Anda di halaman 1dari 6

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI

PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA


pafkri.pusat@gmail.com

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMERIKSAAN KAPASITAS AEROBIK

ICD-9 93.09. Prosedur diagnosis fisioterapi lainnya

PENGERTIAN Pemeriksaan kemampuan untuk melakukan latihan dinamis


menggunakan otot dengan intensitas sedang hingga tinggi pada
jangka waktu yang cukup lama serta berhubungan dengan respon
jantung, pembuluh darah serta paru untuk mengangkut oksigen ke
otot selama melakukan olahraga
TUJUAN a. mengetahui daya tahan kerja jantung dan pernapasan
b. mengetahui kemampuan maksimal kerja jantung dan paru-
paru.
c. Menentukan dosis latihan
KEBIJAKAN PMK no. 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI a. mengetahui kemampuan aerobik seseorang
b. mendukung penegakan diagnosa.
c. Mengetahui daya tahan jantung paru (endurance).
KONTRA INDIKASI a. angina tidak stabil (UAP)
b. infark miokardium akut.
c. denyut jantung (HR) saat istirahat lebih dari 120 kali permenit
d. tekanan darah sistolik lebih dari 180 mmHg, dan diastolik lebih
dari 100 mmHg.
e. Hipertensi tidak terkontrol
PROSEDUR PROSEDURE KEAMANAN :
PELAKSANAAN 1. Harus tersedia oksigen, nitrat sub lingual, aspirin, dan
albuterol (nebulizer).
2. Petugas pengawas harus telah mendapat sertifikat dalam
penangangan gawat darurat jantung paru setidaknya tingkat
Basic Life Support ataupun ACLS.
3. Melakukan pemeriksaan vital sign sebelum, selama dan
sesudah test.
Alasan untuk menghentikan test:
1. Nyeri dada
2. Sesak nafas intolerable
3. Cramp otot kaki
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com

4. Sempoyongan
5. Keringat dingin
6. Pucat

a. Cooper Test (Lari 2,4 KM)


1) naracoba berlari menempuh jarak 2,4 km.
2) Terapis mencatat waktu yang diperlukan naracoba berlari
2,4 km.
3) Waktu diambil sampai dengan persepuluh detik (0,1 detik)
atau perseratus detik (0,01 detik)
4) Mengkonversikan hasil dengan table

Laki-laki

Kelompok Umur dalam Tahun


Katagori 13 – 19 20 – 30 – 40 – 50 - >60
29 39 49 59
Sangat >- >- >- >- >-
> 15,31
kurang 16,01 16,31 17,31 19,01 20,00
12,11- 14,01- 14,64- 15,36- 17,01- 19,01-
Kurang
15,30 16,00 16,30 17,30 19,00 20,00
10,49- 12,01- 12,31- 13,01- 14,31- 16,16-
Sedang
12,10 14,00 14,45 15-35 17,00 19,00
09,41- 10,46- 11,01- 11,31- 12,31- 14,15-
Baik
09,48 12,00 12,30 13,00 14,30 16,15
08,37- 09,45- 10,00- 10,30- 11,00- 11,15-
Baik sekali
09,40 10,45 11,00 11,30 12,30 13,59
Baik sekali
<- <- <- <- <- <-
dan
08,37 09,45 10,00 10,30 11,00 11,15
terlatih

Perempuan

Kelompok Umur dalam Tahun


Katagori 13 – 19 20 – 30 – 40 – 50 – 60 ke
29 39 49 59 atas
Sangat >- >- >- >- >-
> 18,31
kurang 19,01 19,31 20,01 20,31 21,01
Kurang 16,55- 18,31- 19,01- 19,31- 20,01- 20,31-
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com

18,30 19,00 19,30 20,00 20,30 21,00


14,31- 15,55- 16,31- 17,31- 19,01- 19,31-
Sedang
16,54 18,30 19,00 19,30 20,00 20,30
12,30- 13,31- 14,31- 15,56- 16,31- 17,31-
Baik
14,30 15,54 16,30 17,00 19,00 19,30
Baik 11,50- 12,30- 13,00- 13,45- 14,30- 16,30-
sekali 12,29 13,30 14,30 15,55 16,30 17,30
Baik
<- <- <- <- <- <-
sekali dan
11,50 12,30 13,00 13,45 14,30 16,30
terlatih

b. Balke Test (Lari 15 menit)


Prosedur :
1) naracoba siap berdiri di belakang garis start.
2) Terapis memberi aba-aba “mulai”, pencatat waktu
dinyalakan dan naracoba lari secepat mungkin selama 15
menit.
3) Terapis mencatat jarak yang dapat ditempuh selama 15
menit dan dihitung nilai VO2 max nya dengan rumus :

VO 2 max= ( x meter
15
−133) x 0.172+ 33.3

(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta, 2003)

Keterangan:
VO2 Max = Kapasitas aerobik (ml/kg berat badan/menit)
X = jarak tempuh dalam meter selama 15 menit

Norma Test Balke


Laki-Laki Norma Perempuan
> 61.00 Baik sekali > 54.30
60.90 s/d 55.10 Baik 54.20 s/d 49.30
55.00 s/d 49.20 Sedang 49.20 s/d 44.20
49.10 s/d 43.30 Kurang 44.10 s/d 39.20
< 43.20 Kurang Sekali < 39.10
(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta, 2003)

c. Six Minutes Walking Test (6MWT)


