Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN HASIL KARYA ILMIAH

STUDY TOUR DI JAKARTA


Disusun untuk melengkapi tugas Bahasa Indonesia

Disusun oleh:

Kelompok 5

Anggota:

1. Adi Farid
2. Eva puspita
3. Risma Fajriah
4. Salsa Rahayu
5. Viony Sintiya A. A

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

MTs PUI GEREBA

JLN KAWALI - CIPAKU NO. 375 TLP. (0265) 791601

KEC CIPAKU KAB CIAMIS KODE POS 46252

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
tantang “Laporan Kegiatan Studytour” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada:

1. Bapak H. Hasan Ma'mun, S. Ag. M. Pd. I selaku kepala Madrasah Tsanawiyah


PUI GEREBA
2. Ibu Nurhalimah, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Bapak Yayat Ruhiyat S.Pd selaku pembimbing kami sekaligus Wali kelas IX-B
4. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
laporan ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah kami yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapa saja yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun bagi orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang
akan datang.

Ciakar, 25 Januari 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

2
BAB I ............................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ..................................................................................... 5
B. Tujuan ................................................................................................... 6
C. Metode Penulisan ................................................................................ 6
D. Sistematika Penulisan......................................................................... 8
BAB II........................................................................................................... 9
PEMBAHASAN............................................................................................ 9
Kunjungan Obyek ........................................................................................ 9
1. Monumen Nasional (MONAS)............................................................ 9
a. Letak geografis ............................................................................... 12
b. Sejarah berdirinya ........................................................................... 12
c. Diorama ........................................................................................... 36
2. Atlantis water adventure (AWA).......................................................... 72
a. Letak geografis ............................................................................... 73
b. Sejarah berdirinya ........................................................................... 73
c. Fasilitas .......................................................................................... 73
3. Dunia Fantasi (DUFAN)....................................................................... 75
a. Letak geografis............................................................................... 76
b. Sejarahberdirinya ............................................................................ 76
c. Fasilitas ............................................................................................ 79
BAB III.......................................................................................................... 88
KESIMPULAN ............................................................................................. 88
a. Kesimpulan ........................................................................................... 88
b. Saran..................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 90

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

3
Pada tanggal 24-26 Januari 2023.MTs PUI GEREBA mengadakan kegiatan
study tour ke Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas VIII dan IX. Latar
belakang dilaksanakan kegiatan ini berdasarkan:

1. Program tahunan MTs PUI GEREBA.


2. Keinginan para siswa-siswi Kelas VIII dan IX ke Jakarta.

Karya wisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan siswa. Setelah karya wisata, siswa diwajibkan untuk
membuat karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan. Laporan karya tulis ini merupakan tugas bagi semua siswa kelas VIII
dan IX MTs PUI GEREBA. Dalam penyusunan karya tulis ini, siswa diharapkan
dapat melaporkan segala pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama
menjalankan kegiatan studytour.

1. Monumen nasional (MONAS)

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu
Monasa dalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan
untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut
kemerdekaandari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan
monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden
Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai
lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat
perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah
Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

2. Atlantis Water Adventure(AWA)

Atlantis Water Adventures merupakan taman rekreasi air tematik dengan


konsep peradaban dan kota-kota kuno di wilayah Mediterania yang lenyap
akibat letusan gunung api dan gempa bumi.Atlantis Water Adventures yang
dahulu bernama Gelanggang Renang Ancol resmi dibuka untuk umum pada
tanggal 28 Juni 1974 diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Bapak Let.Jend
Marinir Ali Sadikin dengan luar areal menjadi 7 HA.

Atlantis Water Adventures mengajak para pengunjung untuk merasakan


petualangan ke dunia yang hilang dengan mengarungi Sembilan jenis kolam dan
ragam permainan Wahana yang asyik dan juga menantang

3. DUFAN

Dufan atau Dunia Fantasi merupakan tempat hiburan terbesar di Jakarta


yang menarik. Dunia Fantasi yang biasa disingkat Dufan yang terletak di
kawasan Ancol Taman Impian, Jakarta Utara, menjadi tempat tujuan rekreasi

4
bagi warga Jakarta maupun luar kota Jakarta, baik untuk keluarga atau kaum
muda. Walaupun tempat ini sudah tidak asing bagi warga Jakarta, tetapi ada
banyak hal yang membuat pengunjung tidak bosan untuk mengunjunginya lagi.
Hal ini tidak mengherankan, karena tempat wisata yang berlogo primata
bekantan ini memiliki keunggulan untuk menarik pengunjung.

Jakarta boleh berbangga karena memiliki Dufan yang memiliki beraneka


ragam permainan yang mirip dengan yang ada di negeri lain. Di kota yang tidak
terlalu banyak memiliki tempat wisata, Dufan seolah telah menjawab kebutuhan
untuk berekreasi bagi warganya. Seperti umumnya masyarakat perkotaan yang
sibuk, para keluarga umumnya memilih Dufan Ancol untuk berlibur karena
letaknya yang dekat yaitu di dalam kawasan Ancol Taman Impian sehingga tidak
perlu keluar kota. Biaya untuk berekreasi disni tidak terlalu besar bila
dibandingkan wahana yang dapat dicoba. Selain itu, kawasan Ancol yang
merupakan kawasan pantai yang ada di kota Jakarta dapat menjadi sarana
mengenalkan alam untuk anak-anak.

B. Tujuan

Kegiatan Study Tour ini bukan hanya bertujuan untuk bersenang-senang atau
dunia hiburan bagi para peserta Study Tour, tapi kegiatan ini mempunyai
beberapa tujuan. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Menambah wawasan IPTEK peserta didik dilapangan.


2. Mengimplementasikan hasil belajar.
3. Mempersiapkan diri untuk perkembangan informasi global dimasyarakat.

C. Metode Penulisan

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara
itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data
dapat berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk
foto atau untuk merekam gambar.

Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri,
namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.

1. Metode Observasi

5
Metode observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui suatu pengamatan yang disertai dengan adanya berbagai
pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Metode observasi
juga dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
yang dimaksud dengan merasakan dan memahami pengetahuan dari fenomena.

Hal ini dilakukan untuk berdasarkan dengan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui, sehingga kemudian didapatkan berbagai informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian yang berlangsung.

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk


mengamati dan meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk
mengetahui kondisi yang terjadi kemudian digunakan untuk membuktikan
kebenaran dari desain penelitian yang sedang dilakukan.

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk memproses adanya objek dengan


maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari adanya fenomena
berdasarkan pengetahuan dan juga ide yang sudah diketahui sebelumnya agar
bisa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk melanjutkan proses
penelitian selanjutnya.

Metode observasi ini dimaksudkan dalam suatu cara pengambilan data melalui
pengamatan langsung terhadap peristiwa atau kejadian yang ada di lapangan.
Cara melakukan metode observasi bisa dilakukan dengan tes, kuesioner, rekam
suara, rekam gambar, dan lain sebagainya.

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang


digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.
Dengan demikian, pada penelitian sejarah, maka bahan dokumenter memegang
peranan yang amat penting.

Walau metode ini terbanyak digunakan pada penelitian ilmu sejarah. Namun
kemudian ilmu-ilmu sosial lain secara serius menggunakan metode dokumentasi
sebagai metode pengumpul data. Oleh karena sebenarnya sejumlah besar fakta
dan data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian,
cinderamata, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas
pada ruang dan waktu. Sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data bentuk
tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas. Termasuk monumen, artefak, foto,
tape, mikrofilm, disc, CD, harddisk, flashdisk, dan sebagainya.

Bahan dokumen secara eksplisit berbeda dengan literatur. Tetapi kemudian


perbedaan antara keduanya hanya dapat dibedakan secara gradual. Literatur

6
adalah bahan-bahan yang diterbitkan, baik secara rutin maupun berkala.
Sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan
sebagai bahan dokumenter.

3. Metode interview

Interview adalah “Salah satu metode pengumpulan data yang mengadakan


wawancara atau Tanya jawab (lisan) untuk memperoleh data. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sutrisno Hadi metode interview adalah salah satu cara untuk
mendapatkan data dan Tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadap-hadapan secara fisik”.

D. Sistematika penulisanpenulisan

1. JUDUL
2. KATAPENGANTAR
3. DAFTARISI
4. BABI
PENDAHULUAN
a. LatarBelakang
b. Tujuan
c. MetodePenulisan
d. SistematikaPenulisan
5. BABII
PEMBAHASAN
KunjunganObyek
1. MonumenNasional(MONAS)
a. Letak geografis
b. Sejarah berdirinya
c. Diorama
2. Atlantiswateradventures(AWA)
a. Letak Geografis
b. Sejarah Berdirinya
c. Wahana
3. DuniaFantasi(DUFAN)
a. Letak Geografis

7
b. Sejarah Berdirinya
c. Wahana
6. BABIII
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran

8
BAB II
PEMBAHASAN

Kunjungan Obyek
1. Monumen Nasional (MONAS)

Monumen Nasional yang lebih dikenal dengan sebutan Monas atau Tugu
Monas adalah salah satu monumen kebanggaan bangsa Indonesia, khususnya
bagi warga Ibukota Jakarta dan sekitarnya. Monumen ini didirikan dengan
tujuan sebagai monumen peringatan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia didalam melawan penjajahan Belanda pada masa
revolusi kemerdekaan tahun 1945.

Dengan adanya Monumen Nasional ini kiranya dapat menjadi sumber


inspirasiserta semangat patriotisme bagi generasi yang ada sekarang dan yang
akandatang. Hal-hal yang memaknai yang tersebut diatas dapat ditemui melalui
3 (tiga) tempat yang menjadi simbol bangsa yaitu didalam Monas terdapat
museum yang menceritakan napak tilas sejarah Indonesia, ruang kemerdekaan
yangmerupakan tempat dikumandangkan proklamasi oleh Presiden Soekarno
danpelataran cawan atau ruang yang memiliki arti dan lambang proklamasi.

Sebagai sebuah Monumen Nasional, tentulah Monas menjadi suatu simbol


besar yang melambangkan siapa itu Indonesia. Namun banyak orang pribumi
sendiri yang tidak mengetahui maksud dan arti dari bentuk Monas itu sendiri.
Ada yang mengatakan bahwa bentuknya menyerupai obor raksasa, Tombak
besar dan bahkan ada yang mengatakan bentuknya menyerupai Mercusuar
karna di cawan puncak teratas kita hanya dapat melihat-lihat kota jakarta
keberbagai penjuru tanpa ada sesuatu yang mengingatkan kita akan semangat

9
perjuangan dulu kala, seolah hanya menjadi menara pengawas aktifitas ibu kota
setiap waktu.

Padahal maksud dari bentuk monas adalah sebuah alu dan lumbung yang
mengartikan simbol kesuburan dan kemkamuran. Namun dimana bentuk
bangunan yang mengartikan “mengenang perjuangan bangsa indonesia
melawan penjajah.”sehingga banyak orang dibuat bingung oleh bentuknya.
Bukankah alu dan lumbung justru menyimbolkan bahwa bangsa indonesia
adalah negara yang hanya memikirkan perut.

Patung perunggu berbentuk lidah api yang berada di puncak teratas tugu
menyimbolkan semangat juang yang tak kenal menyerah. Namun tak jelas
terlukis perjuangan apa dan untuk apa.

Fungsi Monumen Nasional sebagai bangunan sakral bangsa ini telah


berubah fungsi menjadi tempat untuk masyarakat berolah raga, tempat
berekreasi di akhir pekan , bahkan menjadi tempat pertunjukan pentas musik
akbar di akhir tahun.

Jelas berdirinya Monas menjadi daya tarik tersendiri bagi berdirinya banyak
gedung megah di sekitar taman monas yang juga menjadi pendongkrak
perekonomian bangsa serta berkembangnya kehidupan kota menjadi
megepolitan.

Monumen Nasional atau Monas adalah landmark ibu kota negara


Indonesia. Bangunan ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat
Indonesia merebut kemerdekaan.

Dikutip dari Album Budaya Direktori Museum Indonesia, Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan, pembangunan Tugu Monumen Nasional
berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 214 tahun 1959 tentang
Pembentukan Panitia Monumen Nasional. Pembangunan diketuai oleh Kolonel
Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta Raya.

Namun, pembangunan Monas baru terwujud saat Indonesia genap berusia


dua windu atas dasar gagasan presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Soekarno
meletakkan batu pertama pada 17 Agustus 1961.

Rancang bangunan Monumen Nasional dibuat oleh arsitek kenamaan Indonesia,


Soedarsono, dan Prof. Dr. Ir. Roosseno sebagai penasihat konstruksi.

Monas didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat


Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Kekaisaran
Belanda. Pembangunan dimulai pada 17 Agustus 1961 di bawah perintah
presiden Soekarno dan diresmikan hingga dibuka untuk umum pada 12 Juli
1975.

Monumen Nasional atau yang disingkat dengan Monas atau Tugu Monas
adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang terletak tepat di
tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Tugu ini dimahkotai lidah api

10
yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang
menyala-nyala dari rakyat Indonesia.

Bangunan ikonik yang menjulang tinggi ini memiliki fasilitas dan tempat
berekreasi yang seru.Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen
ini terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di
sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau,
yakni menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit.Selain keindahan relief
tersebut, ada banyak hal menarik lain yang bisa ditemukan di Monas.

1. Museum Sejarah Nasional

Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan


tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia.Ruang besar museum
sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat
menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer
ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah,
sehingga menjadi total 51 diorama.Diorama ini menampilkan sejarah
Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru.

Diorama tersebut dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam
menelusuri perjalanan sejarah Indonesia yang dimulai dari:

 Masa pra-sejarah.
 Masa kerajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit.
 Masa penjajahan bangsa Eropa.
 Perlawanan para pahlawan nasional melawan VOC dan pemerintah
Hindia Belanda.

2. Ruang Kemerdekaan

Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan


berbentuk amphitheater. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan
kemerdekaan Republik Indonesia, seperti:

 Naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam


kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas.
 Lambang negara Indonesia.
 Peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas
dan
 Bendera merah putih

3. Pelataran Puncak Monas

Pelataran puncak terletak di bagian paling atas Tugu Monas.Di pelataran


puncak tugu ini terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu, dan
memiliki ukuran 11X11 meter. Area ini dapat menampung sekitar 50 orang,
serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat.

11
Dari pelataran puncak Tugu Monas, pengunjung dapat menikmati
pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa
asap kabut, pengunjung dapat melihat pemandangan Gunung Salak di wilayah
kabupaten Bogor, Jawa Barat.

a. Letak geografis

Monumen nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka,


Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini di buka setiap hari mulai pukul
08.00 - 15.00 WIB. Pada hari senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup
untuk umum.

b. Sejarah berdirinya

Ide awal pendirian Monumen adalah seorang warga negara RI biasa,


seorang swasta, warga kota sederhana dari Jakarta bernama Sarwoko
Martokoesoemo,” kata Sudiro. Setelah pusat pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia kembali ke Jakarta yang sebelumnya berkedudukan di
Yogyakarta pada tahun 1950, menyusul pengakuan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia oleh pemerintahan kolonial Kekaisaran Belanda
pada tahun 1949, perencanaan pembangunan sebuah Monumen Nasional
yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka.
Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan
perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar
terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus
bangsa.

Gagasan awal pembangunan Monas muncul setelah sembilan tahun


kemerdekaan diproklamirkan. Beberapa hari setelah peringatah HUT ke-9 RI,
dibentuk Panitia Tugu Nasional yang bertugas mengusahakan berdirinya Tugu
Monas. Panitia ini dipimpin Sarwoko Martokusumo, S Suhud selaku penulis,
Sumali Prawirosudirdjo selaku bendahara dan dibantu oleh empat orang
anggota masing-masing Supeno, K K Wiloto, E F Wenas, dan Sudiro.

Panitia yang dibentuk itu bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang


berhubungan dengan pembangunan Monas yang akan didirikan di tengah
lapangan Medan Merdeka, Jakarta . Termasuk mengumpulkan biaya
pembangunannya yang harus dikumpulkan dari swadaya masyarakat sendiri.

Setelah itu, dibentuk panitia pembangunan Monas yang dinamakan ”Tim


Yuri” diketuai langsung Presiden RI Ir Soekarno. Melalui tim ini, sayembara
diselenggarakan dua kali. Sayembara pertama digelar pada 17 Februari 1955,
dan sayembara kedua digelar 10 Mei 1960 dengan harapan dapat
menghasilkan karya budaya yang setinggi-tingginya dan menggambarkan
kalbu serta melambangkan keluhuran budaya Indonesia.

12
Dengan sayembara itu, diharapkan bentuk tugu yang dibangun benar-
benar bisa menunjukan kepribadian bangsa Indonesia bertiga dimensi, tidak
rata, tugu yang menjulang tinggi ke langit, dibuat dari beton dan besi serta
batu pualam yang tahan gempa, tahan kritikan jaman sedikitnya seribu tahun
serta dapat menghasilkan karya budaya yang menimbulkan semangat
kepahlawanan.

