Anda di halaman 1dari 13

ADVOKASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK

DALAM DOKUMEN PERENCANAAN


PEMBANGUNAN

1
Perlindungan Anak secara khusus merupakan bagian dari PP 5 tentang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan
dan Pemuda di PN 3 RPJMN 2020-2024

INDIKATOR DAN TARGET STRATEGI

Indikator Baseline Target 2024


Penguatan regulasi dan penegakkan Peningkatan partisipasi anak dalam
hukum yang proporsional terhadap pembangunan sesuai dengan tingkat
62,72 73,49 kematangan usianya.
Indeks Perlindungan Anak (IPA) kepentingan terbaik anak.
(2018)
Penguatan koordinasi dan sinergi upaya
Penguatan efektivitas kelembagaan
pencegahan perkawinan anak dengan
Prevalensi anak usia 13-17 tahun L: 61,7 melalui peningkatan kapasitas SDM, melibatkan berbagai pemangku
Menurun penyedia layanan, koordinasi, sistem
yang pernah mengalami kekerasan P: 62,0 kepentingan.
sepanjang hidupnya (%) data dan informasi, serta fungsi
pembinaan dan pengawasan
Penguatan pengasuhan di lingkungan
Proporsi perempuan umur 20-24 11,2 Peningkatan pemahaman tentang keluarga dan pengasuhan sementara di
tahun yang menikah sebelum 18 8,74
(2018) perlindungan anak bagi para institusi lainnya.
tahun
pemangku kepentingan, masyarakat,
keluarga, dan anak Peningkatan akses layanan dasar yang
ARAH KEBIJAKAN terpadu, ramah dan inklusif bagi seluruh
Penguatan jejaring antara pemerintah anak terutama bagi anak yang berada
dengan komunitas, media massa, dunia pada situasi dan kondisi khusus.
Pewujudan INDONESIA LAYAK ANAK melalui penguatan Sistem usaha, dan lembaga masyarakat.
Perlindungan Anak yang responsif terhadap keragaman dan Peningkatan layanan dan rehabilitasi
karakteristik wilayah anak untuk memastikan anak menikmati Penguatan upaya pencegahan dan bagi anak yang membutuhkan
haknya penanganan berbagai tindak perlindungan khusus.
kekerasan, eksploitasi termasuk isu
pekerja anak, dan penelantaran pada
anak.

BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF


Perlindungan Anak merupakan bagian dari PP 1 tentang Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi
Pancasila di PN 4 RPJMN 2020-2024

ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR DAN TARGET


Indikator Baseline Target 2024
Revolusi mental dan pembinaan
ideologi Pancasila untuk 53,6 61,0
Indeks Pembangunan Keluarga
(2018)
memperkukuh ketahanan budaya
bangsa dan membentuk
mentalitas bangsa yang maju, 21,8 22,1
Median Usia Kawin Pertama Perempuan (SDKI, 2017)
modern, dan berkarakter.

STRATEGI
Revolusi mental dalam sistem sosial
untuk memperkuat ketahanan, kualitas dan 1 Penyiapan kehidupan berkeluarga dan kecakapan hidup.
peran keluarga dan masyarakat dalam
pembentukan karakter anak melalui 2 Peningkatan kualitas keluarga berdasarkan siklus hidup dengan memperhatikan
pengasuhan berbasis hak anak berdasarkan kesinambungan antar generasi, sebagai upaya penguatan fungsi dan nilai keluarga.
karakteristik wilayah dan target sasaran, yang
mencakup: Pewujudan lingkungan yang kondusif melalui penguatan masyarakat,
3
kelembagaan, regulasi, penyediaan sarana dan prasarana, serta partisipasi media
dan dunia usaha. 3

BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF


KEGIATAN PRIORITAS PERLINDUNGAN ANAK DALAM RPJMN 2020-2024

2020 2021 2022

Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas


Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
Perempuan dan Pemuda
Proyek Prioritas Proyek Prioritas
Proyek Prioritas Penjaminan Pemenuhan Hak Anak secara Penjaminan Pemenuhan Hak Anak secara
Penjaminan Pemenuhan Hak Anak secara Universal Universal Universal

