NIM : 041530191
TUGAS : 3(TIGA)
1. Keuangan Negara dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu yang pengelolaannya
dipisahkan, dan yang dikelola langsung oleh Negara. Silakan kemukakan!
Jawab :
1) Keuangan Negara yang Pengelolaannya Dipisahkan:
Definisi: Keuangan Negara yang pengelolaannya dipisahkan adalah dana yang
dikelola secara terpisah oleh instansi atau lembaga yang memiliki otonomi dalam
mengelola keuangannya. Dana ini dimiliki dan dikelola oleh lembaga tersebut secara
mandiri, dan penggunaan dan pertanggungjawabannya diatur oleh peraturan
perundang-undangan.
Contoh:
Badan Layanan Umum (BLU): Sebuah lembaga yang beroperasi di luar
struktur kementerian atau lembaga pemerintah, namun masih terkait dengan
fungsi pelayanan umum. Contoh, rumah sakit milik pemerintah yang
dijalankan sebagai BLU.
Dana Pensiun PNS: Dana yang disediakan untuk pensiun pegawai negeri
sipil, yang dikelola secara terpisah oleh instansi yang memiliki tanggung
jawab terhadap keuangan dan investasinya.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Meskipun termasuk ke dalam
keuangan yang dipisahkan, BUMN memiliki tingkat otonomi yang tinggi
dalam mengelola keuangannya, namun tetap memiliki keterkaitan dengan
pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas.
Contoh:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN): Semua penerimaan
dan pengeluaran yang menjadi wewenang pemerintah pusat, termasuk
pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan kesehatan, diatur
dalam APBN.
Dana Transfer ke Daerah: Meskipun merupakan dana yang diberikan
kepada pemerintah daerah, pengelolaan dan pertanggungjawabannya masih
terintegrasi dalam APBN, dan pemerintah pusat memiliki kendali penuh
terhadap alokasi dan penggunaannya.
Dana Moneter dan Fiskal: Termasuk cadangan devisa dan cadangan fiskal
yang dimiliki dan dikelola langsung oleh Bank Indonesia dan Kementerian
Keuangan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan fiskal nasional.
Pemisahan ini membantu mengelola keuangan negara secara lebih efisien dan responsif
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing lembaga atau instansi yang terlibat.
Jawab :
Penyusunan anggaran merupakan suatu proses perencanaan keuangan yang melibatkan
estimasi dan alokasi sumber daya keuangan untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut
adalah analisis tinjauan maksud dan tujuan penyusunan anggaran:
Maksud Penyusunan Anggaran:
1. Perencanaan Keuangan:
Maksud: Anggaran digunakan sebagai alat perencanaan keuangan untuk
merencanakan pengeluaran dan penerimaan keuangan selama periode tertentu.
Analisis: Dengan merinci rencana keuangan, organisasi dapat memahami kebutuhan
keuangan mereka dan merencanakan penggunaan sumber daya dengan lebih efisien.
3. Penetapan Prioritas:
Maksud: Anggaran membantu organisasi untuk menetapkan prioritas dengan
menunjukkan alokasi dana untuk berbagai proyek atau kegiatan.
Analisis: Dengan mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang mendukung tujuan
strategis, organisasi dapat fokus pada hal-hal yang paling penting.
4. Komunikasi Tujuan:
Maksud: Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi internal dan eksternal tentang
prioritas dan tujuan organisasi.
Analisis: Anggaran menyediakan pandangan yang jelas tentang arah dan tujuan
organisasi kepada pihak-pihak yang terlibat, termasuk karyawan, pemegang saham,
dan pihak eksternal.
5. Pemberdayaan Manajerial:
Tujuan: Anggaran memberdayakan manajemen dengan informasi yang diperlukan
untuk membuat keputusan yang tepat.
Analisis: Manajer dapat menggunakan anggaran sebagai alat untuk merencanakan,
mengontrol, dan mengkomunikasikan keputusan keuangan mereka.
3. Kemukakan dengan menggunakan teori yang relevan, alasan suatu negara memilih
kebijakan untuk mencetak uang!
Jawab :
Keputusan suatu negara untuk mencetak uang, atau yang disebut juga dengan ekspansi
moneter, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan teori ekonomi. Berikut adalah
beberapa alasan yang mungkin menjadi pertimbangan suatu negara dalam mengambil
kebijakan mencetak uang, serta teori yang relevan:
Alasan dan Teori Relevan:
Penting untuk diingat bahwa kebijakan mencetak uang tidak tanpa risiko. Inflasi yang
tidak terkendali dapat merugikan stabilitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, kebijakan ini perlu diimbangi dengan langkah-langkah lain dan
diimplementasikan dengan hati-hati sesuai dengan kondisi ekonomi dan tujuan
makroekonomi negara.