Oleh Tim Yuri, pesan harapan itu dijadikan sebagai kriteria penilaian yang
kemudian dirinci menjadi lima kriteria meliputi harus memenuhi ketentuan
apa yang dinamakan Nasional, menggambarkan dinamika dan berisi
kepribadian Indonesia serta mencerminkan cita-cita bangsa, melambangkan
dan menggambarkan “api yang berkobar” di dalam dada bangsa Indonesia,
menggambarkan hal yang sebenarnya bergerak meski tersusun dari benda
mati, dan tugu harus dibangun dari benda-benda yang tidak cepat berubah
dan tahan berabad-abad.

Namun, dua kali sayembara digelar, tidak ada rancangan yang memenuhi
seluruh kriteria yang ditetapkan panitia. Akhirnya, ketua Tim Yuri menunjuk
beberapa arsitek ternama yaitu Soedarsono dan Ir F Silaban untuk
menggambar rencana tugu Monas. Keduanya arsitek itu sepakat membuat
gambarnya sendiri-sendiri yang selanjutnya diajukan ke ketua Tim Yuri
(Presiden Soekarno), dan ketua memilih gambar yang dibuat Soedarsono.

Dalam rancangannya, Soedarsono mengemukakan landasan pemikiran


yang mengakomodasi keinginan panitia. Landasan pemikiran itu meliputi
kriteria Nasional. Soedarsono mengambil beberapa unsur saat Proklamasi
Kemerdekaan RI yang mewujudkan revolusi nasional sedapat mungkin
menerapkannya pada dimensi arsitekturnya yaitu angka 17, 8, dan 45 sebagai
angka keramat Hari Proklamasi.

Bentuk tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan


Yoni” yang menyerupai “Alu”sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan-red)
berupa ruangan menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan Lumpang
adalah dua alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia khususnya
rakyat pedesaan. Lingga dan Yoni adalah simbol dari jaman dahulu yang
menggambarkan kehidupan abadi, adalah unsur positif (lingga) dan unsur
negatif (yoni) seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik
dan buruk, merupakan keabadian dunia.

Bentuk seluruh garis-garis arsitektur tugu ini mewujudkan garis-garis


yang bergerak tidak monoton merata, naik melengkung, melompat, merata
lagi, dan naik menjulang tinggi, akhirnya menggelombang di atas bentuk lidah
api yang menyala. Badan tugu menjulang tinggi dengan lidah api di puncaknya
melambangkan dan menggambarkan semangat yang berkobar dan tak
kunjung padam di dalam dada bangsa Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1954, sebuah komite nasional dibentuk dan


sayembara perancangan Monumen Nasional digelar pada tahun 1955.
Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh

13
Friedrich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain
menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama
berabad-abad.

Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tetapi sekali lagi tak satupun
dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta
Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Soekarno. Akan tetapi
Soekarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu
berbentuk lingga dan yoni.

Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti


itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga
biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara,
terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak untuk
merancang bangunan yang lebih kecil dan menyarankan pembangunan
ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik.

Soekarno kemudian meminta arsitek Soedarsono untuk melanjutkan


rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45 melambangkan
17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dalam
rancangan monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di
areal seluas 80 hektare. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan
Soedarsono mulai dibangun 17 Agustus 1961.

Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep


pasanganuniversal yang abadi; Lingga dan Yoni.Tugu obelisk yang menjulang
tinggi adalah lingga yang melambangkan lakilaki, elemen maskulin yang
bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran
cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen
feminin yang pasif dan negatif serta melambangkan malam hari.

14
Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis
yang saling melengkapi sedari masa prasejarahIndonesia. Selain itu bentuk
Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat
penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional
Indonesia.

Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya


bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan
persegi setinggi 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan
marmer Italia.

Pembangunan Monas terdiri dari Tiga Tahap. Yaitu:

Tahap pertama, kurun 1961/1962–1964/1965 dimulai dengan dimulainya


secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan Soekarno
secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton
digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan
untuk fondasi museum sejarah nasional.

Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962.


Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober.
Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan
Agustus 1963.

Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968


akibat terjadinya Gerakan 30 September sehingga tahap ini sempat tertunda.

Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan


diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung,
masalah masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi
museum.

Monas secara perlahan mulai dibuka untuk umum pada 18 Maret 1972
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin Nomor CB
11/1/57/72.Saat itu, Gubernur Ali Sadikin membuka kawasan untuk
rombongan atau organisasi atau siswa ke ruang tenang dan ruang museum.
Pada 1973, Gubernur Ali Sadikin mengizinkan pengunjung naik sampai ke
pelataran puncak Monas.

15
Pada 10 Juni 1974, Gubernur meresmikan taman di bagian barat Monas
atau dikenal dengan nama Taman Ria. Monas akhirnya dibuka untuk umum
setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975 ketika
pembangunannya berakhir. Total dana yang dikeluarkan untuk membangun
Monas sejak 1961 hingga 1965 sebesar Rp58 miliar.

Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter di


rancang sebagai bagian system pendingin udara sekaligus mempercantik
penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan
patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari
perunggu seberat 8 ton. Patung itu di buat oleh pemahat Itali, Prof. Coberlato
sebagai sumbangan oleh Konsulat Jenderal Honores, Dr. Mario Bross di
Indonesia.

Pintu masuk Monas terdapat di Taman Merdeka Utara dekat patung


Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 meter

16
di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung
menuju Tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan.

Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas,


pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan
Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut
timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift
menuju pelataran puncak monumen.

Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen terdapat relief
yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut
dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan
sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah
jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut.

Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda,


perlawanan rakyat Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia,
terbentuknya organisasi modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka
pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang
Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul Revolusi dan Perang
kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan
Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan
kerangka pipa atau logam, namun beberapa patung dan arca tampak tak
terawat dan rusak akibat hujan serta cuaca tropis.

17
Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan
tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum
sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat
menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer
ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah,
sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah
Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru.

Diorama ini dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam
menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa
kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan
bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra
kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama
berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-
20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi hingga masa
Orde Baru pada masa pemerintahan Soeharto.

Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan


berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar
dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan
dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang
berlapis emas, lambang negara Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berlapis emas dan bendera merah putih dan dinding yang
bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

18
Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai
ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang
hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli
proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu
gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton
berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan
keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini
terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer
hitam. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara
mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri"
diikuti kemudian oleh rekaman suara Soekarno tengah membacakan naskah
proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17


Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun
Jepang (kōki) (17 Agustus Shōwa 20 dalam penanggalan Jepang itu sendiri),
yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Mohammad Hatta di
sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.

Chairul Basri, yang bekerja pada kantor propaganda Jepang, disuruh


mencari rumah yang berhalaman luas. Rumah Pegangsaan Timur 56 milik
orang Belanda ditukar dengan rumah lain di Jalan Lembang. Jadi rumah itu
memang disiapkan Jepang untuk Bung Karno. Chairul tidak menyebut nama
pemilik rumah itu. Saat diambil alih pemerintah Jepang untuk Sukarno, rumah
itu milik Mr. Jhr. P.R. Feith seperti disebut Kwee Kek Beng, pemimpin redaksi
koran Sin Po dari 1925 sampai 1947, dalam Doea Poeloe Lima Tahon Sebagi
Wartawan, 1922–1947 (1948).

Dari pemberitaan di koran Sin Po 5 Juli 1948 diketahui bahwa rumah


tersebut merupakan rumah bersejarah bagi bangsa Indonesia karena menjadi
tempat diproklamasikannya kemerdekaan. Rumah tersebut juga pernah

19
dipakai sebagai rumah pertemuan. Belanda juga pernah memfungsikan rumah
tersebut sebagai rumah tawanan juga. Rumah itu pun berubah lagi menjadi
Gedung Republik. Hingga akhirnya pemiliknya yang orang Belanda menjualnya
seharga 250 ribu gulden (ƒ). Rumah ini akhirnya dibeli oleh pemerintah
Indonesia. Begini bunyi pemberitaan tersebut:

"Eigenaar (pemilik rumah) itoe roemah jang baroe sadja kombali dari
Nederland telah menetapken mendjoel miliknja dengen harga ƒ 250.000,-
pada pemerentah repoeblik

Dari sini belum ditemukan bukti keterkaitan antara pembelian rumah


oleh pemerintah Republik Indonesia di tahun 1948 dengan informasi
sumbangan rumah Pegangsaan Timur 56 oleh Faradj Martak sebagaimana
tertera di dalam surat Ir. M. Sitompoel, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perhubungan, tanggal 14 Agustus 1950.

Proklamasi yang dibacakan dari rumah Pegangsaan Timur 56 tersebut


menandai dimulainya perlawanan diplomatik dan bersenjata dari Revolusi
Nasional Indonesia, yang berperang melawan pasukan Belanda dan warga
sipil pro-Belanda, hingga Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1949.

Pada tahun 2005, Belanda menyatakan bahwa mereka telah


memutuskan untuk menerima secara de facto tanggal 17 Agustus 1945
sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia. Namun, pada tanggal 14 September
2011, pengadilan Belanda memutuskan dalam kasus pembantaian Rawagede
bahwa Belanda bertanggung jawab karena memiliki tugas untuk
mempertahankan penduduknya, yang juga mengindikasikan bahwa daerah

20
tersebut adalah bagian dari Hindia Timur Belanda, bertentangan dengan klaim
Indonesia atas 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaannya.[3] Dalam
sebuah wawancara tahun 2013, sejarawan Indonesia Sukotjo, meminta
pemerintah Belanda untuk secara resmi mengakui tanggal kemerdekaan pada
17 Agustus 1945. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui tanggal 27 Desember
1949 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.

Naskah Proklamasi ditandatangani oleh Sukarno (yang menuliskan


namanya sebagai "Soekarno" menggunakan ortografi Belanda) dan
Mohammad Hatta,[6] yang kemudian ditunjuk sebagai presiden dan wakil
presiden berturut-turut sehari setelah proklamasi dibacakan.

Hari Kemerdekaan dijadikan sebagai hari libur nasional melalui keputusan


pemerintah yang dikeluarkan pada 18 Juni 1946.

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral
semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian, Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (disingkat BPUPK; Jepang: 独立準備調
査 会 , Dokuritsu Junbi Chōsa-kai), berganti nama menjadi Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (disingkat PPKI; Jepang: 独立準備委員会, Dokuritsu
Junbi Iin-kai), untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua
dijatuhkan di atas Nagasaki, yang menyebabkan Jepang menyerah kepada
Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia
untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno dan Hatta selaku pimpinan PPKI serta Radjiman


Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km
di sebelah timur laut Saigon, Vietnam, untuk bertemu Marsekal Hisaichi
Terauchi, pimpinan tertinggi Jepang di Asia Tenggara dan putra mantan
Perdana Menteri Terauchi Masatake. Mereka bertiga dikabarkan bahwa
pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10
Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa
Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-
siap memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di


Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman bahwa
pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari,
berdasarkan tim PPKI. Meskipun demikian, Terauchi menginginkan proklamasi
diadakan pada 24 Agustus 1945. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta,
dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar
Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil
pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah
menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu

21
nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada
Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa
Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu
dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat
fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta
bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu
adalah hak PPKI. Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan
buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan
'hadiah' dari Jepang.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada


Sekutu di kapal USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih
berkuasa di Indonesia karena Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan
di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul
Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus
Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua
tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan
darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat
PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah
sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan
kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk


memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka).
Namun, kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Achmad Soebardjo kemudian ke kantor


Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (rumah
Maeda di Jalan Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka
dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat dan menjawab
bahwa ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari
Tokyo. Sepulang dari tempat Maeda, Soekarno dan Hatta segera
mempersiapkan pertemuan PPKI pada pukul 10.00 pagi tanggal 16 Agustus
keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No. 2 guna membicarakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

22
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan
kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari
beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10.00 pagi tidak
dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul.

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana


yang terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim
gelar Datuk Tan Malaka. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka
bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain,
membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9
bulan) serta Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai
Peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Soekarno dan Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno
bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan
Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Achmad


Soebardjo melakukan perundingan. Soebardjo menyetujui untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf
Kunto untuk mengantar ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Soekarno
dan Hatta kembali ke Jakarta.[20] Soebardjo berhasil meyakinkan para
pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah
tiba di Jakarta, mereka pulang ke rumah masing-masing. Mengingat bahwa
Hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat
digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10.00 malam, maka tawaran
Laksamana Muda Maeda Tadashi untuk menggunakan rumahnya (sekarang
gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI
diterima oleh para tokoh Indonesia.Indonesia

Pada malam hari setelah Peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta


kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara
ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang

23
(Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno–Hatta yang
diantar oleh Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang,
untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan
bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari
Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin
untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah
dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta
menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang
perwira yang bersemangat "bushido", ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu.
Sukarno–Hatta lantas meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja
PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang
panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena
diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia
mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah
Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.

Setelah dari rumah Nishimura, mereka menuju rumah Laksamana Maeda


(kini Jalan Imam Bonjol No. 1) diiringi oleh Shunkichiro Miyoshi guna
melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa
Sukarno dan Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda
mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Teks proklamasi ditulis di ruang
makan laksamana Tadashi Maeda. Para penyusun teks proklamasi itu adalah
Soekarno, Hatta, dan Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Soekarno
sendiri. Di ruang depan, hadir B.M. Diah, Sayuti Melik, Soekarni, dan
Soediro.Miyoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang
mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari
Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks
proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti
kekuasaan administratif. Tentang hal ini, Soekarno menegaskan bahwa
pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Hatta, Subardjo, B.M.
Diah, Sukarni, Sudiro dan Sayuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim
Nishijima, tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.

24
Menurut sejarawan Benedict Anderson, kata-kata dan deklarasi
proklamasi tersebut harus menyeimbangkan kepentingan kepentingan
internal Indonesia dan Jepang yang saling bertentangan pada saat
itu.Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan
teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung dari pukul dua hingga
empat dini hari.[29] Setelah konsep selesai disepakati, Soekarni mengusulkan
agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Soekarno dan Hatta
atas nama bangsa Indonesia,[6] dan Sayuti menyalin dan mengetik naskah
tersebut,[30][31] menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor
perwakilan Angkatan Laut Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann
Kandeler.Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan
Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan Proklamasi Nomor 1).

Pada pagi hari, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan


Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Mohammad Tabrani, dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul
10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato
singkat tanpa teks. Setelah itu, Sang Saka Merah Putih, yang telah dijahit oleh
Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali
kota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera, tetapi ia


menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh

25
seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang
prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi
muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih yang
dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar,
hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka
tersebut masih disimpan di Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota


Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka
tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, tetapi
ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengambil keputusan, mengesahkan


dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik
Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 1945. Dengan demikian
terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk
Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk
kemudian.

Setelah itu Soekarno dan Mohammad Hatta terpilih atas usul dari Otto
Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden
Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu
oleh sebuah Komite Nasional.

Isi Teks Proklamasi

1. Naskah Proklamasi Klad

26
Proklamasi Klad adalah naskah asli proklamasi yang merupakan
tulisan tangan sendiri oleh Soekarno sebagai pencatat, dan adalah
merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Hatta dan Achmad Soebardjo.
Adapun perumus proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia terdiri dari
Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi,
Mohammad Hatta, Soekarno, dan Achmad Soebardjo.

Para pemuda yang berada di luar meminta supaya teks proklamasi


bunyinya keras. Namun Jepang tak mengizinkan. Beberapa kata yang
dituntut adalah "penyerahan", "dikasihkan", diserahkan", atau
"merebut". Akhirnya yang dipilih adalah "pemindahan kekuasaan".[38]
Setelah dirumuskan dan dibacakan di rumah orang Jepang, isi proklamasi
pun disiarkan di radio Jepang.

Berikut isi proklamasi tersebut:

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - '05

Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan bahkan sempat
masuk ke tempat sampah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda.
B.M. Diah menyelamatkan naskah bersejarah ini dari tempat sampah dan
menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan
kepada Presiden Soeharto di Bina Graha pada 29 Mei 1992.

27
2. Naskah baru setelah mengalami perubahan

Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang


dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah merupakan
hasil ketikan Sayuti Melik, seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam
persiapan Proklamasi, yang isinya adalah sebagai berikut:

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan


Indonesia.Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-
singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa
Indonesia. Soekarno/Hatta.

Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas (baik pada teks
naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik)
tertulis angka "tahun 05" yang merupakan kependekan dari angka "tahun
2605", karena tahun penanggalan yang dipergunakan pada zaman
pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu adalah sesuai dengan
tahun penanggalan yang berlaku di Jepang, yang kala itu adalah "tahun
2605".

3. Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik

Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa


perubahan yaitu sebagai berikut:

28
1. Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I",
2. Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal",
3. Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo",
4. Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan
8 tahoen 05",
5. Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa
Indonesia",

Isi naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan


sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil
gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Raden Achmad
Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan isi naskah Proklamasi Otentik
adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik
(seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi),

Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan


pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno
dan Drs. Mohammad Hatta.

