Anda di halaman 1dari 1

Executive Summary – Activity Based Costing

Nama: Cecilia Elshadai Korompis


Activity-based costing atau ABC merupakan metode penentuan HPP (Product costing)
yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan
manajemen.
Traditional absorption costing dirancang untuk menyediakan data untuk laporan keuangan
eksternal. Sebaliknya, activity-based costing dirancang untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan internal. Ada 3 perbedaan dalam Traditional absorption costing dan activity-based
costing. Dalam activity-based costing:
1) Nonmanufacturing dan manufacturing cost dapat dibebankan pada produk, namun
hanya berdasarkan sebab akibat.
2) Beberapa biaya produksi mungkin dikecualikan dari biaya produk
3) Banyak kumpulan biaya overhead yang digunakan, yang masing-masing dialokasikan
pada produk dan objek biaya lainnya menggunakan ukuran aktivitas uniknya sendiri.
Dalam Traditional absorption costing:
1) Manufacturing cost dapat dibebankan pada produk dan Nonmanufacturing Cost tidak
dibebankan pada produk
2) Semua biaya produksi dibebankan pada produk, bahkan biaya produksi yang bukan
disebabkan oleh produk tersebut
Dalam activity-based costing, Activity adalah peristiwa apapun yang menyebabkan
konsumsi sumber daya overhead. Activity cost pool adalah “bucket” dimana biaya
diakumulasikan dan berhubungan dengan ukuran aktivitas tunggal dalam sistem ABC.
Activity measure adalah basis alokasi dalam sistem penetapan biaya berdasarkan aktivitas.
Transaction drivers adalah penghitungan sederhana berapa kali suatu aktivitas terjadi,
seperti jumlah tagihan yang dikirim ke pelanggan. Duration drivers mengukur jumlah waktu
yang diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas, seperti waktu yang dihabiskan untuk
menyiapkan tagihan individu untuk pelanggan.
Traditional cost systems hanya mengandalkan basis alokasi yang didorong oleh volume
produksi. Sedangkan activity-based costing mendefinisikan 5 tingkat aktivitas, yaitu:
1) Unit-level activities, dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi. Biaya unit-level
activities harus proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
2) Batch-level activities, dilakukan setaip kali batch ditangani atau diproses, terlepas
dari berapa banyak unit dalam batch.
3) Product-level activities, berkaitan dengan produk tertentu dan biasanya harus
dilakukan tanpa memperhatikan berapa banyak batch yang dijalankan atau unit
produk yang diproduksi atau dijual.
4) Customer-level activities, berhubungan dengan pelanggan tertentu dan mencakup
aktivitas seperti sales calls, catalog mailings, dan general technical support yang tidak
terikat produk tertentu
5) Organization-sustaining activities, dilakukan tanpa memandang pelanggan mana
yang dilayani, produk apa yang diproduksi, berapa abtch yang dijalankan, atau berapa
unit yang dibuat.

Anda mungkin juga menyukai