Anda di halaman 1dari 2

Kanza Salsabila Dwiandra Putri

2106743415 – B 반

ANALISIS TERJEMAHAN NOVEL

TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Perbedaan Novel Sumber dan Novel Terjemahan

Novel Sumber:

1. Banyak menggunakan tanda koma.


a. Contoh: Kepanasan dan kepayahan orang bekerja siang, apabila telah sofe
diobat dengan menyaksikan matahari yang hendak terbenam, dan mengecap
hawa taut, lebih-lebih lagi bila suka pula pergi makan angin ke jembatan, yaitu
panorama yang sengaja dijorokkan ke laut, di dekat benteng Kompeni.
2. Dialog dan non dialog dalam satu paragraf.
a. Contoh: "Saya luka, ... tolong ..." Cuma itu perkataan yang keluar dari mulut
Datuk Mantari Labih.

Novel Terjemahan:

1. Terdapat pengurangan makna.


a. Contoh: “MATAHARI telah hampir masuk ke dalam peraduannya.” Menjadi
“해가 넘어가고 있었다.”
2. Penanda waktu yang digunakan jelas. Menggunakan akhiran bentuk lampau.
3. Kalimat bahasa sumber yang terlalu panjang dibagi ke dalam beberapa kalimat.
4. Penulisan dialog punya tempat tersendiri.
a. Contoh: “멀지…멀고말고….”
5. Penjelasan mengenai beberapa istilah diletakkan di catatan kaki untuk memperjelas
makna penerjemahan.
Karakteristik Penerjemahan

Berdasarkan pada apa yang saya amati dari satu halaman terjemahan novel ini,
penerjemah cenderung berorientasi pada bahasa sumber dengan menggunakan metode
penerjemahan semantik. Penerjemah berfokus pada pemahamam dan pemindahan makna Bsu
dan berusaha sedekat mungkin ke dalam struktur sintaksis dan semantik ke dalam Bsa. Selain
itu, aspek-aspek budaya dari Tsu tetap dipertahankan tanpa banyak penyesuaian. Sebagai
gantinya, penjelasan mengenai hal tersebut diletakkan di catatan kaki. Penerjemahan juga
mempertahankan ekspresi yang digunakan oleh penulis asli. Metode ini lebih luwes jika
dibandingkan dengan penerjemahan setia.

Anda mungkin juga menyukai