Anda di halaman 1dari 3

MATERI DARING MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL

NOVEMBER 2023

JABU BOLON (RUMAH ADAT) BATAK TOBA

A. Sejarah Jabu Bolon (Rumah Adat) Batak Toba

Pada awal pembentukannya,Rumah Adat Bolon merupakan sebuah


hunian yang ditinggali para raja atau dapat disebut sebuah istana. Raja
pertana yang membangun dan menempati Rumah Adat Bolon adalah Raja
Tuan Rahalim. Raja Tuan Rahalim sangat terkenal dengan keperkasaannya
dengan memiliki 24 istri sekaligus. Namun, istri-istri beliau tidak semuanya
tinggal di dalam Rumah Adat Bolon. Hanya 1 orang permaisuri atau disebut
dengan puang bolon dan 11 preng selir atau disebut dengan nasi puang
dalam budaya Sumatera Utara yang tinggal di dalamnya. Sisanya yaitu 12
orang istri tinggal di beberapa wilayah seperti perkampungan di area sekitar
kerajaan. Kekuasaan Kerajaan Batak kemudian berakhir sering pada tahun
1947 seiring dengan deklarasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kedaulatan kerajaan tidak diakui lagi dan berganti pada
kekuasaan pemerintah.
Setelah kekuasaan raja terakhir yang menempati Rumah Adat Bolon
pertama yang bernama Tuang Mogang Purba berakhir, pewaris terakhirnya
kemudian menyerahkan rumah tersebut kepada Pemerintah Daerah Sumatera
Utara. Itulah yang menjadi awal mula Rumah Adat Bolon diakui secara
nasional sebagai perwakilan Rumah Adat Sumatera Utara.
Seiring berjalannya waktu, Rumah Adat bolon kemudian digunakan
oleh masyarakat dari kalangan biasa. Pada umumnya Rumah Bolon dihuni
oleh sekitar 5 hingga 6 keluarga di dalamnya yang menjalankan suatu tugas
tertentu sehingga sistem di dalam rumah berjalan dengan baik.

B. Pengertian Jabu Bolon (Rumah Adat) Batak Toba

Jabu Bolon merupakan rumah masyarakat batak pada zaman dahulu


kala yang ditempati oleh 13 raja yaitu diantaranya Raja Atian, Raja
Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Batiran, Raja Bonabatu, Raja Hormabulan,
Raja Karel Tanjung, Raja Mogam, Raja Nagaraja, Raja Rahalim, Raja
Rajaulan, Raja Ranjinman, dan Raja Raondop, walaupun hanya tinggal
sedikit namun masih bisa kita kunjungi karena di jadikan sebagai tempat
wisata.
Jabu Bolon adalah rumah adat dari suku Batak yang ada di Indonesia.
Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatra Utara. Rumah Bolon adalah
simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatra Utara. Pada
zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari 13 raja yang
tinggal di Sumatra Utara. 13 Raja tersebut adalah Raja Ranjinman, Raja
Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Bonabatu, Raja
Rajaulan, Raja Atian, Raja Hormabulan, Raja Raondop, Raja Rahalim, Raja
Karel Tanjung, dan Raja Mogam. Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam
masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun,
rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah
Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Sayangnya, rumah Bolon saat ini jumlah tidak terlalu banyak sehingga
beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan. Saat ini, rumah bolon
adalah salah satu objek wisata di Sumatra Utara. Rumah Bolon adalah salah

satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan


Ciri khas yang paling menonjol dari Rumah Adat Batak ini adalah
desain atapnya yang berbentuk menyerupai pelana kuda atau tanduk kerbau.
Atapnya dibuat cukup tinggi dengan sudut-sudut yang kecil. Bagian atap ini
biasanya dihiasi dengan lukisan atau ukiran khas kebudayaan Sumatera
Utara. Bangunan dari Rumah Adat Batak ini didesain dengan bentuk persegi
panjang dan konstruksi rumah panggung. Tiang-tiang penyangga yang
digunakan untuk menyangga bagian rumah utama memiliki tinggi sekitar
1,75 meter. Bagian bawah rumah ini juga biasanya dimanfaatkan untuk area
kandang hewan ternak. Dinding pada Rumah Bolon dibuat tidak terlalu
tinggi bahkan cenderung pendek tanpa plafon. Meskipun pendek namun
orang di dalamnya masih dapat berdiri dengan nyaman.

Catatan :
1. Tuliskan Di Buku Catatan Khusus Muatan Lokal
2. Foto & Kirim Ke Nomor WA Bapak
3. Bapak Tunggu Tugas Anda Hari Kamis, 14 Januari 2020 Pukul
20.00 WIB
4. Selamat Belajar..

Guru Mata Pelajaran

Anda mungkin juga menyukai