Persiapan :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com

1) Test dilakukan didalam ruangan (indoor) atau diluar ruang


(outdoor).
2) Lintasan berjalan harus pada permukaan yang panjang,
datar dan keras, lurus, sebaiknya 100 feet ( kurang lebih
30 m ).
3) Panjang dari koridor diberi tanda setiap 5 meter.
Peralatan yang harus disediakan:
1) Stopwatch.
2) Pita perekat untuk memberi tanda setiap 1 lap.
3) Kursi yang mudah dipindah-pindahkan.
4) Formulir catatan uji latih .
5) Oksigen.
6) Tensi meter dan stetoskop.
7) Pulse oksimetri
8) Telepon.
Persiapan pasien:
1) Pasien menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman
2) Pasien makan 1 jam sebelum uji latih.
3) Pasien tidak melakukan aktivitas atau latihan yang
berlebihan dalam 2 jam sebelum uji latih dilakukan.
Pelaksanaan Uji jalan 6 menit
1) Pasien diperiksa tanda vitalnya (Tekanan darah, Denyut
jantung, Respirasi, Suhu, dan Saturasi oksigen) sebelum test
2) Tidak dianjurkan melakukan pemanasan sebelum test
3) Pasien beristirahat dengan duduk dikursi, dekat dengan
garis start, kurang lebih 5 – 10 menit sebelum uji
4) Terapis mengisi data-data pasien pada formulir uji.
5) Terapis memberikan penjelasan bahwa pasien harus
berjalan sejauh mungkin selama 6 menit, jangan lari
ataupun jogging
6) Tentukan derajat sesak penderita sesuai dengan skala Borg
sebelum latihan.
7) Set stop watch untuk 6 menit.
8) Pasien diperintahkan untuk :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com

- Berjalan di koridor sepanjang 30 m bolak-balik.


- Menempuh jarak sejauh mungkin yg dpt dikerjakan
selama 6 mnt.
- Lakukan penilaian skala Borg selama melakukan uji.
Pasien harus dpt mengatur sendiri kecepatan jalannya
agar nyaman & tidak kelelahan/sesak (skala Borg 3-6)
- Jika sesak/lelah (Skala Borg 7-8), pasien dapat
menurunkan langkahnya, istirahat bersandar dinding &
dapat meneruskan kembali jika sesak berkurang.
- Terapis tidak berjalan disebelah pasien
- Catat jarak yang dapat ditempuh pasien selama 6 menit
(dalam satuan meter)
Sedangkan untuk menentukan kapasitas erobik menggunakan
rumus :
VO2 Max = ( 0,03 x jarak(m)) + 3,98 cc/KgBB/mnt .
1 Mets = 3,5 cc/kgBB/mt .
Nilai prediksi :
- Pria : 6 MWD = (7.57 x TBcm)-(5.02 x umur)-(1.76 x BBkg)-
309 m
- Wanita : 6 MWD = (2.11 x TBcm)-(2.29 x BBkg)-(5.78 x umur) +
667 m

d. Harvard Step Test


Tes dilakukan dengan cara naik turun bangku setinggi 45 cm
pada laki-laki dan 40 cm pada perempuan selama 5 menit
Prosedur :
1) Terapis melakukan pengukuran vital sign
2) Pasien diminta untuk naik turun bangku selama 5 menit
dengan kecepatan 30 step/menit (1 step setiap 2 detik)
3) setelah 5 menit, pasien diminta untuk duduk dan dihitung
denyut nadi dalam menit ke-1, menit ke-2 dan menit ke-3
masing-masing 30 detik.
4) Hasil tes kemudian dimasukkan dengan menggunakan dua
cara penilaian yaitu :
a) Long Form (Fitness Indeks I)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com

100 x lamalatihan (detik )


2 x ( pulse 1+ pulse 2+ pulse 3)

Intrepetasi tes:

Sangat baik  90
Baik 80 - 89
Sedang 65 - 79
Kurang 55 - 64
buruk < 55
Math, P.E & Health, Science (2015)

b. Short Form (Fitness Indeks II)


- Pencatatan dihitung dengan denyut nadi selama 30
detik, setelah menit pertama istirahat (Suntoda,
2007)
- dihitung dengan menggunakan rumus :

100 x lamalatihan (detik )


5.5 x denyut nadi selama 30 detik dalam recovery

- Hasil :
81 ke atas : baik
50-80 : sedang
49 ke bawah : buruk

PROSEDUR TERKAIT a. Pemeriksaan Vital sign


b. Pemeriksaan sesak nafas
c. Status gizi
d. Aktivitas fisik
REFERENSI a. Suntoda, Andi S. Pedoman Dan Instrumen Praktikum Tes Dan
Pengukuran Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga
Dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
b. Crapo RO, Casaburi R, Coates AL et al. ATS Statement:
Guidelines for Six-Minute Walk Test. Am J Respir Crit Care Med
2002; 166: 111-117
c. Biyakto A, Mulyono. 2010. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga.
Surakarta: UNS Press

Anda mungkin juga menyukai