• Terdapat 1 RO yang mendukung ProP ini. • Terdapat 16 RO yang mendukung ProP ini. • Terdapat 22 RO yang mendukung ProP ini.
Proyek Prioritas Proyek Prioritas Proyek Prioritas
Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan, Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan, Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan,
Eksploitasi, Penelantaran dan Perlakuan Salah Eksploitasi, Penelantaran dan Perlakuan Salah Eksploitasi, Penelantaran dan Perlakuan Salah
Lainnya Lainnya Lainnya

• Terdapat 10 RO yang mendukung ProP ini. • Terdapat 9 RO yang mendukung ProP ini. • Terdapat 26 RO yang mendukung ProP ini.

2023 CATATAN
Kegiatan Prioritas • Sejak tahun 2021 hingga saat ini, Kegiatan Prioritas terkait Pemenuhan Hak dan
Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, Perempuan
Perlindungan Anak telah di state secara spesifik dan khusus.
dan Pemuda
• Dari tahun ke tahun, kegiatan/rincian output yang mendukung KP Pemenuhan Hak dan
Proyek Prioritas
Penjaminan Pemenuhan Hak Anak secara Universal Perlindungan Anak bertambah banyak dan beragam serta meliputi lintas sektor (salah
satunya adalah APH).
• Terdapat 32 RO yang mendukung ProP ini. • Diperlukan masukan dan kesepakatan dari K/L, Mitra Pembangunan dan CSO terkait
Proyek Prioritas penajaman kegiatan prioritas yang akan digunakan dan ditetapkan dalam perencanaan
Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan, Eksploitasi, selanjutnya.
Penelantaran dan Perlakuan Salah Lainnya
• Kegiatan diatas merupakan rincian kegiatan priroitas dari KemenPPPA, Kemendagri,
• Terdapat 31 RO yang mendukung ProP ini. Kemenkumham, Kemenaker dan Kejaksanaan Agung
4
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
.
CAPAIAN DAN ISU STRATEGIS PERLINDUNGAN ANAK

5
RPJMN 2020-2024: TARGET & CAPAIAN
PEMBANGUNAN PERLINDUNGAN ANAK (1/2)
INDIKATOR UTAMA

TARGET CAPAIAN
INDIKATOR BASE LINE
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021

Indeks Perlindungan Anak (IPA) 62,72 (2018) 66,34 68,1 69,87 71,66 73,49 66,86 61,38

Proporsi perempuan umur 20-24


11,21 (Susenas,
tahun yang menikah sebelum 18 10,19 9,8 9,44 9,08 8,74 10,35 9,23
2018)
tahun
Laki - Laki:
Laki - Laki: 61,7 34
Prevalensi anak usia 13-17 tahun
Perempuan: 62 menurun menurun menurun menurun menurun menuru Perempuan
yang pernah mengalami kekerasan n
(SNPHAR, : 62
sepanjang hidupnya (%)
2018) (SNPHAR,
2021)

6
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
RPJMN 2020-2024: TARGET & CAPAIAN
PEMBANGUNAN PERLINDUNGAN ANAK (2/2)
INDIKATOR PENDUKUNG
Target RPJMN Realisasi
No Indikator Status
2021 2021
1. Indeks Perlindungan Khusus Anak (IPKA) 76,13 73,59 Tidak tercapai
2. Indeks Pemenuhan Hak Anak (IPHA) 65,79 58,34 Tidak Tercapai
3. Persentase balita yang mendapatkan 3,59
pengasuhan tidak layak 3,69 Tercapai

4. Jumlah Provinsi/Kab/Kota yang 270


memperoleh predikat KLA 275 Tercapai

5. Jumlah daerah dengan penurunan angka 5


perkawinan anak (provinsi) 5 Tercapai

6. Persentase anak berusia 10-17 tahun yang 5,53


bekerja 7,90 Tercapai

7. Persentase anak korban kekerasan yang 68


mendapatkan layanan komprehensif 63,80 On track

7
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
Isu bidang Perlindungan Anak: Kekerasan terhadap Anak