Tempat pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Soekarno


untuk pertama kali adalah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, tepat
pada tanggal 17 Agustus 1945 (hari yang diperingati sebagai "Hari
Kemerdekaan Bangsa Indonesia"), pukul 11.30 waktu Nippon (sebutan
untuk negara Jepang pada saat itu). Waktu Nippon adalah merupakan
patokan zona waktu yang dipakai pada zaman pemerintah pendudukan
militer Jepang kala itu. Namun perlu diketahui pula bahwa pada saat teks
naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, waktu itu tidak ada
yang merekam suara ataupun video, yang ada hanyalah dokumentasi
foto.

Suara asli dari Soekarno saat membacakan teks naskah Proklamasi


yang sering kita dengar saat ini adalah bukan suara yang direkam pada
tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 tetapi adalah suara asli Soekarno
yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI),
yang sekarang bertempat di Jalan Medan Merdeka Barat 4–5, Jakarta
Pusat. Dokumentasi berupa suara asli hasil rekaman atas pembacaan teks
naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini dapat terwujudkan adalah berkat
prakarsa dari salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Berikut ini adalah teks pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

“ Saudara-saudara sekalian,

Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu


peristiwa maha penting dalam sejarah kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk


kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun!

29
Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya
dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan


nasional tidak berhenti-hentinya. Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya
saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya,
tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan
sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa


dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang
berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan
kuatnya.

Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-


pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu
seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk
menyatakan kemerdekaan kita.

Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.

Dengarkanlah proklamasi kami:

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan


Indonesia.Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakandengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.Djakarta, 17 Agustus 1945.Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah
merdeka! Tidak ada suatu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan
bangsa kita Mulai saat ini kita menyusun negara kita! Negara merdeka,
negara Republik Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya Allah Tuhan
memberkati kemerdekaan kita ini.

Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila sebagai lambang negara
Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas.

30
Gambar burung Garuda Pancasila dan artinya memiliki sejarah panjang
sebelum ditetapkan sebagai lambang negara Indonesia. Dalam UUD 1945
pasal 36 ayat A, disebutkan bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda
Pancasila dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Desain awal lambang garuda pancasila dicetuskan pertama kali oleh


Sultan Hamid II, menteri zonder porto folio pada masa pemerintahan Republik
Indonesia Serikat (RIS). Tokoh-tokoh kemerdekaan lain, macam M. Yamin dan
Ki Hajar Dewantara ikut terlibat dalam perumusan lambang negara Indonesia
ini.

Akan tetapi, mengapa burung Garuda dijadikan lambang negara Indonesia?

Berdasarkan catatan Museum Nasional Indonesia, lambang negara


Indonesia banyak terinspirasi dari arca Garuda Wisnu yang ditemukan di
Trawas, Jawa Timur.Garuda merupakan kendaraan atau wahana Dewa Wisnu
dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih,
dan bersayap merah.Paruh dan sayap Garuda digambarkan mirip elang, tetapi
memiliki tubuh seperti manusia. Garuda berukuran besar hingga bisa
menghalangi matahari.

Menurut Mohammad Yamin, dalam 6000 Tahun Sang Merah Putih


(1951), simbol burung garuda sebagai kendaraan Dewa Wisnu mulai dikenal
orang-orang Nusantara sejak abad kelima.Kerajaan Hindu pada masa itu,
Kerajaan Tarumanegara, diketahui memiliki raja bernama Purnawarman yang
merupakan penganut Hindu aliran Wisnu. Hal tersebut menjadi bukti bahwa
simbol garuda sudah dikenal orang Nusantara sejak masa itu.Dalam mitologi
Hindu, Garuda memiliki kisah dimana ia berhasil membebaskan ibunya dari
cengkraman perbudakan.

Simbol Garuda kemudian menjadi simbol yang cukup populer. Simbol


Garuda juga ditemukan dalam arca dan relief candi-candi Hindu masa lalu

31
seperti candi Prambanan, Mendut, Sojiwan, Penataran, Belahan, Sukuh, dan
Cetho.Simbol Garuda juga diketahui dijadikan sebagai lambang beberapa
kerajaan Hindu masa lalu. Kerajaan Airlangga di abad ke-11 Masehi, misalnya,
menggunakan Garuda sebagai lambang kerajaannya. Lambang Garuda banyak
ditemukan di bagian puncak prasasti-prasasti yang dibuat pemerintahan
Airlangga.Selain Kerajaan Airlangga, simbol Garuda juga dipakai oleh kerajaan
Janggala, yaitu pada masa pemerintahan raja Mapanji Garasakan, Alanjung
Ahyes, dan Samarotsaha.

Menjadi Lambang Negara Indonesia

Dinukil dari jurnal Proses Penetapan Garuda Pancasila Sebagai Lambang


Negara Indonesia Tahun 1949-1951 (2014)

Sultan Hamid II

Pada 10 Januari 1950, pemerintah RIS membuat sebuah panitia teknis


bernama Panitia Lambang Negara di bawah koordinator Menteri Zonder Porto
Folio Sultan Hamid II (Pria berdarah campuran Arab-Indonesia). Muhammad
Yamin didaulat menjadi ketua Panitia Lambang Negara, sedangkan Ki Hajar
Dewantara, M.A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan R.M. Ng. Purbatjaraka
menjadi anggotanya.

Rancangan awal lambang negara garuda

Panitia tersebut kemudian berhasil menghasilkan dua buah rancangan


lambang negara, satu rancangan dari Sultan Hamid II dan satu lagi dari M.
Yamin. Usulan lambang negara yang dibuat oleh Sultan Hamid II berbentuk
burung garuda mememegang perisai berlambangkan lima sila Pancasila.
Wujud Garuda usulan Sultan Hamid ini menyerupai figur Garuda dalam agama
Hindu. Sedangkan Mohammad Yamin memberikan beberapa usulan lambang
negara dengan tema matahari terbit. Usulan

Lambang negara usulan Moh. Yamin

M. Yamin ini kemudian tidak dipilih karena dirasa mirip dengan bendera
Jepang masa itu. Usulan Sultan Hamid II ini kemudian yang dipilih
pemerintah untuk menjadi lambang negara dengan beberapa perbaikan. Pada
saat itulah ditambahkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” pada lambang
Garuda dan dilakukan penyesuaian bentuk Garuda hingga berbentuk seperti
sekarang ini.

Kisah mitologi Garuda yang menyelamatkan ibunya dari perbudakan


menjadi salah satu alasan mengapa garuda dijadikan sebagai lambang negara
Indonesia, Indonesia dirasa memiliki kesamaan nasib dengan Garuda untuk
membebaskan rakyatnya dari penjajahan dan penindasan.

Selain itu, Sultan Hamid II menjadikan Garuda sebagai inspirasi karena


kebesaran dan kegagahan burung mitologi tersebut. Sultan Hamid II berharap

32
Indonesia yang baru terbentuk itu dapat menjadi negara yang besar dan kuat
sebagaimana burung Garuda.

Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu,


seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan
Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini
tidak dipamerkan.

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera
Indonesia yang pertama.Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu
Fatmawati. Desain bendera dibuat berdasarkan bendera Majapahit pada abad
ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun
secara bergantian.

Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan


Pengangsaan Timur 56, Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh
Paskibraka yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah
dinaikkan, lagu "Indonesia Raya" kemudian dinyanyikan secara bersama-
sama.

Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka


dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai Jakarta pada 1946,
Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dalam koper Soekarno. Ketika terjadi
Operatie Kraai, Bendera Pusaka dipotong dua lalu diberikan kepada Husein
Mutahar untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk "menjaga bendera
dengan nyawa". Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari
tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali ke Jakarta, menjahit
kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian
membawa benderanya ke Soekarno, yang berada dalam pengasingan di
Bangka.

33
Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan
Istana Negara pada Hari Kemerdekaan. Namun karena kerapuhan bendera,
sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika
yang terbuat dari sutra. Replika pertama ini dikibarkan selama 15 tahun
sampai tahun 1984. Kemudian pada tahun 1985 yang mulai dikibarkan adalah
replika kedua, sampai tahun 2014. Dan yang ketiga dikibarkan dari tahun 2015
sampai sekarang

Arti dan simbolisme

Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah
dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna
putih melambangkan kesucian. Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya
adalah merah melambangkan gula aren dan putih melambangkan nasi,
keduanya adalah bahan yang penting dalam masakan Indonesia.

Sisi utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara


berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dikutip dari buku 'Sejarah Nasional Indonesia' karya Edi Hermadi,


berdasarkan teori terbentuknya kepulauan Indonesia dari para ahli, Nusantara
berada di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi.

Adapun, inti perut bumi berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke
dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi. Namun, ketika ada celah lubang,
cairan tersebut keluar berbentuk lava cair. Ketika mencapai permukaan bumi,
suhu menjadi lebih dingin.

Akhirnya, pada suhu ini cairan lava akan membeku membentuk batuan
beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudra selalu
bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bum.

Selanjutnya, sebagian wilayah kepulauan Indonesia diketahui merupakan


titik temu antara tiga lempeng, Lempeng Indo, Australia, dan Eurasia. Lokasi

34
ini sering mendapatkan dampak dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut,
baik subduksi, obduksi, dan kolisi.

Akibat pergerakan lempeng tersebut terjadi pemisahan atau divergensi


(tabrakan) lempeng-lempeng. Pada dasarnya, pergeseran lempeng-lempeng
masih terus berlangsung.

Para ahli pun berpendapat bahwa wilayah kepulauan Indonesia secara


tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil sehingga rawan gempa
sepanjang waktu.

Adapun, sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia terjadi di masa


Mesozoikum atau 65 juta tahun yang lalu. Saat itu kondisi geografis masih
merupakan samudera yang luas. Namun terjadi kegiatan tektonis yang aktif
sehingga lempengan-lempengan Indo-Australia , Eurasia dan Pasifik bergerak.

Akibat adanya pergerakan tersebut, benua Eurasia menjadi terpecah-


pecah menjadi pulau yang terpisah satu sama lainnya. Sebagian bergerak ke
Selatan menjadi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat
dan Pulau Banda.

Hal yang sama juga terjadi pada benua Australia di mana bagian
Utaranya bergerak membentuk Pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur,
dan sebagian Maluku Tenggara.

Kalimantan dan Jawa dipisahkan laut dangkal yang terjadi akibat proses
kenaikan permukaan laut atau transgresi. Saat itu juga, Pulau Sulawesi sudah
mulai terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke Utara.

Faktor terbentuknya kepulauan Indonesia adalah kegiatan tektonis dari


dalam bumi. Hingga saat ini, kepulauan Indonesia masih terus bergerak secara
dinamis hal ini juga terlihat dari seringnya gempa vulkanis dan tektonis yang
sering terjadi.

Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung
menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter
dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran
puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk
melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator
terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu
Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota
Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat
dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah
utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.

35
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala
lampu perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35
Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6
meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol
semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan.
Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram,
akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun)
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang
sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.

Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar
Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam
berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran
cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter
dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika
turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan.
Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara
ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter di bawah tanah
ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang
berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan
pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan


sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah
menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

c. Diorama

Museum Sejarah Nasional yang terdapat di dalam Tugu Monas


merupakan sebuah ruangan dengan kapasitas hingga 500 orang. Di dalam
ruangan dengan luas 80 meter x 80 meter ini terdapat berbagai macam
diorama dengan total 51 diorama (48 di setiap sisi dan 3 di tengah). Diorama-
diorama tersebut menampilkan serta menceritakan mengenai sejarah
Indonesia sejak zaman pra sejarah hingga masa orde baru,diorama adalah

36
sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu
pemandangan atau suatu adegan. Asal usul diorama adalah dekorasi teater di
Eropa dan Amerika pada abad ke-19.Untuk dapat mengikuti alur cerita dari
diorama tersebut, maka mulailah dengan melihatnya dari sudut timur laut,
setelah itu bergerak searah jarum jam, mulai dari masa pra sejarah, masa
kerajaan-kerajaan (Majapahit dan Sriwijaya), masa penjajahan oleh bangsa
Eropa hingga masa perlawanan melawan penjajah, hingga berakhir pada kisah
sejarah Indonesia pada masa Orde Baru.

Diorama pada masing-masing sisi menceritakan sejarah Indonesia pada


rentang waktu berbeda. Pada sisi timur mulai dari masyarakat Indonesia
purba (3000 – 2000 SM) hingga perang Makasar (1645 – 1668). Pada sisi
selatan mulai dari Perang Pattimura (1817) hingga Taman Siswa (3 Juli 1922).
Pada sisi barat mulai dari Muhammadiyah (18 November 1912) hingga
kegiatan gereja katolik dalam proses penyatuan bangsa (1947). Sedangkan
pada sisi utara menceritakan mulai dari gerilya dalam perang kemerdekaan
Indonesia (1945 – 1949) hingga Penentuan pendapat rakyat Irian Barat (1969).
Selain itu juga terdapat 3 diorama yang menceritakan mengenai KTT Non
Blok, deklarasi Timor-Timur dan alih teknologi.Berikut kami paparkan
beberapa diorama yang ada di Monas:

1. Diorama masyarakat Indonesia purba

masyarakat indonesia purba Pada zaman megalithikum sudah hidup


dalam masyarakat teratur. Peninggalan budaya tersebar di seluruh
Indonesia, antara lain ditemukan di Pasemah, Busiki, Gilimanuk dan
Cabenge yang berkembang antara 2000 SM – 500 SM. Hasil budaya
Megalithikum yang terpenting adalah alat serpih, menhir, dolmen,
sarcophagus, kubur batu, punden berundak-undak dan arca.

Manusia purba atau manusia prasejarah adalah jenis manusia yang


hidup pada zaman sebelum mengenal tulisan. Prehistoric People atau

37
manusia prasejarah ini diyakini hidup sejak 4 juta tahun yang lalu. Salah
satu ciri manusia yang hidup pada zaman purba adalah memiliki volume
otak yang lebih besar dibanding manusia modern saat ini.

Sejarah Manusia Purba di Indonesia

Zaman prasejarah merupakan istilah yang digunakan untuk membagi


masa ketika manusia belum mengenal tulisan. Pada masa itu, manusia
purba hidup dengan cara yang sangat sederhana dan bergantung pada
alam.

Berdasarkan teori evolusi kera atau Australopithecus yang dianut


oleh sebagian besar ilmuwan dunia, manusia purba ialah nenek moyang
manusia modern.

Namun, terdapat teori lain yang menyatakan bahwa tidak ada


hubungan evolusi antara kera dan manusia, karena ada perbedaan-
perbedaan signifikan dan jauh. Akan tetapi, terdapat missing link
sehingga perbedaan tersebut sulit untuk dijelaskan.

Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia prasejarah terbesar


dan tertua di Indonesia. Oleh karena itu, pemberian namanya terdiri dari
gabungan kata megan = besar, anthropus = manusia, paleo = tua,
javanicus = dari Jawa.

Fosil manusia purba ini ditemukan pertama kali oleh Von


Koenigswald di daerah Sangiran, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1936.
Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia prasejarah yang berbadan
tegap dan memiliki rahang yang sangat kuat dan besar.

Untuk bertahan hidup, manusia prasejarah dari Jawa ini


mengumpulkan makanan dari buah-buah dan tumbuh-tumbuhan hutan.

Berikut ini ciri-ciri manusia purba Meganthropus Paleojavanicus:

1. Tinggi badan 165 cm – 180 cm

38
2. Berbadan tegap
3. Volume otak 900 cc
4. Bentuk kening menonjol dan tebal, melintang sepanjang pelipis
5. Tidak memiliki dagu
6. Berhidung lebar
7. Struktur rahang kuat dan besar
8. Makanan berupa buah dan tumbuhan

2. Diorama Bandar Sriwijaya, Abad 7-13

Bandar sriwijaya abad 7-13 Terletak pada jalur pelayaran antaran


Indonesia, Cina dan India, berperan penting dalam kegiatan perdagangan
sehingga menguntungkan bagi Kerajaan Sriwijaya. Kapal-kapal asing
banyak berlabuh dan pendeta-pendeta Budha dari Cina sering singgah
dan menetap untuk waktu yang lama memplejarai agama Budha bandar
Sriwijaya akhirnya berkembang menjadi pusat niaga dan budaya.

Sriwijaya adalah kerajaan bahari historis yang berasal dari Pulau


Sumatra sekitar abad ke-6 sampai abad ke-12. Kehadirannya banyak
memberi pengaruh pada perkembangan sejarah Asia Tenggara (terutama
dalam kawasan Nusantara barat).[4][5] Dalam bahasa Sanskerta, sri
berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan vijaya berarti "kemenangan"
atau "kejayaan" dengan demikian, nama Sriwijaya bermakna
"kemenangan yang gilang-gemilang". Lokasi ibukota Sriwijaya dalam
rentang waktu enam abad berpindah-pindah, tetapi pada awalnya
diketahui dekat dengan Kota Palembang, tepatnya di muara Sungai Musi.
Sriwijaya terdiri dari sejumlah pelabuhan yang saling berhubungan di
sekitar Selat Malaka.

Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok dari Dinasti Tang, I Tsing, menulis bahwa ia
mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya
prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7,
yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682.

39
Sebelum abad ke-12, Sriwijaya merupakan negara berbasis darat
daripada kekuatan maritim, armada laut memang tersedia tetapi
bertindak sebagai dukungan logistik untuk memfasilitasi proyeksi
kekuatan darat. Menanggapi perubahan ekonomi maritim Asia, dan
terancam oleh hilangnya negara bawahannya, Sriwijaya mengembangkan
strategi angkatan laut untuk menunda kemerosotannya. Strategi
angkatan laut Sriwijaya bersifat menghukum untuk memaksa kapal-kapal
dagang datang ke pelabuhan mereka. Kemudian, strategi angkatan laut
Sriwijaya merosot menjadi armada perompak.

Pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut


akibat beberapa peperangan.[5] Serangan besar pada tahun 1025
dilancarkan oleh pasukan Rajendra Chola I dari Koromandel. Setelah itu,
kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya baru diketahui kembali lewat
publikasi tahun 1918 oleh sejarawan Prancis George Cœdès dari École
française d'Extrême-Orient.

Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan.


Tidak terdapat catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah
Indonesia; masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana
asing. Tidak ada orang Indonesia modern yang mendengar mengenai
Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Prancis George Cœdès
mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar berbahasa Belanda
dan Indonesia. Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap
"San-fo-ts'i", sebelumnya dibaca "Sribhoja", dan beberapa prasasti dalam
Melayu Kuno merujuk pada kerajaan yang sama.

Historiografi Sriwijaya diperoleh dan disusun dari dua macam


sumber utama; catatan sejarah Tiongkok dan sejumlah prasasti batu Asia
Tenggara yang telah ditemukan dan diterjemahkan. Catatan perjalanan
biksu peziarah I Ching sangat penting, terutama dalam menjelaskan
kondisi Sriwijaya ketika ia mengunjungi kerajaan itu selama 6 bulan pada
tahun 671. Sekumpulan prasasti siddhayatra abad ke-7 yang ditemukan di
Palembang dan Pulau Bangka juga merupakan sumber sejarah primer
yang penting. Di samping itu, kabar-kabar regional yang beberapa
mungkin mendekati kisah legenda, seperti Kisah mengenai Maharaja
Zabag dan Raja Khmer juga memberikan sekilas keterangan. Selain itu,
beberapa catatan musafir India dan Arab juga menjelaskan secara samar-
samar mengenai kekayaan raja Zabag yang menakjubka.

Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatra awal, dan salah satu


kerajaan terbesar Nusantara. Pada abad ke-20, Sriwijaya dan Majapahit
menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme
Belanda.

Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa


menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau San Fo Qi. Dalam
bahasa Sanskerta dan bahasa Pali, Kedatuan Sriwijaya disebut Yavadesh

40
dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj dan Khmer menyebutnya
Malayu. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya
sangat sulit ditemukan.

3. Diorama Candi Borobudur, 824

Borobudur didirikan oleh raja Samaratungga dari keluarga Salendra


dengan bantuan sumbangan para penganut agama Budaha secara gotong
royong. Keseluruhan bangunan berbentuk stupa raksasa dan
mencerminkan alam semesta. Dalam pembangunan candi, hampir dua
ratus ribu kaki kubik batu dipergunakan. Sejumlah 504 area Budha dan
1555 stupa besar dan kecil melengkapi monumen Budha yang megah ini.

Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah


dengan corak Buddha. Diperkirakan Candi Borobudur didirikan pada
masa pemerintahan Dinasti Syailendra antara 750-842 M. Tujuan
pembangunan Candi Borobudur adalah untuk memuliakan ajaran Budha
Mahayana. Belum ditemukan secara pasti siapa pendiri dari Candi
Borobudur. Menurut sejarawan J.G. de Casparis menyebutkan bahwa
pendiri Candi Borobudur adalah Raja Samaratungga. Adapun Raja
Samaratungga memimpin Mataram Kuno pada tahun 782 – 812 M pada
masa pemerintahan Dinasti Syailendra.

Sumber lain menyebutkan bahwa Candi Borobudur didirikan oleh


Raja Wisnu dimulai tahun 770 M dan selesai pada tahun 842. Pada tahun
928 dan 1006 candi ini ditinggalkan oleh Kerajaan Medang masa
pemerintahan Empu Sindok yang ekspansi melakukan ekspansi ke Jawa
Timur. Perpindahan ini dikarenakan adanya letusan gunung berapi
disekitar wilayah Mataram Kuno.

41
Sempat terbengkalai Candi Borobudur kemudian ditemukan kembali
oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814 ketika mengunjungi
Semarang. Temuan ini didasarkan pada laporan laporan temuan batu
berukir di bukit di desa Bumisegoro, Karesidenan Magelang. Bukit
tersebut diyakini sebagai sisa – sisa bangunan candi atau dinamakan
budur. Raffles kemudian mengutus utusannya bernama Cornelius untuk
melakukan penelitian pada tahun 1814 dan melakukan pembersihan
dimulai tahun 1817, 1825 dan 1835.

Candi Borobudur telah dipugar beberapa kali. Pemugaran ini


ditujukan untuk mengembalikan fungsi dan bentuk fisik dari Candi
Borobudur. Pemugaran pertama kali dilakukan Th. Van Erp pada tahun
1907 hingga 1911. Pemugaran ini dilakukan pemerintahan Indonesia yang
bekerjasama dengan UNESCO.

Struktur Candi Borobudur

Candi Borobudur memiliki 3 struktur besar yaitu

1. Kamadhatu (Kaki Candi)


Bagian paling bawah dari Candi Borobudur adalah Kamadhatu
sebagai kaki candi yang melambangkan kehidupan manusia di dunia
yang penuh dengan keburukan, nafsu dan dosa,Pada bagian bawah
terdapat banyak tumpukan batu yang diperkirakan sebagai
penopang dari badan candi. Terdapat 160 relief yang menjelaskan
Karmawibhangga Sutra yaitu hukum sebab akibat.
2. Rupadhatu (Tubuh Candi)
Bagian tengah dinamakan Rupadhatu yang menggambarkan
kehidupan manusia yang terbebas dari hawa nafsu namun masih terikat
dengan hal duniawi. Struktur rupadhatu berupa empat teras berbentuk
persegi. Pada bagian dinding terdapat hiasan relief.
3. Arupadhatu (Atas Candi)
Bagian paling atas Candi Borobudur dinamakan Rupadhatu yang
menggambarkan kehidupan manusia yang telah terbebas dari urusan
duniawi dan spiritual paling tinggi. Tingkatan ini menjadi simbol Sang
Buddha yang telah mencapai kesempurnaan.

Secara keseluruhan terdapat 504 patung Buddha dengan sikap meditasi


serta enam posisi tangan berbeda.

4. Diorama Bendungan Waringin Sapta

42
Diorama bendungan waringin saptaSetelah Raja Arilangga berhasil
menyatukan wilayah kekuasaannya kemakmuran rakya ditingkatkan. Kali
Brantas dibendung dekat Kelagen untuk irigasi serta menanggulangi
banjir. Rakyat setempat ditunjuk untuk memelihara bendungan dan
sebagai imbalan daerah tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar
pajak. Akibatnya pelayaran Kali Brantas bertambah ramai dan pelabuhan
Hujung Galuh menjadi pusat perdagangan antar pulau.

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan Hindu yang


ada di Jawa pada abad ke-8, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kerajaan
Mataram Kuno ini bermula sejak pemerintahan Raja Sanjaya yang
mempunyai gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Kerajaan Mataram
Kuno diperintahnya hingga 732M. Pada abad ke-8 yaitu awal berdirinya
kerajaan Mataram Kuno, kerajaan ini berpusat di Jawa Tengah. Kemudian
pada abad ke-10 pusat kerajaan Mataram Kuno ini pindah ke Jawa Timur.
Dan kerajaan ini mempunyai dua latar belakang keagamaan yang
berbeda, yaitu agama Hindu dan Buddha.

Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah terdiri dari


dua wangsa (keluarga), yaitu wangsa Sanjaya, dan Sailendra. Pendiri dari
wangsa Sanjaya ini sendiri adalah Raja Sanjaya, yang menggantikan Raja
sebelumnya yaitu Raja Sanna. Hingga pada akhirnya ketika Raja Sanjaya
wafat, kekuasaan kerajaan Mataram Kuno dipegang oleh Dapunta
Sailendra, yakni pendiri wangsa Sailendra. Banyak terjadi konflik pada
masa kekuasaan Dapunta Sailendra. Hingga akhirnya pada masa Sri
Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Mahasambu

43
berkuasa, terjadi perebutan kekuasaan di antara para pangeran kerajaan
Mataram Kuno. Ketika Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa berkuasa,
kerajaan ini berakhir dengan tiba-tiba. Diduga kehancuran kerajaan ini
akibat bencana alam karena letusan Gunung Merapi, Magelang, Jawa
Tengah.

Kerajaan Mataram di Jawa Timur pada abad ke-10, setelah


terjadinya bencana alam yang dianggap sebagai peristiwa pralaya, maka
sesuai dengan landasan kosmologis harus dibangun kerajaan baru dengan
wangsa yang baru pula. Mpu Sindok, yakni cucu dari Sri Maharaja Daksa,
membangun kembali kerajaan ini di Watugaluh, yaitu wilayah antara
Gunung Semeru dan Gunung Wilis, Jawa timur. Kerajaan yang didirikan
Mpu Sindok ini tetap bernama Mataram. Dengan demikian Mpu Sindok
dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Airlangga
mulai memulai ekspedisi-ekspedisinya di Jawa pada tahun 1028-1029 M
dengan maksud menaklukkan kembali kerajaannya yang terbagi antara
beberapa pesaing. Dimulai dengan penyerangan Bhismaprabhawa, yakni
seorang putra raja.

Airlangga dalam prasati Pucangan merupakan menantu dari


Darmawangsa Teguh. Berarti dia bukanlah keturunan Mpu Sendok
pendiri Dinasti Isana secara langsung. Hal itu yang membuat raja-raja
bawahan Darmawangsa Teguh yang dulu tidak patuh lagi pada maharaja.
Maka sebagian besar masa pemerintahan Airlangga dipenuhi dengan
peperangan menaklukan raja-raja bawahan. Dalam prasasti pucangan
dijelaskan bahwa Airlangga menaklukan beberapa penyerangan yaitu:

1. Menyerang ke Wuratan dan mengalahkan raja Wisnu Prrabhawa


(pada bulan Phalguna tahun 951 Saka/15 Februari 1030 M).
2. Mengalahkan Haji Wengker yang bernama Panuda dan menaklukan
kerajaannya pada tahun 953 Saka/1031 M, tapi Haji Wengker dapat
melarikan diri dan melakukan pemberontakan pada tahun 957 M.
Pemberontakan itu dapat di atasi dan Tahun 959 Saka Haji Wengker
dapat ditangkap di Kapang.
3. Menaklukan raja Hasin pada tahun 952 Saka (28 April 1030 M) hal ini
tertuang dalam prasasti Pucangan.
4. Pada tahun 954 Saka (1032 M) Darmawangsa Airlangga menyerang
raja Wurawari dan akhirnya raja Wurawari dapat dikalahkan. Dengan
dikalahkannya raja Wurawari maka lenyaplah perusuh diseluruh
tanah Jawa.

Pada tahun 1029, Airlangga berhasil mengalahkan Raja Wishnupraba


dari Waratan. Lalu pada tahun 1030 ia juga menaklukan Raja
Bhismaprabhawa dari Wengker. Akhirnya pada tahun 1032-1033,
Airlangga berhasil membalas kematian mertuanya dengan mengalahkan
Raja Wurawari. Dengan demikian Airlangga berhasil mempersatukan
kerajaan warisan Dharmawangsa yang terpecah belah dan sejak itu ia
mulai membangun negerinya. Airlangga mengangkat Narottama sebagai

44
penasehat dan pembantu kerajaan dan diberi gelar Rakryan Kanuruhan.
Ibu kota Medang Kamulan lalu dipindahkan ke Kahuripan. Airlangga juga
memperhatikan kehidupan rakyat agar makmur dan sejahtera. Usahanya
antara lain, membuat bendungan sungai Brantas di Waringin Sapta.
Peristiwa tersebut ditandai dengan pembuatan Prasasti Kamalagyan.
Bendungan ini dibuat karena sungai Brantas sering meluap sehingga
banyak desa-desa di hilir yang kebanjiran. Hal itu membuat rakyat
menderita dan membawa kerugian yang tidak sedikit. Jika banjir terjadi,
sawah dan kebun rusak sehingga hasil panen amat berkurang, akibatnya
pajak yang masuk ke kas kerajaan pun menipis.

Dengan pembuatan bendungan di Waringin Sapta, aliran Sungai


Brantas dapat dikendalikan. Hal itu bukan hanya membuat irigasi menjadi
lebih baik, melainkan lalu lintas di sungai Brantas pun menjadi lebih
ramai. Banyak pedagang dari luar daerah yang dapat berlayar ke arah
pedalaman dan sampai di tempat berlabuh yang bernama Hujung Galuh.
Raja Airlangga membebaskan rakyat sekitar bendungan dari pajak, tetapi
sebagai gantinya mereka harus menjaga bendungan itu. Untuk
membangun negara yang kuat, rakyat harus sejahtera. Untuk itu aliri
sawah, jaga rakyat dari bencana air maupun lumpur. Airlangga
mewujudkannya dan mewariskan kepada kita sebagai kearifan
memimpin negara. Setelah bendungan selesai dibuat aliran sungai
dipecah menjadi 3 arah utara. Selain itu raja juga membangun pertapaan
atau tempat suci di gunung Pugawat di daerah Ngimbang dan merupakan
desa Turun Hyang sebagai Sima. Pada masa Airlangga ada seorang
pujangga yang berhasil mengubah kitab Mahabrata menjadi
Arjunawiwaha. Pujangga itu bernama Mpu Kanwa (Tahun 939 Saka).

Banjir dalam prasasti Kamalagyan disebutkan terjadi berkali-kali.


Maksudnya adalah banjir tersebut terjadi setiap tahun atau setiap musim
hujan. Didalam prasasti tertulis bahwa banjir tersebut memusnahkan
tempat suci dan wilayah desa termasuk juga sawah. Dalam artian bahwa
banjir tersebut benar-benar besar, hingga kemungkinan merusak lahan
pertanian Jawa Kuna. Disebutkan pula sejumlah yang mengalam banjir
yaitu Kala, Kalagyan, ThaniJhumput, Wihara Cala, kamulan, dan prapatan.
Sumber banjir itu adalah meluapnya Sungai (Bengawan). Sungai Brantas
merupakan salah satu sungai di Jawa Timur yang sistem setiap tahun
menimbulkan ancaman bagi para petani karena selalu meluap pada
musim hujan.

Melihat dari prasasti tersebut, prasasti Kamalagyan dikeluarkan oleh


Raja Airlangga pada saat pembangunan Bendungan, yang dibangun untuk
menanggulangi banjir. Dalam hal ini bendungan yang dibangun adalah
bendungan di daerah Waringin Sapta aliran cabang dari sungai bengawan
atau sungai Brantas. Pembangunan bendungan dilakukan unuk
menanggulangi banjir yang sering terjadi dan menghancurkan tanggul
yang telah ada, sehingga banyak sawah yang rusak dan sungai tidak dapat
dilewati perahu para pedagang. Faktor penyebab banjir di wilayah

45
Waringin Sapta disamping hujan yang cukup deras, juga karena peran
sungai terhadap material gunung berapi. Material gunung berapi yang
keluar akibat letusan gunung berapi yang ada disekitar aliran sungai
Brantas, (misalnya gunung Wilis, gunung Welirang, Gunung Kelud, dan
gunung Anjasmoro) yang terendap oleh media sungai Brantas.

Dari prasasti kamalagyan juga dapat diketahui, bahwa banjir di


Waringin Sapta telah sering ditanggulangi dengan pembuatan bendungan
oleh masyarakat sekitar. Namun tidak juga berhasil diatasi, bendungan
yang dibuat ikut hancur diterjang banjir. Melihat permasalahan yang
tidak juga selesai dan sangat merugikan, maka Raja Airlangga berkenan
turun tangan menangani bencana tersebut. Penanganan yang dilakukan
oleh Raja Airlangga adalah pembuatan bendungan untuk memperbaiki
tanggul yang selalu rusak. Pada intinya prasasti Kamalagyan dikeluarkan
oleh Raja Airlangga untuk memperingati pembangunan bendungan di
Waringin Sapta. Pembangunan bendungan dilakukan untuk
menanggulangi banjir yang setiap tahun datang dan merusak tangguk
yang telah ada, serta banyak merusak sawah, bangunan suci serta
mengacaukan perdagangan.

Pembangunan bendungan ini dapat disimpulkan bahwa pada masa


Jawa Kuna sudah dikenal sistem pengelolaan air. Usaha-usaha untuk
mengelola air, tampaknya menjadi pusat perhatian dari penguasa-
penguasa kerajaan. Hal ini ditunjukkan dengan ditemukannya beberapa
prasasti yang menyebutkan tentang pengelolaan air. Dan dapat diketahui
strategi penanggulangan banjir pada masa Jawa Kuna abad V sampai
abad XI Masehi. Adapun strategi yang digunakan untuk menanggulangi
banjir adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan aliran sungai yang dialirkan ke laut. Air yang melimpah


dapat mengalir kelaut sehingga terhindar dari bahaya banjir.
2. Pembuatan bendungan. Air sungai yang meluap dapat tertahan oleh
bendungan sehingga air tidak menggenangi sawah maupun
pemukiman penduduk. Air sungai tersebut kemudian dialirkan ke
sawah-sawah melalui jaringan irigasi.

Dalam masa Airlangga peperangan demi peperangan dijalaninya


untuk membangun sebuah kerajaan. Satu persatu kerajaan-kerajaan di
Jawa Timur dapat ditaklukannya. Namun pada tahun 1032 Airlangga
kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat
bagai raksasa yang pada akhirnya juga dapat ditaklukannya. Airlangga
kemudian membangun ibu kota baru bernama Kahuripan di daerah
Sidoarjo sekarang ini. Musuh wanita dapat dikalahkan, bahkan kemudian
Raja Wurawari pun dapat dihancurkan pula. Saat itu wilayah kerajaan
mencakup hampir sekuruh wilayah Jawa Timur. Nama Kahuripan inilah
yang kemudian lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang lazim dipimpin
Airlangga, sama halnya nama Singhasari yang sebenarnya Cuma nama ibu
kota, lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin Kertanagara.

46
Pusat kerajaan Airlangga kemudian dipindah lagi ke Daha, berdasarkan
prasasti Pamwatan, 1042 dan Serat Calon Arang.

Pada akhir pemerintahannya, Airlangga berhadapan dengan masalah


persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Calon rja yang
sebenarnya, yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi, memilih menjadi
pertapa dari pada naik takhta. Pada akhir November 1042, Airlangga
terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu begian barat bernama
Kadiri beribu kota Daha, diserahkan kepada Sri Samawijaya, serta bagian
timur bernama Janggala beribu kota di Kahuripan, diserahkan kepada
Mapanji Garasakan. Setelah turun takhta, Airlangga menjalani hidup
sebagai pertapa sampai meninggal sekitar tahun 1049.

5. Diorama Candi Jawi Perpaduan Sivaisme – Budhisme 1292

Diorama Candi Jawi Perpaduan Sivaisme – Budhisme 1292


Perpaduan Sivaisme dan B.Letam BerBudhisme sebagai hasil sinkretisme
dapat dilihat pada candi Jawi yang terletak di gunung Welirang di sebelah
Barat Daya Pandakan. Candi ini dibangun pada masa raja Kartanegara,

47
raja terakhir Singasari. Puncaknya berbentuk Ratnastupa, pada bagian
atas terdapat arca Budha Aksobhya dan di bagian bawah arca Siva
Mahadewa.

Candi Jawi adalah situs sejarah yang terletak di Pasuruan, Jawa


Timur. Lebih detailnya, candi ini terletak di kaki gunung Welirang, Desa
Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Jika kamu ingin berkunjung ke candi ini, lokasinya memiliki jarak


sekitar 31 kilometer dari kota Pasuruan. Jadi, kalau ingin berkendara
dengan mobil dari Pasuruan, kamu bisa menjangkaunya hanya dengan
perjalanan selama 1 jam.

Karena terletak di Kecamatan Prigen, candi ini juga dikenal dengan


sebutan Candi Prigen. Adapun, candi ini merupakan salah satu warisan
budaya peninggalan kerajaan Hindu-Budha yang sudah ada sejak abad ke-
13 masehi.

Selain Candi Jawi, kompleks ini juga dipenuhi oleh ratusan candi lain.
Namun, hanya candi ini yang diketahui namanya. Nama Jawi tersebut
konon berasal dari kitab Negarakertagama yang menyebut candi tersebut
dengan nama Jajawi. Namun, belum diketahui sejak kapan nama dari
Jajawi berubah menjadi Jawi.

Berdasarkan beberapa sumber sejarah, fungsi dari Candi Jawi adalah


tempat pendharmaan Kertanegara, raja terakhir kerajaan Singasari yang
wafat pada tahun 1292 Masehi. Dengan dibangunnya candi ini,
Kertanegara pun didharmakan sebagai Siwa-Budha.

Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1304 M. Makna simbol


pada Candi Jawi ini pun bisa diketahui melalui latar belakang dari
kebudayaan dan agama yang membentuknya.

Sementara, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan RI Nomor 177/M/1998, bagian yang menjadi Cagar Budaya
dari situs ini adalah kesatuan bangunan candi dan tanah di sekeliling
bangunan dengan segala apapun yang berada di atas atau di bawah
permukaan tanah.

Peninggalan Sejarah Raja Kertanegara

Yoni yang ada di bilik candi.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, candi ini merupakan simbol


pendharmaan untuk Raja Kertanegara. Candi Jawi merupakan sudharma
haji (candi kerajaan/candi negara) yang berarti candi di bawah
pengawasan Dharmadyaksa atau pejabat tinggi kerajaan yang mengurusi
persoalan agama.

Konon, alasan mengapa Kertanegara membangun candi jauh dari


pusat kerajaan Singasari yakni Malang, berkaitan dengan kepercayaan

48
yang dianut oleh raja tersebut yakni sinkretisme Siwa-Budha. Ceritanya,
banyak masyarakat di daerah tersebut adalah pengikut ajaran yang sama
dengan Kertanegara.

Disebutkan bahwa meskipun kerajaan Singasari mencapai masa


kejayaannya selama diperintah oleh Kertanegara, namun ia juga memiliki
banyak musuh. Nah, masyarakat di daerah ini dikenal cukup setia
sehingga candi tersebut dijadikan basis pendukung Kertanegara.

Namun, dalam kitab Negarakertagama juga dituturkan bahwa pada


zaman Majapahit, candi ini pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk
dalam rangkaian perjalanan ke Lumajang pada tahun 1359 Masehi.

Raja termasyhur dalam sejarah pemerintahan kerajaan Majapahit


tersebut dikisahkan singgah di candi ini untuk memberikan
penghormatan pada kakek buyutnya, Kertanegara. Hayam Wuruk datang
dengan bersusah hati karena salah satu arca yang terdapat dalam candi
tersebut raib karena disambar petir.

Riwayat Penanganan Relief Candi Jawi.

Berdasarkan temuan fragmen batu, Candi Jawi pernah diperbaiki


pada masa pemerintahan penguasa ketiga Majapahit yakni
Tribhuwanatunggadewi. Pada 1938-1941, terdapat sebuah penelitian
terhadap Candi Jawa yang dilakukan oleh Hindia Belanda
Oudheidkundige Dienst (OD) atau Dinas Kepurbakalaan. Saat penelitian
berlangsung, banyak bagian yang ditemukan rusak dan hilang, sehingga
dilakukan pemugaran atau perbaikan kembali.

Usaha pemugaran kemudian dilanjutkan kembali pada tahun 1980


oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
Purbakala melalui Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan
Sejarah Dan Purbakala Jawa Timur.

Selama proses pemugaran berlangsung, dilakukan pula pencarian


batu-batu candi yang hilang sampai akhirnya bisa ditemukan semua. Pada
tahun 1980, seluruh pemugaran Candi Jawi dapat diselesaikan.

6. Sumpah Palapa, 1331

49
Setelah Gajah Mada berhasil menyelesaikan Perang Sadeng 1331,
maka untuk membela keutuhan Negara Majapahit dia bersumpah tidak
akan makan Palapa sebelum Nusantara dapat dipersatukan. Sumpah
Palapa adalah pendahulu cita-cita persatuan Indonesia yang kemudian
diperjuangkan oleh perintis kemerdekaan sejak tahun 1908.

Sumpah Palapa atau yang disebut denga Amukti Palapa, merupakan


sumpah yang diikrarkan oleh seorang mahapatih Kerajaan Majapahit
pada masa Raja Hayam Wuruk, yaitu Gajah Mada. Berikut ini adalah
sejarah dan isi dari sumpah tersebut.

Sejarah

Mengutip buku Sejarah 2 oleh Penerbit Yudhistira Ghalia


Indonesia, Sumpah Palapa diikrarkan oleh Gajah Mada ketika ia dilantik
sebagai Patih kerajaan Majapahit pada tahun 1331 M. Intisari sumpah
tersebut adalah bahwa Gajah Mada bersumpah untuk tidak akan makan
palapa (semacam jenis rempah-rempah yang manis), tidak juga
bersenang-senang atau beristirahat sebelum seluruh Nusantara bersatu
di bawah kekuasaan Majapah.

Dijelaskan dalam referensi lain yaitu buku Sejarah Nasional


Indonesia Edisi Revisi 2013 oleh Edi Hernadi, pelaksanaan Sumpah Palapa
dan kegigihan Gajah Mada membuat wilayah kekuasaan Majapahit
meluas. Dalam melaksanakan sumpah tersebut, Gajah Mada juga

50
mendapat dukungan dari beberapa tokoh seperti Adityawarman dan
Laksamana Nala. Di bawah kepemimpinan Laksamana Nala, kerajaan
Majapahit kemudian membentuk Angkatan laut yang sangat kuat dan
bertugas untuk mengawasi seluruh perairan yang ada di wilayah
Nusantara.

Mengutip Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik


Sampai Kontemporer oleh Adi Sudirman, upaya untuk memperluas
kekuasaan Majapahit terus dilakukan. Upaya terakhirnya yaitu dengan
upaya penyatuan, melalui perkawinan antara Raja Hayam Wuruk dengan
putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari kerajaan Sunda.

Namun upaya tersebut gagal dan ditandai dengan tragedi Bubat.


Tragedi tersebut yaitu peristiwa tewasnya rombongan pengantin Sunda
akibat pengkhianatan oleh Gajah Mada sebagai Patih Majapahit dan
pasukannya yang terjadi pada 1357 M di Bubat. Tragedi ini menewaskan
Raja Sunda bersama putrinya, Dyah Pitaloka Citraresmi. Peristiwa ini
disebutkan dalam naskah kuno seperti Kidung Sunda, Kidung Sundayana,
Carita Parahyangan, dan Serat Keraton. Tragedi inilah yang menandai
kegagalan Gajah Mada dalam memenuhi Sumpah Palapa yang
diikrarkannya.

Isi Sumpah Palapa

Masih mengutip referensi yang sama di atas, isi dari sumpah tersebut
ditemukan dalam naskah Pararaton, yang isinya adalah:

"Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi, sira Gajah Mada: 'Lamun


huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring
seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Palembang, Tumasik,
samana isun amukti palapa"

Artinya: Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin


menikmati palapa (melepaskan puasa). Beliau Gajah Mada, "jika telah
mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika
mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali,
Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) menikmati
palapa (melepaskan puasa).

Dijelaskan dalam buku Gajah Mada: Kisah Cinta dan Penaklukan-


Penaklukannya oleh Sri Wintala Achmad, sekalipun sumpah tersebut
dianggap sakral oleh sejarawan, namun ada beberapa sejarawan yang
berpendapat bahwa sumpah ini juga menjadi refleksi dari ambisi
Majapahit dalam menaklukkan wilayah di Nusantara melalui jalan perang.

7. Armada perang Majapahit abad ke-14

51
Diorama Armada Perang Majapahit Abad ke 14. Sepeninggal Gajah
Mada, timbul kesulitan dalam pemerintahan Hayam Wuruk. Pemerintah
yang baru berusaha untuk mempertahankan keutuhan Nusantara dengan
mengambil tindakan yang ditujukan kepada kemakmuran rakyat dan
keamanan daerah-daerah. hal ini dibuktikan dengan memperkuat
armadaperang untuk menjaga keutuhan Nusantara dan mengatasi usaha
pengacauan antara lain oleh armada Cina.

Mulai melemahnya Kerajaan Majapahit bermula dari wafatnya


Mahapatih Gajah Mada pada 1364. Sosok yang terkenal dengan Sumpah
Amukti Palapa untuk menyatukan Nusantara ini merupakan tandem
sejati bagi Raja Majapahit kala itu, Hayam Wuruk yang bertaktha sejak
tahun 1350.

Ketiadaan Gajah Mada membuat Hayam Wuruk ikut terpuruk dan


akhirnya meninggal dunia pada 1389. Wafatnya Hayam Wuruk, juga
sebelumnya Gajah Mada, membuat stabilitas Kerajaan Majapahit
semakin rapuh. Banyak wilayah taklukan yang mulai melepaskan
diri.Sebagai penerus takhta Majapahit, tampillah Wikramawardhana,
menantu Hayam Wuruk alias suami dari Kusumawardhani.
Kusumawardhani adalah putri Hayam Wuruk dari permaisuri.

Kepemimpinan Wikramawardhana ternyata mendapat guncangan


dari kalangan internal kerajaan sendiri. Perlawanan tersebut dikobarkan
oleh Bhre Wirabhumi yang merupakan putra Hayam Wuruk dari istri selir.

Dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-


negara Islam di Nusantara (2005), Slamet Muljana menjelaskan mengenai
perebutan posisi raja baru setelah meninggalnya Hayam Wuruk memiliki
pengaruh besar dalam keruntuhan kemaharajaan ini.

Saat itu, Wikramawardhana menguasai bagian keraton barat


Majapahit. Sedangkan, Bhre Wirabhumi memimpin keraton bagian timur.
Pertikaian ini bersumber pada masalah perebutan kepemimpinan

52
pemerintahan di antara para penguasa daerah atau raja-raja taklukan
yang masih merupakan kerabat istana.

Tahun 1405, pecahlah polemik antara pihak Wikramawardhana


melawan kubu Bhre Wirabhumi yang kemudian disebut sebagai Perang
Paregreg. Perang saudara ini dimenangkan oleh Wikramardhana setelah
Bhre Wirabhumi tewas pada 1406.

Menurut Pranoedjoe Poespaningrat dalam buku Kisah Para Leluhur


dan yang Diluhurkan: Dari Mataram Kuno sampai Mataram Baru (2008),
Perang Paregreg merupakan salah satu faktor penyebab kemunduran
Majapahit.Deretan penerus penguasa Majapahit setelah
Wikramawardhana (1389-1429) tidak ada yang mampu membangkitkan
kejayaan kerajaan yang pernah digapai pada masa Hayam Wuruk dan
Gajah Mada.

Dikutip dari The Name's of Hayam Wuruk Sister's (1978) karya J.


Noorduyn, pusat pemerintahan Majapahit dipindahkan dari Trowulan ke
Daha (Kediri) pada era kepemimpinan Girindrawardhana atau Brawijaya
VI (1478-1489).

Pindahnya ibu kota tidak membuat kondisi Majapahit membaik,


bahkan semakin lemah pengaruhnya. Terlebih dengan kemunculan pusat
kekuasaan baru di Jawa, yakni Kesultanan Demak yang didirikan oleh
Raden Patah, pangeran Majapahit, putra dari Bhre Kertabumi atau
Brawijaya V (1468-1478).Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam
pertama di Jawa. Ajaran Islam kala itu memang sedang berkembang
pesat dan kian melemahkan pamor Majapahit yang mayoritas rakyatnya
menganut agama Hindu atau Buddha.

Majapahit runtuh ketika terjadi serangan oleh Kesultanan Demak


yang dipimpin oleh Sultan Trenggana (1521-1546). Trenggana adalah
penguasa Kesultanan Demak ke-3 setelah Raden Patah dan Pati Unus.

Tahun 1527, Sultan Trenggana mengirim pasukan untuk menduduki


Majapahit dan mengambil-alih wilayah-wilayah taklukan yang masih
tersisa. Kemaharajaan yang pernah amat besar dan perkasa itu pun
akhirnya benar-benar musnah.

8. Sumpah pemuda 28, Oktober 1928

53
Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda dicetuskan dalam Kongres Pemuda II tanggal 28


Oktober 1928. Namun sebelum itu, para pemuda sudah terlebih dahulu
mengupayakan persatuan melalui Kerapatan Besar Pemuda (Kongres
Pemuda I) yang dilaksanakan pada 30 April sampai 2 Mei 1926 di Batavia.

Tujuan diselenggarakannya Kongres Pemuda I adalah untuk


menyamakan persepsi antar berbagai organisasi kepemudaan di
Indonesia sehingga terwujud dasar pokok lahirnya persatuan Indonesia
yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia (Abdul Rahman, et al.,
2008).

Namun, Kongres Pemuda I tidak membuahkan hasil setelah Ketua


Kongres, Muhammad Tabrani, tidak sepakat dengan Mohammad Yamin
terkait penggunaan istilah bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
Menurutnya, kalau tanah air dan bangsa bernama Indonesia, maka
bahasa juga harus disebut bahasa Indonesia. Meski demikian, Kongres
Pemuda I sudah menunjukkan adanya pemahaman satu nusa, satu
bangsa, dan satu bahasa.

Setelah Kongres Pemuda I selesai, beberapa pertemuan diadakan


untuk membahas lebih lanjut terkait tindak lanjut dari Kongres Pemuda I.
Setelah dua tahun, para pemuda yang dimotori PPPI (Persatuan Pemuda
Pelajar Indonesia) mengadakan beberapa rapat yang dihadiri oleh
perwakilan dari beberapa organisasi pemuda. Dari rapat tersebut
menghasilkan keputusan bahwa Kongres Pemuda II akan dilaksanakan
pada Oktober 1928 dengan susunan panitia sebagai berikut:

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)

Bendahara : Amir Sjarifoeddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)

54
Pembantu II : R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)

Pembantu III : R.C.L. Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)

Pembantu V : Mohamad Rocjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Kongres Pemuda II dilangsungkan selama dua hari pada tanggal 27


dan 28 Oktober 1928 yang terbagi dalam tiga kali rapat yang masing-
masing rapat dilaksanakan di gedung yang berbeda.

Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen


Bond (KJB), Sabtu 27 Oktober 1928. Dalam rapat tersebut, Mohammad
Yamin menguraikan tentang arti penting persatuan untuk kebangsaan.
Menurutnya terdapat beberapa faktor yang bisa memperkuat persatuan
Indonesia, yaitu persamaan kultur, bahasa, dan hukum adat.

Rapat kedua terjadi pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-


Java Bioscoop membahas masalah pendidikan. Anak-anak harus dididik
untuk memiliki karakter yang baik dan cinta tanah air. Anak-anak juga
harus diberikan pelajaran merdeka tanpa melalui perintah ataupun
pemaksaan. Harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di
rumah.

Rapat ketiga dilaksanakan di gedung Indonesische Clubgebouw


Kramat pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada rapat ketiga dijelaskan
pentingnya gerakan kepanduan bagi persatuan bangsa. Kepanduan tidak
bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Dalam rapat ketiga ini, sebelum rumusan hasil kongres dibacakan,


terlebih dahulu diperdengarkan lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman,
yakni Indonesia Raya yang nantinya akan menjadi lagu kebangsaan
Indonesia setelah merdeka. Setelahnya, putusan kongres dibacakan dan
diikuti oleh seluruh peserta, sebuah putusan yang kita kenal sebagai
Sumpah Pemuda.

Adapun ikrar Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:

Pertama

Kami, putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah
air Indonesia

Kedua

Kami, putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah
air Indonesia

Ketiga

55
Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
IndonesiaMakna Sumpah Pemuda

Tidak diragukan bahwa peristiwa Sumpah Pemuda memiliki arti


penting bagi pergerakan nasional Indonesia ke depannya. Mengutip
Mahda Ahdiyat dalam Gelombang Semangat Sumpah Pemuda (2021),
masing-masing poin dalam Sumpah Pemuda memiliki makna sebagai
berikut:

1. Sumpah Pemuda menyatukan para pemuda dan seluruh rakyat


Indonesia untuk membela tumpah darah yang satu, yakni tanah air
Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote.
Meskipun terdiri atas ribuan pulau yang dipisahkan oleh laut, tapi pada
hakikatnya adalah satu.
2. Sumpah Pemuda menyatukan para pemuda dan seluruh rakyat
Indonesia untuk menjadi bangsa yang berdaulat dan bersatu yaitu
bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang besar dan majemuk, bangsa
Indonesia telah melalui berbagai terpaan zaman melalui persatuan.
3. Sumpah Pemuda menyatukan para pemuda dan seluruh rakyat
Indonesia untuk berbahasa satu, yakni bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia menjadi bahasa yang mempersatukan suku ras, dan etnis
yang berbeda tanpa menghapuskan bahasa ibu masing-masing. Bahasa
Indonesia juga selalu berkembang melalui penyerapan kosakata dari
bahasa-bahasa daerah yang memperkaya kosakatanya.

Momen peringatan Sumpah Pemuda ini hendaknya dijadikan sebagai


inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk bersatu dan memaknai
perbedaan sebagai keunikan alih-alih untuk memecah dan menjadi sumber
konflik. Dengan persatuan, generasi muda dapat membawa negeri ini ke
arah yang lebih baik.

9. Supersemar (Surat Pemerintah 11 Maret 1966)

Krisis yang menggoncangkan sendi-sensi negara sudah kudeta G 30


S/PKI digagalkan menyebabkan pemerintah kehilangan kepercayaan rakyat.

56
Presiden Soekarno mengeluarkan surat pemerintah kepada Letjen.
Soeharto untuk memulihkan kewibawaan pemerintah dan keamanan
nasional.

Letjen. Soeharto dengan cepat melaksanakan Surat Pemerintah 11


Maret 1966 dengan memenuhi dua diantara Tri Tuntutan Rakyat, yakni
membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membersihkan kabinet dari
Materi-materi yang ada indikasi terlibat G 30 S/PKI

Pada tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965, sebuah kelompok


Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menamakan dirinya Gerakan 30
September membunuh enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat,
merebut kendali sementara di beberapa bagian pusat Jakarta, dan
mengeluarkan sejumlah keputusan melalui Radio Republik Indonesia dalam
percobaan kudeta.[2] Partai Komunis Indonesia (PKI) dituduh sebagai
dalang atas percobaan kudeta tersebut. Tiga hari setelah peristiwa tersebut,
Soekarno menunjuk Soeharto, saat itu sebagai Panglima Komando
Cadangan Strategis Angkatan Darat, untuk mengambil langkah memulihkan
keamanan negara yang mulai tidak stabil. Soeharto meresponnya dengan
membentuk Kopkamtib dan menggelar operasi untuk menyingkirkan PKI di
berbagai daerah.

Ketika Soekarno melantik Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan di


Istana Merdeka, di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa menentang
pelantikan, terlihat pergerakan pasukan tanpa lencana di sekitar Istana.
Pasukan ini belakangan diketahui merupakan Pasukan Kostrad dibawah
pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang hendak menahan menteri-
menteri yang diduga terlibat dalam Gerakan 30 September. Soekarno
disarankan untuk meninggalkan pertemuan dan kemudian melakukannya
dengan pergi ke Istana Bogor, 60 km selatan Jakarta, dengan helikopter.
Sore harinya, tiga jenderal TNI, Mayor Jenderal Basuki Rahmat, Brigadir
Jenderal M. Jusuf, dan Brigjen Amirmachmud mengunjungi Sukarno dan
pergi dengan Supersemar yang ditandatangani yang kemudian mereka
berikan kepada Soeharto. Keesokan harinya Suharto menggunakan
kekuasaan yang diberikan kepadanya untuk melarang PKI, dan pada tanggal
18 Maret, lima belas menteri yang loyal terhadap Soekarno ditangkap.

Pada Maret 1967, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)


memilih untuk mencabut kekuasaan Sukarno dan menunjuk penjabat
presiden Suharto. Pada tahun 1968 MPRS menghapus kata 'penjabat' dan
lebih dari dua tahun setelah peristiwa September 1965 Soeharto menjadi
presiden Indonesia. Proses pengalihan kursi kepresidenan dari Sukarno ke
Soeharto memakan waktu selama dua tahun. Suharto tetap berkuasa
sebagai presiden sampai ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

10. Utusan Cina ke Majapahit 1405

57
Sejak Majapahit mengalami zaman Keemasan, hubungan
persahabatan dengan negara negara tetangga berlangsung dengan baik.
Pengakuan terhadap kedaulatanan Majapahit oleh Cina ditandai dengan
kunjungan Cheng Ho pada tahun 1405 yang di Terima oleh
Wikramawardhana. Cheng Ho atau Zheng He merupakan seorang
laksamana paling agung yang pernah dimiliki Tiongkok. Ia hidup pada
zaman Dinasti Ming. Laksamana Cheng Hodengan armada besarnya,
melakukan tujuh kali pelayaran besar ke Asia Tenggara dan Samudra Hindia
sampai ke Afrika timur, dalam kurun 1405-1433 M.

Merupakan suatu hal yang menarik bahwa Cheng Ho dapat menjadi


laksamana yang begitu hebat di Tiongkok, padahal ia berasal dari Suku Hui
yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Selain itu ia juga hidup jauh
di Asia Tengah tepatnya di Mongolia, yang ketika itu diperlukan waktu
berminggu-minggu perjalanan darat dari kampungnya untuk bisa mencapai
daerah pesisir laut.

Cheng Ho dilahirkan dari marga Ma (Muhammad), di Provinsi Yunan.


Ayahnya dan kakeknya adalah muslim yang telah menunaikan ibadah haji
ke Makkah. Ketika kecil, Cheng Ho menggunakan nama Ma He.Cheng Ho
memulai sejarah pelayarannya mengarungi Samudra Hindia pada tanggal 11
Juli 1405.Ketika terjadi peperangan dan pasukan Ming menyerbu ke
daerahnya, banyak yang menjadi tawanan, termasuk anak-anak seperti
Cheng Ho, yang kemudian dibawa ke Nanjing, ibukota kekaisaran Tiongkok
saat itu. Dengan cara yang kejam dan keji, anak-anak ini dikebiri, termasuk
Cheng Ho yang ketika itu masih berusia 12 tahun, hingga ia akhirnya hidup
sebagai kasim (eunuch) yang tak dapat lagi berketurunan.

Cheng Ho kemudian diserahkan oleh Zhu Yuanchang, kaisar pertama


Dinasti Ming, untuk dijadikan pelayan pada putranya yang bernama Zhu De.
Dalam perkembangannya kemudian Cheng Ho senantiasa mendampingi
Zhu De dalam berbagai peperangan dan selama itu Cheng Ho yang
berpostur tinggi besar itu, selalu menunjukkan prestasi yang luar biasa.

Ketika Zhu De kemudian menjadi kaisar, ia menugasi orang


kepercayaannya itu (Cheng Ho) untuk menjadi laksamana yang akan

58
membawa armada besar Tiongkok dalam ekspedisi- ekspedisi pelayaran
jarak jauh ke Samudra Hindia (Samudra Barat, menurut versi
Tiongkok).Pelayaran besar mengarungi Samudra Hindia itu dimulai pada
tanggal 11 Juli 1405. Pelayaran tersebut membuat Cheng Ho sempat
singgah di wilayah yang kini dikenal sebagai Kota Semarang. Alasan
mengapa Cheng Ho singgah di Kota Semarang adalah karena salah seorang
awak kapal yakni Wang Jinghong mengalami sakit keras. Salah satu bukti
peninggalannya adalah Kelenteng Sam Po Kong yang masih berdiri hingga
saat ini.

11. Kartini 1879 - 1904

Kartini 1879-1904. Buah pikirannya dalam surat-surat yang dikirim


kepada para sahabatnya di negeri Belanda kemudian dikumpulkan dan
diterbitkan menjadi buku Habis Gelap Terbitlah Terang.

Melansir dari buku berjudul "Sisi Lain Kartini" oleh Kemdikbud, Raden
Ajeng Kartini (R.A. Kartini) lahir pada tanggal 21 April 1879 di kota Jepara,
Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan bernama Raden Mas (R.M.)
Sosroningrat yang menikah dengan wanita desa, Mas Ajeng Ngasirah.

Kartini memiliki tujuh saudara, yakni:

1. Raden Mas Slamet, lahir pada 15 Juni 1873.


2. Raden Mas Boesono, lahir pada 11 Mei 1874.
3. Raden Mas Kartono, lahir pada 10 April 1877.
4. Raden Ajeng Kardinah, lahir pada 1 Maret 1881.
5. Raden Mas Moeljono, lahir pada 26 Desember 1885.
6. Raden Ajeng Soematri, lahir pada 11 Maret 1888.
7. Raden Mas Rawito, lahir pada 16 Oktober 1892.

Sejarah Kartini

Pada tahun 1885, Kartini bersekolah di Europesche Lagere School (ELS)


atau setara dengan Sekolah Dasar (SD). Anak pribumi Indonesia yang

59
diizinkan mengikuti pendidikan di ELS, hanya yang orang tuanya merupakan
pejabat tinggi pemerintah. Bahasa pengantar di ELS adalah bahasa Belanda,
sehingga Kartini bisa meningkatkan kemampuan bahasanya.

Namun, Kartini tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang


berikutnya karena ditentang oleh sang Ayah. Ia dipaksa untuk menjadi putri
bangsawan sejati dengan mengikuti adat istiadat yang berlaku. Ia banyak
menghabiskan waktu di rumahnya.

Ketertarikan Kartini dalam Dunia Membaca

Kartini yang selalu di rumah atas keinginan Ayahnya, akhirnya


mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan
dibacanya di taman rumah. Kartini jadi gemar membaca dan sering
bertanya kepada Ayahnya.

Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda) yang


waktu itu masih menjajah Indonesia). Lalu, timbul keinginannya untuk
memajukan kehidupan wanita Indonesia. Baginya, wanita tidak hanya di
dapur, tetapi juga harus mempunyai ilmu.

Ia mulai mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis


menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Di tengah kesibukannya, ia tidak
berhenti membaca dan menulis surat kepada teman-temannya yang berada
di negeri Belanda.

12. Sunda kelapa

Pertempuran di Pelabuhan Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527 dimana


pasukan Fatahillah berhasil mengalahkan armada Portugis.

60
Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya
di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan,
kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan tertua yang


ada di Indonesia dan merupakan cikal bakal terbentuknya kota Jakarta.
Pelabuhan ini sempat berganti nama beberapa kali namun berdasar SK
Gubernur DKI Jakarta tanggal 6 Maret 1974 nama Sunda Kelapa ditetapkan
sebagai nama resmi pelabuhan ini.

Pelabuhan Sunda Kelapa sejatinya sudah ada sejak abad ke-5 dan
merupakan pelabuhan yang berada dibawah kepemilikan Kerajaan
Tarumanegara. Namun pada abad ke-12 berpindah tangan menjadi milik
Kerajaan Sunda.

Sejak Kerajaan Sunda berhasil menguasai pelabuhan ini, Pelabuhan


Sunda Kelapa berhasil berkembang menjadi salah satu pelabuhan penting
yang ada di pulau Jawa, mengingat lokasinya yang cukup strategis.Selain
pedagang-pedagang dari berbagai daerah di Nusantara yang melakukan
kegiatan perdagangan di pelabuhan ini, tak jarang pedagang – pedagang
asing dari negeri luar seperti Tiongkok, Arab, India, Inggris dan Portugis.
Bangsa Portugis bahkan membangun relasi dengan Kerajaan Sunda hingga
diizinkan membuat kantor dagang di sekitar pelabuhan.

Kesultanan Demak yang melihat hubungan Portugis dengan Kerajaan


Sunda sebagai sebuah ancaman, kemudian merencanakan penyerangan
atas Sunda Kelapa.

Pada 22 Juni 1527,pasukan gabungan Kesultanan Demak-Cirebon


dibawah pimpinan Fatahillah menyerang dan berhasil menguasai Sunda
Kelapa dan merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Peristiwa ini
kemudian diingat sebagai ulang tahun Kota Jakarta.

Setelah Demak berkuasa, Belanda dibawah pimpinan Cornelis de


Houtman tiba pertama kali di Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1596
dengan tujuan utama mencari rempah-rempah, mengingat pada saat itu
rempah – rempah merupakan komoditas utama di Belanda karena berbagai
khasiatnya seperti obat, penghangat badan, dan bahan wangi-
wangian.Pada tahun 1610 Belanda membuat perjanjian dengan Pangeran
Jayawikarta atau Wijayakarta penguasa Jayakarta dan membuat suatu
perjanjian. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Belanda diijinkan
membuat gudang dan pos dagang di timur muara sungai Ciliwung.

Setelah perjanjian disetujui Belanda pun mendapat keuntungan yang


besar akibat perdagangan rempah-rempah yang mereka lakukan di negeri
asal mereka. Melihat keuntungan yang pesat, Belanda akhirnya
memutuskan untuk melakukan ekspansi di Jayakarta dan kemudian
menggant nama Jayakarta menjadi Batavia.

61
Di bawah kekuasaan Belanda, pelabuhan Sunda Kelapa kemudian
direnovasi. Semula pelabuhan Sunda Kelapa yang tadinya hanya memiliki
kanaal sepanjang 810 m, diperbesar hingga menjadi 1.825 m.

13. Pengesahan Pancasila

Pengesahan Pancasila sebagai landasan falsafah negara dan UUD 1945


pada rapat PPKI, 18 Agustus 1945. Pancasila merupakan dasar negara
Indonesia yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Sejarah perumusan Pancasila perlu diketahui kita sebagai warga
negara Indonesia.

Sebelum terbentuk rumusan Pancasila, pada 22 Juni 1945 sembilan


tokoh nasional yang disebut Panitia Sembilan berhasil menyusun sebuah
naskah piagam yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta.

Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama oleh Badan Penyelidik


Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) yang dilaksanakan pada 29
Mei hingga 1 Juni 1045.

Dalam sidang tersebut, pembahasannya berkaitan dengan dasar


negara Indonesia. Tiga tokoh pun menyampaikan beberapa usulan
mengenai falsafah atau dasar negara Indonesia. Mereka adalah Soepomo,
Moh. Yamin, dan Soekarno.

Merujuk modul Sejarah Perumusan Pancasila Universitas Negeri


Yogyakarta oleh Suranto, penyampaian tersebut didasarkan pada arahan
Ketua BPUPKI Radjiman Wedyodinigrat.

Pada pembukaan sidang, ia mengatakan bahwa mendirikan negara


yang merdeka, membutuhkan suatu dasar negara. Berikut ini usulan
rumusan dasar negara dari para tokoh.

62
Tokoh yang Mengusulkan Rumusan Dasar Negara

Terdapat tiga tokoh perumus Pancasila, yaitu Moh. Yamin, Soepomo,


dan Soekarno. Mereka mengutarakan usulan dasar negara tersebut dalam
sidang BPUPKI.

1. Moh. Yamin

Moh. Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia secara tertulis dan


lisan. Usulan tersebut disampaikan pada 29 Mei 1945.

Usulan lisan:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Usulan tertulis:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Soepomo

Pada 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan usulannya.


Menurutnya Indonesia merdeka adalah negara yang dapat
mempersatukan semua golongan dan paham perseorangan, serta
mempersatukan diri dengan berbagai lapisan rakyat.

Berikut ini usulan dasar negara menurut Soepomo:

1. Persatuan (Unitarisme)
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

3. Ir. Soekarno

pada 1 Juni 1945, Soekarno memberikan usulan yang berbentuk


Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yakni fundamen,
filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya.

Soekarno mengusulkan dasar negara dengan sebutan Panca


Dharma, kemudian dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar
negara dinamakan Pancasila.

63
Berikut usulan dasar negara dari Ir. Soekarno.

1. Kebangsaan Indonesia
2. International atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa

Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

Di dalam naskah Piagam Jakarta, tepatnya pada alinea keempat


tercantum rumusan Pancasila. Berikut rumusan Pancasila dalam naskah
Piagam Jakarta:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun, beberapa tokoh perwakilan dari Indonesia Timur


menyatakan keberatan dengan sila pertama dalam rumusan tersebut.

Pasalnya, rakyat Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan


muslim. Hal itu menjadi salah satu latar belakang perubahan sila
pertama Pancasila menjadi 'Ketuhanan yang Maha Esa'.

Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945


oleh PPKI pada sidang pengesahan UUD 1945. Dalam sidang tersebut,
PPKI mengesahkan UUD 1945 yang di mana terdapat rumusan
Pancasila sebagai dasar negara pada alinea keempat pembukaan UUD
1945.

Berikut bunyi Pancasila sebagaimana disahkan dalam konstitusi:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

14. Konferensi Asia - Afrika

64
Konferensi Asia – Afrika, 18 – 24 April 1955, yang membicarakan usaha
bagi penyelamatan dunia dari bencana perang nuklir, dan pembentukan
dunia baru yang aman dan damai, bebas dari kolonialisme. Konferensi ini
diikuti oleh 30 negara Asia dan Afrika.

Konferensi Asia-Afrika adalah konferensi perdamaian dunia yang


dilaksanakan pada tanggal 18-25 April 1955, bertempat di Gedung
Merdeka, Bandung. Ketua penyelenggara konferensi adalah P.M. Ali
Sastroamijoyo dan dibuka oleh Presiden Sukarno. Dalam konferensi
tersebut diundang 30 negara yang berada di kawasan Asia-Afrika, namun
hanya dihadiri 29 negara karena Afrika Tengah (Rhodesia) tidak bisa datang
akibat kondisi negara yang belum stabil.

Diawali dari Konferensi Colombo pada 28 April 1954, Indonesia


melontarkan gagasan mengenai pertemuan negara-negara Asia-Afrika.
Peserta konferensi yang awalnya ragu pada akhirnya menyetujui ide
tersebut.

Latar belakang diadakannya konferensi ini adalah kesamaan nasib


negara-negara di Asia-Afrika pasca-Perang Dunia II. Selain itu, perjuangan
bangsa-bangsa terjajah untuk memperoleh kemerdekaannya setelah
Perang Dunia II terus meningkat. Negara-negara berkembang yang melihat
suasana tersebut terdorong untuk mencari jalan keluar membantu
meredakan ketegangan dan menciptakan perdamaian dunia.

Pertemuan yang berlangsung selama 8 hari itu menghasilkan beberapa


keputusan yang cukup penting, seperti memajukan kerja sama negara-
negara Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, membantu
perjuangan melawan imperialisme, menjunjung tinggi hak asasi manusia,
dan ikut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.

Selain keputusan-keputusan penting, KAA juga melahirkan sepuluh


prinsip yang tercantum ke dalam “Declaration on The Promotion of World
Peace and Coorporation” atau yang lebih dikenal dengan istilah “Dasasila
Bandung”.

Berhasilnya KAA di Bandung mendongkrak nama Indonesia yang baru


berusia 10 tahun ke kancah dunia. Tidak hanya itu, KAA membawa banyak

65
sekali dampak positif bagi Indonesia, negara-negara Asia-Afrika, dan juga
dunia.

Negara-negara Asia-Afrika turut mendukung Indonesia dalam rangka


pembebasan Irian Barat. Konferensi juga memperkuat hubungan kerja
sama negara-negara dari kedua benua tersebut. Selain itu, dunia pun ikut
terdampak seperti berkurangnya ketegangan dunia, negara kolonialis-
imperialis mulai melepaskan daerah jajahannya, dan penghapusan politik
diskriminasi rasial.

Pada intinya, KAA telah menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah


negara biasa. Indonesia telah turut berperan aktif dalam menciptakan
perdamaian dunia. Ketegangan dunia pun mulai berkurang akibat lahirnya
paham dunia ketiga (non-aligned), dan itu berkat peran dari Indonesia.

15. Pemberontakan Tentara PETA di Blitar

Pemberontakan Tentara PETA di Blitar, 14 Februari 1945. Pada


Oktober 1943 Pemerintah Pendudukan Jepang membentuk tentara
Pembela Tanah Air, namun perasaan benci terhadap tentara Jepang
semakin memuncak ketika membangun kubu-kubu pertahanan bersama
romusha. Menyaksikan penderitaan rakyat dan keinginan untuk merdeka,
Supriyadi memimpin pemberontakan batalyon PETA Blitar dengan
menyerbu markas militer Jepang.

Pemberontakan PETA di Kota Blitar pada 14 Februari 1945 dipimpin


oleh Shodancho Supriyadi. Supriyadi dan rekan-rekannya adalah lulusan
angkatan 1 pendidikan PETA di Bogor. Mereka dikembalikan ke daerah
asalnya untuk bertugas di bawah Daidan (Batalyon) Blitar. Nurani mereka
tersentuh saat melihat penderitaan rakyat Indonesia yang diperlakukan
buruk oleh tentara Jepang. Kondisi Romusha (pekerja paksa) sangat
menyedihkan karena banyak yang tewas akibat kelaparan dan terkena
berbagai macam penyakit tanpa diobati. Para prajurit PETA juga geram
melihat kelakuan tentara Jepang yang suka melecehkan wanita Indonesia.

66
Pertemuan rahasia sudah digelar sejak September 1944. Supriyadi
merencanakan aksi itu sebagai sebuah revolusi menuju kemerdekaan. 14
Februari 1945 dipilih sebagai waktu yang tepat karena akan ada pertemuan
seluruh anggota dan komandan PETA di Blitar, sehingga diharapkan
anggota-anggota yang lain akan ikut bergabung.

Tepat 14 Februari 1945 pukul 03.00 WIB, pasukan PETA menembakkan


mortir ke Hotel Sakura yang menjadi kediaman para perwira militer Jepang.
Markas Kempetai juga ditembaki senapan mesin. Dalam aksi yang lain,
salah seorang Bhudancho PETA merobek poster bertuliskan “Indonesia
Akan Merdeka” dan menggantinya dengan tulisan “Indonesia Sudah
Merdeka!”.

Pemberontakan PETA tidak berjalan sesuai rencana. Supriyadi gagal


menggerakkan satuan lain untuk memberontak dan rencana ini pun
terbukti telah diketahui oleh pihak Jepang. Dalam waktu singkat, Jepang
mengirimkan pasukan militer untuk memadamkan pemberontakan PETA.
Sebanyak 78 orang perwira dan prajurit PETA ditangkap dan dijebloskan ke
penjara untuk kemudian diadili di Jakarta. Sebanyak 6 orang divonis
hukuman mati di Ancol pada 16 Mei 1945, 6 orang dipenjara seumur hidup,
dan sisanya dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan.

Akan tetapi, nasib Supriyadi tidak diketahui. Supriyadi menghilang


secara misterius. Setelah Indonesia merdeka, sebenarnya Supriyadi
diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Pertahanan dan
Keamanan. Namun, Supriyadi tidak pernah muncul lagi untuk selama-
lamanya.

2. Atlantiswateradventures(AWA)

67
Atlantis Water Adventure sebagai theme park terbesar kedua setelah Dunia
Fantasi yang ada di kawasan Ancol. Water park itu berdiri di atas tempat dengan
lebar lima hektar. Awalannya taman permainan air itu namanya Taman Rekreasi
Air Gelanggang Renang Ancol. Setelah direvitalisasi, namanya berlainan seperti
topik yang dibopong yakni peradaban Yunani yang hilang atau Atlantis.

Atlantis Water Adventures mengajak beberapa pengunjung untuk rasakan


penelusuran ke dunia yang hilang dengan lewat Sembilan type kolam dan jenis
permainan Fasilitas yang asyik dan melawan.

AtlantisWaterAdventuresmerupakantamanrekreasiairtematikdengankonsepper
adabandankota-
kotakunodiwilayahMediteraniayanglenyapakibatletusangunungapidangempabumi.
AtlantisWaterAdventuresyangdahulubernamaGelanggangRenangAncolresmidibuka
untukumumpadatanggal28Juni1974diresmikanolehGubernurDKI Jakarta Bapak
Let.Jend Marinir Ali Sadikin dengan luar areal menjadi 7 HA.

Atlantis Water Adventure memiliki delapan kolam khusus. Semua kolam


diberi nama seperti sejumlah figur yang kerap ada pada legenda Yunani yaitu
Poseidon, Antila, Plaza Atlas, dan Aquarius. Ada pula kolam yang disebut Octopus,
Atlantean, dan Kiddy Pool. Tempat wisata itu dilengkapi dengan kolam arus. Di
fasilitas itu pengunjung bisa rileks sekaligus cicipi semua pemandangan sarana
water park tidak perlu lelah mencari. Anda cukup duduk di atas perahu karet yang
bergerak mengkuti di kolam yang memutari taman permainan air.

a. Letak Geografis

Siapa yang tidak mengenal Ancol. Ya, tempat wisata paling terkenal di
ibukota Jakarta disamping Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kawasan wisata
yang sudah ada sejak dulu ini terletak di daerah utara Jakarta yang berada di tepi
pantai Lau Jawa.

b. Sejarah Berdirinya

Dulu namanya adalah Gelanggang Renang Ancol. Unit rekreasi tersebut


resmi dibuka pada tanggal 28 Juni 1974 silam dan memiliki tema berbeda dari
kolam renang Ancol yang dikenal saat ini. Semulan kolam membentang di atas
lahan seluas 7 hektare dan setelah mengalami revitalisasi, luasnya dipangkas
menjadi 5 hektare saja.Perombakan besarterjadidanakhirnya AtlantisWater
Adventurepun dibuka.

68
Konsep yang diusung mengangkat tema Atlantis, yakni peradaban di
Mediterania yang hilang akibat faktor gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul Sejarah Atlantis
Water Adventure Ancol, Ternyata Sudah Ada Sejak 1974 Silam.

c. Fasilitas

1. Crazy Highest Longest Slide

Seluncuran tertinggi dan terpanjang di Indonesia ini punya daya tariknya


tersendiri. Para pencinta adrenalin rasanya wajib untuk merasakan sensasi
meluncur dengan kecepatan tinggi di Crazy Highest Longest Slide. Baca juga:
Reservasi Tiket Dufan Ancol Lebih Mudah dengan Annual Pass, Begini
Caranya Ada dua model seluncuran yang bisa dicoba, yaitu bentuk terbuka
dan tertutup. Taktanggung-tanggung, masing-masing memiliki panjang 122
meter dan 149 meter. Buat yang ingin menikmati liburan dengan memacu
adrenalin, pastikan mencoba seluncuran ini. Namun untuk para penderita
penyakit jantung danstroke tidak disarankan menaiki wahana guna
menghindari potensi masalah yang mungkin muncul

2. Asthatirta

69
Asthatirtamerupakanwahanaserbaairyangsiapmembuatliburanlebihmenye
nangkandengan8seluncuranberbeda.8slidetersebutbernamaAcalpati,
Cakra,Anta,Dawala,Aglis,Apsara,Arsa dan Arshanti.Padabagian
tengahwahanajugaterdapatdrumgiantyangmanasetiapbeberapadetiksekaliakan
menumpahkanair.InilahyangmenjadisalahsatukeseruanwahanaAsthatirta.Waha
nainibisadinikmatiolehberbagaikalangan,baikanak-anakmaupundewasa.

4. KolamOmbakPoseidon

Kolamombakbukanlahsuatuwahanabaruyangditemukandikolamrenang.Namun
diAtlantisWaterAdventure,kolaminidipompadenganombakbuatanyangcukupbe
sarmenyerupaiombakdilaut.Pastikanbersiapditepikolamlantaranombakhanyada
tangsetiapsatujamsekali.Pengunjungbisamenggunakanfloatiesuntukmerasakan
sensasiterombang-
ambingsepertidiataskapal.KolamOmbakPoseidonbisadijadikanwahanarekreasi
yangtidakmelelahkansetelahseharianberenang.

70
3.Dunia Fantasi (DUFAN)

Dufan atau Dunia Fantasi merupakan tempat hiburan terbesar di Jakarta yang
menarik. Dunia Fantasi yang biasa disingkat Dufan yang terletak di kawasan Ancol
Taman Impian, Jakarta Utara, menjadi tempat tujuan rekreasi bagi warga Jakarta
maupun luar kota Jakarta, baik untuk keluarga atau kaum muda. Walaupun
tempat ini sudah tidak asing bagi warga Jakarta, tetapi ada banyak hal yang
membuat pengunjung tidak bosan untuk mengunjunginya lagi. Hal ini tidak
mengherankan, karena tempat wisata yang berlogo primata bekantan ini memiliki
keunggulan untuk menarik pengunjung

Jakarta boleh berbangga karena memiliki Dufan yang memiliki beraneka


ragam permainan yang mirip dengan yang ada di negeri lain. Di kota yang tidak
terlalu banyak memiliki tempat wisata, Dufan seolah telah menjawab kebutuhan
untuk berekreasi bagi warganya. Seperti umumnya masyarakat perkotaan yang
sibuk, para keluarga umumnya memilih Dufan Ancol untuk berlibur karena
letaknya yang dekat yaitu di dalam kawasan Ancol Taman Impian sehingga tidak
perlu keluar kota. Biaya untuk berekreasi disni tidak terlalu besar bila
dibandingkan wahana yang dapat dicoba. Selain itu, kawasan Ancol yang
merupakan kawasan pantai yang ada di kota Jakarta dapat menjadi sarana
mengenalkan alam untuk anak-anak.

a. Letak Geografis

Dunia fantasi berada ditanah seluas 9,5 hektar yang berada dikawasan
Jakarta Utara.diresmikan dan dibuka untuk umum pada tanggal 29 Agustus 1985.
Dunia fantasi ini berada di Jl. Lodan Timur No.7, RW.10, Ancol, Kec.
Pademangan, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14430. Dufan
merupakan bagian tak terpisahkan dari Taman Impian Jaya Ancol.Ancol.

71
b. Sejarah berdirinya

Dufan dibangun karena ambisi Presiden Soekarno untuk membangun


tempat wisata berskala besar. Keinginan tersebut muncul seusai Presiden
Soekarno berkunjung ke Disneyland di Amerika Serikat pada tahun 1956.
Soekarno lantas memilih Ancol sebagai lokasi pembangunan. Rakyat Jakarta
mengenal Ancol sebagai tempat "jin buang anak", karena lokasi ini dipenuhi
rawa-rawa.

Soekarno kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden mengenai Panitia


Pembangunan Proyek Ancol dan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1960
untuk menyulap Ancol menjadi tempat wisata. Soekarno akhirnya menunjuk
Gubernur DKI Jakarta yang bertugas kala itu, Soemarmo Sastroatmodjo.

Proyek pembangunan Ancol akhirnya dipegang kontraktor asal Perancis


bernama Compagnic Industriale de Travaux (Citra). Citra dipilih karena sebagian
besar kontraktor dalam negeri tidak mampu memenuhi kualifikasi teknis
pembiayaan maupun pengerjaan proyek tersebut. Sebagai pemegang kendali
proyek, Citra hanya mengerjakan pembangunan tahap pertama yang meliputi
penimbunan rawa-rawa, empang, dan hutan belukar. Pembangunan tahap
pertama selesai pada Februari 1966.

Pembangunan sempat tertahan akibat situasi politik yang memanas pada


1965, lalu pembangunan Ancol kembali diteruskan di bawah komando Gubernur
DKI yang baru, Ali Sadikin. Kontraktornya pun berbeda, saat itu Ali Sadikin
menunjuk PD Pembangunan Jaya yang dikepalai Ciputra.

Salah satu rencana yang disodorkan Ciputra ialah mendirikan tempat


rekreasi serupa Disneyland di Ancol. Pemerintah setuju dan segera mengirimkan
seluruh tim arsitek dan teknisi Ancol ke Amerika Serikat guna mempelajari

72
segala hal yang berhubungan dengan Disneyland untuk nantinya dituangkan
dalam wujud baru bernama Dunia Fantasi.

Batu pertama pembangunan Dufan diletakkan pada 17 September 1982


oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, R. Soeprapto. Proses pembangunan di atas
lahan seluas 9,5 hektar tersebut dibiayai sepenuhnya oleh pinjaman dari Bank
BNI 1946.Setelah tiga tahun bersolek, pada 29 Agustus 1985, Dufan resmi
dibuka untuk umum.

Dunia Fantasi mempunyai beberapa maskot yang salah satunya berupa


kera bekantan yang diberi nama Dufan (singkatan dari Dunia Fantasi). Dipilihnya
kera sebagai karakter adalah untuk mengingatkan bahwa Ancol dahulu adalah
kawasan Kera. Sedangkan pemilihan kera bekantan adalah semata-mata untuk
mengenalkan jenis satwa langka yang kini dilindungi.

Pada awalnya, Bentuk karikatural kera bekantan ini divisualisasikan oleh


Matari Advertising yang ikut serta dalam program komunikasi awal Dunia
Fantasi karena pada saat itu, Agustinus Teddy Darmanto selaku ketua sekaligus
penanggung jawab BenDufa (Bengkel Dunia Fantasi) sangat sibuk dalam tahap
penyelesaian akhir.

Oleh karena itu, pengvisualisasian diberikan pada Matari Advertising.


Namun setelah Dunia Fantasi dibuka untuk umum, visualisasi karakter Dufan
diambil alih kembali oleh tim BenDufa dan kemudian terciptalah logo beserta
karakter-karakter Dunia Fantasi.

Dunia Fantasi (Dufan) adalah taman hiburan kebanggaan provinsi DKI


Jakarta. Tempat hiburan yang terletak di Jakarta Utara ini kerap disandingkan
dengan sosok almarhum Ciputra.

Meski begitu, mungkin masih banyak orang bertanya-tanya tentang


kepemilikan taman hiburan yang dibuka sejak 1985 silam ini. Lantas siapa
sebenarnya pemilik taman hiburan Dufan?

Dunia Fantasi dan kawasan Ancol dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya Ancol
Tbk, perusahaan patungan yang didirikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
Ciputra Group melalui PT Pembangunan Jaya.

PT Pembangunan Jaya yang merupakan perusahaan milik Ciputra didirikan


pada 3 September 1961, sebagai tindak lanjut amanah Presiden Pertama
Republik Indonesia Soekarno kepada Gubernur Jakarta saat itu,Soemarno, untuk
melakukan revitalisasi kota Jakarta.

Situs resmi PT Pembangunan Jaya mencatat bahwa visi para pendiri waktu
itu adalah melakukan bisnis yang berupa public-private partnership. Ketika

73
diberi kepercayaan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, untuk
membangun kawasan Ancol, Ciputra dan Pemprov DKI mendirikan perusahaan
patungan bernama PT Pembangunan Jaya Ancol yang kemudian menjadi
perusahaan publik pada 2004.

c. Fasilitas

Daftar Wahana Dufan Terbaik Menghabiskan waktu di taman hiburan paling


menyenangkan ini tentunya menjadi kenangan tersendiri yang tak terlupakan.
Yuk, kenalan dengan wahana favorit pengunjung:

1. Kora-kora

Kora-kora sekilas wahana terlihat biasa saja. Kora-kora adalah wahana


permainan dengan bentuk seperti kapal yang bergerak mengayun. Kapal
tersebut akan berayun maju dan mundur secara perlahan-lahan terlebih dahulu,
kemudian kecepatan dan ketinggiannya akan meningkat secara berkala. Boleh
banget kamu coba. Bagi yang tidak tahu mengira wahana berbentuk perahu
besar ini sebagai permainan anak-anak. Padahal, kora-kora akan mengayun-
ayunkan pengunjung dengan kecepatan tinggi. Meski tidak melempar-
lemparkan pengunjung dari ketinggian, wahana ini tetaplah cukup ekstrim.

2. Komidi Putar

74
komedi putar yang dilengkapi dengan 40 kuda tunggangan serta dihiasi
ribuan lampu yang membuat meriah dan semarak dan termasuk wahana klasik
di Dunia Fantasi. Permainan ini akan mengajak pengunjung memasuki
romantisme saat kanak-kanak, sehingga tak heran wahana ini digandrungi
pengunjung segala usia. komedi putar ini solusi bagi pengunjung yang hanya
ingin bersenang-senang tanpa merasakan ketakutan sedikitpun. Komidi putar
atau karosel ini berupa wahana kuda-kudaan yang membawa penumpang
berputar secara perlahan. Wahana ini cocok sekali untuk pengunjung yang
ingin menikmati panorama sekitar.

3. Halilintar

Menjadi salah satu wahana favorit dan ekstrim di Dufan, wahana


Halilintar mampu menguji adrenalin Anda bukan hanya merasakan seluncuran
dengan loop 360°, tapi juga lintasan turunan dan tanjakan yang tinggi dan
cukup menikung. Berkapasitas 24 orang, wahana ini mampu membuat Anda
serta kerabat dan teman-teman berteriak histeris untuk melupakan segala
kejenuhan dari rutinitas sehari-hari. Layaknya halilintar ketika ada badai,
fenomena langit tersebut bergerak secara zig-zag atau liku-liku. Terinspirasi
dari fenomena tersebut, roller coaster ini memiliki lintasan yang berliku-liku,

75
berputar, terbalik dan rumit. Bagi para pecinta adrenalin, pastikan
menyambangi wahana ekstrem ini Beroperasi sejak : 1987

Asal Pembuat : Amerika Serikat (Arrow Huss)

Kapasitas : 6 x 4 (24 org)

Durasi permainan : 1,5 menit

Tinggi min : > 125 cm

4. Baku TokiToki

Wahana permainan sangat mudah ditemui di taman rekreasi bertema dan


biasanya sangat diminati remaja

pria untuk mengadu kebolehan mengendarai Bumper Car. Dalam permainan


ini sangat kental unsur fisika berupa hukum kekekalan momentum dan
hukumNewton

Beroperasi sejak : 1985

Asal pembuat : Prancis (Reverchon)

Kap. penumpang : 8 x 2 org (16 org)

Durasi permainan : 4 menit

Tinggi min : >120 cm

Wahana Baku Toki merupakan wahana yang menjadi primadona pada era
dimana saat itu dikenal dengan nama bom bom car. Wahana Baku Toki sendiri
memiliki nama lain yaitu mobil senggol atau bumper car, wahana ini memiliki
8 kendaraan yang siap untuk ditabrak oleh pengendara lain dan disitulah inti

76
dari permainan ini sehingga menimbulkan rasa keseruan tanpa adanya rasa
dendam.

Pada pertengahan 2015 wahana Baku Toki mengalami perubahan format,


yang awalnya bisa untuk digunakan oleh orang dewasa namun saat ini berubah
menjadi wahana yang dikhususkan untuk anak-anak yang memiliki tinggi
120cm hingga 140cm dan untuk orang dewasa bisa menggunakan wahana
Ubanga-banga yang telah diperbaharui baik mobil dan teknologinya.

Baku Toki wahana yang memiliki nama lain bomb-bomb car ini juga
menjadi wahana terpopuler disini, baik di kalangan anak-anak maupun remaja.
Keseruan menabrakkan mobil ke mobil lain tidak bisa ditemukan pada wahana
lain. Kencangkan sabuk pengaman, injak pedal gas dan arahkan ke target mobil
yang ingin ditabrak.

5. Hysteria

Seperti namanya, wahana Dufan Hysteria akan membuat penumpangnya


menjerit histeris. Wahana yang bergerak ke atas dan ke bawah dalam waktu
singkat ini sangat menguji nyali. Meski tergolong sebagai wahana ekstrem,
Hysteria tak pernah surut peminat.

6.. Turbo Drop

77
Turbo Drop dikhususkan untuk para pecinta ketinggian. Turbo Drop akan
menjatuhkan penumpang dari ketinggian 8 meter dalam waktu sekejap dan
tiba-tiba. Bahkan, wahana ini akan memutar-mutar para penumpang selama
beberapa kali.

7. Bianglala

Bianglala merupakan salah satu wahana yang dapat melihat landscape


Dufan dari ketinggian. Wahana ini bergerak berputar mengikuti bentuk
lingkaran dengan ketinggian 30 meter dan memiliki 30 buah gondola, para
pengunjung bisa melihat titik-titik atas Dunia Fantasi sehingga kita bisa
mengetahui seberapa luasnya Dufan dari ketinggian 30 meter.

Bentuk wahana permainan ini begitu khas yaitu berupa platform


berbentuk lingkaran di mana unsur keseimbangan berperan penting dalam
permainan ini. sehingga untuk menaiki permainan ini harus di isi 4 orang
dalam satu gondola agar terjadi keseimbangan. Wahana Dufan ini sangat cocok

78
dinikmati bersama teman-teman. Penumpang akan dimanjakan dengan
pemandangan luar biasa dari atas. Ini merupakan cara lain selain menumpangi
Gondola untuk melihat panorama Ancol.

8. Tornado

Tornado ini sangat digemari oleh para petualang yang mengharapkan


tantangan lebih. Wahana ini juga sangat digandrungi para pemuda pemuda di
dunia khususnya theme park besar yang ada di dunia dan wahana ini termasuk
wahana dengan teknologi terkini karena pergerakannya seperti 2 lengan robot
yang secara otomatis mengikuti perintah dari modul yang ada pada mesin
wahana.

Wahana paling atraktif karena tidak hanya menegangkan tapi juga


menghibur. Wahana ini merupakan kelas paling canggih dari jenis permainan
Top Spin yang ada di dunia yang mana kedua lengan utamanya bisa bergerak
secara bebas.

Beroperasi sejak : 2007

Asal Pembuat : Italia (Zamperla)

Kapasitas : 20 x 2 (40 org)

Durasi permainan : 2,5 menit

Tinggi min : > 100 cm

menaiki wahana ini harus siap fisik dan mental, tidak boleh dalam
keadaan lelah ataupun sakit karena setelah naik wahana ini seperti sehabis
berada di dunia yang belum pernah kalian rasakan namun untuk
keselamatannya tetap terjaga karena setiap bangku wahana ini terdapat sensor
yang tidak akan bisa bergerak jika semua bangku tidak terpasang sabuk
pengamananya secara baik. Penumpang diposisikan untuk duduk saling
membelakangi di deretan kursi sejajar. Dalam satu kali permainan, mampu

79
membawa 40 orang sekaligus. Uji jantung Anda dengan menahan adrenalin
ketika di jungkir balikkan di udara.

9. Ice age arctic adventure

Beroperasi pada tahun 2014 dan memiliki lintasan sepanjang 365meter.


Wahana hasil kerjasama Dunia Fantasi Ancol dengan 20th Century Fox
Consumer Products dan 3DBA merupakan wahana Ice Age pertama di Asia
dan kedua di dunia setelah Jerman. Melalui wahana ini, pengunjung akan di
bawa ke petualangan zaman es secara lebih nyata melalui lintasan dark ride
dan berbagai teknologi dan special effect seperti animatronic dan movie screen.

Sobat Dufan akan merasakan sensasi dingin seperti berada di antartika,


selain itu akan ada kejutan-kejutan yang membuat sobat Dufan ketagihan
apalagi saat puncak wahana ini akan berakhir dan hal ini yang akan membuat
sobat Dufan ke-ta-gi-han. Tak salah jika wahana Ice Age menjadi wahana yang
cukup digemari oleh semua kalangan. Sobat bisa melihat para dinosaurus yang
berada di film Ice Age hidup dan bergerak seperti nyata dan beberapa karakter-
karakter utama Ice Age yang dapat berbicara sehingga Sobat Dufan akan terasa
seperti berada di dalam dunia mereka.

10. Paralayang

80
Wahana ini merupakan wahana favorit anak-anak karena sifat
permainannya yang riang dan menyenangkan.

Beroperasi sejak : 29 Agustus 1985

Kapasitas tempat duduk : 12 x 2 (24 org)

Durasi permainan : 3 menit

Tinggi min : > 100 cm

Paralayang menjanjikan sensasi terbang di dalam dunia kartun yang


sangat seru. Setiap kursi dapat diisi oleh dua orang. Tak perlu khawatir, ada
sabuk pengaman yang melindungi keselamatan penumpang. Puas menaiki
wahana Dufan ini, pengunjung bisa mengambil swafoto di spot-spot
instagramable di sekitar wahana.

11. Istana Boneka

Tenang, boneka disini bukanlah boneka berwajah seram, melainkan


boneka yang menggambarkan kebudayaan Nusantara dan negaranegara lain.
Penumpang akan bergerak di atas perahu yang melintas di atas sungai, di mana
kanan dan kirinya terdapat animatronic canggih. Bonekaboneka tersebut dapat
menyapa dan bergerak secara sendirinya. Ini merupakan wahana yang bisa
dinikmati bersama buah hati tercinta.

12. Ontang-anting

81
Waktu kecil pasti sobat pernah naik ayunan yang didorong ke depan dan
belakang oleh teman atau orang tua, tapi bisa bayangin gak kalau naik ayunan
yang geraknya berputar dan melayang tinggi. di wahana Ontang Anting sobat
bisa naik wahana ini serasa naik ayunan yang berputar tinggi, rasanya pasti
tidak terlupakan walaupun wahana ini sederhana namun keamanannya
sangat dijaga sehingga pengunjung tidak perlu khawatir akan keselamatannya.

Pertama kali dibuat oleh Zierer pada tahun 1972 dan hanya ada 200 unit
di seluruh dunia. Uniknya. Masing-masing mempunyai desain retroklasik
bergaya Renaissance yang khas sehingga menjadikannya tidak hanya sekedar
wahana permainan tetapi juga karya seni.

Beroperasi sejak : 1987

Asal Pembuat : Germany (Zierer GmbH)

Kapasitas : 48 orang

Durasi permainan : 3,6 menit

Tinggi min : > 125 cm

82
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kami merasa senang pada saat berwisata ke Jakarta karena kami jadi
lebih mengerti tentang tempat-tempat wisata yang ada di kota Jakarta serta
ilmu pengetahuan kami menjadi bertambah, serta menambah pengalaman
saat berwisata. Kota Jakarta adalah kota yang banyak mengandung sejarah.
Disana banyak terdapat tempat wisata. Maka dari itu apabila kita berwisata
ke Jakarta sebaiknya kita tidak boleh hanya bersenang-senang saja. Kita juga
harus mengetahui sejarah tentang tempat tersebut. Terlebih apabila kita
pergi ke museum, kita dapat benda-benda bersejarah, dari situ kita dapat
mengetahui kehidupan zaman dahulu.
B. Saran
a. Untuk para panitia sebaiknya pada saat di tempat wisata kami di berikan
waktu yang cukup lama, supaya kami bisa mencari informasi dan
pengalaman tanpa terburuburu.
b. Untuk guru dan panitia penyelenggara di harapkan tahun-tahun
mendatang tujuan wisata yang belum pernah dikunjungi tahun-tahun
lampau.
c. Untuk adik kelas sebaiknya jika ada Study Tour diharapkan agar dapat
mengikuti kegiatan Study Tour tersebut karena selain menyenangkan juga
menambah pengalaman dan wawasan bersama teman-teman dan guru.

83
d.
DAFTAR PUATAKA

https://m.mediaindonesia.com/megapolitan/493228/sejarah-monumen-
nasional
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional#:~:text=Monas
%20didirikan%20untuk%20mengenang%20perlawanan,umum%20pada
%2012%20Juli%201975.
https://amp.kompas.com/travel/read/2020/02/02/190000327/tugu-
monas-punya-diorama-ini-yang-paling-unik#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16781896725312&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com
https://www.ancol.com/unit-rekreasi/atlantis-water-adventure--4
https://www.ancol.com/unit-rekreasi/dunia-fantasi--2
https://travel.tribunnews.com/2022/09/10/8-wahana-terbaik-di-atlantis-
water-adventures-ancol-bikin-liburan-makin-seru-dan-berkesan
https://www.ancol.com/blog/wahana-dufan/
https://www.ancol.com/unit-rekreasi/dunia-fantasi--2
https://www.ngetrip.my.id/2022/01/atlantis-water-adventures-
ancol.html?m=1

84
DAFTAR LAMPIRAN

85

Anda mungkin juga menyukai