Anda di halaman 1dari 18

MODULE 3

HITUNGAN DAYA DUKUNG


SUBGRADE HAULING ROAD

Dr. Ir. DIDIEK DJARWADI, M.Eng


PT PAMAPERSADA NUSANTARA

KERUSAKAN HAULING ROAD


Penyebab kerusakan pada hauling road adalah:

“DAYA DUKUNG SUBGRADE YANG TIDAK


SESUAI (KURANG) DARI NILAI YANG
DIPERLUKAN”

1
KERUSAKAN HAULING ROAD
Tanda kerusakan hauling road oleh karena kurangnya daya dukung subgrade:
subgrade:

“RUTTING PADA PERMUKAAN HAULING ROAD”


ROAD”

Rutting ringan
ringan

Rutting sedang

Rutting berat
berat

KERUSAKAN HAULING ROAD


Apabila dalam perencanaan hauling road tanpa lapis perkerasan rutting
tidak boleh terjadi, maka daya dukung yang diperlukan oleh subgrade
subgrade
akan sangat besar, sehingga perlu dipertimbangkan rutting maksimum
maksimum
yang diijinkan terjadi pada suatu hauling road yang tidak memiliki
memiliki lapis
perkerasan.

Untuk memperoleh subgrade degan daya dukung yang memadai untuk


suatu hauling road tanpa perkerasan yang direncanakan mendukung beban
tertentu, maka perlu dilakukan beberapa hal berikut ini.

a. Memilih bahan subgrade dari tanah yang kompeten.


b. Memadatkan subgrade lapis demi lapis dengan energi pemadatan yang
yang
cukup
c. Menghitung dengan formulasi yang kompeten daya dukung (dalam nilai
nilai
CBR) subgrade.
d. Membuat lapis penutup (surface coarse) pada subgrade untuk all
wheather road.
e. Apabila tidak diperoleh bahan subgrade dalam jarak yang ekonomis,
ekonomis,
dapat dilakukan perbaikan subgrade dengan cara tambahan base coarse,
soil cement atau metoda lain.
lain.

2
TEORI
Hitungan tebal base coarse untuk hauling road berdasarkan analisa
desain yang disampaikan oleh Giroud dan Han (2004a, 2004b)
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
berikut:

a) hitung gaya yang dapat didukung oleh subgrade (Ph=0),


b) bandingkan dengan beban desain roda,
roda,
c) apabila P > Ph=0, maka diperlukan lapisan base coarse
dengan/tanpa perkuatan geosintetik,
geosintetik,
d) apabila P < Ph=0, maka secara teoritis subgrade telah kuat
menahan beban roda sehingga tidak perlu lapisan base coarse,
tetapi perlu ditinjau apakan subgrade yang mempunyai daya
dukung > beban roda karena over compaction, dan masih perlu
lapisan base coarse dalam lapisan yang minimum untuk
melindungi lapisan base coarse dari perubahan kadar air,

TEORI
Konsep hitungan tebal base coarse suatu hauling road di idealisasikan
seperti terlihat pada Gambar 1. Beban roda (wheel load) seberat P
disalurkan oleh dua roda yang mempunyai tekanan ban sebesar p kepada
lapisan base coarse.

Idealisasi penyaluran beban roda ke lapisan base coarse.

3
TEORI
Hubungan antara beban roda (P) dengan tekanan ban (p) dapat
disampaikan dalam persamaan:
persamaan:

P = p. A (1)

dengan P : beban roda (kN),


kN),
p : tekanan ban (kPa
(kPa),
),
A : luas bidang kontak antara ban dengan base coarse (m2).

Dalam desain tebal lapisan base coarse dengan cara yang disampaikan
oleh Giroud dan Han (2004a, 2004b), bidang kontak antara ban
kendaraan dengan base coarse di idealisasikan sebagai lingkaran dengan
radius (jari-
(jari-jari) adalah r, sehingga luas bidang kontak adalah:

A = π .r 2 (2)

TEORI
dengan menghubungkan persamaan (1) dengan (2), maka nilai radius
bidangkontak dapat dituliskan kembali dalam persamaan:
persamaan:

P
r=
π.p (3)
Apabila tebal base coarse adalah nol,
nol, maka daya dukung sub grade dapat
disampaikan dalam persamaan:
persamaan:

Ph =0 = π .r 2 .m.N c .cu (4)

dengan nilai m adalah sebagai berikut:


berikut:
s
m =
fs (5)

dengan s : rutting yang disyaratkan,


disyaratkan,
fs : factor yang nilainya 75 mm.
m : bearing capacity mobilization coefficient

4
TEORI
dengan memasukkan nilai m dari persamaan (5) ke dalam persamaan (4), diperoleh
persamaan:
persamaan:

⎛ s ⎞
Ph =0 = ⎜⎜ ⎟⎟π .r 2 .N c .cu (6)
⎝ fs ⎠

cu = ∫ C .CBRsg (7)

dengan cu : kohesi subgrade dalam kondisi tak terdrainasi (kPa),


∫C : faktor yang nilainya setara dengan 30 kPa,
kPa,
CBRsg : nilai CBR subgrade.
subgrade.

diubah, maka pada tebal base coarse adalah


Apabila format persamaan diubah,
nol,
nol, nilai Ph=0 dapat disampaikan dalam persamaan:
persamaan:
⎛ s ⎞
Ph=0 = ⎜⎜ ⎟⎟π .r 2 .N c . f C CBRsg (8)
⎝ fs ⎠

HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE


Heavy Dumptruck (HD 465)

5
HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
Heavy Dumptruck (HD 785)

HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE


Heavy Dumptruck (HD 1500)
1500)

6
HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
Heavy Dumptruck (HD 465)

31,32 ton 66,55 ton

Hitungan tebal lapisan base coarse dilakukan sebagai berikut:


berikut:
a) Untuk heavy dumptruck (HD) kelas Komatsu HD 465 dengan muatan penuh dengan
konfigurasi beban seperti disampaikan dalam Handbook Komatsu dan disampaikan dalam
Gambar diatas,
diatas, maka beban gander belakang adalah 66,55 ton, sehingga beban roda
maksimum adalah 33,275 ton/set roda belakang, belakang, sehingga data tekanan disampaikan
sebagai berikut:
berikut:
b) beban roda = 33,275 ton/set roda (322,75 kN),kN),
c) tekanan ban = 110 lb/in2 (psi
(psi)) setara dengan 760 kPa
d) apabila nilai CBR rerata hauling road dicoba sebesar 12%,
e) rutting yang diijinkan (fs) untuk batasan pemeliharaan hauling road = 75mm.

HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE


Keseimbangan beban dan daya dukung disampaikan sebagai berikut:
berikut:
a) radius ekivalen bidang kontak ban dengan lapisan base coarse:

r=
P
r=
332,75 r = 0,373 m
π.p 3,14 x760

b) gaya yang dapat didukung subgrade adalah:

⎛ s ⎞ 2 ⎛ 75 ⎞
Ph =0 = ⎜⎜ ⎟⎟π .r .N c . f C CBRsg PH =0 = ⎜ ⎟ × π × 0,3732 × 3,14 × 30 × 12
⎝ fs ⎠ ⎝ 75 ⎠

Ph=0 = 493,83 kN
P = 332,75 kN

Faktor aman = 1,48

7
HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
Heavy Dumptruck (HD 785)

52,14 ton 105,865 ton

Hitungan tebal lapisan base coarse dilakukan sebagai berikut:


berikut:
a) Untuk heavy dumptruck (HD) kelas Komatsu HD 785 dengan muatan penuh dengan
konfigurasi beban seperti disampaikan dalam Handbook Komatsu dan disampaikan dalam
Gambar diatas,
diatas, maka beban gander belakang adalah 105,865 ton, sehingga beban roda
maksimum adalah 52,933 ton/set roda belakang, belakang, sehingga data tekanan disampaikan
sebagai berikut:
berikut:
b) beban roda = 52,933 ton/set roda (529,33 kN),kN),
c) tekanan ban = 110 lb/in2 (psi
(psi)) setara dengan 760 kPa
d) apabila nilai CBR rerata hauling road dicoba sebesar 12%,
e) rutting yang diijinkan (fs) untuk batasan pemeliharaan hauling road = 75mm.

HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE


Keseimbangan beban dan daya dukung disampaikan sebagai berikut:
berikut:
a) radius ekivalen bidang kontak ban dengan lapisan base coarse:

r=
P
r=
529,33 r = 0,5011 m
π.p 3,14 x760

b) gaya yang dapat didukung subgrade adalah:

⎛ s ⎞ 2 ⎛ 75 ⎞
Ph =0 = ⎜⎜ ⎟⎟π .r .N c . f C CBRsg PH =0 = ⎜ ⎟ × π × 0,50112 × 3,14 × 30 × 12
⎝ fs ⎠ ⎝ 75 ⎠

Ph=0 = 892,236 kN
P = 529,33 kN

Faktor aman = 1,68

8
HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
Heavy Dumptruck (HD 1500)
1500)

82,33
2,33 ton 167
167,,15 ton

Hitungan tebal lapisan base coarse dilakukan sebagai berikut:


berikut:
a) Untuk heavy dumptruck (HD) kelas Komatsu HD 1500 dengan muatan penuh dengan
konfigurasi beban seperti disampaikan dalam Handbook Komatsu dan disampaikan dalam
Gambar diatas,
diatas, maka beban gander belakang adalah 167, 67,15 ton, sehingga beban roda
maksimum adalah 83, 83,58 ton/set roda belakang,
belakang, sehingga data tekanan disampaikan sebagai
berikut:
berikut:
b) beban roda = 83,
83,58 ton/set roda (835,
835,80 kN),
kN),
c) tekanan ban = 110 lb/in2 (psi
(psi)) setara dengan 760 kPa
d) apabila nilai CBR rerata hauling road dicoba sebesar 12%,
e) rutting yang diijinkan (fs) untuk batasan pemeliharaan hauling road = 75mm.

HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE


Keseimbangan beban dan daya dukung disampaikan sebagai berikut:
berikut:
a) radius ekivalen bidang kontak ban dengan lapisan base coarse:

835,80 r = 0,592
r=
P r= 0,592 m
π.p 3,14 x760

b) gaya yang dapat didukung subgrade adalah:

⎛ s ⎞ 2 ⎛ 75 ⎞
Ph =0 = ⎜⎜ ⎟⎟π .r .N c . f C CBRsg PH =0 = ⎜ ⎟ × π × 0,592 2 × 3,14 × 30 × 12
⎝ fs ⎠ ⎝ 75 ⎠

Ph=0 = 1242,31 kN
P = 835,80 kN

Faktor aman = 1,48

9
HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
Dumptruck Kelas 20 ton (Nissan CWB dll)
dll)

26,00 ton 12,00 ton

Hitungan tebal lapisan base coarse dilakukan sebagai berikut:


berikut:
a) Untuk dumptruck (DT) kelas 20 ton (Nissan CWB dll) dll) dengan muatan penuh dengan
konfigurasi beban seperti disampaikan dalam disampaikan dalam Gambar diatas, diatas, maka
beban gander belakang adalah 26,00 ton, sehingga beban roda maksimum adalah 13,00
ton/set roda belakang,
belakang, sehingga data tekanan disampaikan sebagai berikut:
berikut:
b) beban roda = 13,00 ton/set roda (130,00 kN),kN),
c) tekanan ban = 105 lb/in2 (psi
(psi)) setara dengan 725,45 kPa
d) apabila nilai CBR rerata hauling road dicoba sebesar 12%,
e) rutting yang diijinkan (fs) untuk batasan pemeliharaan hauling road = 75mm.

HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE


Keseimbangan beban dan daya dukung disampaikan sebagai berikut:
berikut:
a) radius ekivalen bidang kontak ban dengan lapisan base coarse:

r=
P
r=
130,00 r = 0,239 m
π.p 3,14 x725,45

b) gaya yang dapat didukung subgrade adalah:

⎛ s ⎞ 2 ⎛ 75 ⎞
Ph =0 = ⎜⎜ ⎟⎟π .r .N c . f C CBRsg PH =0 = ⎜ ⎟ × π × 0,239 2 × 3,14 × 30 × 12
⎝ fs ⎠ ⎝ 75 ⎠

Ph=0 = 202,75 kN
P = 130,00 kN

Faktor aman = 1,55

10
HITUNGAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
Hasil hitungan menunjukkan bahwa meskipun kelas heavy
dumptruck berbeda, nilai CBR yang diperlukan relative sama
yaitu 12%. Dengan mentargetkan nilai CBR subgrade hauling road
sebesar 12%, maka secara teoritis hauling road akan dapat
menahan beban dumptruk kelas CWB dengan beban gandar 26
ton, HD 465 dengan beban gander 66,55 ton, HD 785 dengan
beban gandar 105,68 ton, maupun HD 1500 dengan beban
gander 167,15 ton tidak diperlukan base coarse.

Perlu diingat bahwa di dalam hitungan nilai fs yaitu rutting yang


diijinkan terjadi oleh karena variasi kepadatan tanah yang tidak
homogin adalah 75 mm, sehingga hauling road meskipun secara
acak telah mempunyai nilai CBR 12%, masih diperlukan
pemeliharaan untuk mengembalikan ke kondisi semula apabila
terjadi kerusakan permukaan hauling road oleh karena rutting.
Semakin kecil nilai rutting yang disyaratkan, nilai CBR akan
meningkat secara proporsional, sehingga apabila ingin bebas dari
pemeliharaan, maka secara teoritis nilai CBR hauling road yang
disyaratkan akan meningkat.

DAYA DUKUNG SUBGRADE


Beberapa kondisi tanah perlu dicermati oleh karena tuntutan daya
dukung berlaku setiap saat, sedangkan daya dukung tanah dapat
dipengaruhi oleh air (hujan).

20
18
16
unsoaked
Nilai CBR (%)

14
12
10
8
6
4
2 soaked
0
0 500 1000 1500

Energi pemadatan (kN/m/m 3)

Tanah jenis ini pada saat kering dan basah daya dukungnya tidak
memenuhi syarat, sehingga harus dipasang lapisan base coarse,
dilakukan soil cement, atau stabilisasi dengan kapur.

11
DAYA DUKUNG SUBGRADE
Beberapa kondisi tanah perlu dicermati oleh karena tuntutan daya
dukung berlaku setiap saat, sedangkan daya dukung tanah dapat
dipengaruhi oleh air (hujan).

20
unsoaked
18
16

Nilai CBR (%)


14
12
10
8
6
4 soaked
2
0
0 500 1000 1500

Energi pemadatan (kN/m/m3)

Tanah jenis ini pada saat kering daya dukung subgrade cukup, sedangkan
pada kondisi basah daya dukungnya tidak memenuhi syarat, sehingga
harus dipasang lapisan surface coarse, untuk melindungi subgrade dari
air hujan.

DAYA DUKUNG SUBGRADE


Beberapa kondisi tanah perlu dicermati oleh karena tuntutan daya
dukung berlaku setiap saat, sedangkan daya dukung tanah dapat
dipengaruhi oleh air (hujan).

20
unsoaked
18
16
Nilai CBR (%)

14
12
10
soaked
8
6
4
2
0
0 500 1000 1500

Energi pemadatan (kN/m/m 3)

Tanah jenis ini pada saat kering dan basah daya dukungnya memenuhi
syarat, sehingga dapat digunakan baik dalam musim basah maupun hujan
tanpa lapisan base coarse maupun surface coarse.

12
CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH
UNTUK SUBGRADE
Contoh hasil identifikasi tanah untuk subgrade telah dilakukan pada
jobsite: - ADARO (selesai)
- INDOMINCO (on progres)
- ABKL (on progres)

• Wara floor W 100


• Wara roof W 210
• Wara 2
• Wara RMI 1
• Wara RMI 2
• Low wall Tutupan
• High wall 2A
• Tutupan High Wall 2

CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH UNTUK


SUBGRADE

50
45
40
35
CBR (%)

30 unsoaked
25 soaked
20
15
10
5
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Energi Pemadatan (kN-m/m3)

Notasi:
Pemadatan Standard Proctor
Pemadatan Modified Proctor

Hubungan antara kepadatan dan daya dukung tanah Wara Floor W 100

13
CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH UNTUK
SUBGRADE

30

25
unsoaked
20
CBR (%)

15
soaked
10

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Energi Pemadatan (kN-m/m3)

Notasi:
Pemadatan Standard Proctor
Pemadatan Modified Proctor

Hubungan antara kepadatan dan daya dukung Wara Roof W 210

CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH UNTUK


SUBGRADE

14
12
10
CBR (%)

8 unsoaked

6
4 soaked
2
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Energi Pemadatan (kN-m/m3)

Notasi:
Pemadatan Standard Proctor
Pemadatan Modified Proctor

Hubungan antara kepadatan dan daya dukung tanah Wara 2

14
CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH UNTUK
SUBGRADE

60

50

40
CBR (%)

unsoaked
30
soaked
20

10

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Energi Pemadatan (kN-m/m3)

Notasi:
Pemadatan Standard Proctor
Pemadatan Modified Proctor

Hubungan antara kepadatan dan daya dukung tanah Wara RMI 1

CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH UNTUK


SUBGRADE

30

25

20
CBR (%)

unsoaked
soaked
15

10

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Energi Pemadatan (kN-m/m3)

Notasi:
Pemadatan Standard Proctor
Pemadatan Modified Proctor

Hubungan antara kepadatan dan daya dukung tanah Wara RMI 2

15
CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH UNTUK
SUBGRADE

25

20
unsoaked
CBR (%)

15 soaked

10

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Energi Pemadatan (kN-m/m3)

Notasi:
Pemadatan Standard Proctor
Pemadatan Modified Proctor

Hubungan antara kepadatan dan daya dukung tanah Low Wall Tutupan

CONTOH HASIL IDENTIFIKASI TANAH UNTUK


SUBGRADE

20
18
16
14 unsoaked
CBR (%)

12
10
8
soaked
6
4
2
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Energi Pemadatan (kN-m/m3)

Notasi:
Pemadatan Standard Proctor
Pemadatan Modified Proctor

Hubungan antara kepadatan dan daya dukung tanah Tutupan High Wall 2

16
UJI LAPANGAN UNTUK SUBGRADE
Dynamic Cone Penetration Test (DCPT)

Mata cone sekali pakai

mata cone multi pakai dgn kalibrasi

UJI LAPANGAN UNTUK SUBGRADE


Hubungan nilai CBR dengan Dynamic Cone Penetration Test (DCPT)

17
UJI LAPANGAN UNTUK SUBGRADE

Terima Kasih Didiek Djarwadi 2012

18

Anda mungkin juga menyukai