1. Pengasuhan anak belum sesuai dengan pemenuhan hak anak


Jumlah kasus dan jumlah
2. Belum meratanya akses layanan dan masih rendahnya kompetensi SDM penyelenggara
3. Partisipasi anak yang belum bermakna korban kekerasan terhadap
anak meningkat dari tahun
Tingkat kemiskinan anak lebih tinggi di kelompok anak usia lebih muda, memiliki keterbatasan 2019 hingga 2021 (SIMFONI-
PPA)
Tingkat Kemiskinan Anak & Perkarwinan Anak

gerak/mobilitas (disabilitas), berada di desa dan tingkat pendidikan kepala keluarga yang rendah.
Perkawinan Anak juga lebih tinggi di kelp keluarga miskin dengan kombinasi dua faktor terakhir: Sumber: SMERU, 2022
berada di desa dan tingkat pendidikan kepala keluarga rendah

3,75% anak 75
73,49
tidak tinggal 71,66 Capaian IPA tahun
70 66,89 69,87 2020 lebih tinggi
bersama kedua 68,10
dibandingkan
66,26 66,34
orangtua nya 65
target, namun
(Susenas, 2021). 62,72
61,38 tahun 2021 capaian
60
mengalami

Indeks Perlindungan Anak (IPA)


penurunan
55
dibandingkan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
target yang telah
TARGET RPJM N CAPAIAN ditetapkan dalam
RPJMN.
Tingkat kemiskinan anak lebih tinggi Dalam masa pandemi, angka
dari populasi pada umumnya Perkawinan Anak sedikit meningkat
Sumber Data: SUSENAS 2015-2021 dari SMERU, 2022

Hak Sipil dan Kebebasan Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya 2020
Terdapat 11,58% anak usia 0-17 tahun 3,81% anak usia 5-17 tahun tidak 2021
yang tidak memiliki akta kelahiran bersekolah lagi (Profil Anak
(BPS, 2021). Indonesia, 2021).
Sumber: KemenPPPA & BPS,
Disparitas Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran Disparitas Partisipasi Sekolah 2022

Papua Yogyakarta Perdesaan Perkotaan


45,19% 98,14% 4,55% 3,18% Penyebaran layanan belum merata dan program yang serupa berjalan in silos;
kurangnya layanan lanjutan, dan efektivitas rehabilitasi. Penyebaran SDM
Masalah konvensional anak terlantar, pekerja anak, perkawinan anak, dll akan terus ada jika IPA
profesional belum merata dan belum terstandar, lemahnya kompetensi.
rendah (Kluster I dan IV), ditambah disparitas cakupan 8
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
TANTANGAN Perlindungan Anak
Kejahatan online yang
menjerat anak meningkat
Tantangan Global
rata-rata setiap tahun: Tahun Tantangan Regulasi
2017 menjadi 608 kasus dan
pada 2020 mencapai 651
kasus, dengan total 2,591
antara 2017-2020 (KPAI,
2022) • Pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan PP 59/2019
Kejahatan Perubahan
tentang Penyelenggaraan Koordinasi Perlindungan
online Iklim
Indonesia high risk, urutan 46, Anak
untuk dampak perubahan iklim • Harmonisasi RPJMD dan Laporan Penyelenggaraan
pada anak (WHO, UNICEF). Pemerintahan Daerah (LPPD): Indeks Perlindungan
Indonesia sangat rentan Anak (IPA) menjadi dasar penyusunan RPJMD dan
Kesehatan
terhadap bencana masuk sebagai Indikator Kinerja Kunci LPPD
Mental
hidrometeorologis - topan, • Harmonisasi Peraturan Penanggulangan Tindak
banjir, longsor, kebakaran hutan Kekerasan di institusi, misal: Revisi Permendikbud
dan lahan (World Bank dan ADB, 82/2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
2021). Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
34,9% (15,5 juta) remaja Tantangan: Pemerataan Akses perlu diharmonisasi dengan Peraturan Menteri Agama
mengalami masalah 73/2022 tentang Penanganan dan Pencegahan
kesehatan mental (I- 1. Kebijakan memperhatikan kearifan lokal, faktor Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan
NAMHS, 2022). sosiobudaya, kapasitas SDM, penyedia layanan, • Sejak Amandemen Kedua UUD 1945 Tahun 2000 yang
dan kemampuan keuangan daerah. memasukkan hak-hak anak pada Pasal 28B ayat (2)
Tantangan Kelembagaan dan UU Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002, dalam
2. Dukungan dari tingkat pusat dan provinsi baik
Konsep kelembagaan yang direkomendasikan dari pemerintah maupun non pemerintahan kurun waktu 2004–2024 peraturan perlindungan anak
pada dasarnya adalah memperjelas: diberikan sesuai dengan kebutuhan wilayah terus dilengkapi, diubah dan dibuat peraturan di
1. Pembagian wewenang PD yang mengampu secara sinergis dan koordinatif bawahnya (PP, Perpres, Permen).
bidang PA dan Dinas Sosial dalam pemberian 3. Penguatan kapasitas sistem pendataan,
layanan korban. kebijakan daerah, dan layanan PA di tingkat
2. Naungan bagi SDM Perlindungan Anak multi- kab/kota dimulai dari desa/kelurahan dengan
peran yang bekerja lintas program di tingkat menggunakan pendekatan pemberdayaan
kabupaten/kota hingga desa/kelurahan. masyarakat. 9
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
HIGHLIGHT ISU BIDANG PERLINDUNGAN ANAK
(Background Study RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2024-2029)

