Activity-based costing atau ABC merupakan metode penentuan HPP (Product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen. Traditional absorption costing dirancang untuk menyediakan data untuk laporan keuangan eksternal. Sebaliknya, activity-based costing dirancang untuk digunakan dalam pengambilan keputusan internal. Ada 3 perbedaan dalam Traditional absorption costing dan activity-based costing. Dalam activity-based costing: 1) Nonmanufacturing dan manufacturing cost dapat dibebankan pada produk, namun hanya berdasarkan sebab akibat. 2) Beberapa biaya produksi mungkin dikecualikan dari biaya produk 3) Banyak kumpulan biaya overhead yang digunakan, yang masing-masing dialokasikan pada produk dan objek biaya lainnya menggunakan ukuran aktivitas uniknya sendiri. Dalam Traditional absorption costing: 1) Manufacturing cost dapat dibebankan pada produk dan Nonmanufacturing Cost tidak dibebankan pada produk 2) Semua biaya produksi dibebankan pada produk, bahkan biaya produksi yang bukan disebabkan oleh produk tersebut Dalam activity-based costing, Activity adalah peristiwa apapun yang menyebabkan konsumsi sumber daya overhead. Activity cost pool adalah “bucket” dimana biaya diakumulasikan dan berhubungan dengan ukuran aktivitas tunggal dalam sistem ABC. Activity measure adalah basis alokasi dalam sistem penetapan biaya berdasarkan aktivitas. Transaction drivers adalah penghitungan sederhana berapa kali suatu aktivitas terjadi, seperti jumlah tagihan yang dikirim ke pelanggan. Duration drivers mengukur jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas, seperti waktu yang dihabiskan untuk menyiapkan tagihan individu untuk pelanggan. Traditional cost systems hanya mengandalkan basis alokasi yang didorong oleh volume produksi. Sedangkan activity-based costing mendefinisikan 5 tingkat aktivitas, yaitu: 1) Unit-level activities, dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi. Biaya unit-level activities harus proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi. 2) Batch-level activities, dilakukan setaip kali batch ditangani atau diproses, terlepas dari berapa banyak unit dalam batch. 3) Product-level activities, berkaitan dengan produk tertentu dan biasanya harus dilakukan tanpa memperhatikan berapa banyak batch yang dijalankan atau unit produk yang diproduksi atau dijual. 4) Customer-level activities, berhubungan dengan pelanggan tertentu dan mencakup aktivitas seperti sales calls, catalog mailings, dan general technical support yang tidak terikat produk tertentu 5) Organization-sustaining activities, dilakukan tanpa memandang pelanggan mana yang dilayani, produk apa yang diproduksi, berapa abtch yang dijalankan, atau berapa unit yang dibuat.