkat jenis kelamin pada empati terhadap
empati rendah. Berdasarkan tabel 6. perilaku prososial. Skor perilaku prososial
diketahui secara signifikan kelompok yang dihasilkan tidak jauh berbeda di dua
eksperimen memiliki efek yang cukup kelompok eksperimen, hal ini dapat mengacu
signifikan terhadap perilaku donasi (F(1)= pada stereotip yang diberikan pada
3,825, p=0,053). Variabel usia ikut disertakan perempuan dan laki-laki, telah dipaparkan
dalam pengolahan sebagai variabel sebelumnya bahwa perempuan akan
covariate. Analisis menunjukkan bahwa bereaksi sesuai dengan peran yang
usia mempengaruhi individu pada perilaku dimiliki yakni bersifat feminin secara
prososial secara signifikan (F(1)= 14,375, emosional sehingga jika perempuan
p<0,001). Oleh karena itu dapat diambil memiliki empati yang tinggi maka dengan
kesimpulan bahwa donasi tidak dipengaruhi kata lain tingkah laku prososial yang
oleh jenis kelamin dan empati emosi tinggi akan dimunculkan oleh perempuan
emosional pada individu, namun dapat dibandingkan dengan laki-laki (Eisenberg
dipengaruhi oleh variabel usia. & Lennon, 1983; O’Brien dkk., 2013).
Selain adanya stereotip pada perbedaan
Diskusi jenis kelamin, peneliti menduga hasil
Hasil dari penelitian ini menunjukkan yang didapatkan tidak berbeda jauh
bahwa ada pengaruh hubungan antara dikarenakan adanya perbedaan proporsi
empati dan perilaku prososial, pengaruh antara laki-laki dan perempuan yang
tersebut bersifat positif. Hal ini berarti, menjadi sample penelitian, sehingga hasil
secara signifikan individu yang memiliki yang didapatkan tidak memiliki interaksi
skor empati emosional yang tinggi yang signifikan. Hasil tersebut merupakan
memiliki tingkat perilaku prososial yang kelemahan dari penelitian ini, karena
juga tinggi, temuan ini sejalan dengan pada saat pelaksaan penelitian, peneliti
penelitian sebelumnya yang dilakukan tidak melakukan kontrol secara ketat
oleh Eisenberg (1991); Beadle, dkk. untuk membuat sampel penelitian yang
(2013), Sze, dkk. (2012). Analisa moderasi melibatkan antara laki-laki dan perempuan
Pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial 81

menjadi sama jumlahnya. Selain itu, sudah dirumuskan, hipotesis satu penelitian
hubungan antara empati dan perilaku dapat diterima dan terbukti secara signifikan
prososial juga bisa dipengaruhi faktor bahwa empati mempengaruhi munculnya
lainnya selain dari jenis kelamin, seperti perilaku prososial. Pengaruh empati
melihat kematangan emosi pada diri terhadap perilaku prososial terbukti
individu. Penelitian yang dilakukan oleh meningkatkan empati emosional yang
Asih dan Pratiwi (2010) menemukan hasil lebih tinggi di kelompok eksperimen
lain, bahwa terdapat hubungan yang positif dibandingkan empati di kelompok netral
signifikan antara empati, kematangan pada dimensi afek positif. Hasil tersebut
emosi, jenis kelamin terhadap perilaku menunjukkan bahwa empati emosional
prososial. Kematangan emosi terhadap dan donasi lebih besar dipengaruhi oleh
perilaku prososial rxy = 0,794 dan p = skor afek positif. Kemudian, menjawab
0,000. Kematangan emosi diartikan sebagai pertanyaan penelitian kedua, hipotesis
kemampuan individu dalam memberikan kedua dalam penelitian ini ditolak.
respon emosi dengan baik dalam Didapatkan analisa moderasi yang
menghadapi sebuah tantangan serta dilakukan memperlihatkan bahwa tidak
mampu untuk menyelesaikannya (Asih & terdapat efek moderasi jenis kelamin
Pratiwi, 2010). yang dihasilkan pada pengaruh empati
Berdasarkan hasil yang telah terhadap perilaku prososial.
dipaparkan sebelumnya, didapatkan hasil Penulis dapat mengajukan beberapa
bahwa empati emosional lebih dipengaruhi saran, untuk dilakukannya penelitian
oleh afek positif dibandingkan dengan afek lanjutan terkait topik ini. Berikut saran-
negatif, karena afek positif lebih berpengaruh saran yang dapat diajukan oleh penulis
terhadap munculnya perilaku prososial. terkait penelitian yang akan dilakukan
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian kedepannya. Dalam melakukan penjaringan
yang dilakukan oleh Aknin, dkk. (2012) partisipan perlu dilakukan secara ketat
yang menyebutkan bahwa afek positif sehingga dalam mendapatkan partisipan
lebih berperan dalam memunculkan akan memiliki proprosi yang seimbang
perilaku prososial. Selanjutnya, hasil antar kelompok atau antar jenis kelamin.
yang didapatkan dari skor rata-rata yang Manipulasi yang dilakukan perlu untuk
dimiliki oleh variabel prososial yaitu diperketat pada dua kelompok manipulasi,
donasi memiliki perbedaan yang kecil agar terdapat perbedaan secara signifikan
antara kelompok empati dan kelompok
dari empati emosional pada dua kelompok
netral. Perbedaan yang kecil tersebut dapat
diasumsikan dari adanya pemberian penelitian. Skor perilaku prososial yang
pengukuran perilaku prososial yang dihasilkan tidak beda jauh di dua kelompok
menggunakan kupon memiliki nominal eksperimen, karena pemberian kupon
kecil. Karena ¾ partisipan di kelompok bisa diasumsikan kecil, karena ¾ dari
empati memberikan semua kupon yang total partisipan memberikan semua kupon
dimiliki untuk disumbangkan. Penelitian yang dimiliki untuk donasi. Pada kelompok
selanjutnya dapat mereplikasi studi ini
netral hanya memiliki perbedaan yang
dengan cara memperbesar nominal yang
diberikan kepada partisipan untuk dilihat sedikit dari donasi yang diberikan. Jika
pengaruhnya terhadap perilaku prososial. kupon atau nilai uang yang diberikan
dinaikan nominalnya, peneliti menduga
Kesimpulan mungkin akan didapatkan hasil dengan
Mengacu pada hasil dan analisa perbedaan yang signifikan diantara dua
dari penelitian ini, sebagaimana telah kelompok eksperimen. Penelitian selanjutnya
dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa perlu untuk memasukkan variabel jenis
hal yang dapat disimpulkan. Menjawab
kelamin, dua kategori usia dan mencari
pada pertanyaan penelitian pertama yang
82 Umayah, Ariyanto, & Yustisia

variabel lain seperti kematangan emosi. Davis, H. M. (1983). Measuring individual


Sehingga dapat ditemukan hasil yang differences in empathy: Evidence for
benar-benar dapat menjawab variabel apa multidimensional approach. Journal
of Personality and Social Psychology,
saja yang lebih mempengaruhi empati
44 (5), 113-126. doi: 0022-
terhadap perilaku prososial. 3514/83/4401
Eisenberg, N. (1991). Meta-analytic
Daftar Pustaka contributions to the literature on
prosocial behavior. Personality and
Aknin, L. B., Dunn, E. W., & Norton, M. I. Social Psychology Bulletin, 17(3),
(2012). Happiness runs in a circular 273-282.
motion: Evidence for a positive Eisenberg, N., & Lennon, R. (1983). Sex
feedback loop between prosocial differences in empathy and related
spending and happiness. Journal of capacities. Psychological Bulletin,
Happiness Studies, 13(2), 347–355. 94(1), 100-131. doi: 10.1037/0033-
doi:10.1007/s10902–011–9267–5 2909.94.1.100
Asih, G.Y., & Pratiwi, M. M. S. (2010) Eisenberg, N., & Mussen, P. H. (1989).
Perilaku prososial ditinjau dari empati The roots of prosocial behavior in
dan kematangan emosi. Jurnal children 4th Ed. UK: Cambridge,
Psikologi Universitas Muria Kudus, University Press.
1(1), 33-42. Retreived from Gravetter, F. J., & Wallnau, L. B. (2013).
http://docshare01.docshare.tips/files Statistics for the Behavioral Sciences.
/19514/195149594.pdf#page=35 Ninth Edition. Wadsworth, Cengage
Baron, R. A., Branscome, N. R., & Byrne, Learnig.
D. (2008). Social psychology. Boston: Greitemeyer, T., & Osswald, S. (2010).
Pearson Allyn and Bacon. Effects of prosocial video games on
Baron, R. A. & Byrne, D. (1994). Social prosocial behavior.Journal of personality
psychology. Understanding human and social psychology, 98(2), 211-
interaction. Seventh Edition 221. doi: 10.1037/a0016997.
Batson, C. D. (1991). The altruism question: He, X., Inman, J. J., & Mittal, V. (2008),
Towards a social psychology answer. “Gender Jeopardy in Financial Risk
New Jersey: Erlbaum Taking,” Journal of Marketing
Beadle, J. N., Sheehan, A. H., Dahlben, Research, 45(4), 414–424. doi:
B., & Gutchess, A. H. (2013). Aging, 10.1509/jmkr.45.4.414
empathy, and prosociality. The Journals Hoffman, M. L. (2000). Empathy and
of Gerontology: Series B: Psychological Moral Development. Cambridge:
Sciences and Social Sciences, Cambridge University Press.
doi:10.1093/geronb/gbt091 Kaplan, R. M., & Sacuzzo, D. P. (2005).
Bekkers, R. (2010). Who gives what and Psychological testing: Principles,
when? A scenario study of intentions to applications, and issue. Belmont:
give time and money. Social Science Thomson Wadsworth.
Research, 39(3), 369-381. doi: McMahon, S. D., Wernsman, J., &
10.1016/j.ssresearch.2009.08.008 Parnes, A. L. (2006). Understanding
Cialdini, R. B., Brown, S. L., Lewis, B. P., prosocial behavior: The impact of
Luce, C., & Neuberg, S. L. (1997). empathy and gender among African
Reinterpreting the empathy–altruism American adolescents. Journal of
relationship: When one into one Adolescent Health, 39(1), 135-137.
equals oneness. Journal of personality doi:10.1016/j.jadohealth.2005.10.008
and social psychology, 73(3), 481- Mestre, M. V., Samper, P., Frías, M. D., &
494 doi:10.1.1.473.5871 Tur, A. M. (2009). Are women more
empathetic than men? A longitudinal
Pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial 83

study in adolescence. The Spanish prosocial behavior. Oxford University


journal of psychology, 12(01), 76-83. Press, USA.
doi: 10.1017/S1138741600001499 Stürmer, S., Snyder, M., Kropp, A., &
Nunnally, J. C., & Bernstein, I. H. (1994). Siem, B. (2006). Empathy-motivated
Psychometric Theory (3rd ed.). New helping: The moderating role of
York: McGraw-Hill. group membership. Personality and
O’Brien, E., Konrath, S. H., Grühn, D., & Social Psychology Bulletin, 32(7), 943-
Hagen, A. L. (2013). Empathic concern 956. doi: 10.1177/0146167206287363
and perspective taking: Linear and Sze, J. A., Gyurak, A., Goodkind, M. S., &
quadratic effects of age across the Levenson, R. W. (2012). Greater
adult life span. The Journals of emotional empathy and prosocial
Gerontology Series B: Psychological behavior in late life. Emotion, 12,
Sciences and Social Sciences, 68(2), 1129–1140. doi:10.1037/a0025011
168-175. doi: 10.1093/geronb/gbs055 Watson, D., Clark, L. A., & Tellegen, A.
Rogers, K., Dziobek, I., Hassenstab, J., (1988). Development and validation
Wolf, O. T., & Convit, A. (2007). of brief measures of positive and
Who cares? Revisiting empathy in negative affect: The PANAS Scales.
Asperger syndrome. Journal of autism Journal of Personality and Social
and developmental disorders, 37(4), Psychology, 54(6), 1063–1070. doi:
709-715. doi: 10.1007/s10803-006- 10.1037/0022-3514.54.6.1063
0197-8
Schroeder, D. A., & Graziano, W. G.
(2015). The Oxford handbook of

Anda mungkin juga menyukai