ISU PADA LEVEL ANAK ISU PADA LEVEL KELUARGA, KOMUNITAS DAN MASYARAKAT

1. Terbatasnya akses layanan kebutuhan dasar anak dalam kondisi khusus 1. Kualitas Pengasuhan rendah: minim dukungan bagi pengasuh alternatif,
(anak jalanan, anak dalam situasi bencana, dan anak di daerah 3T). kemampuan pengasuhan orang tua, dukungan bagi orang tua bekerja.
2. Belum optimalnya pemenuhan hak dasar anak selama proses rehabilitasi 2. Hambatan dokumen kependudukan anak: perkawinan orang tua tidak
sosial. sah, anak di LKSA dan dalam pengasuhan alternatif.
3. Belum optimalnya peningkatan kapasitas anak dan rendahnya pemahaman 3. Perlunya Pengawasan dari masyarakat (termasuk anak) untuk mendeteksi
masyarakat yang membuat anak belum dapat berpartisipasi secara pengasuhan tidak layak/kekerasan terhadap anak.
bermakna terutama di sekolah dan dalam proses perencanaan serta 4. Perlunya Peningkatan kapasitas masyarakat dalam mendeteksi dini dan
pembangunan. pemberian layanan perlindungan anak, dengan memaksimalkan
4. Tingginya risiko dampak perubahan iklim terhadap kesejahteraan, kelompok yang sudah ada (co. PLKB, PATBM, shelter warga, KPAD).
kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak. 5. Pelibatan tokoh keagamaan dan adat dalam mengimplementasikan
5. Maraknya kasus kekerasan di satuan pendidikan. panduan DRPPA di desa berbasis masyarakat.
6. Masih tingginya angka perkawinan anak dan dispensasi kawin. 6. Kurangnya pemahaman guru dan orang dewasa lain mengenai hak-hak
7. Tingginya kerentanan anak mengalami kekerasan, trafficking, dan anak – perlu pementukan Satgas PA/sekolah
keterpisahan dengan keluarga khususnya bagi anak dalam situasi bencana. 7. Sulit untuk menjangkau anak tidak sekolah yang tidak tercatat di
8. Rendahnya aksesibilitas bagi anak dengan disabilitas baik untuk Pendidikan dapodik, karena mereka tidak tercatat baik di Kemendikbud maupun
maupun sarpras di ruang publik Kemenag.

9. Tantangan pengasuhan anak pasca pembinaan di LPKA karena sangat sulit


kembali ke keluarga.
10. Masalah keterlibatan anak dengan narkotika, terutama di kota besar.

