Anda di halaman 1dari 7

1.4.

PENGADUKAN
( DEGESTER )
I. DASAR-DASAR PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dasar-dasar pengolahan Halaman : 1


Minyak sawit 1.4. PENGADUKAN (DIGESTING)

1.4.1. Pendahuluan
__________

Proses pengadukan yang harus dijalani oleh buah (daging buah) untuk
memperoleh minyak secara rational adalah proses yang cukup penting,
sebab proses pengadukan yang sempurna (baik) akan menghasilkan
minyak yang optimal.
Untuk tujuan itu diperlukan pengertian mengenai daging buah dan
susunannya.
Secara global maka buah kelapa sawit terdiri dari :

- Daging buah
- Cangkang Biji
- Inti biji

Tebal daging buah, dari buah yang cukup baik (normal), berkisar antara 2
s/d 8 mm sesuai dengan jenis buah.
Daging buah ini terdiri dari sel-sel yang mengandung minyak, serabut dan
bahan pengikat (semen).
Sel-sel yang mengandung minyak mempunyai dinding yang tipis dan
boleh dikatakan terisi sepenuhnya oleh minyak yang berbentuk bintik-
bintik.

Serabut yang tersusun memanjang dari pangkal kearah ujung buah


melingkungi daging buah. Bahan pengikat (semen) yang mempunyai sifat
seperti Pectine, mengikat sel-sel antara sesamanya dan juga mengikat
serabut sehingga terbentuk suatu ikatan atau dalam hal ini kita sebut
daging buah.

Analoginya adalah beton bertulang :

- Kerikil = sel-sel.
- Kerangka besi beton = serabut.
- Semen/Specie = bahan pengikat/Pectine.

Untuk lebih memahami gejala-gejala yang terjadi didalam proses


pengadukan (peremasan) perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

a. Suatu potongan/irisan yang tidak terlalu tipis dari buah yang matang
dan masih segar yang dicelupkan kedalam air dingin, tidak akan
mengalami perobahan apapun.
I. DASAR-DASAR PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dasar-dasar pengolahan Halaman : 2


Minyak sawit 1.4. PENGADUKAN (DIGESTING)

b. Irisan seperti tersebut dalam (a), setelah dicelupkan beberapa saat


kedalam air panas (90ºC - 100ºC) akan terurai.
Ikatan antar sel terputus dan sel atau gugusan sel akan bercerai-berai
dengan bintik-bintik minyak didalamnya.

c. Jika percobaan (b) dilakukan dengan risan daging buah yang telah
direbus, maka hasilnya akan sama tetapi penguraian daging buah
akan lebih cepat terjadi.

d. Pada serabut yang dikeluarkan dari dalam daging buah matang yang
segar akan terdapat sel-sel yang mengandung minyak, yang melekat
padanya dan tidak dapat dilepaskan dari serabut dengan
mencelupkannya kedalam air dingin.

e. Sel-sel tersebut diatas akan melepas dari serabut jika dilakukan


pencelupan kedalam air panas.

Dari hal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa semen yang
mengikat sel-sel kepada sesamanya dan kepada serabut akan larut
dalam air panas karena sifatnya yang seperti Pectine untuk kemudian
berubah menjadi Peclos yang larut dalam air panas.

Didalam buah, perobahan ini berlangsung selama proses pematangan.


Demikian juga halnya dengan serabut dan sel minyak yang terikat pada
batok/cangkang biji oleh semen yang sama seperti tersebut diatas.

Mudahlah sekarang untuk dimengerti bahwa karena pengaruh perebusan


(panasnya uap) maka ikatan antar sel, serabut dan batok biji menjadi
lemah sekali.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan tindakan apa yang perlu
dilaksanakan untuk mencapai effect pengadukan yang seting-tingginya
dan berguna untuk mendapatkan minyak yang semaksimal mungkin.

1.4.2. Tujuan Utama Proses Pengadukan


____________________________

Proses pengadukan bertujuan memudahkan pekerjaan pengempaan


sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah
dengan tingkat kerugian yang sekecil-kecilnya.
I. DASAR-DASAR PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dasar-dasar pengolahan Halaman : 3


Minyak sawit 1.4. PENGADUKAN (DIGESTING)

Untuk mencapai tujuan itu perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Pengadukan harus menghasilkan peremasan yang optimal sehingga


daging buah terlepas seluruhnya dari bijinya; tidak boleh terdapat
buah yang amsih utuh (daging buah masih melekat pada bijinya).

b. Pengadukan harus menghasilkan masa yang merata (Homogen) dan


biji tidak boleh memisah dari masa untuk kemudian turun kebagian
bawah Ketel Pengaduk.

c. Daging buah tidak boleh teremas lumat menjadi bubur, struktur


serabut dari daging buah harus masih tampak.

d. Minyak kasar yang keluar dari daging buah selama pengadukan harus
dialirkan keluar dari Bejana pengadukan untuk menghindarkan
pembentukkan emulsi.

e. Pemanasan 95ºC selama proses pengadukan diperlukan untuk


mempertinggi effect pengempaan Pemanasan tidak boleh
mengakibatkan masa yang teraduk menjadi mendidih dan untuk itu
suhu harus dapat diatur dan diukur.

Penelitian terhadap syarat-syarat tersebut diatas penting sekali karena


sebagian besar didasarkan kepada penglihatan, ump : pengamatan
“Massa” yang keluar dari Bejana pengadukan menuju Press melalui
talang yang dilengkapi kaca atau Fibre Glass yang transparant.

Kerugian Minyak yang tertinggal didalam ampas Pressan dapat diteliti,


tetapi penelitian itu tidak selalu dapat digunakan untuk menilai proses
pengadukan sebab faktor lain (diluar proses pengadukan) juga sangat
berpengaruh pada kegiatan itu, antara lain tingkat kematangan dari buah
yang diolah serta proses perebusan.

Penelitian yang lebih cermat akan memerlukan waktu penelitian yang


tidak sedikit sehingga tidak mungkin dapat dilakukan didalam waktu
singkat.
I. DASAR-DASAR PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dasar-dasar pengolahan Halaman : 4


Minyak sawit 1.4. PENGADUKAN (DIGESTING)

1.4.3. Hal-hal yang Perlu Diketahui Selama Proses Pengadukan


______________________________________________

Untuk pengertian praktis dibutuhkan pengetahuan mengenai hal-hal yang


terjadi selama pengadukan yaitu :

a. Perusakan dari sel minyak


b. Pengeluaran minyak dari dalam ketel pengaduk
c. Pendidihan isi dari Ketel Pengaduk
d. Pengisian Ketel Pengaduk & pengaruhnya terhadap effek
pengadukan.

a. Perusakan sel-sel minyak


_____________________
Karena gesekan yang timbul pada waktu pengadukan maka dinding
sel (daging buah) yang mengandung minyak akan terkoyak/terusak
sehingga minyak (bintik-bintik minyak) akan keluar dengan sendirinya
atau sekurang-kurangnya dapat dengan mudah sekali dikeluarkan
dari dalam sel pada proses pengempaan (Press).

Jika diambil ampas pengempaan dan diteliti sel-sel minyaknya


dibawah Mikroskop, maka akan dapat dilihat bahwa sel minyak itu
sebagian besar hilang dan hanya pada beberapa bahagian saja
masih kelihatan sedikit sisa minyak berbentuk bintik-bintik.

Apabila selama proses pengadukan minyak yang telah membebaskan


diri dari selnya tersebut tidak segera dialirkan keluar dari dalam Ketel
Pengaduk, maka masa yang sedang diaduk menjadi licin serta akan
berakibat menurunnya efek pengadukan dan dengan demikian tidak
dapat memenuhi apa yang diinginkan.

b. Perusakan sel-sel minyak


_____________________
Kecuali menurunkan effek pengadukan, seperti dijelaskan diatas
maka minyak “bebas” yang tidak dikeluarkan dari dalam Ketel
Pengaduk (Digester) akan membentuk emulsi dengan unsur lain yang
terkandung dalam minyak kasar itu.
I. DASAR-DASAR PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dasar-dasar pengolahan Halaman : 5


Minyak sawit 1.4. PENGADUKAN (DIGESTING)

Minyak kasar ini terbentuk dari unsur-unsur :

1. Non-fat (bahan bukan lemak) : terdiri dari serat-serat,


sisa-sisa sel & bahan lain yang dapat larut.

2. Cairan bukan minyak.

3. Emulsi cairan bukan minyak dengan minyak.

4. Emulsi minyak dengan cairan bukan minyak.

5. Minyak.

Terutama emulsi tersebut (3) dan (4) adalah cairan yang tinggi sekali
Viskositasnya yang dihasilkan oleh pengempaan pada tekanan tinggi.

Untuk menurunkan Viskositas dapt ditempuh beberapa cara, antara lain :

- Menambah air panas kedalam Ketel Pengaduk tetapi hasilnya


tidak memuaskan, malahan merugikan karena : effek pengadukan
akan sangat menurun. Daging akan “tercuci” sehingga sel-sel tidak
terpecah dan kandungan minyak didalamnya akan ikut terbawa
bersama lumpur dan meningkatkan kerugian minyak didalam lumpur
(Sludge).

- Penambahan air panas pada minyak kasar hanya dilakukan


pada proses pengempaan (Press).

- Pengenceran Minyak kasar tersebut diperlukan terutama pada


proses penyaringan dan pemisahan awal antara minyak dengan
lumpur (Sludge) pada System Continous Settling Tank (Clarifier) di
Station Clarification (Station Pemurnian Minyak).

- Untuk memperoleh pengenceran yang dikehendaki diperlukan


penambahan air panas yang tidak sedikit yaitu berkisar anatara 15%
s/d 20% per ton TBS. Hal ini menyebabkan timbulnya pekerjaan extra
pada Station Pemurnian Minyak.
I. DASAR-DASAR PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dasar-dasar pengolahan Halaman : 6


Minyak sawit 1.4. PENGADUKAN (DIGESTING)

c. Pemanasan Isi Ketel Pengaduk


_________________________

Meskipun Minyak “bebas” didalm pengadukan telah dialirkan keluar


dari dalam Ketel Pengaduk tetapi tetap masih akan terdapat sisa-sisa
cairan yang karena pendidihan membentuk gelembung yang timbul
bergerak kearah atas sambil membawa sisa cairan yang mengendap
dibagian bawah dari Ketel Pengaduk, sehingga msa yang sudah
menjadi lebih kesat akan encer kembali dan merugikan effek
pengadukan.

Kecuali hal yang tersebut diatas itu maka gelembung pendidihan yang
selaput tipisnya mengandung minyak, jika kemudian pecah, akan
menyebabkan minyak yang semula sudah berhimpun akan terpencar
kembali dalam bintik minyak yang sangat halus (terjadi emulsi).

Ketentuan dibawah ini adalah mutlak dan harus menjadi perhatian


yaitu :

- Jika Ketel Pengaduk terisi penuh maka tekanan yang


ditimbulkan oleh beban berat isian itu sendiri mempertinggi gaya
gesekan yang diperlukan untuk memperoleh hasil pengadukan
yang optimal.

- Jangka waktu pengadukan yang harus dialami oleh isi Ketel


Pengaduk sebelum di Press juga merupakan faktor yang cukup
penting untuk dapat memenuhi syarat-syarat pengadukan yang
baik.

- Semakin banyak isian suatu Ketel Pengaduk maka semakin


lama buah akan teraduk sebelum dikempa, jadi gabungan dari
kedua faktor : isian Ketel Pengaduk dan jangka waktu
pengadukan harus diusahakan sedapat mungkin untuk dipenuhi
secara simultan.

Anda mungkin juga menyukai