10
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
HIGHLIGHT ISU BIDANG PERLINDUNGAN ANAK
(Background Study RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2024-2029)

ISU PADA LEVEL KELEMBAGAAN


Regulasi Koordinasi dan Sinergi Sistem Data dan Informasi
1. Belum tersedianya aturan tentang anak yang 1. Layanan perlindungan belum sinergis. 1. Belum optimalnya sistem data
bekerja di sektor digital. Masih terjadi overlapping pemberian nasional Perlindungan Anak.
2. Perlunya review penerapan peraturan layanan karena ego sektoral di tingkat K/L
tentang perlindungan anak, antara lain PP dan OPD. 2. Masih adanya kendala dalam
59/2019 tentang Penyelenggaraan Koordinasi 2. Pemahaman yang belum sama tentang dokumentasi kependudukan anak.
Perlindungan Anak; PP 44/2017 tentang pentingnya pelibatan anak dalam proses
Pelaksanaan Pengasuhan Anak; dsb. perencanaan pembangunan.
3. Perlunya peraturan yang mengatur 3. Upaya scaling-up berbagai praktik baik
pengawasan platform digital dan kebijakan program perlindungan anak oleh K/L dan
data privasi. mitra pembangunan belum optimal.
4. Peta jalan SPPA dapat menjadi rujukan 4. Masih terbatasnya sosialisasi peraturan
layanan PA terintegrasi. tentang perlindungan anak.
5. UU TPKS dan Perpres Stranas PKTA perlu 5. Perlunya adaptasi mekanisme sosialisasi
ditindaklanjuti di tingkat daerah secara daring dengan tetap menjaga
kualitas hasil.
6. Perlunya Sistem Perlindungan Anak (SPA)
terbangun sampai tingkat kecamatan
7. Perlunya DRPPA bersinergi dengan program
PA lainnya sehingga intervensi bisa
maksimal dan holistik integratif. 11
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
HIGHLIGHT ISU BIDANG PERLINDUNGAN ANAK
(Background Study RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2024-2029)

ISU PADA LEVEL KELEMBAGAAN

Peningkatan Kapasitas SDM Pendanaan


Penyediaan Layanan
1. Pemahaman yang belum sama 1. Masih terbatasnya penganggaran
1. Mekanisme aduan/laporan oleh warga tentang perlindungan anak bagi SDM perlindungan anak, khususnya untuk
belum tersosialisasi secara masif. Layanan penyedia layanan (aparat penegak rehabilitasi dan pendampingan.
SAPA 129 belum optimal. 2. Perlu ada penetapan khusus melalui SE
hukum, tenaga pendidik, tenaga
2. Adanya batasan waktu untuk rehabilitasi. layanan sosial). Mendagri terkait proporsi anggaran daerah
untuk perlindungan anak.
3. Belum optimalnya UPTD PPA yang baru 2. Belum tersedianya standardisasi SDM
ada di 33 Provinsi dan 207 Kab/Kota. 3. Belum ada anggaran khusus untuk isu
layanan perlindungan anak, seperti perlindungan anak di desa.
4. Perlunya standardisasi layanan anak di psikolog, penyuluh, guru, dll yang
4. Perlunya kebijakan tagging pendanaan
sekolah berasrama dan non-asrama. bekerja langsung dengan anak. bidang perlindungan anak yang ”ajeg”.
5. Kebutuhan layanan lanjutan (after care) 3. Perlunya penyediaan tenaga layanan 5. Masih terbatasnya pembiayaan peningkatan
untuk anak yang telah menyelesaikan profesional untuk UPTD PPA hingga kapasitas SDM perlindungan anak di daerah.
pembinaan di LKPA, LPKS, atau keluara level kecamatan.
dari panti Asuan.
4. Program PPT seperti dokter diusulkan
6. Kebutuhan penguatan makanisme
untuk diadakan lagi termasuk untuk
rujukan ke Lembaga lain untuk layanan
Psikolog, pekerja Sosial, sarjana
bagi anak. Belum berbasis kesepakatan
tertulis antar Lembaga atau dalam SK
hukum, dll.
Walikota/Bupati.
12
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai